Anda di halaman 1dari 11

Tugas Manajemen Proyek

Proyek Pembangunan Mushola RT 07 RW 01 dan RT 01 RW 02 Rawalumbu


Bekasi

Disusun oleh :
Reyfaza Yauma Fallahi (0101516016)
Shania Farhah (0101516017)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA
JAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan umat muslim yang semakin meningkat di Indonesia mengakibatkan kebutuhan


akan sarana untuk tempat beribadah seperti mushola sangatlah diperlukan. Mushola merupakan
tempat yang digunakan untuk umat muslim beribadah, sholat, berdzikir kepada Allah SWT.
Allah berfirman: “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS At-Taubah: 18.
Dengan demikian mushola merupakan masalah penting demi kehidupan umat islam.

Masyarakat yang berada dilingkungan RT 07 RW 01 dan RT 01 RW 02 Rawalumbu Bekasi


Timur merupakan salah satu yang memiliki pertumbuhan penduduk paling tinggi maka dari itu
masyarakat sekitar merasa terpanggil untuk membuat mushola tersebut, tidak hanya itu masjid
yang terdekat didaerah tersebut memiliki kapasitas yang tidak memadai dan juga memiliki
jarak yang harus ditempuh dengan kendaraan. Ditambah lagi dengan jamaah dari lain daerah
yang datang pada masjid tersebut sangatlah banyak dikarenakan letak masjid yang berdekatan
dengan jalan-jalan besar dan juga terdapat pusat keramaian.

Mushola yang dibangun rencananya akan dibuat semaksimal mungkin sesuai fungsinya agar
dapat memuaskan warga sekitar dalam beribadah dan bertakwa kepada ALLAH SWT.
Bangunan yang mushola tersebut telah disiapkan lahan tanah dengan luas 15m x 15m dimana
lahan tersebut merupakan tanah wakaf yang ditawarkan warga sekitar untuk turut serta beramal
dalam proyek mushola tersebut. Mushola tersebut akan dibuat bangunan beserta halamannya,
mushola ini memiliki tempat wudhu, parkir motor, 2 kamar mandi.

Adapun kegiatan pembangunan mushola tersebut akan memakan waktu 6 bulan 7 hari. Dalam
prosesnya pembangunan tersebut dibutuhkan manajemen proyek yang baik agar mushola
tersebut dibangun sesuai yang direncanakan dan dapat berfungsi sebaik mungkin seperti yang
diinginkan warga RT 07 RW 01 dan RT 01 RW 02 Rawalumbu Bekasi Timur.

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

Adapun Tujuan dari proyek pembuatan Mushola adalah sebagai berikut:

1. Dalam melakukan rencana pembuatan proyek mushola didaerah RT 07 RW 01 dan RT 01


RW 02 Rawalumbu Bekasi Timur, aspek-aspek yang diperhitungkan yaitu waktu, biaya
dan kualitas dalam proses pengerjaan proyek
2. Memberikan sarana ibadah untuk masyarakat muslim didaerah RT 07 RW 01 dan RT 01
RW 02 Rawalumbu Bekasi Timur agar tercipta umat yang beriman dan bertakwa

1.4 Manfaat
BAB 2

PROJECT SCOPE MANAGEMENT

2.1 WBS

WBS adalah suatu metode pengorganisaian proyek menjadi struktur pelaporan hierarakis.
WBS digunakan untuk melakukan Breakdown atau memecahkan tiap proses pekerjaan menjadi
lebih detail.hal ini dimaksudkan agar proses perencanaan proyek memiliki tingkat yang lebih
baik. WBS disusun berdasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek yang meliputi
kontrak, gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek kemudian diuraikan menjadi bagian-bagian
dengan mengikuti pola struktur dan hirarki tertentu menjadi item-item pekerjaan yang cukup
terperinci, yang disebut sebagai Work Breakdown Structure. Adapun manfaat WBS yaitu
efisiensi waktu dalam penyelesaian suatu proyek, mengetahui apa saja yang sudah dicapai,
dapat membuat rencana proyek pada waktu yang akan datang. Namun terdapat manfaat utama
dari WBS, yaitu :
1. Meningkatkan akurasi dan kelangkapan pendefinisian proyek, karena WBS melibatkan
manajer fungsional dan personel untuk saling ikut membantu menganalisis.
2. Menjadi dasar anggaran dan penjadwalan.
3. Alat control pelaksanaan proyek, karena WBS dapat membandingan antara penyimpangan
biaya dan jadwal paket kerja.

Berikut adalah data dari pembangun Pembangunan Mushola RT 07 RW 01 dan RT 01 RW 02


Rawalumbu Bekasi Timur kemudian disajikan dalam bentuk Work Breakdown Structure:
Mushola

1. Persiapan 2. Pembuatan 3. Struktur 4. Pembuatan 5. Pembuatan 9. Pemasangan


6. Instalasi Listrik 7. Instalasi Air 8. Kusen 10.Interior 11. Exterior 12. Finishing
(Start) Fondasi Bangunan Dinding Atap Jendela dan Pintu

1.1Pengukuran 6.1 Pemasangan 9.1 Pemasangan


5.1 Pemasangan 8.1 Pemasangan
Lahan 2.1 Penggalian 3.1 Beton 4.1 Penyusunan Instalasi daya 7.1 Pemasangan Daun Pintu dan 11.1 Pemasangan
Rangka Atap kusen pintu dan 10.1 Pemasangan
1.2 Pembuatan Tanah Bertulang Batu Bata listrik Instalasi pipa air Jendela Conblock 12.1 Pemasangan
5.2 Ring Balok jendela Lampu, stop
Layout 2.2 Pemasangan 6.2 Pemasangan 9.2 Pemasangan 11.2 Pembuatan Lantai
Besi Penyangga dan Siku kontak dan saklar Tempat Wudhu
Instalasi Kaca mati 12.2 Pemasangan
2.3 Pengecoran 5.3 Pemasangan 10.2 Pengecatan 11.3 Pemasangan
Penerangan 9.2.1 Engsel Pintu Karpet Mushola
Besi Penyangga Genteng Dasar Pagar
6.3 Pemasangan 9.2.2 Grendel 12.3 Pemasangan
2.4 Pemasangan 5.4 Pemasangan 10.3 Pengecatan
Instalasi Pintu Mimbar
Batu pondasi Kubah Warna
Grounding 9.2.3 Tralis
2.5 Persiapan 10.4 Pemasangan
Jendela
Pondasi Kipas Angin

Gambar 2.1. Work Breakdown Structure Proyek Pembangunan Mushola


2.2 PRECEDENCE DIAGRAM

Precedence Diagram Method adalah alat untuk penjadwalan kegiatan dalam rencana proyek.
Ini adalah metode penyusunan jadwal proyek diagram jaringan yang menggunakan kotak,
disebut sebagai node, untuk mewakili kegiatan dan menghubungkan mereka dengan panah
yang menunjukkan dependensi.

1 3 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Gambar 2.2 Precedence Diagram Proyek Pembangunan Mushola RT 07 RW 01 dan RT 01 RW 02 Rawalumbu


Bekasi Timur

Tabel 2.1. Tabel Keterangan Node Precedence Diagram Proyek Perencanaan Pembangunan Mushola RT 07 RW
01 dan RT 01 RW 02 Rawalumbu Bekasi Timur

Keterangan dari durasi kegiatan pada precedence number dan precedence diagram pada
proyek pembuatan Mushola:
1. Start (3 hari)
2. Perencanaan Awal ( 7 hari)
3. Road Map (5 hari)
4. Merancang Anggaran yang diperlukan ( 5 hari)
5. Pengendalian Ruang Lingkup (2 hari)
6. Pembuatan Fondasi (7 hari)
7. Struktur bangunan (6 hari)
8. Pembuatan dinding ( 6 hari)
9. Pembuatan Atap (4 hari)
10. Instalasi Listrik (5 hari)
11. Instalasi Air (5 hari)
12. Kusen (3 hari)
13. Pemasangan Pintu dan kaca (2 hari)
14. Interior ( 4 hari)
15. Exterior (4 hari)
16. Finishing (2 hari)

2.3 Gantt Chart

Gantt Chart adalah sejenis grafik batang (Bar Chart) yang digunakan untuk menunjukan
Tugas-tugas pada Proyek serta Jadwal dan waktu pelaksanaannya, seperti waktu dimulainya
tugas tersebut dan juga batas waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang
bersangkutan. . Berikut adalah data Gantt Chart dari proyek penyusunan mushola:
Tabel 2.2 Tabel Gantt Chart Proyek Pembangunan Mushola

Pada Tabel 2.2. Merupakan Gantt Chart proyek pembangunan mushola, terhitung 70 hari untuk
pambangunan musholat mulai dari start sampai dengan finishing

2.4 Critical Path Method (CPM)

Critical Path Method adalah teknik menganalisis jaringan kegiatan/aktivitas-aktivitas ketika


menjalankan proyek dalam rangka memprediksi durasi total. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan jalur kritis ini:

 Tertundanya pekerjaan di jalur kritis akan menunda penyelesaian jalur proyek ini secara
keseluruhan.
 Penyelesaian proyek secara keseluruhan dapat dipercepat dengan mempercepat
penyelesaian pekerajaan – pekerjaan di jalur kritis.
 Slack pekerjaan jalur kritis sama dengan 0 (nol). Hal ini memungkinkan relokasi sumber
daya dari pekerjaan non kritis ke pekerjaan kritis.
7 10
10
2 1010 2
3
3 3 5 7 6 6 5 5 3 2 4 4 2
3
4
0 3 8 8 8 12 19 19 25 45 48 48 50 50 54 54 58 58 60
0 0 3 1 7 12 3 12 12
8 12
5 12 19 6 19 25 7 25 31
25 31 8 31 35
31 35 9 35 40
35 40 10 40 45
40 45 11 45 48 12 48 50 13 50 54 14 54 58 15 58 60 16
3 5
7
8 8
12 4 12

Gambar 2.3. Critical Path Method Proyek Pembangunan Mushola

Tabel 2.3. Perhitungan Total Slack pada Proyek Pembangunan Mushola

Bedasarkan Gambar 2.3 dan Tabel 2.3. Dapat diketahui bahwa total pengerjaan proyek
pembuatan mushola RT 07 RW 01 dan RT 01 RW 02 Rawalumbu Bekasi Timur adalah 60
hari berdasarkan perhitungan Critical Path Method , didapatkan jalur kritisnya adalah 1-2-
5-6-7-8-9-10-11-12-13-14-15-16 dengan nilai slack 0

2.4 Stuktur Organisasi


Owner
(1)

Pemimpin Proyek
(1)

Tukang Batu Tukang Kayu Tukang Atap Tukang Cat


(3) (2) (4) (2)

Gambar 2.4. Struktur Organisasi Proyek Pembuatan Mushola

Struktur organisasi operasional pembangunan rumah tipe 36 adalah sebagai berikut:


1. Owner (1 orang)
CEO dari project sekaligus pemilik project dan pemilik bangunan yang telah
dirancang. Bertanggung jawab atas segala kegiatan yang berlangsung baik pada proses
pembangunan maupun operasional serta melakukan serah terima project charter
kepada pimpro.
2. Pimpinan Proyek (1 orang)
Manager dari project bangunan sekaligus mandor yang bertanggung jawab atas segala
kegiatan yang berlangsung pada proses pembangunan maupun operasional serta pada
proses pembelian bahan baku, melakukan pembukuan pekerjaan dan mengontrol
kualitas material.
3. Tukang Batu (3 orang)
Orang yang bertanggung jawab dalam membuat dinding bangunan rumah yang kokoh
hingga selesai dan membangun dinding yang telah direncanakan serta memasang
keramik sesuai jadwal yang telah direncanakan oleh pimpinan proyek.
4. Tukang Kayu (2 orang)
Orang yang bertanggung jawab dalam pembuatan kusen jendela,pintu, wastafel dan
interior rumah lainnya yang sesuai dengan spek yang telah direncanakan oleh
pimpinan proyek.
5. Tukang Atap (4 orang)
Orang yang bertanggung jawab dalam pembuatan dan pemasangan rangka atap,
genteng rumah dan pemasangan plafon dalam rumah sesuai yang telah direncanakan
oleh pimpinan proyek.
6. Tukang Cat (2)
Orang yang bertanggung jawab dalam proses pengecatan seluruh bagian interior
rumah sesuai yang telah direncanakan oleh pimpinan proyek.

Berdasarkan struktur organisasi tersebut dapat disimpulkan jumlah keseluruhan pegawai


operasional pembangunan rumah tipe 36 adalah kurang lebih berjumlah 13 orang. Proses
komunikasi yang dilakukan antar pegawai dapat dilakukan dengan face to face dan
menggunakan media komunikasi. Media komunikasi yang digunakan saat ini adalah
handphone.
BAB 3
BIAYA

Pada proyek pembangunan Mushola RT 07 RW 01 dan RT 01 RW 02 Rawalumbu Bekasi


Timur memerlukan biaya Rp. 75,885,000.00,-. Proyek ini dilakukan karena permintaan warga
Mushola RT 07 RW 01 dan RT 01 RW 02. Penyusunan anggaran diperlukan dalam pembuatan
proyek ini, yang bertujuan untuk menghindari over budget. Berikut biaya-biaya pengeluaran
dalam pembuatan Mushola:

Tabel 3.1 Biaya Material & Proses Pembangunan Rumah Tipe 36

BAB 4

Project Management Frame Work

Project Management Frame Work terdiri dari beberapa poin yaitu:


1. Scope Management
Pada ruang lingkup proses pembangunan mushola RT 07 RW 01 dan RT 01 RW 02
Rawalumbu Bekasi Timur yang dilakukan oleh RT dan RW setempat, yang dilaksanakan
selama 70 hari pada tahun 2018

2. Cost Management
Biaya yang digunakan adalah kurang lebih sebesar Rp.75,885,000.00,- dengan rincian
biaya yang dikeluarkan seperti pada tabel 3.1

3. Time Management
Waktu yang dibutuhkan untuk pembangunan mushola RT 07 RW 01 dan RT 01 RW 02
Rawalumbu Bekasi Timur selama 70 hari atau kurang lebih 2 bulan 1 minggu yang
secara detail telah dijelaskan pada Gambar 2.2 precendence diagram proyek pembuatan
mushola RT 07 RW 01 dan RT 01 RW 02 Rawalumbu Bekasi Timur

4. Human Resource Management


Sumber daya manusia yang digunakan pada proses pembangunan ini adalah dengan
menggunakan tenaga-tenaga yang ahli pada bidangnya, orang-orang yang terdapat pada
struktur organisasi merupakan orang yang akan telah terbiasa terlibat pada proyek
pembangunan rumah. Sedangkan pekerja bangunan yang digunakan ialah sebanyak 11
orang. SESUAI DENGAN STRUKTUR ORGANISASI

5. Communication Management
Manajemen Komunikasi yang digunakan pada proyek pembangunan mushola RT 07 RW
01 dan RT 01 RW 02 Rawalumbu Bekasi Timur dilakukan dengan pertemuan dari pihak
RT 07 RW 01 beserta pihak RT 01 RW 02 untuk bekerja sama dalam pembangunan
mushola ini yang nantinya akan melakukan pertemuan dengan anggota pelaksa proyek.
Untuk manajemen komunikasi bersama para pekerja bangunan maka dapat
dikomunikasikan dengan pimpinan proyek yang kemudian akan disampaikan pada
pekerja lapangan lainnya.

6. Procurement Management
Manajemen pengadaan barang dilakukan dengan menyusun barang, peralatan dan bahan
baku apa saja yang dibutuhkan selama pembuatan proyek serta memastikan bahwa
pengadaan barang berjalan sesuai kebutuhan dan waktu pelaksaan proyek. barang harus
dilakukan sesuai dengan perencanaan dan dilakukan oleh pimpinan proyek.

7. Quality Management
Manajemen kualitas yang digunakan meliputi semua aspek, salah satunya adalah
monitoring terhadap kinerja proyek pembuatan mushola dengan melakukan pengawasan
kinerja sumber daya manusia yang optimal, selain itu aspek pembelian barang maka
diharuskan untuk membeli material atau bahan bangunan yang berkualitas

8. Risk Management
Berikut adalah beberapa resiko yang dapat terjadi pada proyek pembuatan mushola:

Tabel 4.1 Risk Management

Mengatasi/
Bahaya Akibat Mitigasi
Pencegahan
Mengurangi Kualitas
Perubahan Harga Biaya Material Perencanaan Biaya
Material yang
Kebutuhan Material Menjadi Bertambah yang Sangat Matang
Digunakan

Kecelakaan Kerja Menggunakan Meggunakan Alat


Luka – luka, Cidera
pada Pekerja Asuransi. Pelindung Diri.
Melakukan
Perubahan Cuaca Waktu Pembangunan Memberhentikan Pembangunan pada
(Hujan) Menjadi Tertunda Pekerjaan Sementara Musim Kemarau

9. Project Integration Management


Pada integrasi manajemen untuk proyek pembuatan mushola dengan mengidentifikasi,
mendefinisi, mengkombinasi, menyatikan dan mengkoordinasi berbagai proses dan
aktivitas seluruh area pengetahuan manajemen proyek dalam suatu proses yang
berkesinambungan

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang kami dapatkan dalam pembuatan proyek mushola Mushola RT 07 RW
01 dan RT 01 RW 02 Rawalumbu Bekasi adalah dalam pembuatan mushola ini melibatkan
pihak dari RT 07 RW 01 dan pihak RT 01 RW 02 serta anggota pelaksaan proyek. Biaya
pengalokasian dana sebesar Rp. 75,885,000.00,- yang mencakup 2 aspek yaitu biaya material
dan biaya operasional.

SARAN

1. Kurangnya tenaga kerja untuk pengerjaan proyek pembangunan mushola, sehingga


menyebabkan keterlambatan perisapan awal
2. ….
3. ….

DAFTAR PUSTAKA

Leonardo. 2015. Penerapan Precedence Diagram Method Dalam Kontruksi Bangunan.


Gedung GMIM Syaloom di Karombasan

Nori, Sufaatin. 2011. Pemanfaatan Precedence Diagram Method (PDM) Dalam


Penjadwalan Proyek di PT.X. Bandung : Universitas Komputer Indonesia

https://duniaberbagiilmuuntuksemua.blogspot.com/2017/02/menghitung-biaya-membangun-
rumah-minimalis-tipe-36.html (diakses tanggal 06/07/2018)

Muhammad R, Syahrizal. 2011. Sangasari, Freyke. 2016. Analisis Resiko Pada Proyek
Konstruksi Perumahan di Kota Manado. Universitas Sumatera Utara

Sangasari, Freyke. 2011. Analisis Resiko Pada Proyek Konstruksi Perumahan di Kota
Manado. Manado : Universitas Sam Ratulangi

Anda mungkin juga menyukai