Pokok Bahasan:
KALIMAT EFEKTIF
1. Kalimat Efektif dengan menggunakan Kata Baku dalam Istilah Bahasa Indonesia
KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku,
seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat),
memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam
kalimat. kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh
Kalimat efektif adalah kalimat yang penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa atau
tata bahasa serta dapat menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat efektif juga disebut
sebagai kalimat baku. Kata kunci untuk memahami apa itu kalimat efektif terletak pada
seberapa mudahnya informasi di dalam kalimat itu tersampaikan. Dikatakan efektif suatu
kalimat karena tidak memiliki kemungkinan ambiguitas dalam penyampaian informasinya kepada
Kesalahan utama ketika seseorang membuat kalimat efektif ialah penggunaan kata-kata yang
keterangannya menyulitkan orang lain sulit memahaminya. Oleh sebab itu, ketika menuliskan
kalimat efektif, hendaknya menghindari kata-kata yang bisa menyebabkan makna ganda atau
ambigu.
Saat menyusun kalimat efektif, yang terpenting adalah, Anda harus memahami makna
atau kedudukan pada setiap kata yang menyusun sebuah kalimat. Jika Anda belum memahami
setiap bagian kata dan fungsinya dalam kalimat efektif maka berikut penjelasannya.
1. Subjek
Posisi kata yang menjadi subjek memiliki kedudukan yang paling utama dalam suatu
susunan kalimat. Posisi subjek di sini sebagai pelaku sebuah aktivitas yang dijelaskan dalam
beberapa berikutnya. Jadi kalimat Anda tidak akan efektif jika di dalamnya tidak ada subjek.
Dalam berbagai teks tulisan, subjek ini biasanya digambarkan oleh nama seseorang, atau
menyangkut pelaku secara langsung, misalnya Dia (laki-laki dan perempuan), Saya, Aku, Erning,
Rina (dan nama orang lainnya), Mereka, Kamu, dan Kami. Semua itu bisa dijadikan sebagai
subjek jika diletakkan pada susunan kalimat yang menyatakan suatu aktivitas, misalnya “Erning
2. Predikat
Selanjutnya adalah predikat atau bisa juga disebut sebagai kata kerja, posisi kata
yang memiliki fungsi sebagai predikat adalah sebuah aktivitas, apapun itu bentuknya termasuk
sebuah aktivitas. Dan harus dijalankan oleh subjek, bukan objek. Aktivitas ini seperti membaca,
menonton, mandi, bersepeda, dan sebagainya. Susunan predikat selalu diletakkan setelah
subjek.
Kalimat efektif tidak bisa berdiri hanya dengan susunan kata yang berada di posisi subjek dan
predikat saja, tanpa harus ditambahkan objek atau kata keterangan. Namun, agar menjadi satu
kalimat yang benar-benar utuh lebih baik jika Anda juga menambahkan kata akhir setelah objek
3. Objek
Kata selanjutnya adalah objek, yang posisinya berada di bagian akhir kalimat jika Anda
menyusunnya tanpa menggunakan keterangan. Objek ini bisa dibilang sebagai kata pasif, karena
kata tersebut tidak berfungsi menjalankan aktivitas, tetapi hanya sebagai hal yang dijalankan
oleh subjek. Pada banyak teks tulisan, objek ini digambarkan menggunakan kata benda, seperti
Namun, kata ganti orang pun juga bisa menjadi objek ketika susunan kalimatnya dibuat
pasif, dan terdapat dua orang yang disebutkan dalam sebuah kalimat. Tetapi dua orang atau
nama tersebut salah satunya adalah pelaku yang menjadi subjek, misalnya “Erning memukul
Roni”.
Pada susunan kalimat di atas terdapat dua kata ganti nama, Erning dan Roni. Tetapi salah
satunya berfungsi sebagai subjek, dan yang lainnya menjadi objek. “Erning” tersebut berada di
posisi subjek karena sebagai pelaku, sedangkan “Roni” adalah objek karena sifatnya pasif, tidak
melakukan hal apapun. Anda juga bisa menyusun kalimat efektif hanya dengan susunan kata
4. Kata Keterangan
pada suatu kondisi, tempat, atau waktu tertentu saat sebuah aktivitas sedang dijalankan oleh
subjek. Kata keterangan seringkali diletakkan di bagian paling akhir dalam suatu susunan
5. Kata Hubung
Selanjutnya kata hubung, dalam kalimat efektif sebenarnya posisi kata hubung tidak
terlalu diperlukan saat menyusunsebuah kalimat saja. Tetapi kata hubung tersebut akan
dibutuhkan ketika Anda menyusun kalimat dalam jumlah yang lebih banyak, misalnya kalimat
majemuk, susunan narasi, dan sebagainya. Pemilihan dan penempatan kata hubung harus tepat,
karena jika tidak maka bisa memuat susunan kalimat menjadi tidak efektif, dan terkesan
bertele-tele. Penggunaan kata hubung yang baik cukup beberapa saja pada susunan kalimat
tertentu. Pemakaian kalimat efektif ini selalu digunakan di berbagai jenis teks tulisan, apapun
bentuk dan jenis teksnya, mulai dari penulisan karya sastra, hingga narasi, teks prosedur, dan
surat resmi. Jadi, penting bagi Anda untuk mengetahui susunan kalimat efektif untuk
Kalimat efektif ini sangat penting untuk diterapkan di berbagai teks tulisan, karena
mengetahui lebih jelas jika Anda menjelaskan sesuatu menggunakan susunan kalimat efektif.
Tujuan kalimat efektif ini agar susunan dalam tata kepenulisan bisa dibuat dengan rapi, tidak
bertele-tele, memuat isi informasi penting secara langsung, dan menyaringnya. Sarta agar para
pembaca teks tulisan bisa memahami segala hal yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
tulisanya.
Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau
tidak Efektif.
Ejaan yang disempurnakan, atau yang biasa disingkat EYD, adalah suatu aturan atau
tata kepenulisan dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar. EYD ini tidak hanya berupa satu
kalimat saja, tetapi serangkaian kalimat secara keseluruhan yang terdapat pada suatu dokumen
yang disusun menjadi satu bahasan yang padu. Bahkan tanda baca yang dimasukkan di dalam
kalimat pun termasuk sebagai tata aturan EYD, karena bisa mempengaruhi pemahaman pembaca
Kalimat efektif harus disusun secara rapi secara berurutan sesuai ejaan yang
disempurnakan. Jika Anda menulis lebih dari satu kalimat, maka Anda akan memerlukan
penggunaan kata hubung, dan ketika menggunakannya Anda harus memiliki batasan tertentu
agar kalimat tidak terkesan bertele-tele. Para pembaca pun akan bosan untuk membacanya,
apalagi jika poin atau pokok utama dalam bahasan tidak segera disampaikan oleh si penulis.
Kalimat sistematis yang tersusun sesuai urutan harusnya tidak ditulis antar kalimat
saja, tetapi antar paragraf. Pastikan bahwa di dalam satu paragraf terdapat cukup satu ide
pokok saja, dan memberikan pokok bahasan secara berurutan dengan paragraf lainnya. Dan,
pada bagian ini biasanya seringkali luput dari perhatian para penulis, tidak jarang dari mereka
yang menulis paragraf tidak berurutan sehingga terkesan memberi penjelasan secara
melompat-lompat, atau bolak-balik tidak menuju pada poin utama. Pastikan juga bahwa di dalam
satu paragraf tidak terdapat lebih dari satu ide pokok, karena pembaca akan mengalami
kebingungan. Paragraf dengan kalimat efektif biasanya disusun secara berurutan, yakni kalimat
Seperti yang telah disinggung di beberapa paragraf di atas, bahwa kalimat efektif
tidak boleh ditulis menggunakan satu kata yang sama secara berulang-ulang karena itu dianggap
sebagai pemborosan, dan membawa kesan bertele-tele. Jika Anda memiliki kebiasaan seperti
hal tersebut, sebaiknya Anda perlu mengurangi kebiasaan atau kecenderungan untuk
menggunakan kata tertentu dalam waktu yang terlalu sering. Pastikan bahwa di dalam sebuah
kalimat terdapat beraneka jenis kata yang berbeda, tidak sama sehingga pembaca akan lebih
Kalimat efektif juga tidak boleh memberikan makna yang ambigu kepada pembaca, oleh
karena itu pahami setiap makna yang berasal dari satu kata. Namun, Anda juga harus memahami
beberapa kata yang mudah memberikan makna ambigu saat disusun menjadi sebuah kalimat,
sehingga Anda harus menyertakan kalimat penjelasnya untuk memperjelas makna yang Anda
tuju.
Berikut adalah ciri-ciri kalimat efektif beserta contohnya yang sangat menonjol:
Di dalam kalimat itu terdapat subjek, predikat, dan objek. Subjeknya adalah ‘Darto’,
predikatnya ‘melempar’, dan objeknya adalah bola. Kalimat tersebut terdapat subjek dan
predikat dan oleh karena itu dapat dikategorikan sebagai kalimat efektif.
Kalimat efektif memiliki susunan yang tidak bertele-tele. Dengan demikian, pembaca dapat
Dari kalimat tersebut terlihat informasi yang ingin disampaikan, yakni ‘para penonton’
merasakan kecewa. Kalimat tersebut tidak bertele-tele dan langsung memberikan informasi di
efektif/baku)
Pada kedua contoh tersebut terlihat perbedaan antara kalimat efektif dan tidak. Pada kalimat
efektif, urutan waktunya sangat logis dan isi informasinya dapat langsung diterima pembacanya.
4. Penulisannya sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) atau dulu
Pada kedua kalimat tersebut terdapat perbedaan pada kata ‘menganalisa’ dan ‘menganalisis.’ Bila
mengacu pada PUEBI, maka kata yang tepat adalah ‘menganalisis.’ Jadi, kalimat efektif selalu
5. Memiliki keparalelan bentuk atau memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat
Pada kalimat efektif, gaya paralelisme menempatkan unsur yang setara dalam
konstruksi yang sama. Adapun, paralelisme atau kesejajaran bentuk itu bertujuan untuk
Sederhananya, kata-kata dalam kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk dan sederajat.
Kebutuhan yang harus dipersiapkan adalah buku, penggaris, dan menghapus. (tidak
efektif/baku)
Kebutuhan yang harus dipersiapkan adalah buku, penggaris, dan penghapus. (kalimat
efektif/baku)
Pada kalimat pertama, kata ‘buku’, ‘penggaris’, dan ‘menghapus’ tidak memiliki kesamaan bentuk
ataupun sederajat. Sebab, kata ‘buku’, dan ‘penggaris’ merupakan kata benda sedangkan
Pada kalimat kedua, kata ‘buku’, ‘penggaris’, dan ‘penghapus’ memiliki kesamaan bentuk atau
berposisi sederajat dalam konstruksi kalimat tersebut. Ketiga kata tersebut merupakan kata
benda.
Ciri tersebut berkaitan dengan tujuan utama dari kalimat efektif, yakni memberikan
informasi secara jelas kepada pembaca atau pendengarnya. Oleh sebab itu, kalimat yang
Pada kalimat pertama, informasi yang ada di dalamnya tidak begitu jelas. Hal itu membuat
pembacanya menjadi bingung karena ada keambiguan maknanya. Sedangkan, pada kalimat
Anda juga perlu tahu, bahwa kalimat efektif sebenarnya terdapat banyak sekali
jenisnya, dan semua jenis tersebut sebenarnya bisa Anda temui di berbagai contoh teks
tulisan. Berikut beberapa poin yang telah merangkum tentang jenis-jenis kalimat efektif.
1. Kalimat Formal
Pada susunan kalimat formal Anda bisa menemui susunan kalimat yang efektif yang
ditulis menggunakan bahasa Indonesia baku, atau resmi. Teks seperti ini biasanya terdapat
pada susunan surat resmi, atau surat yang diberikan kepada atasan di sebuah perusahaan atau
lembaga. Pastikan saat Anda menulis kalimat formal susunan katanya berurutan, tidak bertele-
2. Kalimat Argumentasi
Kalimat efektif jenis ini tentu bisa Anda temui di berbagai teks tulisan, seperti
sebuah artikel berita, orasi public, dan sebagainya. Argumentasi atau opini yang berasal dari
buah pemikiran seseorang harus disusun secara efektif karena tujuan utamanya adalam
menyampaikan ide tersebut kepada orang banyak. Jika susunan kalimat argumentasi yang Anda
buat tidak efektif, maka opini Anda bisa jadi tidak dapat diterima karena tidak bisa
bukan sekedar sebuah opini, dan terkadang ide tersebut berupa suatu wawasan, pengetahuan,
atau informasi penting yang ingin disampaikan penulis kepada para pembaca. Sementara jika
kalimat argumentasi lebih pada pemberian opini atau respon terhadap suatu permasalahan yang
sedang terjadi. Ketika Anda menginginkan para pembaca untuk mendapatkan informasi penting
yang berasal dari ide atau gagasan pribadi, maka susunan kalimatnya harus dibuat dengan
efektif, misalnya ketika Anda ingin menyampaikan sebuah peristiwa sejarah tentang suatu
Anda tentunya mengetahui susunan teks pidato yang baik dan tepat, teks tersebut
ditulis menggunakan bahasa yang lebih informative dan interaktif, bahkan terkadang tidak
terlalu memperhitungkan formalitas bahasa. Namun, tetap saja Anda harus menyusunnya
dengan menggunakan kalimat efektif agar para pendengar yang menyimak pidato Anda bisa
Selanjutnya adalah teks ilmiah, ada berbagai macam teks ilmiah dalam dunia
kepenulisan yang bisa Anda pahami, seperti esai, jurnal, artikel ilmiah, laporan penelitian, dan
sebagainya. Teks tersebut pastinya harus ditulis dan disusun dengan rapi, apalagi jika terdapat
beberapa kata ilmiah yang sulit dipahami, sehingga Anda perlu mencantumkan kalimat penjelas
yang bisa memberi pemahaman kepada para pembaca tentang temuan yang ingin Anda
sampaikan.
Kelimat jenis teks yang kalimatnya disusun menggunakan kalimat efektif tentu sering
Anda temui di berbagai contoh tulisan. Namun dari kelima di atas, sebenarnya masih terdapat
jenis-jenis teks lainnya yang lebih banyak, dan di dalamnya memuat contoh kalimat efektif yang
bisa Anda temukan dan pelajari. Apabila Anda bisa memahami dengan baik cara menulis kalimat
efektif, maka di manapun dan kapan pun Anda akan lebih mudah menyesuaikan tulisan Anda ke
berbagai jenis teks, mulai dari teks karya sastra, berita, artikel, hingga surat menyurat. Dan
pada tahap selanjutnya, Anda pun sudah berada dalam posisi siap untuk menjadi penulis yang
Jika Anda telah memahami berbagai penjelasan dan gambaran secara umum tentang
kalimat efektif, maka tahap selanjutnya yang masih perlu Anda lakukan adalah mencari contoh
kalimat efektif agar bisa mempraktekkannya secara langsung, sekaligus menguji kemampuan
menulis Anda.
berisi kisah atau cerita hasil karangan para penulis terkenal yang sudah dijamin unggul seperti
Sedangkan beberapa contoh kalimat efektif yang akan Anda ketahui dari sini jumlahnya cukup
terbatas, namun bisa memberikan gambaran yang cukup jelas dari beberapa penggal kalimat
Kalimat di atas ini memiliki susunan yakni, subjek (Erning) + predikat (memandikan) + objek
(kucing) + kata keterangan waktu (di pagi hari). Susunan tersebut tergolong sebagai kalimat
efektif yang sederhana, karena hanya tersusun dari sebuah kalimat saja. Kemudian, kalimat
efektif sederhana tersebut juga tergolong debagai kalimat yang memiliki susunan sempurna,
karena terdapat berbagai jenis kata dengan lengkap, mulai dari subjek hingga kata keterangan.
Untuk selanjutnya, Anda akan melihat banyak sekali contoh kalimat efektif yang beraneka
ragam, dan biasanya terdapat dalam berbagai jenis teks tulisan. Bukan hanya dari teks karya
“Pada hari Senin, 22 Mei 2019 Warga di sekitar bantaran Sungai Ciliwung telah
Penggalan kalimat berita di atas bisa dikatakan sebagai kalimat efektif, dengan
susunan “kata keterangan waktu + Subjek sekaligus Kata Keterangan Tempat + Predikat +
Objek”. Susunan seperti ini bisa Anda tulis secara berurutan dengan mengawali Subjek yang
berada di awal kalimat terlebih dulu. Namun, subjek sebenarnya juga bisa diletakkan di akhir
kalimat atau di tengah kalimat asalkan susunan predikat dan objeknya sesuai.
Para pembaca tentu akan memahami bahwa posisi warga sekitar adalah subjek, kemudian
dengan jelas melihat bahwa lokasi “di Sungai Ciliwung” sebagai kata keterangan tempat,
begitupun yang diletakkan paling awal dalam kalimat, yakni kata keterangan waktu “Senin, 22
Mei 2019”. Susunan predikat dan objek harus selalu berurutan agar kalimat efektif bersifat
Para pembaca lebih memahami jika kalimat efektif disusun secara aktif, karena
gambaran subjek, kata kerja, dan susunan kata lainnya lebih jelas. Berbeda dengan kalimat
pasif, yang biasa menggunakan kata kerja secara pasif, dan hal tersebut seringkali ditemui saat
Contoh kalimat argumentasi di atas terdiri dari susunan kalimat efektif, dan memiliki
urutan secara tepat, mulai dari Subjek + Predikat + Objek. Kemudian dilanjutkan dengan
kalimat penjelas yang ditandai dengan kara hubung sebab akibat yakni “karena”.
Para pembaca tentu bisa dengan mudah mengidentifikasi susunan kata yang benar pada kalimat
efektif tersebut, yakni “Saya” yang berada di posisi subjek, kemudian “berpendapat” berada di
posisi predikat, dan sebagai objek yang tidak melakukan aktivitas apapun dalam gambaran
kalimat argumentasi di atas adalah pelaku AN. Kalimat di atas juga bisa digolongkan sebagai
kalimat majemuk karena kedua susunan kalimat bisa dipisahkan, kemudian disatukan dengan
menggunakan kata hubung “karena”. Atau bisa juga menjadi sebagai kalimat penjelas, karena
Pada susunan kalimat yang kedua, sebenarnya juga terdiri dari kalimat efektif yang
sempurna, susunannya pun lengkap mulai dari Kata Keterangan Waktu + Subjek yakni Kita atau
Kami (Saya bersama Beliau atau Pelaku AN) + Predikat + Kata Keterangan Tempat.
Kalimat tersebut memiliki predikat berupa “mengobrol” kemudian dilengkapi dengan keterangan
tempat yakni “di kediaman ayahnya”. Kata “mengobrol” termasuk sebagai predikat karena
memberikan penjelasan bahwa pada saat itu aktivitas yang dilakukan oleh “Saya atau Pelaku
Kedua kalimat tersebut susunannya bisa dipisah atau digabungkan, namun akan menjadi lebih
efektif lagi jika Anda menggabungkannya dengan satu kata hubung yang tepat, seperti pada
contoh di atas. Jika kedua kalimat tersbeut memiliki hubungan berupa sebab akibat, seperti
pada contoh di atas, maka kata hubung yang tepat adalah “karena”, bukan “dan”, atau yang
lainnya. Tentu saja penempatan setiap kata hubung tersebut berbeda-beda sesuai dengan
fungsi penggunaannya.