Anda di halaman 1dari 6

 Definisi (definition =pembatasan) berasal dari kata Latin definire yang berarti menandai batas-

batas sesuatu, menentukan batas atau memberi ketentuan.

 Di dalam suatu definitio ada definiendum, yang dibatasi dan ada definiens, yang membatasi.

 Pertama, definiendum atau definitum, yaitu simbol yang harus diberi penjelasan batasannya,
atau penjabaran makna yang terkandung didalamnya

 Kedua, Definiens, yaitu sebuah frase atau anak kalimat yang memberikan uraian penjelasan bagi
definiendum.

Ex : Segitiga adalah sebuah bidang datar yang dikelilingi dan dibatasi oleh tiga buah potongan garis
lurus yang ketiganya bertemu pada tiga buah sudut.
Dalam contoh tersebut, term segi tiga adalah definiendum, sedangkan frase sebuah bidang datar
yang dikelilingi dan dibatasi oleh tiga buah potongan garis lurus yang ketiganya bertemu pada
tiga buah sudut adalah definiens

 Pembagian Definisi

Definisi nominal adalah definisi menurut kata, yakni dengan menghubungkan pengertian tertentu
dengan kata tertentu.

(1) Etimologi. Mencari asal-usul kata.


(2) Leksikon. Mencari arti kata sebagaimana telah diterangkan dalam Kamus.
(3) Sinonim. Menggunakan kata yang sama artinya, yang biasa dipakai dan dimengerti oleh
umum.

Definisi Real

Definisi real selalu bersifat majemuk. Artinya, dia terdiri dari dua bagian.
Bagian pertama, menyatakan unsur yang merupakan hal tertentu dengan hal lainnya.
Bagian kedua, menyatakan unsur yang membedakannya dari sesuatu yang lain.

Contoh: Manusia adalah binatang berakal budi.


Unsur binatang dalam hal ini merupakan bagian pertama, sedangkan unsur berakal budi sebagai
bagian keduanya. Bagian kedua inilah yang membedakannya dengan hal yang lain seperti
binatang infrahuman: kuda, kerbau, sapi.

1. Definisi Real Essensial.

Definisi ini menyebutkan inti sesuatu. Inti atau hakekat sesuatu adalah suatu pengertian abstrak,
yang hanya memuat unsur-unsur utama untuk memahami suatu species tertentu dan untuk
membedakannya dari species lain. Definisi jenis ini tersusun dari genus profimum (jenis terdekat)
dan differentia specifica (perbedaan khusus). Definisi ini paling sempurna tetapi sulit, sebab tidak
mudah mencari ciri pembeda yang khusus dari sesuatu.

2. Definisi Real tak Essensial:

Definisi jenis ini dibagi lagi menjadi dua yaitu:

a. Ekstrinsik: menjelaskan causa (sebab)

1: Cauasa efficiens. Melalui siapa atau apa sesuatu itu ada (siapa pembuat). Contoh: Patung adalah
gambar yang dibuat oleh pamahat.

2: Cauasa finalis (tujuan). Menjelaskan maksud atau tujuan dari sesuatu itu. Contoh: Jam adalah alat
untuk mengukur waktu.

3: Causa exemplaris (contoh). Memakai contoh untuk menerangkan arti sesuatu. Contoh: Manusia
adalah makhluk secitra dengan Allah.

b. Intrinsik : (deskripsi),

yaitu menjelaskan ciri-ciri yang ada pada barang namun tidak essensial.

(1) Propria: Menyebut ciri-ciri yang harus ada. Besi adalah logam yang memuai jika dipanaskan.

(2) Accidentia: menyebut ciri tambahan pada suatu objek. Contoh: Gajah adalah hewan berkaki
empat yang memiliki belalai, berkuping dua, berbadan besar.

 Definisi Reportif
-Definisi reportif menyatakan makna suatu konsep menurut pemakaiannya dalam bahasa kita.
-Definisi ini memberitakan apa yang secara umum dipahami sebagai makna dari konsep tertentu.
-definisi reportif dari “mobil” mungkin berbunyi “kendaraan bermesin dengan empat roda yang
dirancang untuk mengangkut orang di darat”.
 Definisi Reformatif
-Definisi reformatif adalah sebuah bentuk definisi yang bertujuan memperbaiki definisi yang sudah
ada.
-Tujuannya = memberikan penjelasan yang lebih baik mengenai makna dari konsep yang
dipersoalkan.
 Definisi Stipulatif
-terdiri dari pernyataan-pernyataan yang secara bebas memberikan makna atas term-term baru.
- Kita tidak sekedar memberitakan makna yang sudah ada, melainkan memberikan makna bagiu
istilah yang baru pertama kalinya diperkenalkan / baru bagi istilah lama.

 Hukum-hukum Definisi
1. Definitum dan definitio sama luas. Karena keduanya sama luas, maka keduanya bisa dibolak-
balikkan.
Ex : Manusia adalah hewan yang berakal, maka bisa dibalikkan menjadi hewan yang berakal adalah
manusia.
2. Definitium tidak boleh masuk dalam definitio. Apa yang didefinisikan atau diterangkan tidak
boleh masuk ke dalam keterangan atau definisi.
Ex : Logika adalah pengetahuan mengenai hukum-hukum logika.
3. Definitio tidak boleh dirumuskan secara negatif.
Tujuan utama sebuah definisi adalah menyatakan makna/arti sebuah term, bukan negasinya atau
bukan hal lain yang tidak dimaksudkan.
Ex : Kebaikan adalah bukan perbuatan jahat
4. Definitio haruslah benar-benar menjelaskan definitum.
Definisi tidak boleh dirumuskan dalam bahasa yang kabur, kiasan atau bermakna ganda.
Ex : Logika adalah mercusuar pemahaman (definisi figuratif).
5. Definitio berlaku mengenai keseluruhan dan hanya mengenai keseluruhan itu.
(1) Genus supremum: Jenis yang tertinggi tidak bisa didefinisikan
(2) Individuum: Individu tidak bisa didefinisikan karena individualitas. Kita kita tidak bisa menemukan
unsur apa itu dalam diri individu Fr. Yohanes. Kita tidak mendefinisikan Yohanes, karena kita tidak
bisa menemukan unsur-unsur individualnya untuk menunjukkan ke-Yohanes-an.

 Arti Pembagian
-Pembagian adalah aktus akal budi menguraikan keseluruhan suatu pengertian ke dalam bagian-
bagiannya.
-menurut kesamaan dan perbedaan, bagian-bagian atau unsur-unsurnya

 Jenis-jenis pembagian
1. Pembagian Fisik
pembagian dengan cara mengurai suatu hal atau objek ke dalam unsur-unsurnya

ex : Tubuh manusia dapat dibagi-bagi ke dalam bagian kaki, tangan, kepala, perut dan sebagainya.

2. Pembagian Logis
Pembagian logis ialah pembagian sebuah konsep ke dalam subkonsep-subkonsep.

3. Pembagian Metafisik.
Pembagian metafisik ialah pembagian suatu objek ke dalam kualitas pembentukannya.
Ex : Manusia adalah subtansi rasional yang berperasaan, hidup, mempunyai susunan kodrat (jiwa-
badan), sifat kodrat (individual-sosial), serta kedudukan kodrat (makhluk yang berdiri sendiri-
ciptaan Tuhan).

 Fungsi Pembagian
-mengurai suatu pengertian atas bagian-bagiannya adalah sangat penting bagi proses pemikiran dan
ilmu pengetahuan.
-Intelek bisa memiliki suatu pengertian secara terang dan jelas.
-Secara lebih tepat melihat persamaan dan perbedaan antara satu ilmu dengan ilmu lain.

 Unsur-unsur Pembagian
Ada dua unsur pokok dalam pembagian, yakni pengertian bagian dan pengertian keseluruhan.

 Keseluruhan riil dan keseluruhan logis.


(1) Keseluruhan riil merupakan keseluruhan yang tidak dapat dijadikan predikat bagi masing-masing
bagiannya.

Misalnya, Rumah adalah suatu keseluruhan riil. Rumah tidak bisa menjadi predikat salah sebuah
kamar yang menjadi bagian dari rumah tersebut. Kita tidak bisa berkata Kamar adalah rumah.

(2) Keseluruhan logis adalah keseluruhan yang dapat menjadi predikat masing-masing bagiannya.

Hewan misalnya dapat menjadi predikat kerbau, kuda, sehingga kita berkata: Kuda adalah hewan
atau Kerbau adalah hewan.

 Keseluruhan aksidental dan essensial.


1)Keseluruhan aksidental. Keseluruhan ini terdiri dari berbagai ada yang utuh.

Contoh: Keseluruhan onggokan kayu, keseluruhan suatu tumpukan batu. Keseluruhan ini bersifat
aksidental, sebab keseluruhan itu bersifat tambahan atau sementara, yakni sejauh orang
mengumpulkannya sebagai suatu onggokan atau tumpukan.

2)Keseluruhan essensial. Keseluruhan ini terdiri dari bagian yang menyusun hakikat sesuatu, baik
secara fisik maupun secara metafisik.

Secara fisik manusia terdiri dari badan dan roh rasional, sedangkan secara metafisik manusia terdiri
dari animalitas (unsur hewan) dan rasionalitas (unsur insani).

 Keseluruhan universal dan keseluruhan Integral.


1) Keseluruhan universal. Keseluruhan yang terdapat di seluruh bagianbagiannya dengan seluruh
hakikat dan kemampuannya.

Contoh: Hewan betulbetul terdapat baik pada manusia maupun pada binatang.

2)Keseluruhan integral. Totalitas yang bagian-bagiannya merupakan keutuhan dari sesuatu.

Contoh: Anggota badan merupakan bagian integral manusia, tetapi seluruh manusia itu tidak
terdapat pada kakinya.

 Hukum-hukum Pembagian
1. Harus utuh.
-Pembagian harus sedemikian rupa sehingga seluruh bagiannya apabila kita ambil bersama kembali
adalah sama dan sebangun dengan keseluruhannya.
-Cara yang paling tepat untuk mematuhi hukum ini adalah pembagian yang bersifat kontradiktoris.
-Bagian-bagian itu bila dijumlahkan tidak menjadi kurang juga tidak menjadi lebih dari totalitas yang
dibagikan.

2. Harus mengeksklusi yang lain.

-Pembagian itu harus benar-benar memisahkan. Bagian yang satu tidak boleh memuat bagian yang
lain.
-Misalnya, mahasiswa dapat dibagi ke dalam kelompok-kelompok mahasiswa filsafat dan mahaiswa
teologi. Mahasiswa dari fakultas lain masuk di kelompok mana?
3. Harus memegang prinsip yang sama.

-Predicamentum yang sama, sehingga kesatuan tetap dipertahankan di dalam keragaman.


-Jadi, bila misalnya kita membagi-bagi manusia ke dalam mahasiswa, dosen, pandai, maka pembagian
semacam ini tidak baik sebab tidak bertitik tolak dari dasar atau basis yang sama.

4. Harus rapi.

 Apabila kita hendak mengadakan sub-pembagian, maka kita perlu mengaturnya secar rapi,
sehingga setiap pembagian dan sub-pembagian harus hanya mencakup bagian-bagian yang
langsung menyusun suatu keseluruhan atau bagian yang dibagi lebih jauh.
 Misalnya, mahasiswa tingkat I STFT Widya Sasana Malang dapat dibagi ke dalam kelompok 21
tahun ke atas dan kelompok 21 ke atas.

 Proses pembagian dapat menimbulkan jenis-jenis penggolongan atau klasifikasi.

1.Penggolongan atas dasar susunan kodrat, yaitu penggolongan berdasarkan ciri-ciri kodrati atau
hakiki.

Misalnya, binatang dapat dikelompokkan ke dalam golongan vivipara. Ovipar dan ovivipar.

2.Penggolongan artifisial, yaitu penggolongan yang terjadi semata-mata atas dasar kesepakatan
tentang ciri-ciri yang tidak hakiki yang mungkin secara kebetulan terdapat pada sekelompok
objek tertentu.

Misalnya, kita dapat mengelompokkan wanita ke dalam kelompok yang bercelana jeans dan
kelompok yang mengenakan jilbab dan sebagainya.

 Manfaat Klasifikasi
-membantu pikiran untuk melihat sekilas fenomena-fenomena pengelompokan yang kiranya memiliki
banyak sekali variasi.
-memungkinkan pikiran kita untuk memahami benang merah yang terdapat dalam hubungan antara
objek yang satu dengan objek yang lainnya
-membantu kita untuk memahami benda-benda menurut struktur kodratnya ataupun menurut
struktur artifisialnya.
 Kesulitan dalam membuat Pembagian

1. Sering terjadi kesalahan karena orang tidak memahami dengan baik mengenai hubungan antara
keseluruhan dengan bagian-bagiannya.
Apa yang benar bagi keseluruhan, juga benar untuk bagian-bagiannya. Namun apa yang benar bagi
bagian-bagian, belum pasti benar untuk keseluruhannya. Demikian juga, apabila keseluruhan
dipungkiri, maka bagian-bagian turut dipungkiri namun tidak sebaliknya.

2. Adanya keraguan tentang apa atau siapa yang sesungguhnya masuk ke dalam kelompok tertentu.
Hal ini terjadi karena memang tidak mudah membuat golongan yang satu berbeda dari golongan
yang lain.

3. Malas berpikir, membuat orang mencari jalan pintas. Orang hanya membuat golongan atas dua
bagian (penggolongan hitam-putih).
Penggolongan seperti ini sering merupakan bentuk-bentuk antara, bentuk-bentuk peralihan, yang
terdapat di antara kedua ekstrem yang diajukan.

Anda mungkin juga menyukai