Anda di halaman 1dari 6

RENCANA KERJA

DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS


(RKS TEKNIS)

PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN POROS DESA


KABUPATEN INDRAMAYU

TAHUN ANGGARAN 2013

SPESIFIKASI TEKNIS
SPESIFIKASI TEKNIS

1.1 SPESIFIKASI YANG DIPERLUKAN

Untuk pelaksanaan pekerjaan agar mendaptkan mutu atau hasil yang baik sesuai dengan
harapan maka diperlukan Spesifikasi Teknis, adapun untuk pekerjaan jalan secara umum
Spesifikasi Teknis yang diperlukan adalah sebagai berikut :

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pengukuran/Pemasangan Bowplank
2. Pembersihan
3. Sewa brak kerja

II. PEKERJAAN JALAN


1. LPB
2. Leburan Aspal dua lapis ( Burda )

1.2 PERSYARATAN TEKNIS


(1) Umum
Rancangan teknik untuk kontrak ini didasarkan rancangan teknis detail pekerjaan untuk
mata pembayaran utama telah dirancang perinciannnya.
Perkiraan kuantitas yang tercantum dalam dokumen lelang untuk setiap mata
pembayaran dilakukan atas dasar data perkiraan kondisi jalan yang diperoleh selama
perencanaan pekerjaan-pekerjaan itu.
Oleh karena itu merupakan perkiraan maka dapat dirubah oleh Pengguna Barang/Jasa
dengan mengeluarkan detail konstruksi akhir dan merevisi perkiraan kuantitas
konstruksi setelah peninjauan kembali terhadap keseluruhan rancangan. Peninjauan
kembali rancangan yang didasarkan informasi survey lapangan yang dilakukan
Penyedia Barang/jasa akan merupakan bagaian dari cakupan pekerjaan dari Kontrak.

(2) Survey Lapangan Penyedia Barang/jasa


Selama periode mobilisasi, penyedia barang/jasa diwajibkan untuk melaksanakan
survey lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur dari perkerasan jalan
lama. Setelah pekerjaan survey lapangan selesai, Penyedia Barang/Jasa harus
menyiapkan dan menyerahkan laporan lengkap dan detail dari hasil survey kepada
Pengguna Barang/Jasa.

(3) Peninjauan Kembali Rancangan oleh Pengguna Barang/Jasa


Berdasarkan hasil survey ini Pengguna Barang/Jasa akan melakukan peninjauan
kembali rancangan secara lengkap terhadap cakupan pekerjaan yang dilelang.
Peninjauan kembali rancangan secara menyeluruh ini, akan memperhitungkan
informasi paling baru mengenai kondisi fisik dan struktur dari pekerjaan yang ada tidak
lama sebelum dimulai konstruksi.

SPESIFIKASI TEKNIS
Peninjauan kembali rancangan akan mengakibatkan dikeluarkannya revisi perkiraan
kuantitas untuk setiap mata pembayaran bersama dengan jadual semua pekerjaan
secara detail termasuk dalam cakupan kontrak kepada Penyedia Barang/Jasa malalui
“Change Order” Revisi perkiraan kuantitas ini diharapkan tidak akan merubah nilai
kontrak yang ada.
Detail konstruksi selengkapnya dari setiap mata pekerjaan dalam cakupan kontrak ini
akan dilakukan kepada Penyedia Barang/Jasa secara bertahap.

1.3 PERSYARATAN PELAKSANAAN “CHANGE ORDER”


1.3.1. Pelaksanaan “change order”
(1) Isi dari “change order” akan didasarkan pada salah satu dari :
(a) Atas permintaan Pengguna Barang/Jasa dan jawaban penyedia
barang/jasa sebagaimana disepakati bersama antara Pengguna
Barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa, atau
(b) Atas permintaan Penyedia Barang/Jasa untuk suatu perubahan,
sebagaimana diterima oleh Pengguna Barang/Jasa
(2) Pengguna Barang/Jasa akan menyiapkan Change Order dan member nomor
urut change order itu.
(3) Change Order akan berisi uraian perubahan-perubahan dalam Pekerjaan baik
penambahan maupun penghapusan dengan lampiran Dokumen kontrak yang
direvisi seperlunya untuk menentukan perincian perubahan tersebut.
(4) Change order akan menetapkan dasar-dasar pembayaran dan penyesuaian
waktu yang dibutuhkan karena adanya perubahan yang timbul/terjadi dan bila
dianggap perlu akan menetapkan pula setiap harga satuan tambahan atau
jumlah harga yang telah dinegosiasi sebelumnya antara Pengguna
Barang/Jasa atau Penyedia Barang/Jasa yang diperlukan untuk diresmikan
dalam addendum.
(5) Pengguna Barang/Jasa akan menandatangani dan member tanggal Change
Order tersebut sebagai perintah supaya Penyedia Barang/Jasa dapat memulai
melaksanakan perubahan.
(6) Penyedia Barang/Jasa harus menandatangani dan member tanggal change
order tersebut untuk menunjukkan bahwa Penyedia Barang/Jasa setuju atas
detail isi didalam Change Order tersebut.

1.3.2. Pekerjaan Tambah


(1) Dalam kaitannya perubahan kegiatan (1.3.1) hasil negosiasi tersebut
dituangkan dalam berita acara sebagai dasar penyusunan addendum kontrak.
(2) Pekerjaan tambah dalam rangka penyelesaian Penggadaan barang/jasa
lainnya dengan pertimbangan satu kesatuan tanggung jawab teknis dengan
nilai tidak lebih dari 10% (sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam
surat perjanjian/kontrak asal.
(3) Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh Pengguna Barang/Jasa ditindak
lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu pada
ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam kontrak awal.
(4) Hasil negosiasi tersebut ditungkan dalam berita acara sebagai dasar
penyusunan addendum kontrak.

1.3.3 Pelaksanaan Addenda


(1) Isi dari “Addenda” akan didasarkan pada, salah satu dari hal berikut ini :
(a) Instruksi Pengguna Barang/Jasa untuk melaksanakan perubahan atas
Dokumen Kontrak atau
(b) Karena adanya perubahan kontraktual atau teknis yang penting atau
SPESIFIKASI TEKNIS
(c) Change order yang telah ditanda tangani atau change order berisikan
tambahan harga satuan mata anggaran atau tambahan terhadap jumlah
harga atau
(d) Karena adanya perubahan perkiraan kuantitas yang berakibat
menimbulkan variasi-variasi dalam jumlah harga kontrak yang berarti
merubah jumlah harga kontrak yang telah dicantumkan sebelumnnya
dalam surat perjanjian kontrak atau pada addendum terdahulu atau,
(e) Perhitungan kuantitas akhir dan julan harga kontrak untuk addendum
penutupan pada waktu penutupan kontrak
(2) Pengguna Barang/Jasa akan menyiapkan addendum
(3) Addendum akan menguraikan setiap masalah perubahanpekerjaan yang
bersifat kontrakturl teknis atau kuantitas baik utuk penambahan-penambahan
ataupun untuk penghapusan dengan dilengkapi lampiran-lampiran dari
dokumen kontrak untuk keperluan penetapan detail perubahan.
(4) Addendum harus berisi daftar pembukuan keuangan yang jelas untuk setiap
tambahan atau penyesuaian harga satuan mata anggaran, bersama dengan
tiap variasi dalam jumlah harga kontrak atau penyesuaian-penyesuaian dalam
Periode Kontrak.
(5) Pihak pengguna barang/jasa dan pihak penyedia barang/jasa bersama-sama
menandatangani addendum.

1.3 SPESIFIKASI TEKNIS TIAP MATA PEMBAYARAN

1. Pekerjaan Persiapan
a. Kontraktor dibantu mandor/kepala tukang diwajibkan mengadakan pengukuran
kembali mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon letak batas-batas tanah.
b. Ketidakcocokan yang terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya
harus segera dilaporkan kepada Pengguna Jasa untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut dilakukan dengan alat-alat waterpas yang
ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan atau dengan alat sederhana yaitu slang
yang diisi dengan air.
d. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang lain secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian.
e. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan pembantu
pelaksana

2. Pembersihan
a. Selama masa penanganan pekerjaan kontraktor harus tetap memelihara pekerjaan
sedemikian rupa sehingga terbebas dari tumpukan sisa material, kotoran-kotoran dan
sampah-sampah yang dihasilkan sebagai akibat adanya kegiatan. Pada saat
selesainya pekerjaan, kontraktor diharuskan menyingkirkan seluruh sisa dan bahan
kelebihan, sampah-sampah, perlengkapan-perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin
dari lapangan, Seluruh bagian permukaan hasil penanganan harus terlihat bersih dan
rapi.
b. Kontraktor harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah kerja, kantor
darurat dan hunian tetap terbebas dari tumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah dan
terbebas dari kotoran-kotoran lainnya yang dihasilkan dari operasi pekerjaan
lapangan dan harus tetap memelihara daerah kerja.

SPESIFIKASI TEKNIS
3. Pemasangan bowplank
a. Kontraktor bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
bowplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian dan benchmark
yang diberikan konsultan/pengawas secara tertulis serta bertanggung jawab atas
ketinggian posisi, dimensi serta kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan
peralatan, tenaga kerja yang diperlukan.
b. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahandalam hal
tersebut diatas, maka hal tersebut merupakan tanggung jawab pemborong serta wajib
memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibat, kecuali bila kesalahan tersebut
disebabkan referensi tertulis dari direksi pelaksanaan.
c. Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh konsultan/pengawas atau wakilnya tidak
menyebabkan tanggung jawab pemborong menjadi berkurang. Pemborong wajib
melindungi semu benchmark dan lain-lain atau seluruh referensi dan realisasi yang
perlu pada pengukuran pekerjaan ini.

4. Penyediaan Brak Kerja


Dalam pelaksanaan pekerjaan ini kontraktor dapat membuat kantor kontraktor, barak-
barak untuk pekerjan atau gudang tempat penyimpanan bahan (Boukeet) yang
sebelumnnya telah mendapat persetujuan dari pihak Direksi/Pengawas berkenaan
dengan semua konstruksi atau penempatannya. Semua boukeet perlengkapan
pemborong dan sebagainya, pada waktu pekerjaan berakhir (serah terima kedua) harus
dibongkar.

5. Analisa Laborat
a. Bilamana diperlukan, atas permintaan Direksi/Pengawas Lapangan, kontraktor harus
mengadakan pemeriksaan laboratorium untuk seluruh kegiatan pekerjaan yang
memerlukan pengujian pada instansi/balai pengujian yang telah mendapat akreditas
atau laboratorium DPU Kab. Indramayu
b. Distribusi
Hasil pengujian harus segera diolah dan didistribusikan, sehingga kemungkinan untuk
pengujian pelaksanaan ulang, penggantian bahan atau pemadatan ulang dari bahan-
bahan dapat dilaksanakan secepatnya dengan demikian dapat mengurangi
keterlambatan penanganan pekerjaan.

6. Dokumentasi
a. Selama proses penanganan kegiatan kontraktor harus memelihara secara teliti semua
catatan menyangkut kegiatan-kegiatan yang terjadi. Dokumen kegiatan
diinformasikan lewat foto-foto atau dokumentasi kegiatan. Foto-foto harus dapat
menunjukkan kegiatan-kegiatan utama dari pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan.
Selama pelaksanaan kegiatan berlangsung kontraktor melaporkan perkembangan
atau kemajuan kegiatan dan keuangan kepada penanggung jawab kegiatan.
b. Pihak kontraktor menyerahkan kegiatan yang dilaksanakannya kepada Pengguna
Anggaran melalui Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS
1.4.2 PEKERJAAN JALAN

1. Pekerjaan LPA dan LPB


Untuk pekerjaan LPB dan LPA biasanya menggunakan bahan Base course agregat
batu pecah tersaring dan digradasi yang merupakan batu pecah khas dan bersih serta
semuanya lolos saringan 37,5 mm. 75 mm dan gradasi sebagi fraksi kasar dan fraksi
halus disatukan pada waktu pemasangan kedalam satu lapisan lapis pondasi atas atau
lapis pondasi bawah. Semua lapisan lapis pondasi bawah harus memenuhi persyaratan
spesifikasi ini dan harus sesuai dengan rencana kegunaan bahan lapisan lapis pondasi
atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras, awet dan bersih tanpa
potongan-potongan yang terlalu tipis atau memanjang dan bebas dari batu-batu yang
lunak, tidak menyatu dan bercerai berai, kotor, mengandung zat-zat organik atau zat-
zat lain yang harus dibuang.

2. Pekerjaan Aspal dua lapis ( Burda )


Pekerjaan ini terdiri dari pengadaan, pengangkutan serta penempatan material,
pemakaian suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang terpilih untuk
satu lapis pondasi jalan atau permukaan perkerasan tanpa lapis pentup yang sudah
disiapkan untuk menutup permukaan tersebut, akan menyediakan adhesi (pelekatan)
untuk pemasangan satu lapis permukaan beraspal. Lingkup pekerjaan ini juga terdiri
dari LPB klas A dan LPA kocor, Pada Pelaksanaan pekerjaan burda semua kotoran
lepas dan bahan-bahan lain yang menyebabkan aspal tidak dapat menempel dengan
baik pada material harus disingkirkan. Pada tahap pekerjaan LPA kocor dan LPB
diharapkan pemadatan dengan menggunakan mesin gilas yang sempurna, sehingga
material benar-benar padat dan tidak mudah lepas. Hal tersebut akan mendukung
kekuatan dari pekerjaan burda. Setelah tahap penyiapan LPB dan LPA selesai maka
kemudian pekerjaan burda dapat dilaksanakan. Secara umum pelaksanaan pekerjaan
burda adalah sebagai berikut :
Tahap pertama pekerjaan burda setelah LPA siap adalah penghamparan material 2-3
kemudian setelah rata diteruskan dengan penghamparan material 1-2 dan dilanjutkan
dengan penggilasan, penggilasan hendaknya dilakukan dengan mantab sehingga
material tidak mudah untuk lepas. Setelah itu dapat disemprotkan atau dikocorkan
aspal, kemudian dilanjutkan dengan penaburan material 1 – 1 kemudian dilanjutkan
penggilasan. Setelah penggilasan selesai maka disemprotkan lagi aspal, yang terakhir
ditaburkan 0,5 – 0,5 atau abu batu sebagai penutup. Kemudian digilas yang terakhir
kalinya untuk memadatkan pekerjaan burda. Untuk ketebalan rata-rata pekerjaan burda
adalah 2,5 s/d 3 cm dengan kemiringan/super elevasi 2% s/d 3 %

Secara umum pelaksanaa pekerjaan burda adalah sebagai berikut :


Tahap pertama pekerjaan burda setelah LPA siap adalah penghamparan material 3-5
kemudian setelah rata diteruskan dengan penghamparan material 2-3 dan material 1-2
dilanjutkan dengan penggilasan, penggilasan hendaknya dilakukan dengan mantab
sehingga material tidak mudah untuk lepas. Setelah itu dapat disemprotkan atau
dikocorkan aspal, kemudian dilanjutkan dengan penaburan material 1 – 1 kemudian
dilanjutkan penggilasan. Setelah penggilasan selesai maka disemprotkan lagi aspal,
yang terakhir ditaburkan 0,5 – 0,5 atau abu batu sebagai penutup. Kemudian digilas
yang terakhir kalinya untuk memadatkan pekerjaan lapen. Untuk pekerjaan lapen
mempunyai ketebalan rata-rata antara 4,5 s/d 5 cm dengan super elevasi atau
kemiringan 2% s/d 3%.

SPESIFIKASI TEKNIS

Anda mungkin juga menyukai