Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

Nama : KUMALASARI

Kelas : PAI- F

Satuan : SD NEGERI 2 JELAPAT

Judul Modul : PAI KONTEMPORER

Kegiatan Belajar : GENDER, CADAR, SERTA LGBT (KB 3)

Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

1. Konsep (Beberapa 1. GENDER


istilah dan definisi) di A. Pengertian gender
KB
Gender adalah konstruksi sosial yang mengacu pada peran, karakteristik,
dan sifat yang dianggap wajar dan sesuai dengan jenis kelamin tertentu dalam
masyarakat. Konsep gender terbentuk melalui proses internalisasi budaya laki-
laki yang menghasilkan persepsi gender yang memposisikan laki-laki sebagai
pemimpin dan pengambil keputusan, sementara perempuan diposisikan
sebagai istri yang bertugas mendampingi, melengkapi, menghibur, dan
melayani suami. Hal ini mengakibatkan terjadinya diskriminasi antara laki-laki
dan perempuan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Kesetaraan gender
bermakna memberikan akses yang sama kepada laki-laki dan perempuan untuk
menikmati pembangunan. Dalam ajaran Islam, kesetaraan gender bukanlah
penyamarataan antara laki-laki dan perempuan dalam segala hal, tetapi
memperhatikan perbedaan dalam pembagian tugas antara laki-laki dan
perempuan untuk memuliakan perempuan.

B. Gender dalam pandangan islam

adalah konsep yang terbentuk melalui proses internalisasi budaya laki-laki


yang menghasilkan persepsi gender yang memposisikan laki-laki sebagai
pemimpin dan pengambil keputusan, sementara perempuan diposisikan
sebagai istri yang bertugas mendampingi, melengkapi, menghibur, dan
melayani suami. Hal ini mengakibatkan terjadinya diskriminasi antara laki-laki
dan perempuan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Kesetaraan gender
bermakna memberikan akses yang sama kepada laki-laki dan perempuan untuk
menikmati pembangunan. Dalam ajaran Islam, kesetaraan gender bukanlah
penyamarataan antara laki-laki dan perempuan dalam segala hal, tetapi
memperhatikan perbedaan dalam pembagian tugas antara laki-laki dan
perempuan untuk memuliakan perempuan.

C. Dalam islam kedudukan gender

adalah sama dan setara, baik laki-laki maupun perempuan memiliki


kesempatan yang sama untuk memperoleh kebahagiaan dan kemuliaan. Islam
menolak pandangan-pandangan yang membeda-bedakan laki-laki dan
perempuan. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur'an Surah An-Nahl ayat 97 dan
memerlukan pemahaman baru terhadap agama dengan menggunakan
perspektif keadilan gender.

Perilaku penyetaraan gender di masyarakat dapat ditunjukkan dengan


memberikan kesempatan yang sama kepada laki-laki dan perempuan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan akses yang sama terhadap pendidikan,
pekerjaan, dan peluang pengembangan diri. Selain itu, masyarakat juga dapat
menghindari stereotipe gender yang membatasi peran dan kemampuan laki-laki
dan perempuan. Dalam ajaran Islam, penyetaraan gender dapat dilakukan
dengan memperhatikan perbedaan dalam pembagian tugas antara laki-laki dan
perempuan untuk memuliakan perempuan. [1][2] Contoh perilaku penyetaraan
gender di masyarakat adalah dengan memberikan kesempatan yang sama
kepada laki-laki dan perempuan untuk mengenyam pendidikan yang tinggi,
memperoleh pekerjaan yang setara, dan terlibat dalam kegiatan politik dan
sosial. Selain itu, masyarakat juga dapat menghindari stereotipe gender yang
membatasi peran dan kemampuan laki-laki dan perempuan. Dalam ajaran
Islam, penyetaraan gender dapat dilakukan dengan memperhatikan perbedaan
dalam pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan untuk memuliakan
perempuan.

D. Praktik ketimpangan gender terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu:

a. Marginalisasi atau proses peminggiran/pemiskinan, yang mengakibatkan


kemiskinan secara ekonomi. Seperti dalam memperoleh akses pendidikan,
seperti pandangan yang menganggap bahwa perempuan tidak penting untuk
mengenyam pendidikan yang tinggi dikarenakan nantinya akan mengerjakan
pekerjaan rumah.

b. Stereotipe, yaitu labeling (pelabelan) terhadap seseorang atau kelompok


yang tidak sesuai dengan realita yang terjadi. Kegiatan ini secara umum akan
selalu melahirkan ketidakadilan. Hal ini berimplikasi kepada terjadinya
penindasan dan ketidakadilan bagi kaum perempuan. Sebagai contoh
berkembang pemahaman di masyarakat bahwa perempuan hanya mampu
berperan untuk mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Sementara laki-laki
memiliki peran yang lebih dominan dalam hal melakukan pekerjaan di luar
rumah seperti mencari nafkah, menjalankan bisnis, bahkan aktif dalam
perpolitikan.

c. Violence yaitu suatu bentuk serangan terhadap fisik maupun psikologis


seseorang. Kekerasan terhadap seseorang tidak hanya tertuju pada fisik saja
seperti tindakan asusila dan lain sebagainya, namun juga mengarah pada
psikis seseorang.

2. CADAR
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai cadar bagi
wanita. Menurut Syaikh Muhammad al-Ghazali, dalam bukunya Al-Sunnah al-
Nabawiyah baina Ahli al-Fiqh wa al-Rakyi, bahwa Islam telah mewajibkan bagi
wanita untuk membuka wajah dalam ibadah haji, ibadah shalat dan tidak ada
dalil dalam al-Qur’an, hadis, dan akal yang menyuruh menutup wajah. Namun,
ada juga ulama Syafi’iyah yang memiliki pendapat bahwa menutup wajah itu
wajib dan dalilnya sama kuat. Namun, pendapat yang lebih tersohor di kalangan
ulama Syafi’iyah adalah bahwa aurat wanita adalah seluruh badan selain wajah
dan telapak tangan.

3. LGBT (LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, DAN TRANSGENDER )

1. Pengertian LGBT

LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender.


Dalam pandangan Islam, LGBT dianggap sebagai tindakan kejahatan dan
bertentangan dengan ajaran agama. Dampak negatif dari LGBT antara lain
terputusnya generasi (keturunan) dan rentannya pelaku homoseksual terhadap
penyakit menular dan kematian. Islam menyebut pelaku LGBT dengan sebutan
yang buruk seperti Al-Mujrimun (para pelaku kriminal), Al-Mufsidun (pelaku
kerusakan), dan Az-Zalimun (orang yang menganiaya diri). Hukuman bagi pelaku
LGBT dalam Islam bervariasi, mulai dari hukuman cambuk, hukuman mati,
hingga dihukum ta'zir dengan dimasukkan ke dalam penjara sampai bertaubat
atau sampai mati. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita harus menghormati
hak asasi manusia dan tidak melakukan tindakan diskriminatif terhadap mereka.
Kita harus membantu mereka untuk kembali pada fitrah yang sesungguhnya dan
menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran agama. [1][2] Namun, perlu
diingat bahwa Islam menolak tindakan homoseksual dan menganggapnya
sebagai dosa besar. Oleh karena itu, sebagai umat Islam, kita harus membantu
mereka untuk keluar dari perilaku tersebut dan kembali pada jalan yang benar.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan dukungan moral dan spiritual, serta
memberikan pemahaman yang benar mengenai ajaran agama.

2. Dampak LGBT di masyarakat


antara lain terputusnya generasi (keturunan) dan rentannya pelaku
homoseksual terhadap penyakit menular dan kematian. Menurut Abdul
Hamid Al-Qudah, spesialis penyakit kelamin menular dan AIDS di
Asosiasi Kedokteran Islam Dunia, 78% pelaku homoseksual terjangkit
penyakit-penyakit menular dan rentan terhadap kematian. Rata-rata usia
laki-laki yang menikah adalah 75 tahun, sedangkan rata-rata usia gay
adalah 42 tahun, dan menurun menjadi 39 tahun jika menjadi korban
AIDS. Rata-rata usia wanita yang bersuami dan normal adalah 79 tahun,
sedangkan rata-rata usia lesbian adalah 45 tahun. Selain itu, LGBT juga
dapat berdampak pada pendidikan, keamanan, dan sosial di masyarakat.

3. Para ulama berbeda pendapat tentang hukuman bagi pelaku


homoseksual.
Menurut ulama Syafi’iyah, hukuman hadd bagi pelaku homoseksual
adalah sama dengan hukuman hadd zina. Jika pelakunya muhshan
(sudah beristri atau bersuami) wajib dirajam sampai mati. Sedangkan jika
pelakunya (belum beristri atau belum bersuami) di cambuk 100 kali dan
diasingkan. Ghairu muhshan, hukumannya adalah rajam. Pendapat ini
sama dengan pendapat ulama Malikiyah dan pendapat ulama Hanafiah
dalam salah satu versi riwayat yang paling kuat dari Imam Ahmad.
Namun, menurut Imam Abu Hanifah, pelaku homoseksual hanya
dihukum ta’zir karena tindakan homoseksual tidak sampai menyebabkan
percampuran nasab. Sedang ta’zirnya adalah dimasukkan ke penjara
sampai bertaubat atau sampai mati. "Hukuman bagi Pelaku Homoseksual
dalam Islam",

Untuk mencegah kejahatan yang sangat membahayakan, Islam memberikan


beberapa ketentuan, antara lain:

1. Merendahkan pandangan/menundukan pandangan.


2. Berpakaian yang menutup aurat.

3. Memperbanyak puasa sunnah.

4. Memisahkan tempat tidur anak ketika ketika sudah berumur 10 tahun.

5. Menghindari perilaku wanita menyerupai pria dan sebaliknya. Sikap tomboy


wanita dan lemah gemulai seorang pria dilarang dalam Islam.

2 Daftar materi pada KB Perdebatan seputar cadar, termasuk isu-isu seperti identitas, kebebasan, hak
yang sulit dipahami perempuan, dan agama.
3 Daftar materi yang Beberapa orang mungkin menyamakan penggunaan cadar dengan
sering mengalami radikalisme atau ekstremisme agama, tanpa memahami keragaman
miskonsepsi dalam pemahaman dan praktik keagamaan dalam Islam.
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai