Anda di halaman 1dari 6

Usaha Masker Kain

Kelangkaan masker medis seperi masker Sensi atau N95 yang dianjurkan untuk dipakai saat menghadapi
pandemic wabah virus covid-19 membuat masyarakat mencari alternatif lain seperti masker kain.
Penjualan masker kain pun terus meningkat karena banyaknya kebutuhan masyarakat dan adanya
anjuran dari pemerintah untuk wajib menggunakan masker saat terpaksa beraktivitas di luar rumah.
Oleh karena itu, usaha pembuatan masker kain saat ini sangatlah menjanjikan. Masker yang diproduksi
pun harus sesuai standar kesehatan yang dianjurkan agar dapat menarik perhatian dari konsumen
seperti berikut.

1. Kain berbahan dasar katun 100%

2. Masker menggunakan bahan yang nyaman untuk pernapasan

3. Masker terdiri dari 2 lapisan. Lapisan dalam menggunakan bahan katun 100% dan lapisan luar
menggunakan kain berbahan dasar velvet printing. Bagian tengah maskerpun diberi ruang untuk
memasukan kertas tisu sebagai lapisan tambahan dari masker.

Rancangan Biaya :

Biaya Tetap

Mesin Jahit Portable Mini ( 1 buah ) Rp 150.000

Gunting ( 1 buah ) Rp 7.000

Meteran Kain ( 1 buah ) Rp 5.000

Total Biaya Tetap Rp 162.000

Biaya Variabel :

Kain Katun 100% Rp 35.000/meter Rp 420.000

Kain Velvet Printing Rp 20.000/meter Rp 240.000

Benang Rp 3.000/rol kecil Rp 30.000

Tali Karet Rp 1.000/meter Rp 30.000

Plastik Rp 10.000/bungkus Rp 10.000

Total Biaya Variabel Rp 730.000

Total Biaya Rp 892.000


Kapasitas Produksi : 400 masker kain

Harga Produk disesuikan dengan HPP

= biaya modal awal / kapasitas produksi

= Rp 892.000 / 350 buah

= Rp 2.548,57/buah

Harga Jual Masker Kain : Rp 5.000

Keuntungan :

Penjualan : Rp 5.000 x 350 buah = Rp 1.750.000

Keuntungan : Rp 1.750.000 - Rp 892.000 = Rp 858.000

Analisis Pasar

1. Stategi pasar, penjualan, dan distribusi

Strategi pasar, penjualan, dan distribusi merupakan tiga hal yang sangat menentukan kesuksesan suatu
usaha di pasaran. Distribusi pemasaran ditargetkan di kota Palembang dan sekitarnya.

2. Penetapan harga

Strategi penetapan harga dibagi menjadi dua tahap yaitu harga perkenalan serta harga grosir dan retail.
Pertama, penetapan harga “perkenalan” melalui potongan harga pada awal peluncuran dimaksudkan
untuk menarik konsumen. Kedua, akan diterapkan perbedaan harga grosir dan retail (harga eceran)
demi meningkatkan nilai penjualan dan memenangkan kepercayaan konsumen.

3. Periklanan dan Promosi

Promosi dilakukan melalui jaringan media social seperti Instagram, WhatsApp dan lain-lain.

4. Ukuran dan Trend Pasar

Masker kain menjadi trend pasar karena banyaknya permintaan akan masker kain untuk mencegah
penularan virus covid-19. Segmen pasar dari produk ini adalah semua masyarakat kota Palemban dan
sekitarnya.

Pesaing dan Kondisi Pesaing

Mengacu pada peta persaingan ini, maka dapat dilaksanakan analisis S.W.O.T untuk mengindikasikan
kekuatan usaha di tengah kancah persaingan usaha. Berikut ini adalah analisis yang dapat dikemukakan :
1. Strength (Kekuatan)
Masker kain yang diproduksi memenuhi standar dari pembuatan masker kain sehingga dapat menarik
perhatian dari masyarakat dengan motif yang menarik. Masker kainpun dijual dengan harga yang
terjangkau dan adanya perbedaan harga bagi reseller.

2. Weakness (Kelemahan)

Banyak pesaing di pasaran yang menjual produk masker kain. Dengan desain yang sederhana dari
produk masker ini, maka mudah ditiru oleh kompetitor.

3. Opportunity (Kesempatan)

Di tengah pandemic wabah virus covid-19, masyarakat membutuhkan masker kain sebagai usaha
pencegahan penularan virus tersebut sehingga menjadikan lahan usaha yang menjanjikan.

4. Threat (Ancaman)

Banyaknya kompetitor yang juga memproduksi masker kain, bahkan brand-brand ternama juga ikut
memproduksi masker kain tersebut. Untuk dapat bersaing maka masker yang diproduksipun memiliki
tampilan yang menarik dan harus dipublikasikan dengan baik.

Usaha : Masker Kain Cing's

Masker medis N95 yang semulanya memiliki harga yang murah, tiba-tiba harga jualnya melambung
tinggi. Secara prinsip ekonomi hal ini disebabkan oleh jumlah permintaan barang lebih besar dan tak
sebanding dnegan jumlah stok barang. hal tersebut disebabkan adanya penimbunan masker oleh orang-
orang yang tak bertanggung jawab. Kelangkaan masker medis seperi masker Sensi atau N95 yang
dianjurkan untuk dipakai saat menghadapi pandemic wabah virus covid-19 membuat masyarakat
mencari alternatif lain seperti masker kain. Meski ada pakar kesehatan yang menyebut kurang efektif,
setidaknya masker kain bisa digunakan menyaring penularan virus antara 10-60 persen partikel virus.
Namun, dengan menggunakan masker kain, masyarakat turut membantu para tenaga medis yang
menangani virus corona. Sebab, masker kain N95 penggunaannya bisa dikhususkan untuk tenaga medis
tersebut. Penjualan masker kain pun terus meningkat karena banyaknya kebutuhan masyarakat dan
adanya anjuran dari pemerintah untuk wajib menggunakan masker saat terpaksa beraktivitas di luar
rumah. Oleh karena itu, usaha pembuatan masker kain saat ini sangatlah menjanjikan. Masker yang
diproduksi pun harus sesuai standar kesehatan yang dianjurkan agar dapat menarik perhatian dari
konsumen seperti berikut.

1. Kain berbahan dasar katun 100%

2. Masker menggunakan bahan yang nyaman untuk pernapasan

3. Masker terdiri dari 2 lapisan. Lapisan dalam menggunakan bahan katun 100% dan lapisan luar
menggunakan kain berbahan dasar velvet printing. Bagian tengah maskerpun diberi ruang untuk
memasukan kertas tisu sebagai lapisan tambahan dari masker.
Proses Produksi Masker Kain :

1. Cuci tangan dan bersihkan seluruh peralatan yang akan digunakan

2. Buatlah template dari kardus atau karton dengan pola membentuk masker

3. Setelah itu, potong kain katun dan kain velvet printing sesuai template tadi. Saat memotong kain
pastikan ukurannya dilebihkan pada setiap sisi. Di mana bagian bawah dan atas dilebihi 0,7 cm, dan
samping diberikan lebihan 1,5 cm.

4. Jika sudah, lipatlah kain katun dan kain velvet printing.

5. Setelah itu jahit bagian yang berbentuk “V”, namun sebelum dijahit tusuk dahulu dengan jarum
pentul agar kain tidak bergeser.

6. Jika bagian “V” sudah dijahit, satukan kain velvet printing (untuk lapisan luar) dan kain katun (untuk
lapisan dalam).

7. Lalu tusuk dengan jarum pentul di berbagai sisi agar kain tidak bergeser.

8. Jika sudah, jahit dengan tangan sekeliling kain tersebut menjadi satu dengan jahitan yang kuat.
Namun, sisakan bagian samping untuk tidak dijahit.

9. Balik masker yang telah dijahit, setelah itu lipat bagian samping (yang belum dijahit tadi) ke arah
tengah, lalu jahit.

10. Untuk membuat tali masker, lipatlah bagian samping ke arah tengah, lalu jahit. Lakukan langkah ini
untuk bagian samping masker yang satunya.

11. Siapkan dua tali karet dengan panjang 33 cm (panjang tali karet ini menyesuaikan dengan ukuran
wajah).

12. Masukkan tali tersebut dengan bantuan peniti ke dalam lipatan masker di bagian samping.

13. Jika sudah, ikat tali karet agar bisa dipakai dan lakukan langkah ini untuk bagian masker yang satunya
lagi.

14. Masker Kain siap dikemas dan dikirim.

Gambaran Tentang Produk

Produk usaha ini adalah Masker Kain. Konsep produk yang ditawarkan diantaranya alternatif masker non
medis yang sesuai standar untuk mencegah penularan virus covid-19, harganya terjangkau, dapat
dipakai berulang-ulang dengan cara mencuci masker apabila sudah digunakan dan memiliki motif yang
menarik serta nyaman untuk digunakan.

Analisis Pasar

1. Stategi pasar, penjualan, dan distribusi


Strategi pasar, penjualan, dan distribusi merupakan tiga hal yang sangat menentukan kesuksesan suatu
usaha di pasaran. Distribusi pemasaran ditargetkan di kota Palembang dan sekitarnya.

2. Penetapan harga

Strategi penetapan harga dibagi menjadi dua tahap yaitu harga perkenalan serta harga grosir dan retail.
Pertama, penetapan harga “perkenalan” melalui potongan harga pada awal peluncuran dimaksudkan
untuk menarik konsumen. Kedua, akan diterapkan perbedaan harga grosir dan retail (harga eceran)
demi meningkatkan nilai penjualan dan memenangkan kepercayaan konsumen.

3. Periklanan dan Promosi

Promosi dilakukan melalui jaringan media social seperti Instagram, WhatsApp dan lain-lain.

4. Ukuran dan Trend Pasar

Masker kain menjadi trend pasar karena banyaknya permintaan akan masker kain untuk mencegah
penularan virus covid-19. Segmen pasar dari produk ini adalah semua masyarakat kota Palemban dan
sekitarnya.

Pesaing dan Kondisi Pesaing

Mengacu pada persaingan saat ini, maka dapat dilaksanakan analisis S.W.O.T untuk mengindikasikan
kekuatan usaha di tengah kancah persaingan usaha. Berikut ini adalah analisis yang dapat dikemukakan :

1. Strength (Kekuatan)

Masker kain yang diproduksi memenuhi standar dari pembuatan masker kain sehingga dapat menarik
perhatian dari masyarakat dengan motif yang menarik. Masker kainpun dijual dengan harga yang
terjangkau dan adanya perbedaan harga bagi reseller.

2. Weakness (Kelemahan)

Banyak pesaing di pasaran yang menjual produk masker kain. Dengan desain yang sederhana dari
produk masker ini, maka mudah ditiru oleh kompetitor.

3. Opportunity (Kesempatan)

Di tengah pandemic wabah virus covid-19, masyarakat membutuhkan masker kain sebagai usaha
pencegahan penularan virus tersebut sehingga menjadikan lahan usaha yang menjanjikan.

4. Threat (Ancaman)

Banyaknya kompetitor yang juga memproduksi masker kain, bahkan brand-brand ternama juga ikut
memproduksi masker kain tersebut. Untuk dapat bersaing maka masker yang diproduksipun memiliki
tampilan yang menarik dan harus dipublikasikan dengan baik.
Rancangan Biaya :

Biaya Tetap

Mesin Jahit Portable Mini ( 1 buah ) Rp 150.000

Gunting ( 1 buah ) Rp 7.000

Meteran Kain ( 1 buah ) Rp 5.000

Total Biaya Tetap Rp 162.000

Biaya Variabel :

Kain Katun 100% Rp 35.000/meter Rp 420.000

Kain Velvet Printing Rp 20.000/meter Rp 240.000

Benang Rp 3.000/rol kecil Rp 30.000

Tali Karet Rp 1.000/meter Rp 30.000

Plastik Rp 10.000/bungkus Rp 10.000

Total Biaya Variabel Rp 730.000

Total Biaya Rp 892.000

Kapasitas Produksi : 400 masker kain

Harga Produk disesuikan dengan HPP

= biaya modal awal / kapasitas produksi

= Rp 892.000 / 350 buah

= Rp 2.548,57/buah

Harga Jual Masker Kain : Rp 5.000

Keuntungan :

Penjualan : Rp 5.000 x 350 buah = Rp 1.750.000

Keuntungan : Rp 1.750.000 - Rp 892.000 = Rp 858.000

Anda mungkin juga menyukai