Anda di halaman 1dari 9

Pertemuan ke VII

Pokok Bahasan:

KALIMAT EFEKTIF

Sub Pokok Bahasan:

1. Kalimat Efektif dengan menggunakan Kata Baku dalam Istilah Bahasa Indonesia

2. Syarat-syarat Kalimat Efektif dalam Bahasa Indonesia

KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku,

seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat),

memperhatikan ejaan yang disempurnakan serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam

kalimat. kalimat yang memenuhi kaidah-kaidah tersebut jelas akan mudah dipahami oleh

pembaca atau pendengar.

Kalimat efektif adalah kalimat yang penulisannya sesuai dengan kaidah bahasa atau

tata bahasa serta dapat menyampaikan informasi secara tepat. Kalimat efektif juga disebut

sebagai kalimat baku. Kata kunci untuk memahami apa itu kalimat efektif terletak pada

seberapa mudahnya informasi di dalam kalimat itu tersampaikan. Dikatakan efektif suatu

kalimat karena tidak memiliki kemungkinan ambiguitas dalam penyampaian informasinya kepada

pembaca atau pendengarnya.

Kesalahan utama ketika seseorang membuat kalimat efektif ialah penggunaan kata-kata yang

keterangannya menyulitkan orang lain sulit memahaminya. Oleh sebab itu, ketika menuliskan

kalimat efektif, hendaknya menghindari kata-kata yang bisa menyebabkan makna ganda atau

ambigu.

Saat menyusun kalimat efektif, yang terpenting adalah, Anda harus memahami makna

atau kedudukan pada setiap kata yang menyusun sebuah kalimat. Jika Anda belum memahami

setiap bagian kata dan fungsinya dalam kalimat efektif maka berikut penjelasannya.

1. Subjek

Posisi kata yang menjadi subjek memiliki kedudukan yang paling utama dalam suatu

susunan kalimat. Posisi subjek di sini sebagai pelaku sebuah aktivitas yang dijelaskan dalam

beberapa berikutnya. Jadi kalimat Anda tidak akan efektif jika di dalamnya tidak ada subjek.

Dalam berbagai teks tulisan, subjek ini biasanya digambarkan oleh nama seseorang, atau

menyangkut pelaku secara langsung, misalnya Dia (laki-laki dan perempuan), Saya, Aku, Erning,

Rina (dan nama orang lainnya), Mereka, Kamu, dan Kami. Semua itu bisa dijadikan sebagai
subjek jika diletakkan pada susunan kalimat yang menyatakan suatu aktivitas, misalnya “Erning

sedang membaca buku”.

2. Predikat

Selanjutnya adalah predikat atau bisa juga disebut sebagai kata kerja, posisi kata

yang memiliki fungsi sebagai predikat adalah sebuah aktivitas, apapun itu bentuknya termasuk

sebuah aktivitas. Dan harus dijalankan oleh subjek, bukan objek. Aktivitas ini seperti membaca,

menonton, mandi, bersepeda, dan sebagainya. Susunan predikat selalu diletakkan setelah

subjek.

Kalimat efektif tidak bisa berdiri hanya dengan susunan kata yang berada di posisi subjek dan

predikat saja, tanpa harus ditambahkan objek atau kata keterangan. Namun, agar menjadi satu

kalimat yang benar-benar utuh lebih baik jika Anda juga menambahkan kata akhir setelah objek

dengan kata keterangan.

3. Objek

Kata selanjutnya adalah objek, yang posisinya berada di bagian akhir kalimat jika Anda

menyusunnya tanpa menggunakan keterangan. Objek ini bisa dibilang sebagai kata pasif, karena

kata tersebut tidak berfungsi menjalankan aktivitas, tetapi hanya sebagai hal yang dijalankan

oleh subjek. Pada banyak teks tulisan, objek ini digambarkan menggunakan kata benda, seperti

kucing, meja, kursi, dan lain lain.

Namun, kata ganti orang pun juga bisa menjadi objek ketika susunan kalimatnya dibuat

pasif, dan terdapat dua orang yang disebutkan dalam sebuah kalimat. Tetapi dua orang atau

nama tersebut salah satunya adalah pelaku yang menjadi subjek, misalnya “Erning memukul

Roni”.

Pada susunan kalimat di atas terdapat dua kata ganti nama, Erning dan Roni. Tetapi salah

satunya berfungsi sebagai subjek, dan yang lainnya menjadi objek. “Erning” tersebut berada di

posisi subjek karena sebagai pelaku, sedangkan “Roni” adalah objek karena sifatnya pasif, tidak

melakukan hal apapun. Anda juga bisa menyusun kalimat efektif hanya dengan susunan kata

Subjek + predikat + objek saja, tanpa perlu menambahkan kata keterangan.

4. Kata Keterangan

Selanjutnya adalah kata keterangan, yang berfungsi untuk memberikan keterangan

pada suatu kondisi, tempat, atau waktu tertentu saat sebuah aktivitas sedang dijalankan oleh

subjek. Kata keterangan seringkali diletakkan di bagian paling akhir dalam suatu susunan

kalimat. Tetapi bisa juga diletakkan di awal pada kondisi tertentu.

5. Kata Hubung
Selanjutnya kata hubung, dalam kalimat efektif sebenarnya posisi kata hubung tidak

terlalu diperlukan saat menyusunsebuah kalimat saja. Tetapi kata hubung tersebut akan

dibutuhkan ketika Anda menyusun kalimat dalam jumlah yang lebih banyak, misalnya kalimat

majemuk, susunan narasi, dan sebagainya. Pemilihan dan penempatan kata hubung harus tepat,

karena jika tidak maka bisa memuat susunan kalimat menjadi tidak efektif, dan terkesan

bertele-tele. Penggunaan kata hubung yang baik cukup beberapa saja pada susunan kalimat

tertentu. Pemakaian kalimat efektif ini selalu digunakan di berbagai jenis teks tulisan, apapun

bentuk dan jenis teksnya, mulai dari penulisan karya sastra, hingga narasi, teks prosedur, dan

surat resmi. Jadi, penting bagi Anda untuk mengetahui susunan kalimat efektif untuk

dipergunakan seterusnya dalam praktik kepenulisan.

 Tujuan Kalimat Efektif

Kalimat efektif ini sangat penting untuk diterapkan di berbagai teks tulisan, karena

kelebihannya dapat memberikan pemahaman informasi kepada pembaca. Mereka bisa

mengetahui lebih jelas jika Anda menjelaskan sesuatu menggunakan susunan kalimat efektif.

Tujuan kalimat efektif ini agar susunan dalam tata kepenulisan bisa dibuat dengan rapi, tidak

bertele-tele, memuat isi informasi penting secara langsung, dan menyaringnya. Sarta agar para

pembaca teks tulisan bisa memahami segala hal yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

tulisanya.

 Syarat Kalimat Efektif

Pada dasarnya, ada empat syarat utama sebuah kalimat dapat dikatakan efektif atau

tidak Efektif.

1. Disusun Sesuai Urutan dengan Tepat Berdasarkan EYD

Ejaan yang disempurnakan, atau yang biasa disingkat EYD, adalah suatu aturan atau

tata kepenulisan dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar. EYD ini tidak hanya berupa satu

kalimat saja, tetapi serangkaian kalimat secara keseluruhan yang terdapat pada suatu dokumen

yang disusun menjadi satu bahasan yang padu. Bahkan tanda baca yang dimasukkan di dalam

kalimat pun termasuk sebagai tata aturan EYD, karena bisa mempengaruhi pemahaman pembaca

pada jenis kalimat yang disampaikan penulis.

2. Disusun Secara Sistematis per Kalimat dan Paragraf

Kalimat efektif harus disusun secara rapi secara berurutan sesuai ejaan yang

disempurnakan. Jika Anda menulis lebih dari satu kalimat, maka Anda akan memerlukan

penggunaan kata hubung, dan ketika menggunakannya Anda harus memiliki batasan tertentu

agar kalimat tidak terkesan bertele-tele. Para pembaca pun akan bosan untuk membacanya,

apalagi jika poin atau pokok utama dalam bahasan tidak segera disampaikan oleh si penulis.
Kalimat sistematis yang tersusun sesuai urutan harusnya tidak ditulis antar kalimat

saja, tetapi antar paragraf. Pastikan bahwa di dalam satu paragraf terdapat cukup satu ide

pokok saja, dan memberikan pokok bahasan secara berurutan dengan paragraf lainnya. Dan,

pada bagian ini biasanya seringkali luput dari perhatian para penulis, tidak jarang dari mereka

yang menulis paragraf tidak berurutan sehingga terkesan memberi penjelasan secara

melompat-lompat, atau bolak-balik tidak menuju pada poin utama. Pastikan juga bahwa di dalam

satu paragraf tidak terdapat lebih dari satu ide pokok, karena pembaca akan mengalami

kebingungan. Paragraf dengan kalimat efektif biasanya disusun secara berurutan, yakni kalimat

yang mengandung ide pokok, kemudian dilanjutkan dengan kalimat penjelas.

3. Penggunaan Beberapa Jenis Kata Tidak Boros

Seperti yang telah disinggung di beberapa paragraf di atas, bahwa kalimat efektif

tidak boleh ditulis menggunakan satu kata yang sama secara berulang-ulang karena itu dianggap

sebagai pemborosan, dan membawa kesan bertele-tele. Jika Anda memiliki kebiasaan seperti

hal tersebut, sebaiknya Anda perlu mengurangi kebiasaan atau kecenderungan untuk

menggunakan kata tertentu dalam waktu yang terlalu sering. Pastikan bahwa di dalam sebuah

kalimat terdapat beraneka jenis kata yang berbeda, tidak sama sehingga pembaca akan lebih

tertarik untuk menikmatinya.

4. Maknanya Tidak Ambigu

Kalimat efektif juga tidak boleh memberikan makna yang ambigu kepada pembaca, oleh

karena itu pahami setiap makna yang berasal dari satu kata. Namun, Anda juga harus memahami

beberapa kata yang mudah memberikan makna ambigu saat disusun menjadi sebuah kalimat,

sehingga Anda harus menyertakan kalimat penjelasnya untuk memperjelas makna yang Anda

tuju.

 Ciri-Ciri Kalimat Efektif Beserta Contohnya

Berikut adalah ciri-ciri kalimat efektif beserta contohnya yang sangat menonjol:

1. Memiliki minimal subjek dan predikat

Contohnya sebagai berikut:

Darto melempar bola hingga masuk ke keranjang.

Di dalam kalimat itu terdapat subjek, predikat, dan objek. Subjeknya adalah ‘Darto’,

predikatnya ‘melempar’, dan objeknya adalah bola. Kalimat tersebut terdapat subjek dan

predikat dan oleh karena itu dapat dikategorikan sebagai kalimat efektif.

2. Hemat dalam penggunaan kata-kata

Kalimat efektif memiliki susunan yang tidak bertele-tele. Dengan demikian, pembaca dapat

mengetahui informasi yang ada dalam kalimat tersebut.


Contohnya sebagai berikut:

Para penonton kecewa dengan acara yang disajikan.

Dari kalimat tersebut terlihat informasi yang ingin disampaikan, yakni ‘para penonton’

merasakan kecewa. Kalimat tersebut tidak bertele-tele dan langsung memberikan informasi di

dalamnya kepada pembaca.

3. Menyampaikan Informasi di dalamnya secara logis

Menyampaikan informasi di dalamnya secara logis artinya, di dalam kalimat tersebut

susunan informasinya dapat langsung dicerna dan sesuai dengan nalar.

Contohnya sebagai berikut:

Mayat yang terpotong-potong itu mondar-mandir di Detos. (tidak efektif/baku)

Sebelum menjadi mayat yang terpotong-potong, ia mondar-mandir di Detos. (kalimat

efektif/baku)

Pada kedua contoh tersebut terlihat perbedaan antara kalimat efektif dan tidak. Pada kalimat

efektif, urutan waktunya sangat logis dan isi informasinya dapat langsung diterima pembacanya.

Sedangkan, kalimat yang tidak efektif terlihat membingungkan.

4. Penulisannya sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) atau dulu

disebut dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

Contohnya sebagai berikut:

Seorang dokter harus pandai menganalisa pasien. (tidak efektif/baku)

Seorang dokter harus pandai menganalisis pasien. (kalimat efektif/baku)

Pada kedua kalimat tersebut terdapat perbedaan pada kata ‘menganalisa’ dan ‘menganalisis.’ Bila

mengacu pada PUEBI, maka kata yang tepat adalah ‘menganalisis.’ Jadi, kalimat efektif selalu

menggunakan kata-kata yang merujuk pada PUEBI.

5. Memiliki keparalelan bentuk atau memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam

kalimat

Pada kalimat efektif, gaya paralelisme menempatkan unsur yang setara dalam

konstruksi yang sama. Adapun, paralelisme atau kesejajaran bentuk itu bertujuan untuk

membantu memberi kejelasan dalam unsur gramatikal dengan memperhatikan bagian-bagian

yang sederajat dalam konstruksi yang sama.

Sederhananya, kata-kata dalam kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk dan sederajat.

Contohnya sebagai berikut:

Kebutuhan yang harus dipersiapkan adalah buku, penggaris, dan menghapus. (tidak

efektif/baku)

Kebutuhan yang harus dipersiapkan adalah buku, penggaris, dan penghapus. (kalimat

efektif/baku)
Pada kalimat pertama, kata ‘buku’, ‘penggaris’, dan ‘menghapus’ tidak memiliki kesamaan bentuk

ataupun sederajat. Sebab, kata ‘buku’, dan ‘penggaris’ merupakan kata benda sedangkan

‘menghapus’ adalah kata kerja.

Pada kalimat kedua, kata ‘buku’, ‘penggaris’, dan ‘penghapus’ memiliki kesamaan bentuk atau

berposisi sederajat dalam konstruksi kalimat tersebut. Ketiga kata tersebut merupakan kata

benda.

6. Kalimat efektif tidaklah ambigu

Ciri tersebut berkaitan dengan tujuan utama dari kalimat efektif, yakni memberikan

informasi secara jelas kepada pembaca atau pendengarnya. Oleh sebab itu, kalimat yang

efektif tidak memiliki potensi bermakna ganda.

Contohnya sebagai berikut:

Ayah membeli tujuh karung beras. (tidak efektif/baku)

Ayah membeli beras sebanyak tujuh karung. (kalimat efektif/baku)

Pada kalimat pertama, informasi yang ada di dalamnya tidak begitu jelas. Hal itu membuat

pembacanya menjadi bingung karena ada keambiguan maknanya. Sedangkan, pada kalimat

kedua, informasi yang disampaikan sangat jelas dan tidak membingungkan.

 Jenis Kalimat Efektif

Anda juga perlu tahu, bahwa kalimat efektif sebenarnya terdapat banyak sekali

jenisnya, dan semua jenis tersebut sebenarnya bisa Anda temui di berbagai contoh teks

tulisan. Berikut beberapa poin yang telah merangkum tentang jenis-jenis kalimat efektif.

1. Kalimat Formal

Pada susunan kalimat formal Anda bisa menemui susunan kalimat yang efektif yang

ditulis menggunakan bahasa Indonesia baku, atau resmi. Teks seperti ini biasanya terdapat

pada susunan surat resmi, atau surat yang diberikan kepada atasan di sebuah perusahaan atau

lembaga. Pastikan saat Anda menulis kalimat formal susunan katanya berurutan, tidak bertele-

tele, dan tidak terlalu banyak menggunakan kata hubung.

2. Kalimat Argumentasi

Kalimat efektif jenis ini tentu bisa Anda temui di berbagai teks tulisan, seperti

sebuah artikel berita, orasi public, dan sebagainya. Argumentasi atau opini yang berasal dari

buah pemikiran seseorang harus disusun secara efektif karena tujuan utamanya adalam

menyampaikan ide tersebut kepada orang banyak. Jika susunan kalimat argumentasi yang Anda

buat tidak efektif, maka opini Anda bisa jadi tidak dapat diterima karena tidak bisa

memberikan pemahaman yang tepat kepada para pembaca.

3. Kalimat Penyampaian Gagasan Atau Ide


Kalimat jenis ini sebenarnya hampir mirip dengan kalimat argumentasi, hanya saja ide

bukan sekedar sebuah opini, dan terkadang ide tersebut berupa suatu wawasan, pengetahuan,

atau informasi penting yang ingin disampaikan penulis kepada para pembaca. Sementara jika

kalimat argumentasi lebih pada pemberian opini atau respon terhadap suatu permasalahan yang

sedang terjadi. Ketika Anda menginginkan para pembaca untuk mendapatkan informasi penting

yang berasal dari ide atau gagasan pribadi, maka susunan kalimatnya harus dibuat dengan

efektif, misalnya ketika Anda ingin menyampaikan sebuah peristiwa sejarah tentang suatu

tempat tertentu kepada para pembaca.

4. Kalimat Pada Teks Pidato

Anda tentunya mengetahui susunan teks pidato yang baik dan tepat, teks tersebut

ditulis menggunakan bahasa yang lebih informative dan interaktif, bahkan terkadang tidak

terlalu memperhitungkan formalitas bahasa. Namun, tetap saja Anda harus menyusunnya

dengan menggunakan kalimat efektif agar para pendengar yang menyimak pidato Anda bisa

memahami pesan dan kesannya dengan baik.

5. Kalimat Pada Teks Ilmiah

Selanjutnya adalah teks ilmiah, ada berbagai macam teks ilmiah dalam dunia

kepenulisan yang bisa Anda pahami, seperti esai, jurnal, artikel ilmiah, laporan penelitian, dan

sebagainya. Teks tersebut pastinya harus ditulis dan disusun dengan rapi, apalagi jika terdapat

beberapa kata ilmiah yang sulit dipahami, sehingga Anda perlu mencantumkan kalimat penjelas

yang bisa memberi pemahaman kepada para pembaca tentang temuan yang ingin Anda

sampaikan.

Kelimat jenis teks yang kalimatnya disusun menggunakan kalimat efektif tentu sering

Anda temui di berbagai contoh tulisan. Namun dari kelima di atas, sebenarnya masih terdapat

jenis-jenis teks lainnya yang lebih banyak, dan di dalamnya memuat contoh kalimat efektif yang

bisa Anda temukan dan pelajari. Apabila Anda bisa memahami dengan baik cara menulis kalimat

efektif, maka di manapun dan kapan pun Anda akan lebih mudah menyesuaikan tulisan Anda ke

berbagai jenis teks, mulai dari teks karya sastra, berita, artikel, hingga surat menyurat. Dan

pada tahap selanjutnya, Anda pun sudah berada dalam posisi siap untuk menjadi penulis yang

baik bagi para pembaca.

Jika Anda telah memahami berbagai penjelasan dan gambaran secara umum tentang

kalimat efektif, maka tahap selanjutnya yang masih perlu Anda lakukan adalah mencari contoh

kalimat efektif agar bisa mempraktekkannya secara langsung, sekaligus menguji kemampuan

menulis Anda.

 Contoh Kalimat Efektif Bisa Menjadi Acuan Menulis


Kalimat efektif ini bisa Anda temukan di berbagai buku, novel, atau karya sastra yang

berisi kisah atau cerita hasil karangan para penulis terkenal yang sudah dijamin unggul seperti

Pramoedya Ananta toer, dan sebagainya.

Sedangkan beberapa contoh kalimat efektif yang akan Anda ketahui dari sini jumlahnya cukup

terbatas, namun bisa memberikan gambaran yang cukup jelas dari beberapa penggal kalimat

saja. Simaklah beberapa susunan contoh kalimat efektif berikut ini.

1. Contoh Kalimat Efektif Sederhana

“Erning memandikan kucingnya di pagi hari dengan shampoo kucing.”

Kalimat di atas ini memiliki susunan yakni, subjek (Erning) + predikat (memandikan) + objek

(kucing) + kata keterangan waktu (di pagi hari). Susunan tersebut tergolong sebagai kalimat

efektif yang sederhana, karena hanya tersusun dari sebuah kalimat saja. Kemudian, kalimat

efektif sederhana tersebut juga tergolong debagai kalimat yang memiliki susunan sempurna,

karena terdapat berbagai jenis kata dengan lengkap, mulai dari subjek hingga kata keterangan.

Untuk selanjutnya, Anda akan melihat banyak sekali contoh kalimat efektif yang beraneka

ragam, dan biasanya terdapat dalam berbagai jenis teks tulisan. Bukan hanya dari teks karya

sastra seperti kisah atau cerita saja.

2. Contoh kalimat Efektif Pada Teks Berita

“Pada hari Senin, 22 Mei 2019 Warga di sekitar bantaran Sungai Ciliwung telah

menemukan mayat seorang wanita yang mengapung.”

Penggalan kalimat berita di atas bisa dikatakan sebagai kalimat efektif, dengan

susunan “kata keterangan waktu + Subjek sekaligus Kata Keterangan Tempat + Predikat +

Objek”. Susunan seperti ini bisa Anda tulis secara berurutan dengan mengawali Subjek yang

berada di awal kalimat terlebih dulu. Namun, subjek sebenarnya juga bisa diletakkan di akhir

kalimat atau di tengah kalimat asalkan susunan predikat dan objeknya sesuai.

Para pembaca tentu akan memahami bahwa posisi warga sekitar adalah subjek, kemudian

dengan jelas melihat bahwa lokasi “di Sungai Ciliwung” sebagai kata keterangan tempat,

begitupun yang diletakkan paling awal dalam kalimat, yakni kata keterangan waktu “Senin, 22

Mei 2019”. Susunan predikat dan objek harus selalu berurutan agar kalimat efektif bersifat

aktif, bukan pasif.

Para pembaca lebih memahami jika kalimat efektif disusun secara aktif, karena

gambaran subjek, kata kerja, dan susunan kata lainnya lebih jelas. Berbeda dengan kalimat

pasif, yang biasa menggunakan kata kerja secara pasif, dan hal tersebut seringkali ditemui saat

kata kerja menggunakan awalan “di”.

3. Contoh Kalimat Efektif Pada Teks Argumentasi


“Saya berpendapat bahwa pelaku AN sebenarnya tidak bersalah, karena pada saat itu beliau

sedang mengobrol bersama saya di rumah kediaman ayahnya.”

Contoh kalimat argumentasi di atas terdiri dari susunan kalimat efektif, dan memiliki

urutan secara tepat, mulai dari Subjek + Predikat + Objek. Kemudian dilanjutkan dengan

kalimat penjelas yang ditandai dengan kara hubung sebab akibat yakni “karena”.

Para pembaca tentu bisa dengan mudah mengidentifikasi susunan kata yang benar pada kalimat

efektif tersebut, yakni “Saya” yang berada di posisi subjek, kemudian “berpendapat” berada di

posisi predikat, dan sebagai objek yang tidak melakukan aktivitas apapun dalam gambaran

kalimat argumentasi di atas adalah pelaku AN. Kalimat di atas juga bisa digolongkan sebagai

kalimat majemuk karena kedua susunan kalimat bisa dipisahkan, kemudian disatukan dengan

menggunakan kata hubung “karena”. Atau bisa juga menjadi sebagai kalimat penjelas, karena

memberikan makna penjelasan pada satu kalimat sebelumnya.

Pada susunan kalimat yang kedua, sebenarnya juga terdiri dari kalimat efektif yang

sempurna, susunannya pun lengkap mulai dari Kata Keterangan Waktu + Subjek yakni Kita atau

Kami (Saya bersama Beliau atau Pelaku AN) + Predikat + Kata Keterangan Tempat.

Kalimat tersebut memiliki predikat berupa “mengobrol” kemudian dilengkapi dengan keterangan

tempat yakni “di kediaman ayahnya”. Kata “mengobrol” termasuk sebagai predikat karena

memberikan penjelasan bahwa pada saat itu aktivitas yang dilakukan oleh “Saya atau Pelaku

AN” adalah “mengobrol” bersama.

Kedua kalimat tersebut susunannya bisa dipisah atau digabungkan, namun akan menjadi lebih

efektif lagi jika Anda menggabungkannya dengan satu kata hubung yang tepat, seperti pada

contoh di atas. Jika kedua kalimat tersbeut memiliki hubungan berupa sebab akibat, seperti

pada contoh di atas, maka kata hubung yang tepat adalah “karena”, bukan “dan”, atau yang

lainnya. Tentu saja penempatan setiap kata hubung tersebut berbeda-beda sesuai dengan

fungsi penggunaannya.

Anda mungkin juga menyukai