Anda di halaman 1dari 3

PENJELASAN MENGENAI LAYER TRANSPORT

PADA JARINGAN DASAR

Ersa Sa’dul A.

Prodi Sistem Informasi

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

Jl. Veteran Malang 65145

E-mail: sadulasyhar@student.ub.ac.id

Abstrak

Komunikasi data dapat terjadi ketika ada software dan hardware yang saling terintegrasi. Untuk
menghubungkan sistem perlu adanya standar agar sistem berjalan dengan lancar. Pada standarisasi komunikasi
data OSI layer, terdapat layer transport yang bertanggungjawab dalam melakukan pengiriman sebuah paket data
dari host pengirim ke host penerima,

Dalam melakukan pengiriman data, data tersebut akan melewati proses demultiplexing terlebih dahulu
untuk membagi data menjadi empat segment. Kemudian host akan membangun sebuah koneksi dengan
mengirim paket handshake. Ketika koneksi sudah berjalan, segment tadi akan dienkapsulasi terlebih dahulu dan
langsung dikirim ke host tujuan. Pada host tujuan, akan terjadi proses dekapsulasi pada layer network dan
demultiplexing pada layer transport. Sehingga segment-segment tadi bisa langsung diteruskan ke socket tujuan
masing-masing.

Kata kunci: Komunikasi data, Layer transport, Multiplex dan Demux, Connection-oriented, , RDT

1. Pendahuluan

Suatu komunikasi data dapat terjadi karena adanya software dan hardware yang saling terintegrasi. Sistem
komunikasi data yang terhubung memiliki standar internasional untuk mempermudah penyesuaian sistem
dengan perangkat lain. Pada umumnya, OSI layer digunakan sebagai acuan utama untuk standarisasi
komunikasi data pada skala global. OSI layer dibagi menjadi tujuh layer, yakni: Application Layer (7),
Presentation Layer(6), Session Layer(5), Transport Layer(4), Network Layer(3), Data Link Layer(2), dan
Physical Layer(1).

2. Layer transport

Layer transport memiliki peran penting dalam terjadinya komunikasi data. Layer ini bertanggungjawab
atas pengiriman sebuah pesan dari satu host ke host lain dalam sebuah jaringan. Tidak hanya itu, layer ini juga
melakukan pemecahan pesan yang nantinya akan dikirimkan ke tujuan, ketika pesan tadi sampai di tujuan layer
transport bertugas menyatukan kembali pesan yang terpecah tadi.
3. Connection-oriented, transport: TCP

Layer transport menerapan beberapa pendekatan koneksi, connection-oriented dan connectionless. Metode
connection-oriented ini memastikan bahwa sender mengirim data kepada receiver dengan membangun koneksi
terlebih dahulu. Pada dasarnya connection-oriented menggunakan protokol TCP dalam mengirimkan data. Ada
beberapa langkah yang digunakan untuk membangun koneksi antara sender dan receiver, yakni: 1. Pengiriman
segment synchronization untuk persetujuan sebuah koneksi, 2. Setiap host melakukan negoisasi, 3. Receiver
melakukan synchronization, 4. Sender mengirim segment acknowledgement yang berisi persetujuan
dibangunnya sebuah koneksi, 5. Data mulai dikirimkan bersamaan dengan terkirimnya segment
acknowledgement

Gambar 3 Pembangunan koneksi menggunakan mekanisme connection-oriented

3.1 Connectionless, transport: UDP

Pengiriman sebuah paket tanpa adanya handshaking(koneksi yang diinisiasi) dapat dilakukan dengan
menggunakan protokol UDP. UDP mendapat pesan dari layer application process, didalam pesan tersebut
tercantum source dan destination port number yang nantinya akan dipecah menjadi segmen-segmen. Segment
tersebut nantinya akan dirubah menjadi IP datagram yang dapat dikirim melalui sebuah jaringan.

Pada umumnya protokol UDP digunakan untuk streaming multimedia, DNS, remote server, maupun
routing protokol.

3.2 UDP checksum

UDP checksum menyediakan layanan untuk mendeteksi error. Pada sisi sender, UDP menambahkan nilai
1 bit ke semua 16-bit pada segment. Kemudian hasil dari penambahan tersebut disimpan dalam field pada UDP
segment. ketika segment sudah diterima maka 16-bit kata yang ada ditambahkan semua termasuk checksum
tadi. Jika hasil dari penambahan tersebut bernilai 1111111111111111, maka tidak ada error yang terjadi.
Namun, jika ada satu bit yang bernilai 0, dapat disimpulkan terdapat error pada segment tersebut.

3.3 Multiplexing and Demultiplexing

Multiplexing adalah sebuah proses yang terjadi pada layer transport, pada proses tersebut menangani data
dari beberapa socket dan memasukkan kedalam header di setiap segment. Kemudian mengirim segment ke layer
network untuk di enkapsulasi menjadi IP datagram yang nantinya akan dikirim melalui jaringan ke host
penerima. Demultiplexing adalah sebuah proses pemanfaatan info header pada segment yang diterima, untuk
diantarkan ke socket penerima
Connectionless multiplexing and demultiplexing adalah sebuah metode multiplexing & demultiplexing
menggunakan protokol UDP dengan 2 tuples. Ketika ada host yang ingin mengirim potongan application data,
transport layer pada host akan membuat segment yang berisi source port dan destination port. Kemudian
segment tersebut akan dienkapsulasi pada layer network dan diteruskan ke receiver. Ketika segment sudah
sampai di transport layer host tujuan, segment akan menyesuaikan dengan informasi yang ada dalam
segment(source port dan destination port).

Connected-oriented multiplexing and demultiplexing adalah sebuah metode multiplexing &


demultiplexing menggunakan protokol TCP dengan 4 tuples. TCP socket tersebut diidentifikasikan dengan
source IP address, source port number, destination IP address, dan destination port number. Kemudian pada
layer transport host tujuan, demuxtiplexer akan menerima empat nilai tersebut dan akan langsung meneruskan
ke socket yang sesuai.

3.4 Reliable data transfer

Ketika kita mengirimkan sebuah packet ke host lain, tidak menutup kemungkinan bahwa packet tersebut
rusak ketika ditransmisikan. Untuk layanan dengan connection-oriented yang digunakan oleh TCP, diperlukan
protokol Reliable Data Transfer(RDT) agar semua packet yang akan dikirimkan nanti dapat terkirim semua.
RDT juga dikenal sebagai protokol stop-and-wait, dengan maksud setelah mengirim packet sender akan
berhenti mengirim dan menunggu feedback dari receiver yang berarti packet tersebut sudah diterima. Akan
tetapi, protokol stop-and-wait memiliki kekurangan, ketika jarak antara sender dan receiver jauh, maka akan
memakan waktu yang lama. Oleh karena itu, untuk meningkatkan transmission rate RDT harus menggunakan
metode pipelining. Metode pipelining memungkinkan sender untuk mengirim sejumlah paket didalam
“pipeline”, untuk mempersingkat waktu.

4. Kesimpulan

Dapat kita simpulkan bahwa setiap protokol memiliki karakteristiknya masing-masing. Kita harus
menggunakan protokol sesuai dengan kebutuhan yang kita miliki. Misal kita ingin berhubungan dengan server
menggunakan telnet/ssh kita pasti akan menggunakan protokol TCP karena lebih aman dan lebih handal.

5. Daftar pustaka

https://qwords.com/blog/osi-layer/

microdataindonesia.co.id/news/read/169/pengertian-dan-fungsi-7-model-osi-layer

https://sites.google.com/site/net9com/computer-networking/arsitektur-jaringan-komputer/model-referensi-
osi/layer-transport/connection-oriented-less

http://www2.ic.uff.br/~michael/kr1999/3-transport/3_03-UDP.html

https://www.youtube.com/watch?v=xCwR0os_wz8

http://www2.ic.uff.br/~michael/kr1999/3-transport/3_040-principles_rdt.htm

https://www.d.umn.edu/~gshute/net/reliable-data-transfer.xhtml

Anda mungkin juga menyukai