1 : 20-24, 2019
ABSTRAK
telah diketahui siswa (pengetahuan awal). Tes mengukur struktur kognitif siswa. Penelitian ini
kertas dan pensil tradisional banyak digunakan bertujuan untuk mengidentifikasi struktur
untuk menilai pengetahuan siswa yang ada kognitif siswa dengan menggunakan peta
dalam pendidikan kimia [1]. Tapi tes ini tidak konsep pada larutan asam-basa.
bisa mendapatkan informasi lebih lanjut
tentang hubungan antara konsep-konsep dalam Metode
memori mereka. sehingga eksplorasi struktur Metode penelitian yang digunakan adalah
kognitif peserta didik dapat menjadi indikator metode penelitian deskriptif. Fokus penelitian
penting dalam menilai apa yang diketahui deskriptif bukan pada bagaimana menemukan
pelajar. Ausubel belum menyediakan suatu alat hubungan penyebab dan pengaruh, tapi
atau cara yang sesuai yang dapat digunakan sebaliknya untuk mendeskripsikan hubungan-
guru untuk mengetahui apa yang telah hubungan yang ada antara variabel-variabel.
diketahui oleh para siswa [2]. Cara untuk Penelitian ini dilaksanakan di SMA
mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki Pioneer Manado pada bulan April 2017 di kelas
siswa supaya belajar bermakna berlangsung, XI IPA 1. subyek penelitian sebanyak 18 siswa.
dapat dilakukan dengan pertolongan peta Pada tes ini siswa diminta untuk membuat peta
konsep. konsep dengan daftar konsep yang telah
Struktur kognitif adalah membangun disediakan pada soal, kemudian siswa
hipotetis yang menunjukkan konsep dalam menentukan konsep yang paling umum dari
ingatan jangka panjang peserta didik dan daftar konsep yang telah tersedia, lalu menulis
hubungannya [3]. Pentingnya membangun hubungan yang terdekat dengan konsep yang
hipotetis ini sebagai faktor utama dalam paling umum yang telah ditentukan
akumulasi pengetahuan: “Jika struktur kognitif sebelumnya, dan menambahkan konsep lain
yang ada jelas, stabil, dan sesuai terorganisir, itu yang tersisa dari daftar pada peta konsep.
memfasilitasi pembelajaran dan retensi materi Konsep-konsep tersebut dihubungkan dengan
pelajaran baru. Dalam paradigma sebuah garis penghubung disertai keterangan
konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat (label) yang tepat dan sesuai dengan
langsung ditransmisikan tetapi harus secara pemahaman mereka.
aktif dibangun oleh seorang individu [4]. Instrumen yang digunakan dalam
Menurut Gagne istilah “cognitive” berasal penelitian ini berupa soal peta konsep dan
dari kata cognition artinya adalah pengertian, Master peta konsep. Peta konsep hasil buatan
mengerti, kognitif adalah proses yang terjadi siswa masing-masing dinilai kecocokan – peta
secara internal di dalam pusat susunan saraf konsep hasil buatan siswa dibandingkan
pada saat manusia sedang berpikir [5]. Struktur dengan master peta konsep kemudian dinilai
kognitif menurut Pikaget adalah mental proposisinya yang cocok saja.
framework yang dibangun seseorang dengan Sebelum instrumen digunakan, instrumen
mengambil informasi dari lingkungan dan telah diuji terlebih dahulu dengan
menginterpretasikan, mengorganisasikan, serta menggunakan uji validitas. Uji validitas
mentransformasikannya [6]. dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen
Peta konsep adalah suatu alat yang yang digunakan layak atau tidak. Validitas
digunakan untuk mengatur dan instrumen diperoleh dengan validitas
merepresentasikan suatu pengetahuan. Atas Judgement ahli, dan diberi skor oleh ahli
dasar teori Ausubel, Novak mengemukakan selanjutnya diolah dan dianalis validitas isinya
gagasan peta konsep yang menyatakan dengan menggunakan formula Aiken’s V.
hubungan antara konsep-konsep untuk Struktur kognitif siswa diidentifikasi
menolong guru mengetahui konsep-konsep dengan menggunakan peta konsep hasil buatan
yang telah dimiliki para siswa agar belajar siswa, dengan indikator yang diidentifikasi
bermakna dapat berlangsung [2]. sebagai berikut:
Teknik evaluasi peta konsep masih jarang a. Kognitif siswa berdasarkan aspek isi
diterapkan, maka dalam penelitian ini peta b. Konsep-konsep asam-basa yang telah
konsep diterapkan sebagai alat evaluasi untuk diketahui siswa
21
Ganda, B., Lombok, J. Z., Kumajas, J.., 2019
c. Konsep-konsep asam-basa yang belum (characteristic), (5) bukti (evidence), (6) sama
diketahui siswa dengan (analogy).
d. Kesalahpahaman siswa terhadap konsep
larutan asam-basa Tabel 2. Presentase Setiap Link yang ditulis
beberapa siswa
Hasil dan Pembahasan Link Link
Link Link
Total (%) (%) Link (%)
Hasil Penelitian Siswa (%) (%)
Link Jenis Bagian petunjuk
Berdasarkan teknik pengumpulan data sifat Bukti
dari dari
yang digunakan dalam penelitian, maka data AR 10 100% 100% 100% 100% 100%
penelitian diperoleh dengan menggunakan FL 10 100% 100% 100% 100% 100%
LR 10 100% 100% 100% 100% 100%
peta konsep kepada siswa kelas XI SMA Pioner RR 11 100% 100% 100% 100% 0.00%
Manado yang berjumlah 18 orang sebagai ML 10 0.00% 100% 100% 100% 0.00%
subjek penelitian, maka diperoleh hasil yang AG 11 0.00% 0.00% 0.00% 60.66% 0.00%
ditunjukkan pada Tabel 1. PS 10 100% 100% 100% 100% 100%
AM 10 100% 100% 100% 60.66% 0.00%
Identifikasi yang dilakukan peneliti GM 10 50% 100% 0.00% 100% 100%
diawali dengan menganalisis presentase setiap SH 10 100% 100% 100% 100% 100%
link. Kemudian menganalisis frekuensi link NR 10 100% 100% 100% 100% 100%
pada kluster utama. Selanjutnya karakteristik BL 10 100% 100% 100% 30.33% 100%
MK 10 50% 0.00% 0.00% 100% 0.00%
konsepsi siswa dapat digambarkan dalam lima TN 10 100% 100% 0.00% 100% 0.00%
kategori konsepsi siswa yang diidentifikasi dari AP 10 50% 100% 0.00% 60.66% 100%
hasil tes peta konsep larutan asam-basa. MN 9 100% 100% 100% 60.66% 100%
IP 10 100% 100% 100% 100% 100%
VP 10 100% 100% 100% 100% 100%
Tabel 1. Hasil tes peta konsep
22
Ganda, B., Lombok, J. Z., Kumajas, J.., 2019
elektrolit dan larutan nonelektrolit, dan siswa ionisasi yang bersifat asam, basa, dan
lain menuliskan larutan terdiri dari larutan netral. Dalam hal ini nampak adanya
elektrolit dan larutan nonelektrolit. miskonsepsi siswa pada larutan garam.
Ada beragam variasi konsepsi dari siswa b. Kekuatan asam ditentukan oleh tetapan
yang menjawab dengan benar dan salah. ionisasi asam dan pH larutan, salah satu
Proporsi yang benar adalah dua konsep yang siswa menjawab bahwa tetapan ionisasi
terhubung dengan frasa penghubung yang asam ditentukan oleh kekuatan asam dan
sesuai dengan konsepsi ilmiah. Dua konsep pH larutan. Dapat dilihat bahwa adanya
yang tidak terhubung atau dan konsep yang miskonsepsi siswa mengenai kekuatan
terhubung dengan frasa yang salah dikatakan asam.
sebagai proporsi yang salah, sedangkan dua c. Kekuatan basa ditentukan oleh tetapan
konsep yang terhubung tidak sesuai dengan ionisasi basa dan pH larutan, salah satu
konsepsi ilmiah dikatakan sebagai miskonsepsi. siswa menjawab bahwa tetapan ionisasi
Oleh karena itu peta konsep juga dapat basa ditentukan oleh kekuatan basa dan
menunjukkan miskonsepsi siswa pada pokok pH larutan. Dalam hal ini juga nampak
bahasan larutan asam-basa. Berdasarkan hasil adanya miskonsepsi siswa terhadap
identifikasi dari proporsi yang dituliskan oleh kekuatan basa.
siswa yaitu sebagai berikut.
a. Konsep-konsep Larutan asam-basa yang Kognitif siswa berdasarkan aspek isi
paling banyak dikuasai oleh sebanyak 94 % Aspek isi dari kognitif siswa pada konsep
siswa adalah Larutan elektrolit yang larutan asam-basa yang diperoleh dari jawaban
bersifat sebagai penghantar listrik, dan atas soal dalam peta konsep, pencapaian skor
larutan nonelektrolit bersifat bukan mulai 0 sampai 40. Pada aspek isi ini skor
penghantar listrik. terendah yang diperoleh siswa adalah 11 dari
b. Konsep-konsep larutan asam-basa yang subyek AG, skor tertinggi yang diperoleh siswa
dikuasai oleh sebanyak 83 % siswa adalah adalah 40 dari subyek AR, FL, LR, PS, SH, NR,
larutan elektrolit dapat berupa larutan IP, dan VP. Selanjutnya berdasarkan perolehan
asam, larutan basa, dan larutan garam. skor tiap subyek penelitian dapat dibuat tabel
Serta larutan asam mempunyai kekuatan distribusi frekuensi pada aspek isi. Distribusi
asam dan larutan basa mempunyai frekuensi skor aspek isi disajikan pada Tabel 3.
kekuatan basa.
c. Konsep-konsep yang dikuasai oleh Tabel 3. Distribusi frekuensi skor aspek isi
sebanyak 77 % siswa adalah Larutan Rentang Kategori F %
berupa larutan elektrolit dan larutan 0-10 Kurang Sekali 0 0
nonelektrolit. 11-20 Kurang 3 16,66
d. Konsep-konsep yang dikuasai oleh 21-30 Baik 2 11.11
sebanyak 72% siswa adalah larutan garam 31-40 Baik Sekali 13 72.22
bersifat asam, basa, netral. Serta kekuatan
ionisasi asam ditentukan oleh tetapan Berdasarkan tabel 3 tidak terdapat subyek
ionisasi asam dan pH larutan, dan tetapan pada rentang 0-10 artinya tidak ada siswa pada
ionisasi basa ditentukan oleh tetapan kategori kurang sekali. Pada rentang skor 11-20
ionisasi basa dan pH larutan. dengan kategori kurang terdapat 3 subyek
e. Konsep-konsep yang dikuasai oleh artinya ada 16.66% dari seluruh siswa yang
sebanyak 61% siswa adalah larutan garam memiliki kategori kurang. Pada rentang skor
dapat mengalami ionisasi. 21-30 dengan kategori baik terdapat 2 subyek,
Beberapa miskonsepsi yang dapat dilihat dari artinya ada 11.11% dari seluruh siswa yang
proporsi yang terhubung salah pada peta memiliki kategori baik. Selanjutnya pada
konsep larutan asam-basa antara lain: rentang 31-40 dengan kategori baik sekali
a. Larutan garam mempunyai ionisasi, dan terdapat 13 subyek artinya ada 72.22% dari
larutan garam bersifat asam, basa, dan seluruh siswa yang berkategori baik sekali.
netral. Salah satu siswa menuliskan bahwa
23
Ganda, B., Lombok, J. Z., Kumajas, J.., 2019
Ucapan terimakasih
Disampaikan banyak terima kasih kepada
seluruh dosen di Jurusan Kimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Manado dan juga SMA
Pioner Manado yang berperan penting dalam
pelaksanaan penelitian ini.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil identifikasi dan
pembahasan diketahui bahwa konsepsi siswa
yang ditangkap dari hasil peta konsep buatan
siswa diperoleh bahwa siswa dapat memahami
dengan baik konsep Larutan asam-basa.
Daftar Pustaka
1. Qing, Z., Wang, T., Zheng, Q. Probing high
school students’ cognitive structures and key
areas of learning difficulties on ethanoic acid
using the flow map method. Chem. Educ. Res.
Pract., 2015, 16, 589-602. DOI.
2. Mutakin, C. Pengembangan evaluasi peta
konsep sebagai alat ukur struktur kognitif
siswa kelas VIII MTs pada pokok bahasan
getaran dan gelombang. Skripsi, Semarang:
Universitas Negeri Semarang, 2011.
3. Shavelson R. J. Some aspects of the
correspondence between content structure and
cognitive structure in physics instruction, J.
Educ. Psychol., 1972. 63, 225-234.
4. Bonder, G. M. Contructivism: a theory of
knowledge. J. Chem. Educ. 1986, 63, 10, 873.
DOI
5. Jamaris, M. Perkembangan dan
Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-
Kanak. Gramedia : Jakarta, Indonesia, 2006.
ISBN
6. Flavell, J. H. Development of children's
knowledge about the mental
world. International Journal of Behavioral
Development, 2000, 24 (1), 15-23.
http://dx.doi.org/10.1080/016502500383421
24