Anda di halaman 1dari 47

DOKUMEN RENCANA KONTIJENSI

MENGHADAPI
KEDARURATAN KESEHATAN MASYAKARAT

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN


KELAS III BENGKULU
WILAYAH KERJA ENGGANO
TAHUN 2020
KATA SAMBUTAN

Salam Hormat
Tiada kata yang pantas kita ucapkan selain mengucap Tuhan Yang Maha
Kuasakarena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga Dokumen Rencana
Kontigensi menghadapi KKM di KKP Kelas III Bengkulu Wilker Enggano telah
selesai dilaksanakan. Dokumen rencana Kontijensi sebagai pedoman dalam
rangka penanganan penyakit menular potensial KLB/wabah di Wilayah Enggano
Kabupaten Bengkulu Utara apabila suatu saat benar-benar terjadiKKM penyakit
menular potensial KLB/Wabahmelalui kunjungan kapal yang berasal dari wilayah
terjangkit masuk melalui Pelabuhan Enggano.
Tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan harus dilaksanakan
secara optimal agar Upaya cegah tangkal penyakit beserta faktor risikonya di
pintu masuk dan keluar negara/wilayah berjalan efektif dan efisien. Disadari
bahwa untuk melaksanakan tupoksi cegah tangkal penyakit secara optimal akan
menemui banyak kesulitan dan kendala bila tidak didukung oleh lintas sektor dan
lintas program.
Dokumen Rencana Kontigensi menghadapi KKM ini telah di susun
bersama melalui pertemuan yang di akomodir oleh KKP Kelas III begkulu Wilker
Enggano sebagai UPT Bidang Kekarantinaan dengan melibatkan lintas sektor
lintas program di wilayah Enggano Kabupaten Bengkulu Utara.
Diharapkan dengan tersusunnya dokumen Rencana Kontigensi
menghdapai KKM di wilayah Enggano Kabupaten Bengkulu Utara menjadi suatu
pedoman teknis penanganan dan pengendalian bagi lintas sektor dari berbagai
instansi di dalam dan di luar lingkungan Wilayah Enggano Kabupaten Bengkulu
Utara sehingga dalam waktu yang secepatnya dan pada situasi yang tepat dapat
melaksanakan penaganan dan pengendalian penyakit menular potensial
KLB/wabah di pintu masuk negara (point of entry) di Enggano melalui Pelabuhan
Linau Kabupaten Bengkulu Utara bila suatu waktu benar benar terjadi.
Saya mengapresiasi atas usaha dan kontribusi pemikiran dari KKP Kelas
III Bengkulu Wilayah Kerja Enggano untuk menginisiasi penyusunan Rencana
Kontigensi menghadapi KKM di wilayah Enggano Kabuaten Bengkulu Utara.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan menyampaikan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh lintas sektor/program dari
berbagai instansi di Wilayah Enggano Kabupaten Bengkulu Utara telah berkenan
meluangkan waktu terlibat langsung memberikan ide,masukan dan saran dalam
menyusun dan menyelesaikan penyusunan rencana kontigensi menghadapi KKM
penyakit menular potensial KLB/wabahdi wilayah Enggano ini. Semoga rencana
kontigensi yang telah di susun bersama ini dapat bermanfaat dalam rangka
melindungi pintu masuk negara khususnya di Kecamatan Enggano dari ancaman
masuknya penyakit menular potennsial wabah khususnya Covid-19 yang dapat
masuk melalui aktifitas pelayaran yang terjadi di Pelabuhan Malakoni, Kahyapu
dan Bandara Enggano Kabupaten Bengkulu Utara.

Salam hormat,

Enggano, September 2020


Camat Enggano

Marlansius, S.Sos
NIP. 196503261986021002
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullohi Wabarokatuh


Alhamdulillahirobil ‘alamiin karena Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha
Esa, maka penyusunan Dokumen Rencana Kontigensi menghadapi KKM tahun
2020 di KKP Kelas III BengkuluWilker Enggano dapat diselesaikan dengan
baik.
Dokumen Rencana Kontijensi ini disusun bersama instansi di Wilayah
Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Keterlibatan lintas sektor dari berbagai
instansi di dalam dan di luar wilayah Enggano Kabupaten Kaur Bengkulu Utara
sangat penting dalam waktu yang secepatnya dan pada situasi yang tepat untuk
melaksanakan penaganan penyakit yang menimbulkan kedaruratan atau wabah
di pintu masuk negara (point of entry). Oleh karena itu, sangat diharapkan
Dokumen Rencana Kontijensi ini dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam
rangka penanganan penyakit KKM di Pelabuhan wilayah Enggano Kabupaten
Bengkulu Utaraapabila suatu saat benar-benar terjadi.
Sangat disadari bahwa Dokumen Rencana Kontijensi
menghadapiKKM khusunyaCovid-19 ini masih perlu disempurnakan seiring
dengan perjalanan waktu, karena berbagai keterbatasan dan merupakan yang
pertama kali dibuat khusus untuk wilayah Enggano Kabupaten Bengkulu Utara.
Oleh karenanya, masukan dan saran yang positif dari berbagai pihak sangat
perlu untuk perbaikan dimasa yang akan datang sebagai Living Document.
Ucapan terima kasih kami sampaikan pula kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian dokumen Rencana Kontijensi
menghadapaiKKMMD ini.
Demikian disampaikan, semoga Rencana Kontijensi ini dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Enggano , September 2019


Kepala Kantor Kesehatan
Pelabuhan
Kelas III Bengkulu

Rosyid Ridlo Prayogo, SE.,MKM


NIP.19670422 198803 1 002
PENGESAHAN

CAMAT ENGGANO KEPALA KKP KELAS III


BENGKULU

Marlansius, S.Sos Rosyid Ridlo Prayogo, SE.,MKM


NIP. 196503261986021002 NIP.19670422 198803 1 002
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

BABI
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin pesatnya kemajuan bidang transportasi mupun bidang
lainnya di dunia maka akan menyebabkan semakin meningkatnya kecepatan
waktu tempuh perjalanan orang, barang dan alat angkut antar-wilayah dan
antar-negara. Berdasarkan data dari kementerian pariwisata tahun 2018
jumlah wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia berjumlah
15.810.305 Wisatawan, Sementara sampai bulan juni 2019 jumlah =
7.828.224 Wisatawan (http://www.kemenpar.go.id). Namun di satu sisi, ada
Dampak yang dapat ditimbulan dari hal tersebut yaitu :
1. penyakit memperbesar risiko masuk dan keluarnya penyakit menular
baru (new emerging diseases)danpenyakit menular yang muncul
kembali (re-emerging diseases)
2. Perubahan pola masa inkubasi penyakit
3. Dampak kesehatan yang diakibatkan oleh radiasi nuklir, pencemaran
biologi, kontaminasi kimia, bioterorisme, dan pangan.
Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan dengan jumlah pulau >
17.000 (pulau besar dan pulau kecil). memiliki posisi yang sangat strategis,
diapit oleh dua benua dan dua samudera, serta berada pada jalur lalu lintas
dan perdagangan internasional. Kondisi tersebut menyebabkan banyaknya
pintu masuk ke wilayah Indonesia yang menjadi akses keluar masuknya
faktor risiko penyebaran penyakit dan gangguan kesehatan.
Indonesia sebagai bagian dari masyarakat dunia tentunya tidak bisa
menutup diri dari kemajuan dunia. Sebagai bagian masyarakat dunia,
Indonesia juga berkewajiban untuk melakukan cegah tangkal terhadap
terjadinya kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (Public
Health Emergency of International Concern)sebagaimana diamanatkan dalam
regulasi internasional di bidang kesehatan (International Health
Regulations/IHR tahun 2005).
Tujuan IHR 2005 ialah mencegah, melindungi terhadap dan
menanggulangi penyebaran penyakit antar negara tanpa pembatasan

1
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

perjalanan dan perdagangan yang tidak perlu. Inti dari amanat IHR 2005 ialah
surveilans dan respon sehingga setiap negara harus mampu mendeteksi secara
dini sejak dimasyarakat dan mampu segera merespon semua kejadian yang
berpotensi KKM dan memberitahu WHO melalui National Focal Point.
Disamping itu pada pintu masuk harus mampu mencegah dan mengatasi
penyebaran semua penyakit/kejadian yang berpotensi KKM. Hal ini karena
penyebaran penyakit lintas wilayah /negara paling banyak melalui
transportasi.
Dalam rangka meningkatkan kemampuan ketahanan nasional dalam
menghadapi kedaruratan kesehatan masyarakat dan/atau bencana nonalam
akibat wabah penyakit, pandemi global, dan kedaruratan nuklir, biologi, dan
kimia yang dapat berdampak nasional dan/atau global, maka Presiden
Republik Indonesia menerbirkan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019
tentang Peningkatan Kemampuan Dalam Mencegah, Mendeteksi, Dan
Merespons Wabah Penyakit, Pandemi Global, Dan Kedaruratan Nuklir,
Biologi, Dan Kimia. Adapun dalam pelaksanaan koordinasi menjadi amanat 2
Menko, 13 Menteri, Sekab, TNI,POLRI, Kep BNPB, Bapeten, BPOM, BPPT,
Gub, Walikota/Bupati.
Dalam rangka kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapai
ancaman penyakit menular potensial wabah, maka Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Bengkulu Wilayah Kerja enggano mengundang
Bapak/Ibu hadir disini untuk secara bersama-sama menyusun Dokumen
rencana Kontijensi menghadapi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM).
Rencana Kontinjensi adalah suatu proses identifikasi dan
penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang
belum tentu terjadi. Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah
diaktifkan, jika keadaan yang diperkirakan tidak terjadi.
Tujuan penyusunan dokumen rencana kontijensi ini yaitu sebagai
pedoman dalam penanganan penyakit menular menular potensial
KLB/Wabah yang dapat menyebabkan Kedaruratan Kesehatan di wilayah
Pelabuhan Enggano. Dengan adanya dokumen rencana kontijensi, maka
apabila terjadi suatu KLB atau Wabah maka tindakan pencegahan dan

2
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

pengendalian dapat berjalan dengan cepat dan efektif karena masing-masing


stakeholder (pemangku kepentingan) sudah mengerti peran dan fungsinya.
Dalam menyusun rencana kontinjensi kedaruratan kesehatan
masyarakat, perlu juga memperhitungkan dampak ikutan (collateral impact)
atau kedaruratan kedua yang mungkin terjadi, seperti kemungkinan adanya
isolasi wilayah yang memberikan dampak ekonomi, kerusuhan sosial dan
lain-lain yang mungkin memerlukan skenario tersendiri dan penanganan
kedaruratan yang memerlukan keahlian, keterampilan dan kompetensi khusus
serta sumber daya yang bersifat spesifik.

B. Tujuan Penyusunan Rencana Kontijensi PenanggulanganKKMdi


EngganoBengkulu
a. Terbentuk kesepakatan bersama dari berbagai pihak terkait dilingkungan
Wilayah Kerja Enggano sebagai acuan dan pedoman dalam rangka
kesiapsiagaan menghadapi Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
meresahkan dunia (KKM) yang mungkin akan terjadi di Kecamatan
Enggano.
b. Tersedianya instrumen kesiapsiagaan, deteksi dini dan respon cepat dalam
hal menghadapi kemungkinan terjadinya Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat di Wilayah Kerja Enggano.

C. Ruang Lingkup Rencana Kontijensi


Ruang lingkup kegiatan meliputi seluruh kegiatan pengawasan dan
tindakan intervensi terhadap lalu lintas kapal, orang, barang, termasuk
kegiatan surveilans dalam rangka penanggulanganKKMsehingga tidak terjadi
penyebaran yang lebih luas.
Kegiatan penanggulangan terbagi 2 (dua):
a. Pengawasan Keberangkatan
Bila KKMberasal dari wilayah Enggano, pengawasan dilakukan terhadap
lalu lintas, orang, barang dan alat angkut darat yang datang dari wilayah
terpapar KKMyang mau masuk (lewat darat) ke dalam wilayah
Pelabuhan.

3
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

b. Pengawasan kedatangan
Bila KKM berasal dari wilayah lain, pengawasan dilakukanterhadap lalu
lintas kapalberikut orang, barang dan alat angkut yang datang dari wilayah
lain di negara atau wilayah terpapar KKM.

D. Sasaran Pelaksanaan Rencana Kontijensi


a. Sasaran, bila KKM berasal dari dalam:
Orang dan barang dan alat angkut darat yang datang dari wilayah KKM
yang mau masuk lewat darat ke dalam wilayah Pelabuhan (pada lalu lintas
keberangkatan).
b. Sasaran bila KKM berasal dari luar:
Pesawatberikut orang dan barang yang datang dari daerah/negara wilayah
KKM yang mau masuk ke Pelabuhan (pada lalu lintas kedatangan).

E. Defenisi Operasional
a. IHR (International Health Regulations) suatu instrumen internasional
yang secara resmi mengikat untuk diberlakukan oleh seluruh negara
anggota WHO, maupun bukan negara anggota WHO tetapi setuju untuk
dipersamakan dengan negara anggota WHO
b. National Focal Point institusi / individu yang ditunjuk oleh setiap negara
peserta, yang setiap waktu dapat dihubungi untuk berkomunikasi dengan
‘IHR Contact Point’ WHO.
c. Kesiapsiagaan
Serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui
pengorganisasian serta langkah-langkah secara berhasil-guna dan
berdaya-guna.
d. Kontinjensi
Suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi
mungkin juga tidak akan terjadi.
e. Rencanaan Kontinjensi
Suatu proses perencanaan ke depan, dalam keadaan yang tidak menentu,
dimana skenario dan tujuan disepakati, tindakan teknis dan manajerial

4
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

ditetapkan, dan sistem tanggapan dan pengerahan potensi disetujui


bersama untuk mencegah, atau menanggulangi secara lebih baik dalam
situasi darurat atau kritis. Melalui perencanaan kontinjensi, akibat dari
ketidak-pastian dapat diminimalisir melalui pengembangan skenario dan
asumsi proyeksi kebutuhan untuk tanggap darurat.
f. Kedaruratan
Suatu keadaan yang mengancam nyawa individu dan kelompok
masyarakat luas sehingga menyebabkan ketidakberdayaan yang
memerlukan respons intervensi sesegera mungkin guna menghindari
kematian atau kecacatan serta kerusakan lingkungan.
g. Kedaruratan kesehatan masyarakat meresahkan dunia (KKM)
Kedaruratan Kesehatan (KLB) yang meresahkan dunia, KLB yang dapat
menjadi ancaman kesehatan bagi negara lain, kemungkinan
membutuhkan koordinasi internasional dalam
penanggulangannya.Dokumen kesiapsiagaan kedaruratan kesehatan
masyarakat.
h. Kejadian Luar Biasa.
Adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian
yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada
terjadinya wabah.
i. Pintu masuk (Point of Entry) adalah perlintasan untuk keluar masuknya
pelaku perjalanan, bagasi, kargo, petikemas, alat angkut, barang dan
paket pos yang bersifat internasional. Juga mencakup tempat keluar
masuknya agen alat angkut dan tempat yang menyediakan layanan bagi
semua yang disebut di atas.
j. Skenario
Membuat gambaran kejadian secara jelas dan rinci tentang bencana yang
diperkirakan akan terjadi meliputi lokasi, waktu dan dampak bencana.
k. Rencana Operasi
Mengaktifkan dokumen (rencana kontinjensi) sebagai pedoman/acuan
dalam penanganan darurat.

5
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

l. Karantina Wilayah
Pembatasan kegiatan dan /atau pemisahan masyarakat dalam suatu
wilayah geografis yang diduga terinfeksi penyakit meski belum
menunjukan gejala penyakit; pemisahan barang, peralatan hewan atau
apapun yang ada di wilayah tersebut diduga terkontaminasi dari
orang/barang lain, sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan
penyebaran penyakit atau kontaminasi.
m. Kembali ke situasi normal
Kembali dari kondisi darurat kesiapsiagaan ke kondisi normal dan
memetik manfaat yang dapat diambil dari perencanaan kontinjensi.
n. Episenter/Pandemiadalah wilayah geografis yang menjadi pusat/awal
terjadinya pandemi penyakit.
o. Alat angkut adalah pesawat udara,kapal alut, kereta api, kendaraan
bermotor atau alat angkut lainnya yang digunakan dalam melakukan
perjalanan internasional.
p. Bagasi adalah barang seseorang yang dibawa dalam perjalanan
q. Barang adalah produk nyata, termasuk hewan dan tumbuhan, yang
dibawa pada perjalanan international, termasuk yang akan digunakan
oleh alat angkut.

6
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Kondisi Geografis dan Demografis

Indonesia sebagai sebuah negara kepulauan dengan jumlah pulau >


17.000 (pulau besar dan pulau kecil). memiliki posisi yang sangat strategis,
diapit oleh dua benua dan dua samudera, serta berada pada jalur lalu lintas
dan perdagangan internasional. Kondisi tersebut menyebabkan banyaknya
pintu masuk ke wilayah Indonesia yang menjadi akses keluar masuknya
faktor risiko penyebaran penyakit dan gangguan kesehatan.
Pelabuhan sebagai pintu masuk jalur perdagangan baik nasional dan
internasional melalui jalur laut. Pelabuhan merupakan tempat yang terdiri atas
daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat
Kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat Barang,
berupa terminal dan tempat berlabuh Kapal yang dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
Namun dengan semakin meningkatnya mobilitas penduduk dan
meningkatkan kegiatan ekonomi di wilayah pelabuhan, maka akan semakin
meningkatnya risiko penularan penyakit potensial wabah yang mungkin
berasal dari penumpang, alat angkut dan barang, maka upaya kekarantinaan
di pelabuhan harus terus ditingkatkan.
Kecamatan Enggano merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten
Bengkulu Utara dan yang merupakan wilayah kepulauan di samudera Hindia.
Dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi masyaraka di Enggano sangat
tergantung pasokan yang berasal dari Kota Bengkulu. Adapun alat
transportasi yang menghubungkan Kecamatan Enggano dengan Kota
Bengkulu adalah peswat dan kapal. Saat ini Pelabuhan yang ada di Enggano
adalah Pelabuhan Malakoni dan Pelabuhan Kahayapu. Kedua pelabuhan
tersebut melayani penyeberangan orang menggunakan kapal dengan rute
Pulau enggano - Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu dengan jumlah rute

7
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

penyeberangan 4 kali dalam seminggu. Sementara untuk layanan


penerbangan dari Bengkulu ke Enggano, jumlah penerbangannya adalah 2
kali dalam seminggu.
Meskipun kapal dan pesawat yang ke Enggano hanya yang berasal
dari Kota Bengkulu, Pelabuhan dan Bandara di Eenggano tetap memiliki
kewajiban untuk menyiapkan dan memfasilitasi serta melakukan
kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit yang dapat menimbulkan
keresahan masyarakat dunia dengan berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Bengkulu sebagai UPT yang memiliki tupoksi cegah tangkal
penyakit di pintu masuk negara dan lintas sektor terkait jikalau terjadi KKM
di Provinsi Bengkulu.

B. Bahaya dan Ancaman Kedaruratan Kesehatan Masyarakat (KKM)

Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular


yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan
gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi
COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk
dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi
terpanjang 14 hari.Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrompernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office
melaporkan kasuspneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Kota
Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari 2020, China
mengidentifikasi kasus tersebut sebagai jenis baru coronavirus. Pada tanggal
30 Januari 2020 WHO menetapkan kejadian tersebut sebagai Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD)/Public
HealthEmergency of International Concern (PHEIC) dan pada tanggal 11
Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi.

8
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

Peningkatan jumlah kasus berlangsung cukup cepat, dan menyebar


ke berbagainegara dalam waktu singkat. Sampai dengan tanggal 20
September 2020, kasus konformasi positf di Provinsi Bengkulu sebanyak 536
orang, dan meninggal sebanyak 31 orang.
Walaupun Pelabuhan dan bandara di Enggano Bengkulu hanya
melayani penyeberangan dan penerbangan domestik, namun tetap perlu
diwaspadai adanya transmisi penyakit terutama penyakit-penyakit yang
menjadi perhatian dunia berpotensi KKM(Covid-19, ebola, SARS, Mercov,
H5N1, H1N1 dan Flu baru) yang mungkin terjadi melalui aktifitas perjalanan
alat angkut, orang dan barang bawaan penumpangmenujuEnggano.
Selain penyakit-penyakit yang menjadi perhatian dunia (KKM), juga
perlu diperhatikan penyakit-penaykit yang endemis yang sering menimbulkan
KLB di wilayah Enggano Bengkulu, seperti penyakit DBD, malariadan lain-
lain.
Beberapa penyakit yang telah di uraikan di atas merupakan penyakit-
penyakit yang mungkin saja dapat menimbulkan Kegawatan Kesehatan
Masyarakat Meresahkan Dunia (KKM) di wilayah Bandara Fatmawati
Bengkulu. Namun untuk menentukan tingkat keseriusan / kegawatan yang
mungkin akan timbul perlu dilakukan pembobotan penilaian bahaya dan skala
bahaya terkait dengan risiko kematian/kesakitan, kerugian ekonomi dan
dampak lainnya yang mungkin terjadi akibat penyakit tersebut.
Tabelpembobotan penilaian bahaya dan skala bahaya dapat di tentukan
sebagai berikut :
No Jenis Ancaman P R Total
1 Covid-19 4 4 7
2 Malaria 2 2 4

Penilaian Bahaya
P : Probabilitas / Kemungkinan Terjadinya KKM
R : Resiko/Dampak (resiko kematian/kesakitan/kerugian ekonomi,dll)
yangmungkin terjadi
Keterangan :
Skala Probabilitas
5 : Pasti (hampir pasti terjadi 80-99,9%)

9
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

4 : Kemungkinan besar terjadi (60 – 79,9%)


3 : Kemungkinan terjadi (40 – 59,9%)
2 : Kemungkinan kecil untuk terjadi (20 – 39,9%)
1 : Kemungkinan sangat kecil terjadi (dibawah 20 %)
Skala Risiko
5 : Sangat Parah (attack rate sangat tinggi,tingkat kematian sangat tinggi,
potensi isolasi terhadap negara sangat tinggi)
4 : Parah (attack rate tinggi, tingkat kematian tinggi, potensial isolasi wilayah
tinggi)
3 : Sedang(attack rate tidak tinggi, tingkat kematian tidak tinggi)
2 : Ringan (attack rate rendah,tingkat kematian sangat rendah )
1 : Sangat kecil menimbulkan risiko kesakitan dan kematian
Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa KKM yang paling
mungkin terjadi di Enggano Bengkulu adalah Covid-19. KKMCovid-19
memiliki peluang kemungkinan terjadi di Kecamatan Enggano karena adanya
aktivitas orang, barang dan alat angkut dari Enggano ke Kota Bengkulu
maupun sebaliknya dari Kota Bengkulu ke Enggano.

10
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

BAB III
PENGEMBANGAN SKENARIO

A. Analisis Potensi Kedaruatan Kesehatan di Enggano


Analisis potensi kedaruratan kesehatan masyarakat yang mungkin
terjadi di Enggano di dasarkan pada hasil analisis terhadap faktor risiko KKM
di Enggano. Berdasarkan analisis faktor risiko terdapat histori bahwa di
Bengkulu saat ini, peningkatan konfirmasi Positif Covid-19 terus meningkat.
Sampai saat ini, Pemerintah Republik Indonesia belum mecabut status Covid-
29 sebagai bencana nasional non alam. Sehingga upaya-upaya kesiapan dan
pencegahan harus tetap di tingkatkan.

B. Pengembangan Skenario
Dalam pengembangan skenario kemungkinan terjadi KKM di
Wilayah Enggano Bengkulu dapat di bagi dalam 3 skenario yang
mengasumsikan terjadinya kasus KKM dengan menguraikan potensi
masalahnya, jumlah kasus, “population at risk” dan upaya-upaya yang perlu
dilakukan dalam upaya untuk penanggulangan dan lain-lain.
1. Skenario Pertama :
Kejadian KKMCovid-19 terjadi dari luar wilayah melalui pintu masuk
Pelabuhan dan Bandara di Enggano. Setelah mendapat informasi dari
Nahkoda Kapal bahwa ditemukan seorangpenumpangkapal dari kota
Bengkulu menderita sakit dan memiliki gejala seperti Covid-19.
Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi :
a. Adanya kemungkinan tertularnya seluruh penumpang dan ABK
Kapalyang melayani penumpang suspect Covid-19.
b. Adanya kemungkinan terkontaminasinya barang bawaan kapal
suspectCovid-19
c. Adanya kemungkinan terkontaminasinya seluruh ruangkapal

2. Skenario Ke-dua :

11
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

Kejadian KKM berasal dari luar negeri melalui pintu masuk


Pelabuhanyang terdeteksi di terminal kedatangan. Kemungkinan-
kemungkinan yang akan terjadi :
Seluruh wilayah Kecamatan Enggano tertular virus Mers CoV
3. Skenario Ke-tiga :
Kejadian KKMCovid-19 berasal dari dalam wilayah dimana otoritas
wilayah telah menyatakan terjadinya KLB di Provinsi Bengkulu.
Kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi :
a. Potensial terjadinya penyebaran penyakit keluar dari wilayah Provinsi
Bengkulu.

12
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

BAB IV
KEBIJAKAN STRATEGI DAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN
KESEHATAN MASYARAKAT

A. Kebijakan dan Strategi.

Episenter Pandemi KKM dapat bersal di luar negeri maupun di


dalam negeri, maka perlu dilakukan deteksi dan respon dalam bentuk
tindakan kekarantinaan kesehatan untuk mencegah dan menangkal KKM dari
luar negeri tidak menyebar masuk ke dalam negeri dan sebaliknya dari dalam
negeri tidak menyebar keluar negeri.
Bila Episenter Pandemi KKM berada diluar negeri makaEnggano
Bengkulu harus selalu cermat mengawasi semua faktor risiko kesehatan
masyarakat untuk mencegah penyebaran KKM masuk ke Indonesia. Pintu
masuk merupakan lini pertama dalam pengawasan KKM dari luar negeri.
Sebaliknya bila episenter pandemi KKM muncul dari dalam negeri,
maka wilayah episenter pandemi KKM tersebut harus secara cermat
mencegah supaya tidak terjadi penyebaran keluar. Bandara yang terhubung
dengan wilayah tersebut juga harus melakukan pengawasan terhadap semua
faktor risiko kesehatan masyarakat untuk mencegah dan menangkal
penyebaran KKM keluar melalui Bandara. Wilayah merupakan lini terdepan
dalam mengawasi, mencegah dan menangkal terjadinya penyebaran KKM,
sedangkan bandara menjadi lini kedua.
Sehubungan penyebab terjadinya KKM dapat disebabkan karena
biologi, radio nuklir dan kimia, maka dasar legalitas untuk surveilans dan
respon dalam bentuk tindakan kekarantinaan kesehatan dalam upaya cegah
tangkal menghadapi ke 3 jenis penyebab /ancaman tersebut di atas yaitu
mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.
Selain legalitas, aspek lain yang menentukan efektifitas
kekarantinaan kesehatan melalui kegiatan surveilans dan respon dalam bentuk
tindakan kekarantinaan kesehatan antara lain adalah koordinasi, pemahaman
tentang surveilans, respon dan kesiapsiagaan, kesiapan sumber daya meliputi
manusia, sarana prasarana, dana, laboratorium dan komunikasi risiko
kesehatan masyarakat serta pelatihan bersama secara rutin.

13
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

B. Pedoman Umum Penanggulangan KKMdi Enggano Bengkulu


Terbagi dalam 5 tatalaksana :
1. Mekanisme Operasional melalui mekanisme “Komando dan koordinasi
lintas sektor dikendalikan oleh Posko KKMPenyakit“ di Bandara yang
dipimpin oleh Kepala Kantor Unit Penyelenggara Enggano sebagai
penanggung jawab operasional. Sedangkan sebagai penanggung jawab
teknis adalah Kepala KKP atau petugas KKP yang ditunjuk. KKP dalam
melaksanakan tugas dan fungsi kekarantinaan kesehatan melalui
surveilans dan respon dalam bentuk tindakan kekarantinaan kesehatan
terhadap ancaman keamanan pangan, radiasi nuklir dan kimia dan biologi
harus didampingi dan difasilitasi teknis terkait jenis ancaman tersebut di
tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota. Semua kegiatan operasional
yang berkaitan penanggulangan KKM harus dikendalikan oleh Posko
KKM yang buka 24 jam nonstop ; artinya semua permasalahan yang
berkaitan dengan penanggulangan KKM harus direspon langsung oleh
Posko. Petugas di posko setiap saat harus terdiri dari petugas yang
berasal dari lintas sektor. Posko KKM Penyakit tidak harus membentuk
baru tapi bisa mengaktifkan Posko Kedaruratan yang sudah ada dengan
penyesuaian strukturnya sesuai fungsi yang diperlukan.
2. Jenis Pengawasan
a. Keberangkatan
b. Kedatangan
3. Langkah pengawasan terhadap sasaran
Langkah pengawasan / respon terhadap sasaran(alat angkut berikut
muatannya, orang /masyarakat Bandara) terdiri 3 (tiga) langkah :
a. Langkah I : Pemeriksaan sasaran untuk menentukan tingkat
risikonya
b. Langkah II : Analisa untuk menentukan intervensinya
c. Langkah III : Tindakan Intervensi
4. Tindakan Deteksi dan Respon Spesifik
Respon Teknis Penanggulangan / SOP

14
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

Mengingat bahwa KKM disebabkan oleh berbagai penyakit menular


maupun tidak menular dan juga bisa oleh berbagai kejadian maka setiap
KKM, teknis (SOP) pengawasan/respon dalam penanggulangannya
berbeda. Tugas tingkat pusat untuk menetapkan petunjuk teknis (SOP)
terhadap kejadian yang berpotensi KKM maupun kejadian yang sudah
dinyatakan KKM. Prosedur operasional deteksi dan respon spesifik
(SOP) ditetapkanberdasarkan :
a. Berbagai pertimbangan nasional
b. Rekomendasi sementara dari WHO serta seminimal mungkin
menghambat arus perjalanan orang dan barang serta perdagangan
internasional.
c. Hasil koordinasi dengan berbagai LS yang terkait jenis ancaman.
SOP yang ditetapkan tingkat pusat, dilakukan secara cermat, efektif dan
hambatan terhadap arus lalu lintas alat angkut, barang dan orang
diupayakan seminimal mungkin serta memperhatikan berbagai
pertimbangan termasuk rekomendasi dari WHO. Petunjuk teknis (SOP)
yang ditetapkan tingkat pusat digunakan sebagai acuan dalam melakukan
tindakn intervensi. Petunjuk teknis (SOP) yang ditetapkan telah melalui
pertimbangan yang cermat sehingga efektif menghambat atau
mengendalikan penyebaran kasus. Tindakn intervensi yang dilakukan
seminimal mungkin menghambat perjalanan lalu lintas alat angkut,
barang dan orang.
Substansi Respon Teknis Penanggulangan penyakit dari pusat, isinya :
a) Penjelasan penyakit yang sedang terjadi
Informasi detail terhadap kasus yang sedang terjadi meliputi jenis
PHEIC, faktor risiko kejadian, besarnya ancaman (AR, CFR,
kecepatan penularan dan informasi lain yang dibutuhkan)
b) Perkembangan terakhir epidemiologis secara nasional maupun
global Kondisi yang harus diperhatikan terhadap ancaman penyakit
dari dalam negeri atau dari luar negeri adalah :
 Belum ada kasus
 Kasus sudah ada tetapi masih di Pintu Masuk Negara

15
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

 Kasus sudah ada di masyarakat tetap masih terlokalisir


 Kasus sudah menyebar
c) Teknis Deteksi dan Intervensi
 Penentuan kelompok risiko yang akan dideteksi
 Teknsi mendeteksi (metodelogi dan alat yang digunakan)
 Klasifikasi hasil deteksi (klasifikasi tingkat resiko)
 Penentuan tindakan/intervensi terhadap masing-masing
klasifikasi
 Teknis tindakan/intervensi (metodelogi dan alat yang
digunakan)
 Penjelasan tentang dukungan kebutuhan operasional
5. Tahapan Kegiatan, meliputi :
a. Tahap Persiapan, berupa :
- Koordinasi
- Penyusunan Rencana Operasional
- Pemenuhan Kebutuhan Operasional
Tahap persiapan yang dimaksud dalam tahap ini adalah persiapan
yang dilakukan setelah:
- Ada informasi dari website WHO tentang adanya kejadian
berpotensi KKM atau sudah KKM di luar negeri atau informasi
dari Dinkes setempat tentang adanya KKM di Wilayah yang
mempunyai akses ke Enggano Bengkulu.
- Instruksi atau Surat Edaran untuk melakukan persiapan dari
National Focal Point IHR Indonesia (Dirjen P2P) Kemenkes
karena memperhatikan di suatu daerah/ negara sedang terjadi
kejadian yang berpotensi KKM yang makin meningkat kasusnya
(penyebarannya). Instruksi /surat edaran tersebut tentunya berisi
juga petunjuk kegiatan yang perlu dilakukan dalam fase
persiapan. Selanjutnya pelaksanaannya dilapangan mengacu
SOP tersebut Dan difasilitasi oleh petugas dari LS terkait jenis
ancaman;

16
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

- Bila sudah jelas ada suatu ancaman, tindakan dimulai setelah


ada perintah dari Pusat ( Dirjen P2P ) kepada KKP.
- Dalam surat perintah tersebut dilampirkan SOP spesifik hasil
koordinasi di tingkat pusat untuk mengatasi ancaman tersebut,
yaitu :
a) Bapeten untuk KKM yang disebabkan radiasi, nuklir.
b) BPOM dan /atau dari Badan Karantina Pertanian untuk
KKM yang disebabkan keamanan pangan.
c) KLH untuk KKMyang disebabkan kimia.
d) Kemenkes ( Ditjen PP&PL ) untuk KKM yang disebabkan
infeksi dan zoonosis.
b. Tahapan Pelaksanaan (Implementasi Renkon)
Dilaksanakan setelah ada informasi dan permintaan dari Kepala
EngganoBengkulu.
c. Tahapan Evaluasi Pasca Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah ada instruksi dari pemerintah (pusat) dan
dilaksanakan sesuai dengan SOP pada lampiran instruksi tersebut.
Evaluasi Paska Pelaksanaan perlu dilakukan untuk mengetahui
kesenjangan input dan proses serta ouput dari pelaksanaan dibandingkan
dengan standar. Disamping itu juga mengetahui masalah, hambatan
dalam pelaksanaan sehingga untuk bahan masukan dalam perbaikan
pada penyusunan perencanaan mendatang.
C. Penjelasan Tahapan Kegiatan
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi : Koordinasi, Penyusunan Rencana
Operasional, Pemenuhan Kebutuhan Operasional.
1. Koordinasi
Dengan adanya informasi dari website WHO dan/ atau instruksi
untuk melakukan persiapan dariNational Focal Point IHR Indonesia
(Dirjen P2P Kemenkes) bahwa di suatu daerah /negara sedang terjadi
KKM atau kejadian yang berpotensi KKM, maka segera Kepala
Kantor Kesehatan Pelabuhan(KKP) Kelas IIIBengkulu ,

17
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

menindaklanjutidengan melakukan koordinasi kepada Kepala Unit


Penyelenggara Bandar UdaraFatmawati Soekarno.Selanjutnya
Kepala Otoritasmengambil langkah-langkah yang berkaitan dengan
penanggulangan KKM mengacu Rencana Kontijensi yang telah
disusun, antara lain melakukan rapat koordinasi dalam rangka
persiapan penanggulangannya berupa rencana operasional berikut
pembagian tugas dan pemenuhan kebutuhan. Disamping itu Posko
KKM walaupun belum diaktifkan tetapi harus sudah mulai
mempersiapkan penyediaan kebutuhan operasional.
2. Penyusunan Rencana Operasional
Rencana operasional disusun berdasarkan rencana kontijensi dan
juga berdasarkan perkembangan epidemiologis penyakit KKM yang
sedang terjadi. Rencana operasional pada dasarnya merupakan
uraian dari rencana kontijensi secara konkrit meliputi mekanisme
operasional, rincian kegiatan dan kebutuhan yang diperlukan
(tenaga, prasarana sarana, alat, logistic biaya).Rencana operasional
tersebut selanjutnya ditindaklanjuti oleh Posko KKM di Bandar
Udara Fatmawati Soekarnountuk segera mempersiapkan
kebutuhannya.
3. Pemenuhan Kebutuhan Operasional
Walaupun posko KKM belum diaktifkan tetapi posko KKM harus
mulai memenuhi semua kebutuhan operasional meliputi personil,
prasarana, sarana, peralatan, logistik dan biaya operasional.
Pemenuhan ini dilaksanakan oleh Posko yaitu oleh bidang logistik.
Pemenuhan kebutuhan tidak berarti semua kebutuhan harus di beli
tetapi bisa menggunakan, meminjam atau menyewadari berbagai
pihak terkait sebagaimana kesepakatan dalam rencana kontijensi.
b. Tahap Pelaksanaan
Dilaksanakan setelah ada instruksi penanggulangan KKM dari Kepala
Unit Penyelenggara Bandar Udara Fatmawati Soekarno dan dilaksanakan
sesuai dengan SOP pada lampiran instruksi tersebut. Pelaksanaan
kegiatan penanganan dan penanggulangan berupa pengawasan pintu

18
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

masuk/keluar pelabuhan (pengawasan terhadap orang,barang,alat angkut


yang datang dan keluar), sesuai asal dan tingkat ancaman penularan
penyakit. Pada tahap pelaksanaan untuk mengantisipasi ancaman
penularan penyakit mengkontaminasi petugas – petugas yang terlibat
dalam penanganan dan penanggulangan KKM maka diperlukan
pemahaman prosedur penggunaan biosafety oleh petugas.
1. Pengawasan Keberangkatan
 Tujuan :
Mencegah penyebaran penyakit KLB, Wabah, KKM dari
Wilayah Enggano dan sekitarnya masuk dan menyebar keluar
Provinsi Bengkulu melalui Enggano Bengkulu.
Terseleksinya/mengidentifikasi semua orang tanpa kecuali,
barang dan alat angkut darat yang akan memasuki wilayah
Bandara Fatmawati yang datang dari wilayah terpapar KKM
 Sasaran :
semua orang (calon penumpang, Nahkoda, ABK, pegawai dan
buruh) barang dan alat angkut darat yang akan memasuki wilayah
Bandara yang berasal dari wilayah Provinsi Bengkulu
terpaparKKM
 Kegiatan:
Pengawasan meliputi pengawasan mulai dari pintu masuk
pelabuhan sampai ke kapal.
Meliputi pemeriksaan identitas ( KTP / pasport) yang didahului
dengan penjelasan maksud dan tujuan pemeriksaan identitas
kepada semua orang tanpa kecuali yang mau masuk ke Pelabuhan
Enggano serta pemeriksaan fisik, pemeriksaan suhu tubuh dengan
mengaktifan Thermoscanner, pembagian HAC ,penjelasan kepada
penumpang tentang terjadinya penyakit potensi KKM.
Pada saat situasi ditemukannya suspec KKM baik yang datang
dari luar wilayah maupun dari dalam wilayah
2. Pengawasan Kedatangan
 Tujuan:

19
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

Mencegah penyebaran penyakit KKM dari daerah / negara


wilayah KKM masuk di wilayah Enggano.
Terseleksinya/mengidentifikasi semua orang tanpa kecuali,
barang dan alat angkut (pesawat) yang berada di wilayah
Bandara Fatmawati yang datang dari wilayah terpapar KKM
 Sasaran:
Alat angkut Pesawatberikut orang dan barangnya yang datang
dari daerah /negara lain yang wilayahnya sedang terjadi KKM
atau sesuai instruksi dari Pusat.
 Kegiatan Pengawasan Kedatangan
Kegiatan pengawasan pada saat kedatangan yaitu pemeriksaan
identitas ( KTP / pasport) yang didahului dengan penjelasan
maksud dan tujuan pemeriksaan identitas kepada semua orang
tanpa kecuali yang mau masuk ke terminal Bandara Fatmawati
pemeriksaan fisik, Deteksi suhu tubuh dengan pengaktifan
Thermoscanner, pembagian HAC ,penjelasan kepada penumpang
tentang terjadinya penyakit potensi KKM dan dekontaminasi
orang, barang dan alat angkut.
c. Evaluasi Paska Pelaksanaan
Yang dievaluasi adalah komponen – komponen input, proses dan output
baik secara kwantitas maupun kwalitas.

20
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

BAB V
KOMANDO DAN KOORDINASI

Mengingat KKMmerupakan kejadian yang berisiko sangat tinggi,


sehingga perlu ditanggulangi secara dini dan tepat dengan kesiapan dukungan
operasional dan sumber daya (orang,dana,perbekalan dan teknologi) yang
memadai.

A. Struktur Organisasi POSKO


STRUKTUR ORGANISASI POSKO

Kepala Dinas KETUA


Kesehtan Kab. Camat Enggano
Bengkulu Utara

SEKRETARIAT
Kepala Puskesmas
Enggano

KORD. BID KORD. BID KORD.BID KORD.BID KORD. BID


KOMUNIKASI KARANTINA KEAMANAN LOGISTIK KESEHATAN

Kepala UPP Kelas III Direktur Rumah TKSK Enggano Koord. Wilker
Danramil 423-06/
Malakoni Enggano Sakit Bergerak Enggano KKP
Enggano
Enggano Bengkulu
Anggota : Anggota :
Anggota : Tagana
Kepala Bandara Anggota :
Koramil 423-06/Enggan PLN
Anggota :
Enggano Kepala Bidang PDAM
Pos Angkatan Laut Yankes RSBE
Kepala Navigasi Perawatan Kades sekecamatan
Polsek Enggano Yankes Puskesmas
Enggano Pj. P2P Puskesmas Enggano
Polairud Enggano Enggano
Kepala Unit Peyalanan Enggano Kepala SPBU Kompak
Tim Pengamanan Bandara Kec. Enggano
Pelabuhan KKP Kelas III
Enggano PJ. Farmasi Puskesmas
Penyeberangan Bengkulu
Angota Linmas Desa Enggano
Kahyapu Enggano Stasiun Karantina
sekecamatan Enggano Kepala TU RSBE
Pimpinan Cabang PT. Ikan Bengkulu
Kantor Bea Cukai
Pelni Cabang
Kesatuan Pengelolaan
Bengkulu
Hutan Konservasi
Pimpinan Cabang PT.
Enggano
ASDP Cabang
Bengkulu

21
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

Hubungan Hirarki POSKO KLB dengan Penentu Kebijakan

Kebijakan :
Penentu Kebijakan Posko KLB
Forum Koordinasi Pusat Pusat

Posko KLB
di Pelabuhan

Kebijakan :
Penentu Kebijakan Posko KLB
Forum koordinasi Propinsi Propinsi

Kebijakan :
Penentu Kebijakan Posko KLB
Forum koordinasi Kab/Kota Kab/Kota

Pos KLB
Keterangan : Lapangan

Posko Taktis Lapangan

Posko Taktis Wilayah Kerja

B. Tugas Pokok Bidang


Struktur organisasi Posko terdiri dari 5 (bidang) Bidang yaitu Bidang
Komunikasi, Bidang Karantina, , Bidang Keamanan, Bidang Logistik dan
Bidang Kesehatan. Masing-masing bidang terdiri dari beberapa instansi yang
memiliki fingsi tugas tersendiri. Adapun tugas pokok bidang adalah sebagai
berikut :
1. Ketua :
 Mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan sampai dengan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKM)
dinyatakan selesai
 Mengkoordinirirbidang-bidang sesuai rencana kontinjensi untuk
melakukan upaya penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
yang Meresahkan Dunia (KKM)
 Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan.

22
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

2. Sekretariat :
 Membuat laporan kegiatan harian dan kejadian
 Melaporkan secara rutin kepada Ketua Tim Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKM) tentangkegiatan harian
dan kejadian
 Mengadministrasikan kegiatan dan sumberdaya

3. BidangKomunikasi :
 Menerima informasi dan melaporkan kepada ketua dan tim
 Memberikan Informasi kepada masyarakat dan pihak yang
berkepentingan
 Penyuluhan dan sosialisasi Kepada masyarakat
 Menerimaberbagaiinformasi, pertanyaan, keluhan dan pengaduan
dariberbagaipihaktermasukmasyarakatdanmemberikanjawaban melalui
mekanisme hubungan masyarakat.

4. Bidang OperasionalKarantina :
 Screening pintu keluar-masuk wilayah Pelabuhan Pulau Baai, Enggano
Bengkulu, Pelabuhan Malakoni, Pelabuhan Penyeberangan Kahyapu
dan Bandara Enggano
 Penyelidikan Epidemiologi
 Tata laksanakasus termasuk evakuasi, rujukan dan isolasi
 Pengebalan/Vaksinasi, profilaksis, desinfeksi, desinseksi,
dekontamisasi, dan pemusnahan
 Pembatasan sosial (karantina rumah, karantina rumah sakit, karantina
wilayah, pembatasan kegiatan/aktifitas masal)
 Pengawasan sanitasi lingkungan di Pelabuhan dan Bandara

5. Bidang Keamanan dan Keselamatan :


 Melakukan Pengendalian Akses Kontrol Daerah Keamanan Terbatas

23
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

 Melaksanakan kegiatan pengamanan di wilayah yang


diperlukantindakankarantina
 Mengantisipasi potensi gangguan Kamtibmas yang akan menghambat
kegiatan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKM)
 Mendukung kelancaran transportasi yang akan menghambat pada saat
pelaksanaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKM).

6. Bidang Kesehatan:
 Melakukan Sistem Layanan Kesehatan dan Evakuasi/Rujukkan
 Melaksanakan kegiatan koordinasi lintas sektor dalam bidang
kesehatan
 Mengantisipasi potensi risiko Kesehatan yang akan menghambat
kegiatan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (KKM)
 Mendukung pelaksanaan kekarantinaan untukmemperlancar
pelaksanaan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
yang Meresahkan Dunia (KKM).
 Manajemen laboratorium
 Melakukan tindakan penyehatan alat angkut dan barang bawaan
(disinseksi,desinfeksi,dekontaminasi)
 Mengusulkan penambahan tenaga kesehatan terlatih

7. Bidang Logistik :
 Mengoptimalkan sarana dan prasaran yang dibutuhkan untuk
operasional kegiatan penanggulangan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKM)
 Mengusulkan dapur umum selama kegiatan penanggulangan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKM).

24
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

 Menerima, menyimpan dan mendistribusikan bantuan berupa alat dan


bahan dalam penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
yang Meresahkan Dunia (KKM)

BAB VI
JEJARING KERJA, PEMBAGIAN TUGAS
DAN KEWENANGAN

Kejadian COVID-19 merupakan kejadian yang berpotensi menimbulkan


wabah/KLB dan sangat memungkinkan menimbulkan KKM, sehingga dapat
menyebar ke wilayah atau negara lain melalui pelabuhan bandara ataupun Point
Of Entry (POE) lainnya. Untuk itu di perlukan jejaring kerja yang terkoordinasi
untuk penaggulangannya. Instansi yang terkait dan peranannya dalam
penanggulangan KKMdi wilayah Enggano dalah sebagai berikut:
1. Camat Enggano, sebagai Koordinator fungsi pemerintah dalam
penanggulangan KKMdi Enggano.
2. Kepala Puskesmas Enggano sebagai kepala sekretariat bertanggungjawab
dalam pengadminstrasian dan pelaporan pelaksanaan penanggulanga KKM di
Enggano
3. Kepala UPP Kelas III Malakoni Enggano sebagai koordinato bidang
komunikasi bertanggungjawab atas informasi kegiatan.
4. Direktur Rumah Sakit Bergerak Enggano sebagai coordinator bidang
kekarantinaan bertanggungjawab pelaksanaan kekarantinaan selama
penanggulangan KKM di enggano
5. Danramil 423-06/ Enggano sebagai koordinator bidang keamanan
bertanggungjawab terhadap keamanan selama penanggulangan KKM di
enggano
6. TKSK Enggano (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan) sebagai
koordinator bidang logistic bertanggujawab dalam pengusulan, ppenerimaan,
penyimpanan dan pendistribusian logistic selama penanggulangan KKMdi
enggano

25
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

7. Koordinator Wilker Enggano KKP Bengkulu sebagai koordinator bidang


pelayanan kesehatan bertanggung jawab terhadap teknis bidang kesehatan
dalam penanggulangan KKM di Enggano.
8. Kantor Pelayanan Bea & Cukai Pelabuhan Malakoni, sebagai pemeriksa
barang di lokasi khusus dan menginformasikan kepada KKP Kelas III
Bengkulu jika ada barang bawaan suspek KLB/wabah/KKM.
9. Polsek Enggao, menyediakan personil pengamanan dan pengawalan lalu lintas
(kendaraan kawal), melakukan pengamanan di Ring II, Ring I, dan di Asrama
Karantina, serta menyediakan personil penerangan masyarakat atas situasi
yang terjadi (kendaraan untuk penerangan).
10. Kapal membantu dalam proses kelancaran pelaksanaan kegiatan yang
bersinggungan langsung dengan alat angkut
11. Dinkes Kabupaten, penanggung jawab kesehatan wilayah, melakukan
koordinasi dengan seluruh stake holder terkait (jejaring kerja). Melakukan
Penyelidikan Epidemiologi. Memfasilitasi kebutuhan logistik Bidang
Kesehatan (APD, Obat-obatan), Penyuluhan Kesehatan Terkait Kejadian.
Melakukan Memberikan instruksi dalam pelayanan pengamanan rujukan dan
membantu pelaksanaan (rujukan) penanggulangan di Bandara Fatmawati serta
menyiapkan posko informasi terkait KKM
12. RS Bergerak Enggano sebagai Rumah Sakit Rujukan untuk menerima dan
menangani rujukan penumpang, pilot dan crew yang sakit (Rumah Sakit
M.Yunus Bengkulu)
Posko KLB di Enggano mulai dibentuk dan diaktifkan setelah ada
keputusan Camat Enggano.Tugas Posko KLB adalah mengendalikan operasional
Posko KLBdalam rangka penanggulangan KKMyang terdiri dari :
1. Perintah operasional
Mensinkronkan kegiatan operasional lapangan dari semua potensi lintas
sektor, LSM dan masyarakat.
2. Berkomunikasi dengan berbagai pihak terkait.
3. Melaksanakan pemantauan langsung kegiatan dilapangan, laporan harian
maupun laporan insidental (setiap saat bila ada masalah yang perlu segera
diselesaikan).

26
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

4. Melaporkan secara rutin (harian) sesuai standar operasional prosedur


pelayanan.
5. Menerima berbagai informasi, pertanyaan dari berbagai pihak termasuk
masyarakat dan memberikan jawaban sesuai dengan kewenangannya.
6. Memberikan informasi ke media massa sebatas tugas dan tanggung jawab.
7. Melakukan evaluasi kegiatan penanggulangan secara rutin.
FORMAT KEGIATAN MENURUT BIDANG PENANGGULANGAN KKM
A. KKM berasal dari dalam Wilayah (Pengawasan Kedatangan)
LINTAS MELAKSANAKAN APA BERKOORDINA JUMLAH KETERAN
SEKTOR SI SAMA SIAPA TENAGA GAN
(Orang)

Kepala UPP Menerima dan Meneruskan   1  


Kelas III informasi yang diberikan
Malakoni oleh nahkoda tentang
Enggano kondisi kesehatan
penumpang yang ada di
kapal kepada Ka. Bandara
Kepala Posko Menginformasikan adanya Sekretariat Posko 1 Camat
ancamaan KKMMD, Enggao
memerintahkan kepada
sekretaris posko
Sekretaris Mengumpulkan seluruh Seluruh instansi 1 Kepala
Posko petugas instansi terkait Puskesmas
untuk rapat koordinasi dan Enggano
menjelaskan kepada lintas
sektor tentang kondisi
KKMMD yang terjadi ,
Menginformasikan prosedur
operasional teknis tindak
lanjut dalam menghadapi
dalam kondisi KKMMD dan
memberikan report harian
kepada kepala Posko
TKSK Memberikan dukungan Sekretaris Posko 1  
kebutuhan logistik
(orang,barang,peralatan)
Kepala UPP Menginformasikan   1  
Kelas III kewaspadaan kepada
Malakoni seluruh kapal yang akan
Enggano mendarat di Bengkulu
KKP Mendirikan Tenda Isolasi Avsec, KKP 3 Koord.
Karantina PRL/KLW, Wilker
TNI/POLRI Enggano
Dinkes Kab. Melaksanakan fungsi Seluruh instansi 2 Penanggungj
Benkulu Utara dukungan logistik (Tenaga, awab Kabid
obat-obatan) P2P
Damramil Memberikan pengumuman Bag. Informasi 2  
423-06/ kewaspadaan kepada Bandara
Enggano seluruh penumpang dan Pos Pol Bandara
seluruh orang yang

27
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

beraktifitas di bandara untuk


menghadapai kedatangan
penumpang suspect MERS
CoV
Melaksanakan dan
mengkoordinasikan tugas
pengamanan bandara
KKP Petugas KKP Memasang Danramil 1
Karantina Karantina Line Pada Alat
Angkut Terjangkit (Kapal)

KKP Petugas KKP Petugas KKP yang 1 Biosafety


Karantina menyampaikan SOP melakukan Lengkap
evakuasi penumpang sakit evakuasi
kepada crew kapal dan berkoordinasi
meminta seluruh dengan Posko
penumpang turun kapal untuk persiapan
menuju alat pendeteksi suhu evakuasi suspec ke
tubuh yang berada di pintu tenda isolasi dan
masuk terminal kedatangan persiapan alat
thermoscanner
serta bodycleaner
Sekretariat Menindaklanjuti laporan Instansi terkait : Penanggung
Posko petugas lapangan untuk di RSBE Jawab
sampaikan ke instansi terkait Kepala PKM
Enggano
KKP UKLW Petugas KKP dengan Kapal 4 Biosafety
menggunakan ambulan dan Lengkap
memakai APD Lengkap
menunju kapal
Petugas KKP bersama crew Kapal Biosafety
kapal menuju penumpang Lengkap
yang sakit dan memakaikan Serta
Masker N95 pada Medical KIT
penumpang yang sakit dan
mengevakuasi penumpang
yang sakit ke ruang
isolasi/tenda untuk
dilakukan penanganan
medis awal sebelum dirujuk
ke RS
RSBE Membantu dalam Koordinator 2 Biosafety
melaksanakan penanganan Bidang Kesehatan Lengkap
suspect di tenda isolasi dan
rujukan jika di perlukan
Polsek Mengawal seluruh Berkoordinasi 2 Biosafety
Enggano penumpang yang turun dari dengan TNI dan Lengkap
kapal untuk melewati alat Polri
deteksi suhu tubuh
(thermoscanner)
TNI AL Memback Up Polair dalam   2 Biosafety
tugasnya mengawal Lengkap
penumpang yang turun
POLSEK Memback Up Polair dalam   2 Biosafety
Enggano tugasnya mengawal Lengkap
penumpang yang turun

28
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

KKP PRL Melaksanakan Kapal 2 Biosafety


dekontaminasi dengan Lengkap
metode desinfeksi pada
seluruh area cabin kapal
KKP Mendeteksi suhu tubuh Koordinasi Bidang 2 Memakai
Karantina dengan thermoscanner dan Kesehatan sarung
thermometer infrared di tangan,
terminal kedatangan serta masker N95
pembagian HAC
PKM Enggano Membantu petugas KKP   1 Memakai
dalam Mendeteksi suhu sarung
tubuh dan pembagian HAC tangan,
masker N95
Polair Membantu Pengamanan saat Koordiasi dengan 2 Memakai
petugas KKP mengisi dan petugas KKP sarung
membagikan HAC tangan,
masker N95
KKP UKLW Melakukan penanganan dan   2 Memakai
pemeriksaan lebih lanjut jika sarung
ditemukan penumpang tangan,
dengan suhu tubuh lebih masker N95
dari 380 C
KKP UKLW Melaksanakan body cleaner KKP Karantina 2 Memakai
sesudah melalui alat sarung
pendeteksi suhu tubuh tangan,
masker N95
BEA CUKAI Membantu petugas KKP   2 Memakai
bidang PRL dalam sarung
melakukan desinfeksi dan tangan,
dekontaminasi faktor risiko masker N95
dari barang bawaan
penumpang
RSBE Menyiapkan Ruang Isolasi Sekretaris Posko 1  
dan Tata laksananya
PKM Enggano Melakukan verifikasi akhir KKP 2  
dan melaksanakan renkon
wilayah
Pos Polisi Air Membantu mensterilkan   2  
area kedatang dan area
parkir bandara
PMI Membantu memantau   2 Memakai
kondisi kesehatan sarung
penumpang di Ruang tangan,
Kedatangan masker N95
Ka. Higine dan Koordinasi dengan Pihak Koordinasi ke 1 Biosafety
Sanitasi KKP Bidang PRL dalam Petugas KKP Lengkap
Bandara melakukan tindakan sanitasi Bidang PRL
alat angkut dan barang
penumpang dan membantu
fasiliatasi petugas KKP
Bidang PRL dalam
melaksanakan tugasnya
Kepala UPP Bertanggung jawab terhadap Koordinasi 1 Memakai
Kelas III mobilisasi setiap rangkaian keseluruh bidang sarung
Malakoni kegiatan tangan,
Pemisahan area kapal masker N95

29
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

terjangkit dan kapal tidak


terjangkit
Kapal Membantu kelancaran setiap   2 Memakai
kegiatan yang berhubungan sarung
dengan penatalaksanaan di tangan,
alat angkut masker N95

B. KKM berasal dari berasal dari dalam wilayah (Pengawasan Keberangkatan)


LINTAS MELAKSANAKAN APA BERKOORDINAS JUMLAH KETERANG
SEKTOR I SAMA SIAPA TENAGA AN
(orang)
Kepala Posko Menerima informasi dari Sekretariat Posko 1  
sekretaris Posko tentang
KKMMD dari Wilayah
Memerintah kepada
sekretaris posko untuk
mengaktifkan renkon
KKMMD di Bandara
Sekretariat Mengumpulkan seluruh Seluruh instansi 1  
Posko petugas instansi terkait
untuk rapat koordinasi dan
menjelaskan kepada lintas
sektor tentang kondisi
KKMMD yang terjadi ,
Menginformasikan prosedur
operasional teknis tindak
lanjut dalam menghadapi
dalam kondisi KKMMD dan
memberikan report harian
kepada kepala Posko
TNI, POLRI Membatasi Jumlah Bidang 4 Biosafety
Pengantar/Pengunjung yang Kesehatan, Lengkap
tidak berkepentingan dan Petugas KKP,
menanyakan daerah asal Dinkes Prov/Kota
penumpang /kendaraan yang
akan masuk ke wilayah
Enggano di Pintu Masuk
Pelabuhan
Avsec Mengarahkan seluruh Petugas KKP, 2 Biosafety
kendaraan yang memasuki Dinkes Prov/Kota Lengkap
bandara untuk melalui ,
proses dekontaminasi
KKP PRL Melakukan dekontaminasi Berkoordinasi 2 Biosafety
terhadap seluruh kendaraan dengan Avsec Lengkap
yang memasuki bandara
untuk melalui proses
dekontaminasi
Pos Polair Memberikan pengamanan KKP PRL 2 Biosafety
selama pelaksanaan Lengkap
dekontaminasi terhadap
seluruh kendaraan yang
memasuki bandara
Bea dan Cukai Melakukan screening Petugas 2 Biosafety
terhadap barang dan KKP,Beacukai Lengkap

30
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

penumpang
Mengarahkan seluruh
penumpang untuk melalui
proses dekontaminasi
barang dan thermoscanner
TNI Memback Up Polair dalam   1 Biosafety
tugasnya mengawal Lengkap
penumpang untuk melalui
proses thermoscanner
POLSEK Memback Up Polair dalam   1 Biosafety
Enggano tugasnya mengawal Lengkap
penumpang untuk melalui
proses thermoscanner
KKP Melakukan dekontaminasi TNI, Polri 2 Biosafety
PRL/UKLW terhadap penumpang dan Lengkap
barang bawaan yang sudah
melalui X- Ray
KKP 1. Mendeteksi suhu tubuh Koordinasi, TNI 3 Biosafety
Karantina dan pembagian HAC AL , Polriir, Lengkap
Interviue daerah asal
2.Jika ditemukan
penumpang dengan suhu
lebih dari 38 C, maka
petugas membawa
penumpang tersebut ke
tenda isolasi dilakukan
anamnesa lanjutan
PKM Enggano Membantu petugas KKP   1 Biosafety
dalam Mendeteksi suhu Lengkap
tubuh dan pembagian HAC
KKP UKLW Melakukan penanganan dan   2 Biosafety
pemeriksaan lebih lanjut Lengkap
jika ditemukan penumpang
dengan suhu tubuh lebih
dari 38 C dan dibawa ke
tenda observasi
Jika anamnesa lanjutan tidak Koordinasi ke 4 Biosafety
mengarah kepada penyakit POSKO Lengkap
PHEIC maka penumpang
dipersilahkan melanjutkan
perjalanan dan diberikan
HAC. Jika mengarah ke
PHEIC maka di lakukan
rujukan ke RS M.Yunus
POSKO Menindaklanjuti laporan Instansi terkait : 1  
petugas lapangan untuk di RS M.Yunus
sampaikan ke instansi
terkait
RSBE Membantu dalam   2 Biosafety
melaksanakan penganganan Lengkap
suspect di tenda isolasi dan
rujukan jika di perlukan
KKP PRL Melaksanakan   2 Biosafety
dekontaminasi pada petugas Lengkap
dan ambulance evakuasi
setelah kembali dari RS

31
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

Rujukan
RSBE Menyiapkan Ruang Isolasi Sekretaris Posko 1 Biosafety
dan Tata laksananya Lengkap
Koramil Melaksanakan pengamanan   1 Biosafety
area parkir Lengkap
KKP UKLW Melaksanakan pemantauan PMI 1 Masker,
kondisi kesehatan sarung
penumpang di Ruang tangan
Kedatangan
Ka. Higine dan Koordinasi dengan Pihak Koordinasi ke 1 Masker,
Sanitasi KKP Bidang PRL dalam Petugas KKP sarung
Bandara melakukan tindakan sanitasi Bidang PRL tangan
alat angkut dan barang
penumpang dan membantu
fasiliatasi petugas KKP
Bidang PRL dalam
melaksanakan tugasnya
Kepala UPP Bertanggung jawab terhadap Koordinasi 1 Masker,
Kelas III mobilisasi setiap rangkaian keseluruh bidang sarung
Malakoni kegiatan tangan
Kapal Membantu kelancaran setiap   1 Masker,
kegiatan yang berhubungan sarung
dengan penatalaksanaan di tangan
alat angkut

FORMAT KEGIATAN MENGATASI DAMPAK


PENANGGULANGAN KKM

A. KKM berasal dari dalam Wilayah (Pengawasan Keberangkatan)


NO RINCIAN KEGIATAN PELAKSANA KET
1. Mengantisipasi kerusuhan akibat Koordinator : Danramil
antrian panjang penumpang  Anggota: TNI / Polri
perbanyak petugas untuk mengatur
antrian dan mengendalikan suasana
3. Menangani masalah ticketing, Koordinator : UPP Kelas III
barang, keberangkatan, dll Pelabuhan Malakoni
Anggota : Bea Cukai, UPPP
Kahyapu
4. Banyaknya calon penumpang yang Koordinator : UPBU
terjaring dari hasil pemeriksaan Fatmawati Soekarno
sehingga ruang isolasi tidak muat Anggota: KKP, RSBE, PKM
 pengadaan ruang lain untuk Enggano
isolasi

B. KKM berasal dari luar Wilayah (Pengawasan Kedatangan)


NO RINCIAN KEGIATAN PELAKSANA KET
1. Mengantisipasi kerusuhan akibat Koordinator : Danramil

32
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

antrian panjang mereka yang ingin Anggota: TNI / Polri


cepat meninggalkan/keluar dari
wilayah bandara  perbanyak
petugas untuk mengatur antrian dan
mengendalikan suasana
2. Menangani masalah barang, Koordinator : UPP Kelas III
keberangkatan, dll Malakoni
Anggota : Bea Cukai, UPPP
Kahyapu,
3. Banyaknya penumpang yang Koordinator : UPP Kelas III
diduga terinfeksi dari hasil Pelabuhan Malakoni
pemeriksaan sehingga ruang isolasi Anggota : Pos Polair, KKP,
tidak muat  pengadaan ruang lain RSBE, Puskesmas Enggao
untuk isolasi

33
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

BAB VII
PERHITUNGAN DAN PEMENUHAN SUMBER DAYA

A. Pengawasan Keberangkatan dan Kedatangan


Pengawasan keberangkatan dilaksanakan di Ring II yang terdiri dari 3 zona
yaitu zona merah, kuning dan hijau.
1. Zona Merah.
Petugas di Zona Merah adalah Petugas Kesehatan yang ada di wilayah
Kecamatan Enggano.
2. Zona Kuning
Petugas padaZona Kuning terdiri dari :
a. KKP UKLW : 1 Orang
b. KKP Karantina : 1Orang
c. KKP PRL : 1 Orang
d. Avsec : 1 Orang
e. Pol. Air : 2 Orang
f. Polsek : 2 Orang
g. TNI : 2 Orang
h. PKM Enggano : 1 Orang
i. RS Bergerak : 1 Orang
j. Kapal : 1 Orang
k. Sekretaris Posko: 1 Orang
l. Ka. Posko : 1 Orang
Sarana di Zona Kuning :
a. Tenda Isolasi
b. Ambulance Evakuasi
c. Masker N95
d. Hand Schoon
e. APD Lengkap/Biosafety
f. Thermoscanner
g. Thermometer infra red
h. Body Cleaner
i. HAC

34
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

j. Meja
k. Kursi
l. ATK
m. Alat Komunikasi
n. Kendaraan Operasional
o. Papan peringatan
p. Warning light
q. Spraycan
r. Alat pengeras suara
s. Disinfektan dan Peralatannya
t. Medical Kit
u. Peralatan dokumentasi
3. Petugas di Zona Hijau terdiri dari :
Petugas zona hijau terdiri dari:
a. KKP Karantina : 1 Orang
b. Polsek Enggano : 1 Orang
Sarana di Zona Hijau :
a. Meja
b. Korsi
c. Alat pelindung diri lengkap
Khusus perlakuan untuk Awak kapal yang pesawatnya dinyatakan dalam
perlakuan Karantina maka seluruh nahkoda dan ABK yang tidak menunjukkan
gejala sakit yang dapat diduga terinfeksi maka akan di tempatkan dalam
ruang/kamar karantina,adapun persyarata kamar karantina adalah sebagai berikut :
1. Terdapat minimal 5 kamar yang dilengkapi dengan tempat tidur
2. Ada kamar mandi dan perlengkapan lainnya yang memadai
3. Ada ruangan perawat dan dokter yang terpisah dengan calon penumpang,
nahkoda dan ABK yang dikarantina.
4. Setiap pintu masuknegara wajib menyediakan asramakarantina ( tidak harus
punya tetapi ada akses untuk meminjam /menyewa / menggunakan)
5. Asrama karantina harus terpisah secara epidemiologi dari publik untuk
mencegah penyebaran penyakit

35
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

6. Dalam pelayanan harus ada penterjemah


7. Memperhatikan sosial budaya dari penumpang, Nahkoda dan ABKyang
dikarantina
8. Harus dijaga ketat 24 jam terus menerus oleh pihak keamanan supaya
mencegah keluar masuknya orang .
9. Persyaratan lainnya yang ditetapkan WHO.
Pemenuhan Sumber Daya
1. Perlu kesepakatan bersama khususnya lintas sektor dilingkungan Bandara
Fatmawati dan bila ternyata dijumpai beberapa kebutuhan yang tidak dapat
disediakan dari lintas sektor dilingkungan Bandara Fatmawati maka harus
segera dicarikan solusinya
2. Penggunaan sumber dana pemerintah untuk penanggulangan KLB, Wabah
harus sesuai perundang-undangan, peraturan yang berlaku (Keterangan :
KKM bisa termasuk KLB atau Wabah tergantung keputusan pemerintah).
3. Bila perlu melalui Pusat bisa berkoordinasi /bekerjasama dengan dunia
internasional melalui WHO dalam pemenuhan sumber daya.
4. Khusus untuk asrama Karatina bila dibutuhkan maka Bandara akan
menggunakan / meminjam/ menyewa kepihak lain. Selanjutnya gedung
/ruangan tersebut harus dilengkapi sesuai persyaratan yang telah ditetapkan.

36
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

BAB VIII
MONITORING, EVALUASI DAN INDIKATOR

A. Monitoring
Bentuk kegiatan dari monitoring adalah pemantauan terhadap kegiatan
pengawasan alat angkut, orang, barang dan lingkungan di Pelabuhan
Malakoni. Tujuan dilakukannya monitoring pengawasan wilayah Enggano
adalah untuk menentukan apakah suatu prosedur kegiatan pengawasan
Wilayah Enggano telah dilaksanakan sesuai dengan SOP yang ada apa belum.
Apabila terjadi penyimpangan harus segera dapat dilakukan perbaikan atau
pemecahannya.
Monitoring sumber daya dilakukan secara berkala harian dan mingguan
oleh petugas di lapangan dan jika terdapat kekurangan, penyimpangan dalam
kegiatan pengawasan di Wilayah Enggano dapat diketahui secara cepat. Oleh
karena itu perlu dibuat format pemantauan /ceklist pemantauan berdasarkan
indikator input, proses dan output dengan standar sesuai petunjuk
pelaksanaan.

B. Evaluasi
Pada akhir pelaksanaan kegiatan pengawasan terhadap alat angkut,
orang, barang dan lingkungan di Wilayah Enggano dalam upaya
penaggulangan kasus Covid-19 perlu dilakukan evaluasi. Tujuan adalah untuk
mendapatkan bahan masukan dalam perbaikan perencanaan di masa
mendatang. Evaluasi dilaksanakan dengan menggunakan indikator input,
proses dan output.

C. Indikator
1. Indikator input :
a. Tersedianya tenaga sesuai kebutuhan
b. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai
c. Tersedianya kartu kewaspadaan (HAC) yang mencukupi
d. Tersedianya petugas yang terlatih

37
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

e. Tersedianya Obat-obatan yang sesuai dengan kedaruratan yang


ditangani
2. Indikator proses :
a. Terlaksananya kegiatan di pintu masuk/keluar bandara sesuai dengan
prosedur
b. Terlaksananya kegiatan di Pelabuhan sesuai dengan prosedur
c. Terlaksananya kegiatan rujukan sesuai prosedur
d. Terlaksananya kegiatan pemeriksaan pesawat sesuai prosedur
e. Terlaksananya kegiatan di asrama karantina sesuai prosedur
f. Terlaksananya kegiatan penyehatan kapal sesuai prosedur
3. Indikator output:
a. Seluruh orang, barang dan alat angkut dari daerah/negara terjangkit
dapat dilakukan pengawasan
b. Seluruh orang yang masuk dan keluar melalu pintu masuk/keluar
pelabuhan dapat diawasi
c. Semua penderita, tersangka penyakit dan jenazah dapat dirujuk ke
Rumah Sakit tepat waktu
d. Semua petugas yang bertugas tidak ada yang tertular penyakit
e. Laporan kegiatan dapat dilakukan tepat waktu.

D. Mekanisme Pelaporan
Pelaporan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan secara rutin
harian dan mingguan. Mekanisme pelaporan adalah berjenjang dari tingkat
pelaksana di lapangan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dan
diteruskan ke Direktorat Jenderal P2P. Format pelaporan sesuai dengan
prosedur yang telah ditentukan untuk penanganan kasus penyakit menular.
Media pengiriman laporan secara lisan dan tertulis dengan memanfaatkan
sarana komunikasi yang sesuai (Handy talky, telepon, Faxcimale, email dan
lainnya). Bagi instansi diluar kesehatan dapat melaporkan kegiatan yang telah
dilaksanakan sesuai dangan prosedur yang telah ditetapkan oleh instansi
masing-masing.

38
Rencana Kontijensi Wilker Enggano

BAB IX
PENUTUP

Rencana kontijensi merupakan perencanaan yang disusun dalam rangka


kesiapsiagaan penanggulangan KKM dalam bentuk kesepakatan bersama antar
instansi di Wilayah Enggano dan kewenangan dalam Posko penanggulangan
wabah/KLB sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Posko
dibentuk sebagai pusat penanggulangan terpadu yang bertujuan mencagah
penyebaran dan meluasnya kejadian penyakit. Upaya yang harus dilakukan
membutuhkan perencanaan yang cermat terutama dalam menentukan intervensi
yang efektif dan respon cepat dengan melibatkan banyak pihak terkait di Wilayah
Enggano.
Untuk menjamin dapat terlaksananya Rencana kontijensi di Wilayah
Engganoini perlu dilanjutkan dengan pelatihan-pelatihan teknis yang melibatkan
lintas sektor terkait di wilayah Enggano. Rencana kontijensi ini merupakan living
document maka diharapkan masukan dari berbagai pihak untuk
penyempurnaannya, sehingga dapat digunakan sebagai acuan yang terus ter-
update dalam upaya penanggulangan penyakit (khususnya penyakit Covid-19) di
Wilayah Enggano.
Akhirnya, diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkenan untuk ambil bagian dan memberikan saran dalam penyusunan Rencana
Kontijensi ini.

Enggano, September 2020


Camat Enggano

Marlansius, S.Sos
NIP. 196503261986021002

39

Anda mungkin juga menyukai