DOKUMEN RENKON Enggano234567
DOKUMEN RENKON Enggano234567
MENGHADAPI
KEDARURATAN KESEHATAN MASYAKARAT
Salam Hormat
Tiada kata yang pantas kita ucapkan selain mengucap Tuhan Yang Maha
Kuasakarena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Dokumen Rencana
Kontigensi menghadapi KKM di KKP Kelas III Bengkulu Wilker Enggano telah
selesai dilaksanakan. Dokumen rencana Kontijensi sebagai pedoman dalam
rangka penanganan penyakit menular potensial KLB/wabah di Wilayah Enggano
Kabupaten Bengkulu Utara apabila suatu saat benar-benar terjadiKKM penyakit
menular potensial KLB/Wabahmelalui kunjungan kapal yang berasal dari wilayah
terjangkit masuk melalui Pelabuhan Enggano.
Tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan harus dilaksanakan
secara optimal agar Upaya cegah tangkal penyakit beserta faktor risikonya di
pintu masuk dan keluar negara/wilayah berjalan efektif dan efisien. Disadari
bahwa untuk melaksanakan tupoksi cegah tangkal penyakit secara optimal akan
menemui banyak kesulitan dan kendala bila tidak didukung oleh lintas sektor dan
lintas program.
Dokumen Rencana Kontigensi menghadapi KKM ini telah di susun
bersama melalui pertemuan yang di akomodir oleh KKP Kelas III begkulu Wilker
Enggano sebagai UPT Bidang Kekarantinaan dengan melibatkan lintas sektor
lintas program di wilayah Enggano Kabupaten Bengkulu Utara.
Diharapkan dengan tersusunnya dokumen Rencana Kontigensi
menghdapai KKM di wilayah Enggano Kabupaten Bengkulu Utara menjadi suatu
pedoman teknis penanganan dan pengendalian bagi lintas sektor dari berbagai
instansi di dalam dan di luar lingkungan Wilayah Enggano Kabupaten Bengkulu
Utara sehingga dalam waktu yang secepatnya dan pada situasi yang tepat dapat
melaksanakan penaganan dan pengendalian penyakit menular potensial
KLB/wabah di pintu masuk negara (point of entry) di Enggano melalui Pelabuhan
Linau Kabupaten Bengkulu Utara bila suatu waktu benar benar terjadi.
Saya mengapresiasi atas usaha dan kontribusi pemikiran dari KKP Kelas
III Bengkulu Wilayah Kerja Enggano untuk menginisiasi penyusunan Rencana
Kontigensi menghadapi KKM di wilayah Enggano Kabuaten Bengkulu Utara.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh lintas sektor/program dari
berbagai instansi di Wilayah Enggano Kabupaten Bengkulu Utara telah berkenan
meluangkan waktu terlibat langsung memberikan ide,masukan dan saran dalam
menyusun dan menyelesaikan penyusunan rencana kontigensi menghadapi KKM
penyakit menular potensial KLB/wabahdi wilayah Enggano ini. Semoga rencana
kontigensi yang telah di susun bersama ini dapat bermanfaat dalam rangka
melindungi pintu masuk negara khususnya di Kecamatan Enggano dari ancaman
masuknya penyakit menular potennsial wabah khususnya Covid-19 yang dapat
masuk melalui aktifitas pelayaran yang terjadi di Pelabuhan Malakoni, Kahyapu
dan Bandara Enggano Kabupaten Bengkulu Utara.
Salam hormat,
Marlansius, S.Sos
NIP. 196503261986021002
KATA PENGANTAR
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semakin pesatnya kemajuan bidang transportasi mupun bidang
lainnya di dunia maka akan menyebabkan semakin meningkatnya kecepatan
waktu tempuh perjalanan orang, barang dan alat angkut antar-wilayah dan
antar-negara. Berdasarkan data dari kementerian pariwisata tahun 2018
jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia berjumlah
15.810.305 Wisatawan, Sementara sampai bulan juni 2019 jumlah =
7.828.224 Wisatawan (http://www.kemenpar.go.id). Namun di satu sisi, ada
Dampak yang dapat ditimbulan dari hal tersebut yaitu :
1. penyakit memperbesar risiko masuk dan keluarnya penyakit menular
baru (new emerging diseases)danpenyakit menular yang muncul
kembali (re-emerging diseases)
2. Perubahan pola masa inkubasi penyakit
3. Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh radiasi nuklir, pencemaran
biologi, kontaminasi kimia, bioterorisme, dan pangan.
Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan dengan jumlah pulau >
17.000 (pulau besar dan pulau kecil). memiliki posisi yang sangat strategis,
diapit oleh dua benua dan dua samudera, serta berada pada jalur lalu lintas
dan perdagangan internasional. Kondisi tersebut menyebabkan banyaknya
pintu masuk ke wilayah Indonesia yang menjadi akses keluar masuknya
faktor risiko penyebaran penyakit dan gangguan kesehatan.
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia tentunya tidak bisa
menutup diri dari kemajuan dunia. Sebagai bagian masyarakat dunia,
Indonesia juga berkewajiban untuk melakukan cegah tangkal terhadap
terjadinya kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (Public
Health Emergency of International Concern)sebagaimana diamanatkan dalam
regulasi internasional di bidang kesehatan (International Health
Regulations/IHR tahun 2005).
Tujuan IHR 2005 ialah mencegah, melindungi terhadap dan
menanggulangi penyebaran penyakit antar negara tanpa pembatasan
1
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
perjalanan dan perdagangan yang tidak perlu. Inti dari amanat IHR 2005 ialah
surveilans dan respon sehingga setiap negara harus mampu mendeteksi secara
dini sejak dimasyarakat dan mampu segera merespon semua kejadian yang
berpotensi KKM dan memberitahu WHO melalui National Focal Point.
Disamping itu pada pintu masuk harus mampu mencegah dan mengatasi
penyebaran semua penyakit/kejadian yang berpotensi KKM. Hal ini karena
penyebaran penyakit lintas wilayah /negara paling banyak melalui
transportasi.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan ketahanan nasional dalam
menghadapi kedaruratan kesehatan masyarakat dan/atau bencana nonalam
akibat wabah penyakit, pandemi global, dan kedaruratan nuklir, biologi, dan
kimia yang dapat berdampak nasional dan/atau global, maka Presiden
Republik Indonesia menerbirkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019
tentang Peningkatan Kemampuan Dalam Mencegah, Mendeteksi, Dan
Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, Dan Kedaruratan Nuklir,
Biologi, Dan Kimia. Adapun dalam pelaksanaan koordinasi menjadi amanat 2
Menko, 13 Menteri, Sekab, TNI,POLRI, Kep BNPB, Bapeten, BPOM, BPPT,
Gub, Walikota/Bupati.
Dalam rangka kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapai
ancaman penyakit menular potensial wabah, maka Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu Wilayah Kerja enggano mengundang
Bapak/Ibu hadir disini untuk secara bersama-sama menyusun Dokumen
rencana Kontijensi menghadapi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM).
Rencana Kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan
penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang
belum tentu terjadi. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah
diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi.
Tujuan penyusunan dokumen rencana kontijensi ini yaitu sebagai
pedoman dalam penanganan penyakit menular menular potensial
KLB/Wabah yang dapat menyebabkan Kedaruratan Kesehatan di wilayah
Pelabuhan Enggano. Dengan adanya dokumen rencana kontijensi, maka
apabila terjadi suatu KLB atau Wabah maka tindakan pencegahan dan
2
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
3
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
b. Pengawasan kedatangan
Bila KKM berasal dari wilayah lain, pengawasan dilakukanterhadap lalu
lintas kapalberikut orang, barang dan alat angkut yang datang dari wilayah
lain di negara atau wilayah terpapar KKM.
E. Defenisi Operasional
a. IHR (International Health Regulations) suatu instrumen internasional
yang secara resmi mengikat untuk diberlakukan oleh seluruh negara
anggota WHO, maupun bukan negara anggota WHO tetapi setuju untuk
dipersamakan dengan negara anggota WHO
b. National Focal Point institusi / individu yang ditunjuk oleh setiap negara
peserta, yang setiap waktu dapat dihubungi untuk berkomunikasi dengan
‘IHR Contact Point’ WHO.
c. Kesiapsiagaan
Serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta langkah-langkah secara berhasil-guna dan
berdaya-guna.
d. Kontinjensi
Suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi
mungkin juga tidak akan terjadi.
e. Rencanaan Kontinjensi
Suatu proses perencanaan ke depan, dalam keadaan yang tidak menentu,
dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial
4
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
5
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
l. Karantina Wilayah
Pembatasan kegiatan dan /atau pemisahan masyarakat dalam suatu
wilayah geografis yang diduga terinfeksi penyakit meski belum
menunjukan gejala penyakit; pemisahan barang, peralatan hewan atau
apapun yang ada di wilayah tersebut diduga terkontaminasi dari
orang/barang lain, sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan
penyebaran penyakit atau kontaminasi.
m. Kembali ke situasi normal
Kembali dari kondisi darurat kesiapsiagaan ke kondisi normal dan
memetik manfaat yang dapat diambil dari perencanaan kontinjensi.
n. Episenter/Pandemiadalah wilayah geografis yang menjadi pusat/awal
terjadinya pandemi penyakit.
o. Alat angkut adalah pesawat udara,kapal alut, kereta api, kendaraan
bermotor atau alat angkut lainnya yang digunakan dalam melakukan
perjalanan internasional.
p. Bagasi adalah barang seseorang yang dibawa dalam perjalanan
q. Barang adalah produk nyata, termasuk hewan dan tumbuhan, yang
dibawa pada perjalanan international, termasuk yang akan digunakan
oleh alat angkut.
6
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
BAB II
GAMBARAN UMUM
7
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
8
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
Penilaian Bahaya
P : Probabilitas / Kemungkinan Terjadinya KKM
R : Resiko/Dampak (resiko kematian/kesakitan/kerugian ekonomi,dll)
yangmungkin terjadi
Keterangan :
Skala Probabilitas
5 : Pasti (hampir pasti terjadi 80-99,9%)
9
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
10
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
BAB III
PENGEMBANGAN SKENARIO
B. Pengembangan Skenario
Dalam pengembangan skenario kemungkinan terjadi KKM di
Wilayah Enggano Bengkulu dapat di bagi dalam 3 skenario yang
mengasumsikan terjadinya kasus KKM dengan menguraikan potensi
masalahnya, jumlah kasus, “population at risk” dan upaya-upaya yang perlu
dilakukan dalam upaya untuk penanggulangan dan lain-lain.
1. Skenario Pertama :
Kejadian KKMCovid-19 terjadi dari luar wilayah melalui pintu masuk
Pelabuhan dan Bandara di Enggano. Setelah mendapat informasi dari
Nahkoda Kapal bahwa ditemukan seorangpenumpangkapal dari kota
Bengkulu menderita sakit dan memiliki gejala seperti Covid-19.
Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi :
a. Adanya kemungkinan tertularnya seluruh penumpang dan ABK
Kapalyang melayani penumpang suspect Covid-19.
b. Adanya kemungkinan terkontaminasinya barang bawaan kapal
suspectCovid-19
c. Adanya kemungkinan terkontaminasinya seluruh ruangkapal
2. Skenario Ke-dua :
11
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
12
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
BAB IV
KEBIJAKAN STRATEGI DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN
KESEHATAN MASYARAKAT
13
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
14
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
15
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
16
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
17
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
18
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
19
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
20
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
BAB V
KOMANDO DAN KOORDINASI
SEKRETARIAT
Kepala Puskesmas
Enggano
Kepala UPP Kelas III Direktur Rumah TKSK Enggano Koord. Wilker
Danramil 423-06/
Malakoni Enggano Sakit Bergerak Enggano KKP
Enggano
Enggano Bengkulu
Anggota : Anggota :
Anggota : Tagana
Kepala Bandara Anggota :
Koramil 423-06/Enggan PLN
Anggota :
Enggano Kepala Bidang PDAM
Pos Angkatan Laut Yankes RSBE
Kepala Navigasi Perawatan Kades sekecamatan
Polsek Enggano Yankes Puskesmas
Enggano Pj. P2P Puskesmas Enggano
Polairud Enggano Enggano
Kepala Unit Peyalanan Enggano Kepala SPBU Kompak
Tim Pengamanan Bandara Kec. Enggano
Pelabuhan KKP Kelas III
Enggano PJ. Farmasi Puskesmas
Penyeberangan Bengkulu
Angota Linmas Desa Enggano
Kahyapu Enggano Stasiun Karantina
sekecamatan Enggano Kepala TU RSBE
Pimpinan Cabang PT. Ikan Bengkulu
Kantor Bea Cukai
Pelni Cabang
Kesatuan Pengelolaan
Bengkulu
Hutan Konservasi
Pimpinan Cabang PT.
Enggano
ASDP Cabang
Bengkulu
21
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
Kebijakan :
Penentu Kebijakan Posko KLB
Forum Koordinasi Pusat Pusat
Posko KLB
di Pelabuhan
Kebijakan :
Penentu Kebijakan Posko KLB
Forum koordinasi Propinsi Propinsi
Kebijakan :
Penentu Kebijakan Posko KLB
Forum koordinasi Kab/Kota Kab/Kota
Pos KLB
Keterangan : Lapangan
22
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
2. Sekretariat :
Membuat laporan kegiatan harian dan kejadian
Melaporkan secara rutin kepada Ketua Tim Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKM) tentangkegiatan harian
dan kejadian
Mengadministrasikan kegiatan dan sumberdaya
3. BidangKomunikasi :
Menerima informasi dan melaporkan kepada ketua dan tim
Memberikan Informasi kepada masyarakat dan pihak yang
berkepentingan
Penyuluhan dan sosialisasi Kepada masyarakat
Menerimaberbagaiinformasi, pertanyaan, keluhan dan pengaduan
dariberbagaipihaktermasukmasyarakatdanmemberikanjawaban melalui
mekanisme hubungan masyarakat.
4. Bidang OperasionalKarantina :
Screening pintu keluar-masuk wilayah Pelabuhan Pulau Baai, Enggano
Bengkulu, Pelabuhan Malakoni, Pelabuhan Penyeberangan Kahyapu
dan Bandara Enggano
Penyelidikan Epidemiologi
Tata laksanakasus termasuk evakuasi, rujukan dan isolasi
Pengebalan/Vaksinasi, profilaksis, desinfeksi, desinseksi,
dekontamisasi, dan pemusnahan
Pembatasan sosial (karantina rumah, karantina rumah sakit, karantina
wilayah, pembatasan kegiatan/aktifitas masal)
Pengawasan sanitasi lingkungan di Pelabuhan dan Bandara
23
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
6. Bidang Kesehatan:
Melakukan Sistem Layanan Kesehatan dan Evakuasi/Rujukkan
Melaksanakan kegiatan koordinasi lintas sektor dalam bidang
kesehatan
Mengantisipasi potensi risiko Kesehatan yang akan menghambat
kegiatan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKM)
Mendukung pelaksanaan kekarantinaan untukmemperlancar
pelaksanaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
yang Meresahkan Dunia (KKM).
Manajemen laboratorium
Melakukan tindakan penyehatan alat angkut dan barang bawaan
(disinseksi,desinfeksi,dekontaminasi)
Mengusulkan penambahan tenaga kesehatan terlatih
7. Bidang Logistik :
Mengoptimalkan sarana dan prasaran yang dibutuhkan untuk
operasional kegiatan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKM)
Mengusulkan dapur umum selama kegiatan penanggulangan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKM).
24
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
BAB VI
JEJARING KERJA, PEMBAGIAN TUGAS
DAN KEWENANGAN
25
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
26
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
27
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
28
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
29
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
30
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
penumpang
Mengarahkan seluruh
penumpang untuk melalui
proses dekontaminasi
barang dan thermoscanner
TNI Memback Up Polair dalam 1 Biosafety
tugasnya mengawal Lengkap
penumpang untuk melalui
proses thermoscanner
POLSEK Memback Up Polair dalam 1 Biosafety
Enggano tugasnya mengawal Lengkap
penumpang untuk melalui
proses thermoscanner
KKP Melakukan dekontaminasi TNI, Polri 2 Biosafety
PRL/UKLW terhadap penumpang dan Lengkap
barang bawaan yang sudah
melalui X- Ray
KKP 1. Mendeteksi suhu tubuh Koordinasi, TNI 3 Biosafety
Karantina dan pembagian HAC AL , Polriir, Lengkap
Interviue daerah asal
2.Jika ditemukan
penumpang dengan suhu
lebih dari 38 C, maka
petugas membawa
penumpang tersebut ke
tenda isolasi dilakukan
anamnesa lanjutan
PKM Enggano Membantu petugas KKP 1 Biosafety
dalam Mendeteksi suhu Lengkap
tubuh dan pembagian HAC
KKP UKLW Melakukan penanganan dan 2 Biosafety
pemeriksaan lebih lanjut Lengkap
jika ditemukan penumpang
dengan suhu tubuh lebih
dari 38 C dan dibawa ke
tenda observasi
Jika anamnesa lanjutan tidak Koordinasi ke 4 Biosafety
mengarah kepada penyakit POSKO Lengkap
PHEIC maka penumpang
dipersilahkan melanjutkan
perjalanan dan diberikan
HAC. Jika mengarah ke
PHEIC maka di lakukan
rujukan ke RS M.Yunus
POSKO Menindaklanjuti laporan Instansi terkait : 1
petugas lapangan untuk di RS M.Yunus
sampaikan ke instansi
terkait
RSBE Membantu dalam 2 Biosafety
melaksanakan penganganan Lengkap
suspect di tenda isolasi dan
rujukan jika di perlukan
KKP PRL Melaksanakan 2 Biosafety
dekontaminasi pada petugas Lengkap
dan ambulance evakuasi
setelah kembali dari RS
31
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
Rujukan
RSBE Menyiapkan Ruang Isolasi Sekretaris Posko 1 Biosafety
dan Tata laksananya Lengkap
Koramil Melaksanakan pengamanan 1 Biosafety
area parkir Lengkap
KKP UKLW Melaksanakan pemantauan PMI 1 Masker,
kondisi kesehatan sarung
penumpang di Ruang tangan
Kedatangan
Ka. Higine dan Koordinasi dengan Pihak Koordinasi ke 1 Masker,
Sanitasi KKP Bidang PRL dalam Petugas KKP sarung
Bandara melakukan tindakan sanitasi Bidang PRL tangan
alat angkut dan barang
penumpang dan membantu
fasiliatasi petugas KKP
Bidang PRL dalam
melaksanakan tugasnya
Kepala UPP Bertanggung jawab terhadap Koordinasi 1 Masker,
Kelas III mobilisasi setiap rangkaian keseluruh bidang sarung
Malakoni kegiatan tangan
Kapal Membantu kelancaran setiap 1 Masker,
kegiatan yang berhubungan sarung
dengan penatalaksanaan di tangan
alat angkut
32
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
33
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
BAB VII
PERHITUNGAN DAN PEMENUHAN SUMBER DAYA
34
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
j. Meja
k. Kursi
l. ATK
m. Alat Komunikasi
n. Kendaraan Operasional
o. Papan peringatan
p. Warning light
q. Spraycan
r. Alat pengeras suara
s. Disinfektan dan Peralatannya
t. Medical Kit
u. Peralatan dokumentasi
3. Petugas di Zona Hijau terdiri dari :
Petugas zona hijau terdiri dari:
a. KKP Karantina : 1 Orang
b. Polsek Enggano : 1 Orang
Sarana di Zona Hijau :
a. Meja
b. Korsi
c. Alat pelindung diri lengkap
Khusus perlakuan untuk Awak kapal yang pesawatnya dinyatakan dalam
perlakuan Karantina maka seluruh nahkoda dan ABK yang tidak menunjukkan
gejala sakit yang dapat diduga terinfeksi maka akan di tempatkan dalam
ruang/kamar karantina,adapun persyarata kamar karantina adalah sebagai berikut :
1. Terdapat minimal 5 kamar yang dilengkapi dengan tempat tidur
2. Ada kamar mandi dan perlengkapan lainnya yang memadai
3. Ada ruangan perawat dan dokter yang terpisah dengan calon penumpang,
nahkoda dan ABK yang dikarantina.
4. Setiap pintu masuknegara wajib menyediakan asramakarantina ( tidak harus
punya tetapi ada akses untuk meminjam /menyewa / menggunakan)
5. Asrama karantina harus terpisah secara epidemiologi dari publik untuk
mencegah penyebaran penyakit
35
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
36
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
BAB VIII
MONITORING, EVALUASI DAN INDIKATOR
A. Monitoring
Bentuk kegiatan dari monitoring adalah pemantauan terhadap kegiatan
pengawasan alat angkut, orang, barang dan lingkungan di Pelabuhan
Malakoni. Tujuan dilakukannya monitoring pengawasan wilayah Enggano
adalah untuk menentukan apakah suatu prosedur kegiatan pengawasan
Wilayah Enggano telah dilaksanakan sesuai dengan SOP yang ada apa belum.
Apabila terjadi penyimpangan harus segera dapat dilakukan perbaikan atau
pemecahannya.
Monitoring sumber daya dilakukan secara berkala harian dan mingguan
oleh petugas di lapangan dan jika terdapat kekurangan, penyimpangan dalam
kegiatan pengawasan di Wilayah Enggano dapat diketahui secara cepat. Oleh
karena itu perlu dibuat format pemantauan /ceklist pemantauan berdasarkan
indikator input, proses dan output dengan standar sesuai petunjuk
pelaksanaan.
B. Evaluasi
Pada akhir pelaksanaan kegiatan pengawasan terhadap alat angkut,
orang, barang dan lingkungan di Wilayah Enggano dalam upaya
penaggulangan kasus Covid-19 perlu dilakukan evaluasi. Tujuan adalah untuk
mendapatkan bahan masukan dalam perbaikan perencanaan di masa
mendatang. Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan indikator input,
proses dan output.
C. Indikator
1. Indikator input :
a. Tersedianya tenaga sesuai kebutuhan
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
c. Tersedianya kartu kewaspadaan (HAC) yang mencukupi
d. Tersedianya petugas yang terlatih
37
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
D. Mekanisme Pelaporan
Pelaporan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan secara rutin
harian dan mingguan. Mekanisme pelaporan adalah berjenjang dari tingkat
pelaksana di lapangan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dan
diteruskan ke Direktorat Jenderal P2P. Format pelaporan sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan untuk penanganan kasus penyakit menular.
Media pengiriman laporan secara lisan dan tertulis dengan memanfaatkan
sarana komunikasi yang sesuai (Handy talky, telepon, Faxcimale, email dan
lainnya). Bagi instansi diluar kesehatan dapat melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai dangan prosedur yang telah ditetapkan oleh instansi
masing-masing.
38
Rencana Kontijensi Wilker Enggano
BAB IX
PENUTUP
Marlansius, S.Sos
NIP. 196503261986021002
39