Surat resmi atau disebut juga surat dinas adalah surat yang ditulis untuk keperluan
komunikasi antara kantor yang satu dan kantor yang lain atau antar organisasi.
Surat dinas dibuat oleh seseorang yang berkedudukan sebagai pejabat instansi
pemerintah sehingga surat ini disebut juga surat jabatan.
Dalam penulisan surat resmi, bahasa yang digunakan adalah format surat dan ragam
bahasa yang dibakukan. Hal tersebut dilakukan agar isi surat tidak menimbulkan
salah tafsir, mengingat surat merupakan bentuk komunikasi tertulis, yang sangat
mungkin untuk menimbulkan salahtafsir.
Surat resmi memiliki bagian-bagian yang tetap, yaitu
1. Kepala surat
Kepala surat yang ditulis lengkap memuat informasi yang terdiri atas
a. nama instansi,
b. alamat lengkap,
c. nomor telepon,
d. nomor kotak pos, dan
e. lambang atau logo.
Kata Lampiran atau Lamp. diikuti tanda titik dua (:) dan disertai jumlah barang
yang dilampirkan. Jumlah barang ditulis dengan huruf, bukan dengan angka, dan
tidak diakhiri dengan tanda baca. Awal kata yang menyatakan jumlah ditulis dengan
huruf kapital.
Penulisan Lampiran Yang Penulisan Lampiran Yang
TIDAK Dianjurkan dianjurkan
Lampiran: 1 berkas Lampiran: Satu berkas
Lamp: 1 (Satu) berkas Lamp: Satu berkas
Kata hal diikuti oleh tanda titik dua dan disertai dengan pokok surat yang diawali
dengan huruf kapital tanpa diberi garis bawah dan tidak diakhiri tanda baca. Pokok
surat hendaknya dapat menggambarkan pesan yang ada pada isi surat.
Penulisan Hal Yang Tidak Penulisan Hal Yang dianjurkan
Dianjurkan
Hal : Permohonan Izin mengadakan Hal : Permohonan izin
studi banding
Hal : Perpanjangan Izin Penelitian Hal : Perpanjangan izin penelitian
Hal : Permintaan data lomba desa Hal : Permintaan data lomba desa
2008 2008
Hal : Petunjuk Pembinaan Desa Hal : Petunjuk pembinaan desa
Tertinggal tertinggal
4. Alamat tujuan
Dalam menuliskan alamat surat, hal-hal berikut perlu diperhatikan.
Penulisan nama penerima surat harus cermat dan lengkap sesuai dengan
kebiasaan si pemilik nama menulis namanya.
Nama diri penerima surat ditulis dengan huruf kapital pada awal setiap unsurnya,
bukan huruf kapital semua.
Penulisan alamat surat juga harus cermat, lengkap, dan informatif.
Untuk menyatakan yang terhormat pada awal nama penerima surat cukup
ditulis Yth. Dengan huruf awal huruf kapital disertai dengan tanda titik. Penggunaan
kata kepada sebelum nama diri tidak diperlukan karena kepada merupakan kata
penghubung antar bagian kalimat yang menyatakan arah. Alamat pengirim juga
tidak perlu memakai kata dari yang menyatakan asal.
Kata Saudara ditulis dengan disingkat, Sdr., sedangkan kata Bapak dan Ibu ditulis
lengkap, tanpa disingkat.
Jika nama orang yang dituju bergelar akademik sebelum namanya, seperti Dr.,
dr., atau Drs., atau memiliki pangkat seperti kolonel atau kapten, kata
sapaan Bapak, Ibu, Sdr tidak digunakan.
Jika yang dituju nama jabatan seseorang, kata sapaan tidak digunakan agar tidak
berhimpit dengan gelar, pangkat, atau jabatan.
Kata jalan pada alamat surat tidak disingkat. Alamat yang lebih sempit dengan
alamat yang lebih luas tingkatannya diantarai dengan tanda koma.
Nama alamat yang dituju hendaklah nama orang yang disertai dengan nama
jabatannya, atau nama jabatannya saja, dan bukan nama instansinya.