A2 5 Krim Menthol Laporan Akhir
A2 5 Krim Menthol Laporan Akhir
I. Latar Belakang
Krim adalah produk yang mudah dan praktis penggunaannya dan didefinisikan
sebagai sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau
terdispersi dalam bahan obat yang sesuai. Umumnya produk krim terbentuk dari minyak yang
dimasukkan ke dalam air pada fase minyak dan humektan yang lebih banyak dari pada produk
lotion. Krim terdiri dari 15%-40% fase minyak dan 5%-15% fase humektan, dengan
karakteristik penampakannya hampir sama dengan produk lotion (Yumas,2016).
Krim merupakan salah satu bentuk sediaan topical umumnya digunakan untuk terapi
yang bersifat local. Bentuk sediaan krim lebih disukai oleh masyarakat karena mudah
dibersihkan dan mudah menyebar. Penggunaan sediaan krim tipe M/A dibuat dengan cara
mendispersikan minyak dan air. Keunggulan krim tipe M/A yaitu memberikan efek yang
optimum karena mampu menaikkan gradient konsentrasi zat aktif yang menembus kulit
sehingga absorbs perkutan menjadi meningkat (Kurniasih,2016).
Menthol merupakan salah satu senyawa monoterpen yang ada pada tanaman Mentha
piperita L. Menthol dan piperitenol (Rosman 2007). Krim adalah bentuk sediaan setengah
padat, berupa emulsi mengandung ait tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk
pemakaian luar. Krim terdiri dari emulsi minyak di dalam air atau disperse mikrokristal asam-
asam lemak atau alcohol berantai panjang dalan air yang dapat dicuci dengan air dan lebih
ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika (Rowe,2006).
II. Preformulasi
a. Zat Aktif
Menthol (Rowe,2006)
Struktur kimia
pH larutan
pKa
Titiklebur 34oC
Stabilitas
Panas Stabil dalam suhu ruang dan dapat disimpan selama 18
Hidrolisis/oksidasi bulan
Cahaya
Kegunaan Agen terapi, agen penyedap
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu tidak lebih dari
25oC
Kesimpulan :
Bentukzataktif yang digunakan (basa/asam/garam/ester) :
Bentuksediaan (lar/susp/emulsi/serbukrekonstitusi) :Krim
(krim/salep) :
Kemasan : pot krim
Struktur kimia
Rumus molekul
Berat molekul
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya
Vaselin Alba (Rowe,2006)
Struktur kimia
Rumus molekul
Nama kimia Petrolatum
Merkur; mineral jelly; petroleum jelly; Silkolene; Snow
Sinonim white; Soft white; yellow petrolatum; yellow petroleum
jelly.
Berat molekul
Berwarna kuning pucat hingga kuning, tembus cahaya,
Pemerian dan halus. Tidak berbau, hambar, dan tidak lebih dari
sedikit fluoresen di siang hari, bahkan ketika meleleh.
Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, etanol panas atau
dingin (95%), gliserin, dan air; larut dalam benzena,
Kelarutan
karbon disulfida, kloroform, eter, heksana, dan sebagian
besar minyak tetap dan volatil.
pH larutan
pKa
Titik lebur 38-56 oC
Konstanta Dielektrik
Bobot jenis
Propilenglikol (Rowe,2006)
Struktur kimia
Na-benzoat (Rowe,2009)
Strukturkimia
Rumusmolekul C7H5NaO2
Gliserin
Strukturkimia
(Depkes RI,2014)
Rumusmolekul C3H8O3 (Depkes RI,2014)
Nama kimia Gliserol, Propane-1,2,3-triol (Rowe,2006)
Croderol; E422; gliserin; gliserin; gliserin; Glikol G-100;
Sinonim Kemstrene; Optim; Pricerine; 1,2,3-propanetriol;
trihydroxypropanegliserin.
Beratmolekul 92,09 g/mol (Depkes RI,2014)
Cairan; jernih seperti sirup; tidak berwarna; rasa manis;
Pemerian hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak).
Higroskopik; netral terhadap lakmus (Depkes RI,2014).
Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak
Kelarutan larut dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak
dan dalam mimyak menguap (Depkes RI,2014).
pH larutan -
pKa -
Titiklebur 17,88oC (Rowe,2006)
Konstanta Dielektrik -
Bobot jenis 1.2620 g/cm3 at 25oC. (Rowe,2006)
Gliserin bersifat higroskopis. Gliserin murni tidak mudah
mengalami oksidasi atmosfer dalam kondisi penyimpanan
Stabilitas biasa, tetapi terurai pada pemanasan dengan evolusi
Panas akrolein beracun. Campuran dari gliserin dengan air,
Hidrolisis/oksidasi etanol (95%), dan propilen glikol adalah stabil secara
Cahaya kimiawi. Gliserin dapat mengkristal jika disimpan pada
suhu rendah; itu kristal tidak meleleh sampai dihangatkan
ke 20oC. (Rowe,2006)
Pengawet antimikroba; cosolvent; yg melunakkan;
Kegunaan humektan; tempat-ticizer; pelarut; zat pemanis;
agentonisitas. (Rowe,2006)
Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat. (Depkes RI,2014)
Aquadest(Depkes RI,1995)
Strukturkimia
Rumusmolekul H2O
Nama kimia Aqua Purificata
Sinonim Air murni
Beratmolekul 18,02
Cairanjernih. tidakberwama; tidakberbau,tidak
Pemerian
mempunyai rasa
Kelarutan -
pH larutan Antara 5,0 dan 7,0
pKa 9,2
Titiklebur 0o
Konstanta Dielektrik 78,54
Bobot jenis 1
Stabilitas Air secara kimiawi stabil dalam semua keadaan fisik
Panas
Hidrolisis/oksidasi
Cahaya
Kegunaan Pelarut
NO
Bahan Jumlah Fungsi Bahan Alasan Penambahan
.
1 Menthol 0,8 gram Zat aktif Sebagai agen terapi
Untuk meningkatkan
kekentalan atau
2 Cera Alba 2% Stabilisator
kekerasan dari suatu
sediaan
Untuk menambah daya
3 Vaselin Alba 8% ZatPengikat kohesi atau ikatan pada
setiap bahan
Untuk meningkatkan
Agenpengalkali, konsistensi krim dan
4 TEA 2%
Agenpengemulsi untuk menjaga
kestabilan
Mencegah
Kosolven, pertumbuhan bakteri,
5 Propilen glikol 10% pengawet, meningkatkan
plasticizer fleksibilitas dan
ketahanan sediaan
Untuk mencegah
6 Na-benzoat 0,5% Pengawet
tumbuhnya mikroba
Untuk membasahi
7 Gliserin 10% Pembasah permukaan serbuk za
agar mudah larut
VI. Perhitungan
4
Menthol = x 20=0,8 g
100
0,5
Na benzoate = x 20=0,1 g
100
10
Propilen glikol = x 20=2 g
100
Basis krim = 20 g – (0,8 + 0,1 + 2) = 17,1 g
2
Cera alba = x 17,1=0,342 g
100
8
Vaselin album = x 17,1=1,385 g
100
2
TEA = x 17,1=0,342 g
100
10
Gliserin = x 17,1=1,71 g
100
Aquadest ad 17,1 g
VII. Penimbangan
Jumlah
NO. Bahan dalam Jumlah penimbangan
formula
1. Menthol 4% 0,8 g
2. TEA 2% 0.342 g
3. Propilen glikol 10% 2g
4. Cera alba 2% 0.342 g
5. Vaselin album 8% 1,385 g
6. Na benzoat 0,5% 0,1 g
7. Gliserin 10% 1,72 g
8. Aquadest Ad Ad 100%
100%
X. Evaluasi sediaan
N Jumlah Hasil
Jenis evaluasi Prinsip evaluasi Syarat
o sampel pengamatan
1 Uji organoleptis Pengamatan secara 1 Warna : Warna dan bau
(warna, bau) visual. putih susu sediaan tidak
Bau : mint berubah setelah
khas 3 hari
menthol pengamatan
2 Uji pH sediaan Menentukan pH sediaan 1 Ph = 6 4-6
(FI IV, 1039) dengan pH-meter yang
telah dibakukan dengan
larutan dapar pH 7 dan
pH 4.
3 Penentuan Mengukur tekanan geser 1 - -
viskositas sediaan pada beberapa
sediaan dengan kecepatan putar tertentu.
alat Brokefield-
helipath
5 Uji Isi Keluarkan isi secara 1 - Tidak satu
minimum (FI kuantitatif dari wadah, wadah pun yang
IV, 997) keringkan dan timbang bobot bersih
Untuk sediaan kembali wadah kosong isinya kurang
semisolid beserta bagian- dari 90% dari
bagiannya. Perbedaan bobot yang
kedua penimbangan tertera pada
adalah bobot bersih isi etiket
wadah.
6 Uji Pengamatan secara visual 1 Homogen Sediaan
Homogenitas terhadap sediaan yang ketika di homogen antara
(untuk sediaan dioleskan tipis-tipis pada oleskan fase minyak dan
semisolid) kaca objek. fase air
7 Penetapan kadar Penetapan kadar zat aktif 1 -
zat aktif dengan metode analisis
yang sesuai
XII. Pembahasan
Praktikum kali ini adalah praktikum pembuatan sediaan krim. Krim adalah salah satu
sediaan farmasi berbentuk semi solida yang biasanya ditujukan untuk pemakaian topical.
Sehingga di harapkan sediaan krim memiliki karekteristik yaitu memiliki kemampuan
penyerapan yang baik pada permukaan kulit. Zat aktif yang digunakan pada praktikum ini
adalah menthol. Menthol adalah salah satu zat aktif yang berfungsi sebagai agen terapi
yang digunakan pada permukaan kulit. Menthol bersifat tidak larut dalam air, namun larut
dalam pelarut organic seperti eter, minyak lemak, gliserin, dan paraffin cair.
Menthol yang bersifat larut dalam pelarut organic ini menjadi dasar alasan penambahan
ekspien yaitu gliserin. Gliserin berfungsi sebagai agen pembasah yang akan membasahi
permukaan zat aktif sehingga lebih mudah bercampur dengan bahan lainnya. Kemudian
basis krim yang kami gunakan pada praktikum ini terdiri dari fase minyak dan air, dimana
fase minyak terdiri dari vaselin album dan cera alba. Vaselin album berfungsi sebagai zat
pengikat dan menambah gaya kohesi antara bahan satu dengan bahan lainnya, sedangkan
cera alba berfungsi sebagai shiftening agent yang berguna untuk meningkatkan viskositas.
Kemudian fase air terdiri dari TEA, gliserin, Na benzoate, dan propilen glikol. TEA
berfungsi agen pengemulsi sehingga antara kedua fase dapat bercampur dengan baik dan
mendapatkan massa semi solida yang baik. Gliserin berfungsi sebagai agen pembasah zat
aktif, Na benzoate berfungsi sebagai pengawet, sedangkan propilen glikol berfungsi
sebagai kosolven untuk meningkatkan kelarutan bahan-bahan yang sukar larut pada pelarut
air.
Prosedur pembuatan krim dilakukan dengan metode peleburan antara fase air dan fase
minyak. Fase minyak yang terdiri dari vaselin album dan cera alba dileburkan di atas
cawan penguap sampai berwarna bening dan memiliki konsistensi yang cair, setelah itu
didinginkan sebentar untuk menurunkan suhu dan menghentikan terjadinya reaksi. Selagi
meleburkan fase minyak, fase air yang terdiri dari TEA, gliserin, na benzoate, dan propilen
glikol di campurkan bersama-sama dan diaduk sampai homogeny. Sebelum fase air di
campurkan, gliserin di campurkan ke dalam zat aktif menthol terlebih dahulu tujuan nya
adalah untuk membasahi permukaan zat aktif sehingga mudah bercampur dengan bahan
lainnya. Setelah fase air dan fase minyak masing-masing dicampurkan sesuai fase nya
maka kemudian kedua fase ini dimasukkan bersama-sama dan digerus. Penggerusan
dilakukan sampai terbentuk massa semi solid yang dapat di ambil dengan tangan.
Penggerusan dilakukan kurang lebih selama 15-20 menit.
Sediaan krim yang sudah jadi membentuk massa semi solid memiliki warna putih dan
juga berbau mint, namun tidak memiliki konsistensi seperti krim pada umumnya.
Konsistensi yang kami dapatkan lebih kepada konsistensi dari lotion dimana lotion
biasanya memiliki konsistensi yang lebih cari daripada krim, kemudian tekstur dari krim
lebih berminyak daripada krim biasanya. Perbedaan konsistensi yang di dapat ini dapat di
karenakan kurang nya penambahan agen peningkat viskositas sehingga tidak mendapatkan
konsistensi krim yang pas. Sedangkan tekstur yang berminyak ini dikarenakan penggunaan
vaselin album yang mungkin terlalu banyak atau mungkin juga di karenakan komposisi
fase air yang terlalu sedikit.
Sediaan yang sudah jadi kemudian di timbang dan dimasukkan ke dalam pot yang sudah
di sediakan dan diberi label etiket berwarna biru menandakan untuk penggunaan luar.
Setelah ditimbang massa yang di dapat adalah sebesar 5,0937 g, jumlah ini tidak sesuai
dengan perhitungan bahan awal yaitu 20g. Justru jumlah ini sangat berbeda jauh dari
jumlah awal yang dikehendaki. Hal ini mungkin dapat disebabkan pada saat proses
peleburan dilakukan banyak jumlah dari basis yang berkurang akibat dari pemanasan.
Dimana pada saat pemanasan pun kami tidak mengukur suhu secara pasti sehingga dapat
menyebabkan bahan mencapai titik lebur nya dan menguap sehingga jumlah bahan dapat
berkurang daripada jumlah yang seharusnya.
Sediaan yang tersisa kemudian di ambil sedikit untuk dilakukan evaluasi berupa uji
organoleptis dan uji pH. Uji organoleptis meliputi warna, bau, dan rasa. Namun
dikeranakan sediaan krim merupakan sediaan topical yang tidak dapat dikonsumsi maka uji
yang dilakukan hanya meliputi uji warna dan bau. Warna dari sediaan yaitu berwarna putih
susu, sedangkan bau nya berbau mint khas dari menthol. Kemudian dilakukan uji pH
dengan menggunakan indicator pH, didapati pH sediaan adalah 6. pH ini sebenarnya tidak
ideal untuk sediaan topical karena tidak sesuai dengan pH kulit. Sehingga evaluasi yang
dilakukan berikutnya dapat di tambahkan agen pendapar untuk mengontrolkan pH dari
sediaan. Kemudian diuji juga terhadap homogenitas dari sediaan dengan menggunakan
kaca arloji, didapati bahwa sediaan homogen walaupun masih memiliki butiran-butiran
halus yang tidak larut sempurna pada saat pembuatan. Evaluasi yang dilakukan berupa
dapat ditambahkan agen pembasah yang memiliki kelarutan yang lebih tinggi
dibandingkan gliserin. Evaluasi lainnya seperti uji isi minimum tidak dapat dilakukan
karena keterbatasan waktu yang ada.
XIII. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah :
a. Krim adalah sediaan semi solid, memiliki tekstur lembut, dan memiliki kemampuan
penetrasi yang baik terhadap permukaan kulit, biasanya digunakan sebagai sediaan
topical
b. Krim menthol memiliki konsistensi dan tekstur yang kurang baik dikarenakan
penggunaan shiftening agent dan pembasah yang kurang baik
c. Massa krim yang didapat sebesar 5,0937 g
d. Krim memiliki warna putih susu dan berbau mint khas menthol
e. Sediaan krim memiliki pH yaitu 6, dimana pH ini kurang ideal untuk sediaan
topical
f. Sediaan krim homogeny berdasarkan uji homogenitas dengan kaca arloji
Daftar Pustaka