Anda di halaman 1dari 5

Penulisan Judul yang Benar Menurut PUEBI

Bagaimana sih cara penulisan judul yang benar menurut PUEBI alias Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia? Ada beberapa kaidah yang perlu diperhatikan
ketika menulis judul.

Kaidah Kapitalisasi Judul

Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia diterangkan bahwa penulisan judul


harus menggunakan huruf kapital. Apakah benar penulisan judul dengan huruf
kapital semua? Kita lihat kutipan berikut!

Aturan penggunaan huruf kapital yang terdapat di Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia seperti kutipan di atas terlihat sederhana. Namun, dalam praktiknya
ternyata tidak semudah itu. Oleh karena itu, mari kita urai bagaimana kapitalisasi
yang tepat untuk penulisan judul.

1. Huruf Kapital Dipakai sebagai Huruf Pertama Semua Kata

Berdasarkan aturan tersebut berarti penggunaan huruf kapital hanya pada huruf
awal setiap kata, bukan semua huruf. Ini patut kita garis bawahi.

Keteranga
Contoh
n
✘ RESEP SOTO AYAM NUSANTARA
✓ Resep Soto Ayam Nusantara

2. Huruf Kapital Dipakai sebagai Huruf Pertama Kata Ulang Sempurna

Adakalanya judul mengandung kata ulang. Bentuk kata ulang sempurna diberi huruf
kapital pada huruf pertama tiap unsurnya, sedangkan bentuk ulang lain hanya diberi
huruf kapital pada huruf pertama unsur pertamanya. Berikut contoh penulisan judul
yang mengandung kat ulang.

Keteranga
Contoh
n
✘ Penerapan Asas-asas Hukum Perdata
✓ Penerapan Asas-Asas Hukum Perdata
✘ Lestarikan Budaya Ramah-Tamah
✓ Lestarikan Budaya Ramah-tamah
3. Huruf Kapital Dipakai sebagai Huruf Pertama Semua Kata kecuali Kata
Tugas

Aturan yang perlu diingat selanjutnya adalah pengecualian kapitalisasi. Pemakaian


huruf kapital di awal kata tidak berlaku untuk kata tugas.

Nah, permasalahan di sini kita harus paham apa yang dimaksud dengan kata tugas.
Dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia hanya disebutkan bahwa contoh
kata tugas adalah “di, ke, dari, dan, yang, dan untuk”.

Pertanyaannya, apakah hanya itu yang termasuk kata tugas? TIDAK! Masih banyak
kata lain yang termasuk kata tugas.

Berkenalan dengan Kata Tugas

Sebenarnya ada cara mudah untuk menentukan apakah sebuah kata termasuk kata
tugas atau tidak. Kata tugas memiliki ciri yang cukup unik dibanding dengan kelas
kata lainnya.

Kata tugas hanya mempunyai arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal.

Maksudnya bagaimana?

Kata tugas tidak dapat diartikan secara bebas atau lepas tetapi hanya dapat
diartikan dengan melihat kaitannya dengan kata lain dalam susunan frasa atau
kalimat.

Mudahnya begini, kata “pena” dapat diartikan secara leksikal sebagai alat untuk
menulis dengan tinta. Namun, kata “di” tidak dapat diartikan kecuali kata itu
dirangkai dengan kata lain. Misal, di pasar yang berarti di sebagai penunjuk tempat.
Jadi, jika kata lain dapat diartikan secara langsung, kata tugas baru dapat diartikan
jika ia sudah bertemu dengan kata lain.

Keteranga
Contoh
n
✘ Langkah Membuat Presentasi Yang Menarik
✓ Langkah Membuat Presentasi yang Menarik
Kata "yang" termasuk kata tugas. Itu tadi  contoh penulisan kata "yang" pada judul.

4. Kata Tugas yang Berada di Awal Judul Ditulis Kapital

Pengecualian kapitalisasi pada kata tugas tidak berlaku jika kata tugas terletak di
awal judul. Huruf pertama pada kata tugas yang berada di awal judul harus ditulis
menggunakan huruf kapital.

KAMU MUNGKIN TERTARIK


 Mana Penulisan yang Benar: Kwitansi atau Kuitansi?
 Apakah Kamu Sudah Tahu Cara Penulisan Gelar yang Benar?
 Aktifitas atau Aktivitas, Manakah Penulisan yang Tepat?

Keteranga
Contoh
n
✘ pada Sebuah Kapal
✓ Pada Sebuah Kapal

Prinsip Penulisan Judul yang Benar


Selain memperhatikan penulisan yang sesuai kaidah PUEBI, ada beberapa prinsip
yang harus dipahami dalam menentukan judul.

1. Judul Bukan Kalimat

Salah satu syarat judul adalah singkat dan padat. Karena judul adalah
gambaran  singkat atau gerbang menuju isi bacaan, judul harus lugas dan tegas.

Judul harus ditulis dalam bentuk frasa bukan kalimat. Oleh karena itu, tidak perlu
ada tanda baca setelah judul, baik titik (.), tanda seru (!), dan tanda tanya (?).

Namun, dewasa ini banyak sekali penggunaan judul yang mengunakan tanda seru
atau tanda tanya. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh efek bombastis dan
memicu rasa ingin tahu pembaca. Saya juga beberapa kali membuat judul semacam
ini untuk artikel di blog ini, misalnya Anak Tidur Sendiri, Mengapa Tidak?

Jika dilihat dari segi keilmuan, penulisan judul semacam ini sebaiknya jangan
dilakukan. Terlebih jika judul yang dibuat untuk tulisan ilmiah. Penulisan judul yang
menggunakan tanda baca bukanlah penulisan judul yang tepat dalam sebuah karya
ilmiah.

2. Hemat

Salah satu indikator berbahasa yang benar adalah tidak melakukan pemborosan.
Oleh sebab itu, penggunaan kata atau frasa yang mempunyai makna sama dan
tujuan yang sama tidak boleh dilakukan.

Keteranga
Contoh
n
✘ 10 Ciri-Ciri Tulisan yang Baik
✓ 10 Ciri Tulisan yang Baik
✓ Ciri-Ciri Tulisan yang Baik
✘ 20 Cara-Cara Meningkatkan Kreativitas
✓ 20 Cara Meningkatkan Kreativitas
✓ Cara Meningkatkan Kreativitas

Mengapa judul di atas dinggap boros? Perhatikan frasa “10 ciri-ciri”. Dalam frasa
tersebut ada penjamakkan yang dilakukan dua kali, yaitu 10 ciri atau ciri-ciri.  Frasa
“10 ciri” dan “ciri-ciri” sudah menunjukan bentuk jamak ada lebih dari satu.

Solusinya?

Pilih salah satu bentuk saja, jangan gunakan keduanya sekaligus agar penulisan
judul menjadi benar. Hal tersebut juga berlaku untuk frasa “20 Cara-Cara”.

3. Logis

Sekalipun judul harus menarik dan membuat pembaca ingin tahu, judul harus tetap
memperhatikan kelogisan. Kelogisan judul ini harus memperhatikan nalar
berbahasa. Perhatikan judul berikut!

(✘) Edarkan Narkoba, Polisi Tangkap Seorang Mahasiswa

Sekilas tidak yang salah dengan judul berita di atas. Namun, jika kita cermati lebih
dalam ternyata terdapat bahasa yang tidak logis dalam judul tersebut.

Berdasarkan logika bahasa, dengan judul di atas maka yang mengedarkan narkoba
adalah polisi bukan mahasiswa. Namun, karena logika umum yang berlaku di
masyarakat yang berhak melakan penangkapan adalah polisi maka judul tersebut
tampak benar. Padahal, secara nalar berbahasa itu keliru.

Lalu bagaimana solusinya? Gunakan salah satu pilihan ini untuk menyajikan judul.

(✓) Edarkan Narkoba, Mahasiswa Ditangkap Polisi

(✓) Mahasiswa Ditangkap Polisi karena Edarkan Narkoba

 4. Paralel

Keparalelan judul yang dimaksud di sini adalah kesamaan bentuk yang digunakan
pada judul. Kesamaan bentuk dapat dilihat dari kelas kata atau imbuhan yang
digunakan.

Keteranga
Contoh
n
✓ Mengenal Fungsi dan Cara Pembuatan Permainan Edukasi
✘ Mengenal Fungsi dan Cara Membuat Permainan Edukasi
Perhatikan kata “fungsi” dan “membuat”! Dua kata tersebut tidak paralel secara
bentuk. Kata “fungsi” merupakan nomina, sedangkan kata “membuat” merupakan
verba. Bagaimana solusinya? Ganti Membuat dengan Pembuatan

Nah, itulah cara penulisan judul yang benar menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia dan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat judul. Semoga
tulisan ini bermanfaat bagi Kawan Suzan!

Anda mungkin juga menyukai