Anda di halaman 1dari 12

PORTOFOLIO

TENIS MEJA
(PJOK)

Disusun oleh :

Jihan Azhara Puteri

XII MIPA 4

SMA Negeri 1 Karawang


Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 22, Nagasari, Karawang Barat, Kabupaten Karawang,
Jawa Barat 41312

Tahun Ajaran 2020/2021


A. PENGERTIAN TENIS MEJA
Tenis meja, atau ping pong, adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua
orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan. Di Republik
Rakyat Tiongkok, nama resmi olahraga ini ialah "bola ping pong" (Tionghoa: 乒 乓 球 ;
Pinyin: pīngpāng qiú). Permainan ini menggunakan raket yang terbuat dari papan kayu
yang dilapisi karet yang biasa disebut bet, sebuah bola pingpong dan lapangan
permainan yang berbentuk meja. Induk Olahraga tenis meja di Indonesia adalah PTMSI
(Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia) dan di dunia adalah ITTF (International Table
Tennis Federation) yang anggotanya mencapai 140 negara dan PTMSI tercatat sebagai
Anggota ITTF sejak tahun 1961. Tenis meja merupakan jenis permainan dalam tempo
cepat. Diperlukan kecepatan reaksi dan koordinasi antara mata dan tangan yang baik
jika ingin bermain dengan tempo yang cepat. Tenis meja merupakan suatu permainan
yang lapangannya menggunakan meja dan dibatasi oleh jaring (net). Tenis meja ini
menggunakan bola kecil yang terbuat dari celluloid dan permainannya menggunakan
bet sebagai pemukul. Tenis meja adalah olahraga yang dapat dimainkan oleh semua
umur. Olahraga ini bisa dianggap sebagai rekreasi maupun sebagai pemacu prestasi.
Dalam memainkan tenis meja ini diperlukan pemahaman terlebih dahulu mengenai
teknik dan gaya permainan yang ada.

B. SEJARAH TENIS MEJA


Tenis meja dibuat di Inggris sekitar abad ke-19, di mana dimainkan oleh orang kelas
atas sebagai permainan indoor setelah makan malam. Tenis meja mempunyai beberapa
nama, salah satunya "whiff whaff", dan disarankan bahwa permainannya pertama kali
dikembangkan oleh tentara Inggris di India atau Afrika Selatan, di mana mereka
membawanya kembali ke Inggris. Sebaris buku disusun ditengah meja sebagai net, di
mana dua bukunya berfungsi untuk memukul bola golf. Nama "ping-pong" digunakan
hampir semua negara sebelum perusahaan Inggris J. Jaques & Son Ltd menjadikannya
merek dagang pada tahun 1901. Nama "ping-pong" kemudian lebih digunakan untuk
permainan yang dimainkan peralatan Jaques, dengan perusahaan lain menyebutnya
tenis meja. Situasi yang sama terjadi juga di Amerika Serikat, di mana Jaques menjual
hak nama "ping-pong" kepada Parker Brothers. Parker Brothers lalu menjadikannya
merek dagang tahun 1920-an, membuat organisasi lainnya mengubah nama menjadi
"tenis meja" dibanding menggunakan nama yang lebih umum, namun dengan merek
dagang.
Inovasi besar berikutnya dilakukan oleh James W.Gibb, pencinta tenis meja, yang
menemukan bola seluloid dalam perjalanan menuju AS tahun 1901 dan menurutnya
cocok untuk permainan. Ini diikuti E.C. Goode yang, pada tahun yang sama,
menciptakan versi modern dari raket dengan memasang selembar karet yang diberi
bintik, ke kayu yang sudah diasah. Tenis meja mulai terkenal pada tahun 1901
disebabkan turnamen yang dibuat, buku yang menuliskan tentang tenis meja, dan
kejuaraan dunia tidak resmi pada tahun 1902. Pada awal 1900an, permainan ini
dilarang di Russia karena penguasa pada masa itu percaya bahwa memainkan tenis
meja memiliki efek yang buruk pada penglihatan pemain
Tahun 1921, Asosiasi Tenis Meja (TTA) dibuat di Inggris, dan diikuti Federasi Tenis
Meja Internasional (ITTF) pada tahun 1926. London menjadi tuan rumah Kejuaraan
Dunia resmi pertama tahun 1926. Tahun 1933, Asosiasi Tenis Meja Amerika Serikat,
sekarang disebut, Tenis Meja Amerika, dibentuk.
Tahun 1930, Edgar Snow berkomentar di Red Star Over China bahwa pihak Komunis
di Perang Saudara China mempunyai "hasrat untuk Tenis Meja asal Inggris" yang
menurutnya "ganjil".
Tahun 1950an, raket yang menggunakan lembaran karet digabung dengan lapaisan
spons di dasarnya mengubah permainan secara dramatis, meningkatkan kecepatan dan
perputaran bola. Ini diperkenalkan perusahaan alat olahraga Inggris S.W. Hancock Ltd.
Penggunaan lem cepat dapat meningkatkan kecepatan dan perputaran lebih jauh, yang
menghasilkan perubahan peralatan untuk "menurunkan kecepatan permainannya".
Tenis meja diperkenalkan sebagai cabang Olimpiade pada tahun 1988.
C. TEKNIK DASAR PERMAINAN TENIS MEJA
 Teknik Pegangan (Grip). Pada tenis meja dibagi menjadi 2 jenis, yaitu pegangan
tangkai pena (Penholder Grip) dan pegangan jabat tangan (Shakehand Grip). Untuk
penempatan jari tangan dari kedua teknik pegangan tersebut bisa menghasilkan
banyak variasi-variasi pegangan, tergantung dari kebiasaan yang dilakukan atlit.
Pegangan yang paling baik untuk seorang atlet yaitu pegangan yang senyaman
mungkin dan sesuai dengan kebiasaan atlet yang bersangkutan.
1. Pegangan Tangkai Pena (Penholder Grip)
Pegangan tangkai pena yaitu
pegangan yang digunakan atlet tipe
penyerang. Pegangan tangkai pena
ini disebut juga sebagai pegangan
gaya Asia karena pegangan tangkai
pena ini sering digunakan oleh
pemain Asia. Postur pemain dengan tipe ini memiliki postur yang pendek
sehingga gerakannya lincah.
2. Pegangan Jabat Tangan (Shakehand Grip)
Pegangan jabat tangan yaitu
pegangan yang digunakan atlet tipe
bertahan kombinasi menyerang.
Kelebihan pegangan jabat tangan
yaitu memiliki banyak variasi
pukulan, forehand maupun
backhand. Sedangkan kelemahan dari pegangan ini yaitu gerakan pergelangan
tangan tidak sebebas pegangan tangkai pena.
 Posisi Siap (Ready Position). Posisi siap dalam tenis meja sangat penting terutama
pada saat pengembalian bola lawan. Untuk dapat mengembalikan pukulan bola
lawan, maka posisi seorang pemain harus dengan posisi siap agar pemain dapat
menjangkau bola dan mengarahkannya dengan mudah. Dengan posisi yang baik ini,
pemain lebih mudah melangkahkan kakinya dalam menyongsong bola.
 Karakteristik Olahraga Tenis Meja. Ada tiga ciri untuk dapat memperoleh angka
dalam bermain tenis meja, yaitu kecepatan (speed), putaran (spin), dan
penempatan (placement). Untuk memperoleh proses pembibitan dan proses
latihan yang terarah pada karakter yang diinginkan, maka pemain harus memahami
ciri tersebut sehingga dapat meningkatkan prestasi tenis meja mereka.
 Pukulan – pukulan (Stroke) Dasar Tenis Meja. Pukulan-pukulan dengan forehand
maupun backhand dalam tenis meja, memiliki 2 komponen arah, yaitu komponen
ke depan dan Komponen ke atas/bawah. Pukulan pada tenis meja sangan banyak
yang pada dasarnya diawali dengan pukulan servis.

D. JENIS PUKULAN PADA PERMAINAN TENIS MEJA


 Pukulan Forehand
Pukulan forehand yaitu pukulan yang
dilakukan jika bola berada disebelah kanan
tubuh. Dalam melakukan pukulan ini, posisi
tubuh agak direndahkan kemudian
gerakkan tangan kanan yang memegang bet
ke arah pinggang dan kearah kiri apabila
pemain kidal. Selanjutnya menggerakkan tangan ke depan dengan siku membentuk
sudut 90 derajat.
 Pukulan Backhand
Pukulan backhand yaitu
pukulan yang dilakukan jika bola
berada disebelah kiri badan. Dalam
melakukan pukulan ini, posisi tubuh
agak direndahkan kemudian
gerakkan tangan kanan ke arah
pinggang sebelah kiri dan kearah pinggang sebelah kanan apabila tidak kidal.
Selanjutnya gerakka tangan dan bet ke arah depan dengan siku membentuk sudut
90 derajat.

Berikut beberapa Jenis pukulan untuk teknik penyerangan antara lain:


1. Drive
Drive yaitu pukulan yang dilakukan dengan ayunan panjang yang
menghasilkan pukulan datar dan keras. Pukulan drive ini merupakan teknik pukulan
yang dimulai dengan sikap bet tertutup dan gerakan bet dari bawah serong ke atas
yang kemudian diakhiri di depan dahi. Pada pukulan drive ini digunakan sebagai
pukulan serangan yang juga dapat dikontrol sesuai dengan keinginan. Pada pukulan
drive terdiri dari dua pukulan yaitu:
 Forehand Drive, yaitu pukulan yang dilakukan apabila bola berada disebelah
kanan tubuh.
 Backhand Drive, yaitu pukulan yang dilakukan apabila bola berada disebelah
kiri tubuh
2. Push
Push merupakan teknik pukulan dengan cara mendorong bola yang mana
posisi bet terbuka. Pada pukulan push ini, biasa digunakan untuk mengembalikan
pukulan push dan pukulan chop. Pukulan push ini terdiri dari forehand push dan
backhand push.
 Berdasarkan datangnya bola forehand push dilakukan dengan dua dua cara
yaitu short forehand push dan long forehand push.
 Berdasarkan datangnya bola backhand push dilakukan dengan dua cara yaitu
short backhand push dan long backhand push.
3. Forehand Drive Setelah Backhand Push
Dalam pertandingan tenis meja, pukulan forehand drive setelah backhand
push adalah pukulan sering digunakan oleh seorang pemain. Pukulan ini biasa
digunakan dalam mengembalikan bola yang dimulai dari pukulan push kemudian
dilakukan dengan satu step kekiri sehingga dapat mengembalikan bola dengan
pukulan forehand drive. Pukulan forehand drive setelah backhand push ini
merupaka pukulan backhand push yang dikombinasikan dengan forehand.

Berikut beberapa Jenis pukulan untuk teknik pertahanan antara lain:

1. Servis
Servis merupakan pukulan pertama dalam permainan tenis meja, dengan
cara melambungkan bola keatas. Kemudian ketika bola mulai turun, maka pemain
akan memukul bola dengan memantulkannya dimeja penyaji dan jatuh dimeja
lawan.
2. Pukulan Block
Teknik pukulan block merupakan cara sederhana dalam mengembalikan
pukulan lawan. Teknik pukulan ini biasa digunakan dalam mengembalikan bola top
spin atau drive dengan posisi bet yang tertutup. Agar lawan tidak bisa melakukan
serangan balik dengan cepat, maka digunakan teknik pukulan block yang dilakukan
setelah bola sudah memantul dari meja setinggi net. Teknik pukulan ini juga sering
disebut blok pendek karena teknik ini sering digunakna di depan meja. Teknik
pukulan block dibagi menjadi 2 yaitu :
 Forehand Block merupakan teknik forehand block yang dilakukan dengan
gerakan bet di depan, dengan posisi bet yang menghadap kebagian bawah.
Untuk melakukan blok, pemain harus memperhatikan arah datangnya bola.
 Backhand Block merupakan teknik backhand block yang dilakukan dengan bet
berada dibagain sebelah kiri tubuh pemain. Dalam teknik ini posisi bet harus
tertutup yaitu yang mana sisi bagian depan menghadap ke bagian kebawah.
Pada saat bola sudah memantul dari meja, maka perhatikan arah datangnya
bola dan kemudian lakukan segera gerakan bet kedepan ketika bola dengan
perkenaan bet bagian tengan.

E. PERALATAN PERMAINAN TENIS MEJA


1. Bet
01. Ukuran, berat dan bentuk bet tidak ditentukan,
tetapi daun bet harus datar dan kaku.
02. Daun bet minimal 85 % terbuat dari kayu diukur
dari ketebalannya; lapisan perekat di dalam kayu
dapat diperkuat dengan bahan yang berserat seperti
serat karbon (carbon fibre) atau serat kaca (glass
fibre) atau bahan kertas yang dipadatkan, namun bahan tersebut tidak boleh lebih
dari 7,5 % dari total ketebalan atau berukuran 0,35 mm, yang lebih tipis yang
dipakai sebagai acuan.
03. Sisi daun bet yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet
licin/halus maupun bintik, bila menggunakan karet bintik yang menonjol ke luar
(tanpa spons) maka ketebalan karet termasuk lapisan lem perekat tidak boleh lebih
dari 2.0 mm, atau jika menggunakan karet lapis (karet + spons) dengan bintik di
dalamnya menghadap keluar atau ke dalam maka ketebalannya tidak boleh lebih
dari 4.0 mm sudah termasuk dengan lem perekat.
Pada permulaan permainan dan kapan saja pemain menukar betnya selama
permainan berlangsung, seorang pemain harus menunjukkan betnya pada
lawannya dan pada wasit dan harus mengijinkan wasit dan lawannya untuk
memeriksa/ mencobanya.
2. Bola
Bola
tenis
meja

berdiameter 40mm berat 2,7 gram.[18] Biasanya berwarana putih atau oranye dan
terbuat dari bahan selulosa yang ringan. Pantulan bola yang baik apabila dijatuhkan
dari ketinggian 30,5 cm akan menghasilkan ketinggian pantulan pertama antara 23–
26 cm. Pada bola tenis meja biasanya ada tanda bintang dari bintang 1 hingga
bintang 3, dan tanda bintang 3 inilah yang menunjukan kualitas tertinggi dari bola
tersebut dan biasanya digunakan dalam turnamen-turnamen resmi.
3. Meja Lapangan
Lapangan tenis meja permukaan atasnya memiliki ukuran tertentu dan
tentunya harus bisa memantulkan bola pingpong. Ukuran lapangan tenis meja
secara penuh adalah memiliki panjang 2,74 meter, lebar 1,525 meter, dan tinggi 76
sentimeter yang dihitung dari permukaan tanah.
Permukaan lapangan tenis meja dicat dengan menggunakan warna biru gelap
atau warna hijau gelap sesuai dengan komposisi warna cat yang diatur dalam
aturan Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF). Permukaannya tidak boleh
mengkilap.
Terdapat garis putih dengan lebar 2 cm pada kedua ujung meja. Garis panjang
disebut dengan garis tepi panjang, garis pendek disebut garis akhir.
Ada garis putih selebar 3mm (1/8 inci) di tengah meja yang disebut dengan
garis tengah. Ketika bermain pada permainan ganda, area dibagi menjadi bagian
kiri dan kanan dan jaring ditempatkan di antara 2 bagian meja.

F. CARA BERMAIN TENIS MEJA


1. Permainan Tunggal
 Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
 Servis berganti pemain setiap mencapai poin kelipatan 2.
 Pemegang servis bebas menempatkan bola dari segala penjuru lapangan.
 Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 11, dan
kemenangan diraih apabila mencapai 3 atau 4 kali kemenangan set.
 Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2.
misal: 15-13, 18-16
2. Permainan Ganda
 Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
 Servis bergantian setiap poin kelipatan 2.
 Pemain bergantian menerima bola dari lawan
 Pemegang servis hanya bisa menempatkan bola ke ruang kamar sebelah
kanan lawan.
 Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 11, dan
kemenangan diraih apabila mencapai 3 atau 4 kali kemenangan set.
 Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2.
misal: 13-11, 15-17

G. PERATURAN PERMAINAN TENIS MEJA


 Peraturan Umum
1. Servis yang benar
Servis yang benar dilakukan dengan cara melambungkan bola yang
ada diatas telapak tangan yang terbuka secara vertikal. Servis dilakukan
tanpa memutan bola sehingga bola dapat melambung ke atas dengan
ketinggian 16 cm dari telapak tangan. Kemudian pukul bola ketika turun
sebelum menyentuh apapun.
2. Pengembalian yang benar
Ketika bola telah diservis atau dikembalikan dan telah melewati net,
maka pemain harus memukul bola tersebut sehingga menyentuh meja lawan.
3. Urutan Permainan
Untuk permainan tunggal, pemain harus melakukan servis terlebih
dahulu yang kemudian dikembalikan oleh penerima. Kemudian pemain yang
melakukan servis dan penerima melakukan pengembalian secara bergantian.
Sedangkan untuk permainan ganda, pemain harus melakukan servis terlebih
dahulu kemudian penerima melakukan pengembalian. Selanjutnya pasangan
yang melakukan servis yang kemudian melakukan pengembalian, dan
pasangan penerima pun kemudian melakukan pengembalian. Setiap pemain
melakukan servis dan pengembalian secara bergantian sesuai gilirannya.
4. Suatu Let
Reli dinyatakan let apabila pada saat pemain melakukan servis dan bola
menyebrang ke meja lawan yang akhirnya masuk atau dipukul oleh lawan.
Reli dinyatakan let jika servis dilakukan ketika penerima atau pasangannya
belum siap. Reli juga akan dinyatakan let jika gagal melakukan servis atau
pengembalian disebabkan gangguan di luar kontrol pemain.
5. Suatu Poin/Skor
Jika pemain gagal melakukan servis yang benar maka lawannya
mendapat poin, jika pemain gagal melakukan pengembalian yang benar dan
begitupun sebaliknya. Pemain juga dapat mendapat poin jika lawannya
memukul bola dua kali secara berurutan dengan sengaja.
6. Suatu Pertandingan
Suatu pertandingan dalam tenis meja terdiri dari game ganjil,
biasanya 5 atau 7 game/set.
7. Memilih Servis, Menerima Bola, dan Tempat
Dalam memutuskan urutan servis, menerima bola dan tempat, maka
harus dilakukan undian sehingga pemenangnya mendapatkan hak untuk
memilih.
8. Kesalahan Urutan Servis, Penerima, Tempat
Ketika pemain melakukan kesalahan urutan servis, maka wasit harus
menghentikan permainan dan mengulang servis sesuai dengan urutan angka
pada saat memulai pertandingan.

9. Sistem percepatan waktu (Expedite System)


Ketika dalam suatu permainan mencapai 10 menit dan permainan
belum selesai, maka sistem percepatan waktu harus diberlakukan. Kecuali
jika kedua pemain /pasangan telah mencapai skor / poin 9.
 Peraturan Khusus
1. Pemanasan oleh pemain dilakukan diruangan khusus dengan beberapa meja
yang telah disediakan.
2. Peraturan untuk bagian official dan pemain yaitu untuk pemain yang belum
mendapat giliran bermain, maka dilarang untuk memasuki arena
pertandingan. Sedangkan official yang tidak ada hubungan dengan pemain
dilarang masuk ke arena pertandingan jika belum gilirannya. Sebelum giliran
bertanding maka pemain diberikan waktu untuk bersiap selama 5 menit.
Apabila pemain terlambat 10 menit dari waktu yang ditentukan, maka
pemain dinyatakan kalah.
3. Peraturan pemain pada waktu bertanding yaitu apabila pemain-pemain tidak
dapat menyelesaikan permainan dalam waktu 15 menit, maka akan diberika
batas waktu. Pemain yang mengikuti pertandingan harus menggunakan
nomor punggung yang telah disediakan oleh panitia.
4. Protes dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan yang telah diberlakukan oleh
panitia.
5. Dalam pertandingan yang mengalami gangguan seperti mati lampu, cidera
dan sebagainya, maka panitia berhak menghentikan pertandingan untuk
sementara. Kemudian pertandingan dapat dilanjutkan apabila keadaan
kembali normal.

Anda mungkin juga menyukai