Anda di halaman 1dari 9

Daftar Kata yang Tidak Boleh di Awal Kalimat 

Dalam bahasa Indonesia terdapat sejumlah aturan yang mengatur


penulisan dan penggunaan kata dalam suatu kalimat. Aturan ini
sudah ditetapkan sejak lama dan sudah dipelajari dari generasi ke
generasi. Hanya saja, sampai detik ini memang masih banyak
dijumpai kesalahan dalam hal penulisan maupun pemilihan kata. 

Kesalahan semacam ini bisa terjadi karena dua sebab. Pertama,


karena tidak tahu atau bisa disebut dengan istilah “bodoh”. Sehingga,
penulis belum mengetahui bahwa apa yang dilakukan adalah sesuatu
yang keliru. Kalimat yang ditulis memakai kata yang salah dan
struktur yang salah, dikatakan salah karena tidak sesuai dengan EYD. 

Penyebab kedua, adalah karena malas. Banyaknya aturan yang


menyertai penulisan dalam bahasa Indonesia bisa membuat
beberapa orang malas untuk belajar. Sehingga yang keliru akan
selamanya menjadi keliru, karena memang tidak ada keinginan untuk
memperbaiki kekeliruan tersebut. 

Membantu menekan kesalahan yang disebabkan oleh penyebab


kedua, maka akan dibahas mengenai daftar kata yang tidak boleh
di awal kalimat. Pada dasarnya banyak yang perlu dibahas untuk
bisa membantu menyusun kalimat yang baik dan benar sesuai
dengan EYD. Namun, penggunaan kata yang salah di awal kalimat
termasuk kesalahan yang sering terjadi. 

Jadi, dalam bahasa Indonesia ada satu jenis kata yang pada dasarnya
tidak bisa atau tidak boleh diletakkan di awal kalimat. Yakni kata
hubung atau konjungsi, yang sesuai dengan fungsinya adalah
menghubungkan antara dua klausa, dua kalimat, maupun dua
paragraf. Sebagai penghubung, maka kata hubung kemudian tidak
bisa dijadikan kata pembuka. 

Adapun daftar kata yang tidak boleh di awal kalimat dari jenis


kata hubung tersebut meliputi: 

1. dan. 
2. atau. 
3. tetapi. 
4. sehingga. 
5. melainkan, dan juga kata 
6. sedangkan. 
Enam kata hubung tersebut sudah tentu tidak bisa dijadikan kata
pembuka dalam suatu kalimat pertama. Artinya, semua kata tersebut
tidak boleh diletakkan di awal kalimat kecuali jika di depannya sudah
ada kalimat lain. Sehingga penambahannya berfungsi
menghubungkan paragraf satu dengan paragraf lain atau kalimat satu
dengan kalimat lain. 

Baca Juga: Kata Depan Preposisi: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh


Lengkapnya

Kenapa Tidak Boleh Diletakkan di Awal Kalimat? 


Kata penghubung seperti yang disebutkan di atas memang tidak bisa
diletakkan di awal kalimat. Alasannya karena memang pada dasarnya
berfungsi sebagai penghubung. Jika fungsinya sebagai penghubung,
maka tidak akan bisa difungsikan sebagai pembuka kalimat. 

Meskipun begitu, enam kata yang masuk daftar kata yang tidak


boleh di awal kalimat di atas pada beberapa kondisi bisa diletakkan
di awal kalimat. Yakni ketika di depannya ada kalimat atau paragraf
lain. Sehingga penambahannya berfungsi untuk menghubungkan
kalimat tempatnya berada dengan kalimat di depannya. 

Bisa juga untuk menghubungkan paragraf di mana kata hubung


tersebut ditambahkan dengan paragraf sebelumnya. Sehingga
fungsinya masih dapat berjalan dengan baik, yakni sebagai
penghubung. Sebagai kata hubung, karena alasan ini juga dalam
pembuatan judul kata hubung tidak bisa diletakkan di awal. 

Kesalahan Umum dalam Menulis 


Dalam dunia kepenulisan, kesalahan dalam penggunaan kata dan
penempatannya dalam kalimat memang masih jamak dijumpai. Inilah
alasan kenapa belajar secara terus menerus adalah hal penting.
Supaya di masa mendatang tidak ada lagi kesalahan dalam hal
penulisan kalimat. 

Selain sering keliru dalam menempatkan kata yang masuk daftar


kata yang tidak boleh di awal kalimat. Dalam dunia kepenulisan di
tanah air juga masih sering dijumpai bentuk kesalahan lainnya.
Misalnya: 

Baca Juga: Bagaimana Penulisan ke- yang Benar? Temukan


Jawabannya Di sini!

1. Penulisan Kata Depan

Bentuk kesalahan yang pertama dalam hal menulis adalah penulisan


kata depan, kata depan ini seperti kata di  dan ke. Keduanya sering
digunakan dalam penulisan suatu karya tulis, baik ilmiah maupun non
ilmiah. Hanya saja masih jamak dijumpai kesalahan ketika
menuliskannya. 

Kesalahan yang paling umum adalah tidak bisa membedakan kapan


kata depan ini disambung dan kapan harus dipisah. Dalam bahasa
Indonesia, sesuai juga dengan EYD kata depan bisa dipisah dan bisa
disambung tergantung pada fungsi kata depan tersebut. 

Apakah sebagai imbuhan atau sebagai penunjuk waktu, tempat, dan


lain sebagainya? Beda fungsi maka beda juga penulisannya. Kuncinya
adalah, kata depan ketika diikuti oleh keterangan waktu dan tempat
maka penulisannya dipisah. Misalnya: di pasar, di kamar, di rumah, ke
rumah, ke kota, ke teras,  dan lain-lain. 
Sedangkan untuk kata depan yang berfungsi sebagai imbuhan maka
penulisannya adalah disambung atau digabung. Misalnya saat
menambahkan kata: digunakan, digaruk, diketahui, dilarang, kenapa,
kemana, kesana,  dan lain sebagainya. 

Jadi, kata depan penulisannya harus disesuaikan dengan kata yang


mengikutinya. Jika menunjukkan tempat dan waktu maka secara
otomatis penulisannya dipisah. Selain dari itu, maka penulisannya
adalah disambung. 

Supaya tidak bingung kamu cukup mengingat satu saja, misalnya


mengingat kalau kata depan perlu dipisah saat menunjukkan
keterangan tempat dan waktu. Sebab beberapa orang cenderung
mudah bingung dan lupa jika mengingat semua fungsi kata depan. 

2. Penggunaan Tanda Baca 

Kesalahan kedua selain keliru dalam menggunakan daftar kata yang


tidak boleh di awal kalimat maupun kata depan. Juga masih sering
dijumpai kesalahan dalam menentukan tanda baca yang akan
digunakan dalam suatu kalimat. Apakah kamu juga masih bingung
mengenai penggunaan tanda baca? 

Tanda baca digunakan untuk menentukan intonasi dalam kalimat,


sehingga memudahkan pembaca saat membacanya. Hal ini penting
sebab dalam menyusun kalimat perlu ada jeda, perlu ada
kesempatan bagi pembaca untuk bernafas, sekaligus mengetahui
bentuk kalimat apakah menunjukkan rasa sayang, marah, atau yang
lainnya. 

Semua itu bisa tersampaikan dengan sangat jelas lewat pemilihan


tanda baca yang memang tepat. Sehingga kalimat menjadi enak
dibaca dan juga mudah untuk dipahami. 

Jenis tanda baca sendiri sangat beragam dimulai dari tanda titik (.),
tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda kutip (“), tanda koma (,), dan lain
sebagainya. Jenis tanda baca ini bisa ditemukan dalam satu paragraf,
dan ada pula yang hanya menggunakan satu jenis tanda baca.
Tergantung pada konteks yang disampaikan dalam tulisan. 

Tanda tanya digunakan untuk mengakhiri kalimat tanya, sehingga


pembaca kemudian tahu bahwa penulis sedang menanyakan sesuatu.
Atau seorang karakter di dalam kalimat tersebut sedang bertanya
kepada karakter lainnya. Sedangkan tanda seru digunakan untuk
menutup kalimat perintah maupun ajakan. 

Tanda titik digunakan untuk mengakhiri kalimat yang tidak


mengandung pertanyaan, serua, perintah, maupun ajakan.
Sementara untuk tanda petik biasanya digunakan untuk
menyampaikan kutipan maupun membangun percakapan alias dialog
dalam suatu karya tulis. 

Tanda petik ini mudah dijumpai pada karya ilmiah pada saat penulis
melakukan kutipan langsung, dan paling sering ditemukan pada teks
berita. Di mana tanda petik menyampaikan kutipan langsung dari
narasumber. 

Selain itu, sering juga dijumpai pada cerita pendek atau cerpen dan
novel. Di mana dua jenis karya tulis ini menambahkan dialog antar
tokoh di dalamnya. Pada penulisan dialog pun biasanya akan
bersinggungan dengan tanda baca lain, misalnya tanda tanya
maupun tanda koma. Contohnya adalah sebagai berikut: 

“Apa kamu sedang bermimpi?”, tanya Irham. 

Anik kemudian berkata, “Sepertinya memang kondisinya kurang


menguntungkan.”

Pada contoh di atas bisa dilihat, bahwa dalam satu kalimat yang diapit
tanda petik diikuti oleh tanda tanya, koma, dan bisa juga tanda titik.
Sehingga pembaca kemudian bisa tahu intonasi dari ucapan karakter
atau narasumber berita tersebut. 

Penggunaan tanda baca yang tepat inilah yang menjadikan pembaca


novel bisa merasakan emosi dari novel yang dibacanya. Ketika ada
suatu masalah yang membuat tokoh utama bersedih. Maka penulis
akan memakai tanda baca yang sesuai, supaya rasa sedih itu
tergambar dengan jelas. 

Pesan tersebut kemudian bisa diterima oleh pembaca, sehingga


pembaca ikut merasakan kesedihan bahkan ikut menangis. Jika dalam
film kemampuan akting memberi gambaran terhadap emosi suatu
karakter. Maka dalam tulisan, penggambarannya digantikan oleh
penggunaan tanda baca. 

Jadi, dalam menulis tak hanya perlu paham daftar kata yang tidak
boleh di awal kalimat namun juga paham bagaimana memilih dan
menggunakan tanda baca yang tepat. Hal ini akan membantu
menjadikan kalimat lebih efektif, sehingga mudah dipahami dan enak
untuk dibaca.

Baca Juga: Mengenal Tata Aturan Penggunaan Kata di dan ke dalam


Tulisan

3. Menuliskan Kata Serapan 

Kesalahan berikutnya adalah dari penulisan kata serapan, yakni jenis


kata yang berasal dari bahasa asing kemudian diubah atau berubah
menjadi bahasa Indonesia. Ada banyak kata serapan yang kita kenal
dan sering digunakan dalam ucapan sehari-hari, sehingga lumrah
juga ditemukan dalam tulisan. 

Misalnya kata koperasi, yang memang bentuknya sudah baku namun


berasal dari bahasa Inggris dari kata co-operation  yang memiliki arti
“bekerja sama”. Menariknya, kata serapan ini bisa membingungkan
ketika ditulis dalam suatu kalimat, karena dijamin jauh lebih mudah
ketika diucapkan. 

Kesalahan saat menuliskan kata serapan ini kemudian membuat


penulis menggunakan kata tidak baku. Pada saat di cek memakai
suatu aplikasi atau platform  maka akan diketahui kata mana saja yang
diketahui tidak baku. Adapun contoh kata serapan ini antara lain: 

 Objek, yang berasal dari bahasa Inggris dari kata object.


Sehingga saat mencantumkannya dalam tulisan tidak bisa ditulis
memakai kata “objek” melainkan ditulis memakai kata “objek”
yang juga merupakan bentuk baku. 
 Sosial media, berasal dari kata social media  dalam bahasa
Inggris. Sehingga bentuk bakunya ketika ditulis dalam bahasa
Indonesia adalah media sosial, bukan sosial media. 
 Analisis, kata ini sudah dalam bentuk baku karena diambil dari
kata analysis  dalam bahasa Inggris. Sehingga jangan sampai
menggunakan kata “analisa” saat ingin mencantumkan kata
serapan tersebut. 
 dan lain sebagainya. 
Memahami betul bahwa dalam bahasa Indonesia ada banyak kata
serapan, maka perlu mempelajari bentuk bakunya. Tidak ada
salahnya mengecek dulu lewat internet sebelum membubuhkan kata
serapan tersebut. Supaya sejak awal bisa memastikan sudah
memakai bentuk baku. 

4. Penulisan Huruf Kapital 

Kesalahan selanjutnya selain kesalahan dalam menuliskan daftar


kata yang tidak boleh di awal kalimat adalah keliru dalam
menuliskan huruf kapital. Huruf kapital memang ada aturan khusus
yang menyertainya. Sehingga dalam satu kalimat tidak semua huruf
ditulis memakai huruf kapital. 

Seringnya, dalam satu kalimat hanya ada satu huruf kapital. Yakni
huruf pertama pada kata pertama dari kalimat tersebut. Huruf kapital
wajib digunakan untuk menuliskan huruf pertama pada kata pertama
setelah kalimat dan paragraf di depannya sudah diakhiri dengan
tanda baca. 

Selain dari itu, sesuai dengan pedoman di dalam EYD ada beberapa
ketentuan lagi dalam penulisan huruf kapital. Sesuai dengan EYD
pada beberapa kondisi berikut penulisan huruf wajib memakai huruf
kapital: 

 Digunakan sebagai huruf pertama yang menyatakan agama,


kitab suci, dan juga Tuhan termasuk kata ganti Tuhan. Misalnya
kata Islam, Kristen, Budha, Rahmat-Nya, Ciptaan-Nya, dan lain
sebagainya. 
 Digunakan sebagai huruf pertama untuk penulisan gelar
kehormatan, keturunan, dan juga gelar keagamaan. Misalnya
kata: Haji, Sultan, Nabi, Imam,  dan lain sebagainya. 

 Digunakan untuk menuliskan huruf pertama pada jabatan atau


pangkat. Misalnya kata: Presiden, Gubernur, Walikota, dan lain
sebagainya. 
 Digunakan untuk huruf pertama saat menuliskan nama orang
maupun nama kota atau tempat. Misalnya nama: Anita, Ardi,
Bandung, Jakarta, Bledug Kuwu, Kudus, dan lain sebagainya. 
 Digunakan untuk huruf pertama saat menuliskan nama bangsa
maupun suku. Misalnya pada kata: bahasa Inggris, bahasa
Indonesia, suku Dayak, suku Sunda, bangsa Indonesia, dan lain
sebagainya. 
 Digunakan untuk menuliskan nama tahun maupun bulan.
Misalnya pada kata: bulan Desember, tahun Hijriyah, bulan
Syawal, dan lain sebagainya. 
 Digunakan untuk menuliskan nama resmi suatu badan atau
lembaga resmi, termasuk nama perusahaan. Misalnya pada
kata: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Indonesia,
Kementerian Pariwisata, PT. Indah Logistik, dan lain sebagainya. 
 Digunakan untuk menuliskan kata ganti nama. Misalnya pada
kata “Anda” yang baik ketika ditulis di awal, di tengah, maupun
di akhir paragraf selalu memakai huruf A kapital. 
Penulisan huruf kapital memang mencakup berbagai poin, selain
yang sudah disebutkan masih ada lagi ketentuan lain. Sehingga perlu
benar-benar diperhatikan, karena huruf kapital biasanya digunakan
untuk menunjukkan tanda hormat. 

Selain itu juga wajib digunakan untuk huruf pertama setiap kata pada
judul, kecuali pada kata hubung di dalam judul. Jika masih bingung,
maka bisa mencari referensi tambahan untuk bisa lebih memahami
aturan mengenai penggunaan huruf kapital tersebut. 

Baca Juga: Masih Bingung dengan Penggunaan Kata di? Simak


Penjelasan Berikut

Kiat Menghindari Kesalahan dalam Menulis 


Kesalahan di dalam kegiatan kepenulisan sekalipun jamak dijumpai,
sudah tentu perlu dijadikan perhatian. Sebab kesalahan yang terlalu
sering dan juga dilakukan banyak orang akan memunculkan efek
latah. Artinya kesalahan tersebut juga akan dilakukan oleh lebih
banyak orang lagi yang membaca tulisan tersebut. 

Apalagi masih banyak teks berita di surat kabar maupun di website


berita yang penulisannya masih keliru. Sehingga penting bagi siapa
saja untuk bisa terus belajar, sehingga tahu betul semua pedoman
dalam menulis kalimat yang efektif sekaligus yang baik dan benar. 

Usahakan juga untuk rutin membaca, terutama dari media yang


kredibel dan buku-buku yang diterbitkan oleh penerbit ternama.
Sebab biasanya editor penerbit akan memeriksa juga kesalahan
sekecil apapun, termasuk kesalahan penggunaan kata dan tanda
baca. Perlahan kesalahan saat menggunakan daftar kata yang tidak
boleh di awal kalimat dan kesalahan lain bisa dihindari. 

Anda mungkin juga menyukai