Contoh Budaya
Tari Kecak
Tari kecak adalah tari tradisional dari Bali, tarian “cak” atau tarian api (Fire Dance bisa
disebut tarian hiburan dan cenderung menjadi tarian drama tari karena semuannya
menggambarkan peran seni “wayang penganangan” seperti Rama Sita. Tari kecak tidak
secara khusus digunakan dalam ritual keagamaan Hindu seperti ibadah dan upacara lainnya.
Bentuk-bentuk suci dalam tarian kecak biasanya di tampilkan dalam istilah kamanuhan
atau masalah yang mengacu pada kekebalan yang tak terlihat sehingga manusia tidak akan
terbakar oleh api. Tidak seperti tarian Bali lainnya yang menggunakan gamelan sebagai
iringan musik. Pertunjukan tari kecak hanya menggabungkan seni dari bunyi-bunyi atau
teriakan seperti “cak cak cak cak”.
Upacara Ngaben
Ngaben adalah sebuah upacara pembakaran jasad yang dilakukan oleh umt Hindu di Bali.
Upcara ini dimaksudkan untuk menyucikan roh anggota keluarga yang sudah meninggal dan
akan menuju ke tempat peristirahatan terakhir. Api membakar semua kotoran yang melekat
pada jasad dan roh orang yang telah meninggal.
Upacara ngaben massal diperuntukkan bagi keluarga yang kurang mampu, agar jasad
para leluhurnya dapat disucikan atau dibersihkan seuai dengan ajaran agama Hindu. Dengan
adanya ngaben massal ini, keluarga yang kurang mampu dapat melaksanakan ritual dengan
membayar 2,5 jut rupiah atau bahkan gratis jika memng benar-benar tidak mampu.
Upacara ngaben akan dimulai dengan arak-arakan dari para keluarga, masing-masing
keluarga membawa foto mendiang atau jasad yang akan di aben. Bunyi gamelan Bali ikut
mengiringi rombongan sampai ke lokasi ngaben. Setelah jasad di aben atau di bakar, sisa abu
dari pembakaran jasad di masukkan ke dalam buah kelapa gading untuk kemudian di larung
ke laut atau sungai yang di anggap suci.
Contoh Patriarki
a. Orang Minangkabau adalah bagian dari masyarakat matriarki terbesar yang masih
hidup yang mencakup sekitar empat juta orang pada tahun 2017. Kepercayaan umum
dalam budaya ini adalah bahwa ibu adalah orang terpenting dalam masyarakat. Wanita
menguasai dunia rumah tangga. Dan meski perkawinan dimungkinkan dalam masyarakat
Minangkabau, pasangan harus memiliki tempat tidur terpisah.
b. Suku Umoja adalah No Man’s Land. Disini laki-laki dilarang. Desa ini adalah rumah
bagi perempuan yang pernah mengalami kekerasan seksual atau berbasis gender. Desa
Umoja, yang berarti “persatuan” dalam bahasa Swahili, didirikan pada tahun 1990.
Pada tempat Wudlu Masjid atau Mushola, terdapat symbol gambar laki-laki dan
perempuan untuk membedakan tempat untuk berwudlu. Kegunaan symbol tersebut
dimaksudkan untuk membuat nyaman bagi perempuan atau laki-laki yang hendak
melaksanakan ibadah Sholat.
Selain hal tersebut juga digunakan untuk mejaga atau membatasi pandangan aurat
antara laki-laki dan perempuan. Symbol antara laki-laki dan perempuan dapat dipahami
dengan mudah oleh masyarakat dengan bentuk orang laki-laki pertanda untuk laki-laki dan
bentuk orang memakai rok pertanda untuk perempuan.
Fashion ibadah umat muslim yang digunakan oleh laki-laki dan perempuan
memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Ketika hendak beribadah umat muslim antara
laki-laki dan perempuan pakaian yang dikenakannya berbeda, yakni untuk menutup aurat.
Batas aurat perempuan adalah keseleruhan badan dari atas sampai kaki, kecuali
wajah. Sehingga ketika hendak beribadah maupun keluar rumah, perempuan harus memakai
gamis atau baju lengan panjang dengan memakai hijab. Sedangkan batas aurat laki-laki yaitu
dari perut sampai lutut. Sehingga jikalau keluar rumah laki-laki tidak harus memakai serba
panjang dan menutupi keseluruhan anggota tubuhnya. Hal ini yang membedakan antara laki-
laki dan perempuan
Contoh Jender