DIABETES MELLITUS
YENI RAHMA
NIM. P1337420418075
DIABETES MELLITUS
A. Diabetes mellitus
1. Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolik yang ditandai dengan
hiperglikemi yang berhubungan dengan abnormalitas metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh penurunan sekresi
insulin atau penurunan sekresi insulin atau mikrovaskular, makrovaskular,
neuropati. ( yuliana elin di kutip dalam NANDA NIC-NOC 2015 )
Klasifikasi diabetes mellitus
1) Klafikasi klinis:
a. DM
- Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau langerhans akibat proses
autoimun.
- Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin,
resistensi insulisn adalah turunya kemampuan insulin untuk
merangsang pengembaliaan glukosa oleh jaringan perifer dan
untuk menghambat produksinglukosa oleh hati:
• Tipe I dengan obesitas
• Tipe II tanpa obesitas
b. Gangguan tolerasi glukosa
c. Diabetes kehamilan
2) Klasifikasi resiko statistik
a. Sebelumnhya pernah menderita kelainan tolerasi glukosa.
b. Berpotensi menderita kelainan glukosa
2. Etiologi
1. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel
beta pancreas yang disebabkan oleh:
- Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes mellitus tipe itu
sendiri, tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan
genetic kearah terjadinya diabetes tipe I
- Faktor imunnologi (autoimun)
- Faktor lingkungan : virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
autoimun yang menimbulkan estruksi sel beta.
2. DM tipe II
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin. Faktor
resiko yang berhubungan dengan proses terjadi diabetes tipe II : usia,
obesitas, riwayat, dan keluarga.
Hasil pemeriksaan glukosa darah 2 jam pasca pembedahaan dibagi
menjadi 3 yaitu:
1) < 140 mg/dl : normal
2) 140- < 200 mg/dl : tolerasi glukosa terganggu
3) > 200 mg/dl : diabetes
( NANDA NIC-NOC 2015)
3. Manifestasi klinis
1. Kadar glukosa puasa tidak normal
2. Hiperglikemia berat berakibat glukosuria yang akan menjadi dieresis
osmotic yang meningkatkan pengeluaran urin (poliuria) dan timbul rasa
haus ( polidipsia)
3. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), BB berkurang
4. Lelah dan mengantuk
5. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, mata kabur,
impotensi, peruritas vulva.
( NANDA NIC-NOC 2015)
B. Ulkus diabetes mellitus
1. Definisi
Menurut Andyegreeni dikutip oleh Andra dan Yessi (2013, p. 211)
Ulkus adalah luka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan
ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman
saprofit. Adanya kuman saprofit tersebut menyebabkan ulkus berbau,
ulkus diabetikum (disebut dengan ulkus diabetes mellitus) juga merupakan
salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati
perifer.
Menurut Parment dikutip oleh Tarwoto (2012, p. 219)
Ulkus diabetik adalah kerusakan sebagian (partial thickness) atau
keseluruhan (full thickness) pada kulit yang dapat meluas ke jaringan
bawah kulit, tendon, otot, tulang atau persendian yang terjadi pada
seseorang yang menderita penyakit diabetes mellitus, kondisi ini timbul
sebagai akibat adanya peningkatan kadar gula darah yang tinggi. Jika
ulkus berlangsung lama, tidak dilakukan penatalaksanaan dan tidak
sembuh, luka akan menjadi terinfeksi. Ulkus, infeksi, neuroarthropati, dan
penyakit arteri perifer sering mengakibatkan gangren dan amputasi
ekstremitas bagian bawah.
6. Pathway
Disfungsi pankeas
Defisiensi insulin
Hiperglikemia
Makrovaskuler Mikrovaskuler
Iskemia luka
Nyeri akut
Ulkus diabetikum
Kerusakan
Keterbatasan gerak lapisan kulit hilang integritas kulit
menyeluruh, meluas,
dan luka dalam.
Hambatan mobilitas
fisik gangren
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan luka ulkus diabetikum.
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan menurunnya
sirkulasi darah ke jaringan.
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan dan rasa
nyeri pada luka.
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan sebagaian
anggota tubuh.
3. Rencana keperawatan
4. Implementasi
Implementasi merupakan tahap ketika perawat mengaplikasikan
rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan
guna membantu pasien mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan
perbandingan yang sistemastis dan terencana antara hasil akhir yang
teramati dan
tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
1. Evaluasi Formatif
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien
segera pada saat setelah dilakukan tindakan keperawatan.
Ditulis pada catatan perawatan, dilakukan setiap selesai
melakukan tindakan keperawatan.
2. Evaluasi Sumatif SOAP
Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status
kesehatan sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan
perkembangan yang merupakan rekapan akhir secara
paripurna, catatan naratif, penderita pulang atau pindah.
DAFTAR PUSTAKA