Anda di halaman 1dari 2

2.

Daya dukung lateral


Beban lateral yang terjadi pada sebuah tiang perlu ditahan oleh tiang tersebut. Ada dua hal yang menjadi syarat dalam analisis daya dukung lateral suatu tiang, yaitu: Faktor aman terhadap beban lateral ultimit yang terjadi. Defleksi yang terjadi pada tiang masih dalam batas toleransi yang ditetapkan. Toleransi defleksi sebuah tiang menurut McNulty (1956), disarankan sebesar 6 mm atau 0.25 inchi untuk bangunan gedung dan 0.5 inchi atau 13 mm untuk bangunan transmisi dan sejenisnya. Beban lateral yang boleh terjadi tergantung pada dua hal berikut (Poulos dan Davis, 1980): Beban lateral yang menyebabkan tanah disekitar tiang mengalami keruntuhan. Dalam hal ini tiang dianggap kaku, sehingga kekuatan tiang dalam menahan beban lateral bergantung pada tahanan tanahnya. Beban lateral yang didasarkan pada kekuatan tiang. Seluruh beban lateral ditentukan oleh tahanan tiang terhadap momen yang bekerja. Oleh karena beban lateral yang boleh terjadi pada tiang adalah beban lateral terkecil dari kedua kondisi di atas. Dalam menganalisis beban lateral digunakan metode Broms, yaitu hubungan antara momen ultimit tiang dengan tahanan lateral di sepanjang tiang. Baik untuk tanah kohesif maupun granular, Broms (1964) memberikan hubungannya dalam grafik.

Gambar Tahanan Lateral Ultimit Tiang dalam Tanah Kohesif (Broms, 1964a)

Gambar Tahanan Lateral Ultimit Tiang dalam Tanah Granular (Broms, 1964b)

Nilai moment crack tiang dapat dihitung dengan persamaan: Mcr=fy x Z Mcr = Moment crack tiang (kN.m) fy = Tegangan leleh material tiang (kN/m2) Z = Modulus penampang (m3) Z=32 x OD OD4-ID4 OD = Outside diameter ID = Inside diameter = OD tebal tiang

Anda mungkin juga menyukai