atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan
ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit.
juga merupakan salah satu gejala klinik dan perjalanan penyakit DM dengan
Kadar LDL yang tinggi memainkan peranan penting untuk terjadinya Ulkus
Mellitus)
Diabetes Mellitus)
b. Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2001: 1224), penyebab dari diabetes mellitus
adalah:
a. Diabetes Tipe I
a. Faktor genetik.
b. Faktor imunologi.
c. Faktor lingkunngan.
b. Diabetes Tipe II
a. Usia.
b. Obesitas.
c. Riwayat keluarga.
d. Kelompok genetik.
Faktor-faktor yang berpengaruh atas terjadinya ulkus diabetikum
a. Faktor endogen
1) Genetik, metabolik.
2) Angiopati diabetik.
3) Neuropati diabetik.
b. Faktor ekstrogen
1) Trauma.
2) Infeksi.
3) Obat.
Faktor utama yang berperan pada timbulnya ulkus Diabetikum adalah angipati,
menurunnya sensai nyeri pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa
terasa yang mengakibatkan terjadinya ulkus pada kaki gangguan motorik juga
akan mengakibatkan terjadinya atrofi pada otot kaki sehingga merubah titik
tumpu yang menyebabkan ulsestrasi pada kaki klien. Apabila sumbatan darah
terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa
c. Patofisiologi
mellitus adalah :
1) Diabetes tipe I
terukur oleh hati. Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak
dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap
dieksresikan dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan
napas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan
2) Diabetes tipe II
insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini.
diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu gangguan pada
adanya tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang
walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh
a. Pain (nyeri).
b. Paleness (kepucatan).
c. Paresthesia (kesemutan).
e. Paralysis (lumpuh).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari
fontaine:
Klasifikasi :
yaitu:
Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh dengan kemungkinan
Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki dengan atau tanpa
selulitis.
e. Komplikasi
Menurut Subekti (2002: 161), komplikasi akut dari diabetes mellitus adalah
sebagai berikut :
1) Hipoglikemia
penurunan glukosa darah. Gejala ini dapat ringan berupa gelisah sampai
2) Hiperglikemia
penghentian obat oral maupun insulin yang didahului oleh stress akut.
pembengkakan ibu jari kaki, plantar warts, jari kaki bengkok, kulit kaki
penyakit diabetes mellitus berupa luka terbuka pada permukaan kulit yang
kadar gula darah yang tinggi sehingga klien sering tidak merasakan adanya
bakteri aerob maupun anaerob (Waspadji, 2009). Ulkus kaki pada klien
Luka diabetes adalah infeksi, ulkus atau kerusakan jaringan yang lebih
terjadi pada klien yang menderita diabetes mellitus. Dua hal yang dapat
(Robert, 2000).
Luka diabetes dengan gangren didefinisikan sebagai jaringan
nekrosis atau jaringan mati yang disebabkan oleh karena adanya emboli
pembuluh darah besar arteri pada bagian tubuh sehingga suplai darah
melitus). (Maryunani,2013).
ulkus kaki diabetik yang sulit sembuh dan risiko amputasi pada tungkai
bawah, keadaan ini memberi beban sosioekonomi baik bagi pasien dan
masyarakat.
3. Etiologi
a. Diabetik neuropati
kondisi ini sistem saraf yang terlibat adalah saraf sensori, motorik dan
lemak, sel-sel otot halus, monosit, pagosit dan kalsium. Faktor yang
hipertensi.
c. Trauma
4. Patofisiologi
menyebabkan neuropati:
kering dan terbentuknya fisura. Penyakit vaskuler yang terdiri dari makroangiopati
pada ekstremitas.
Selain neuropati penyakit peripheral vascular desease (penyakit vascular perifer) juga
menjadi penyebab terjadinya ulkus. Penyakit vascular perifer terjadi dari dua, yaitu:
aliran darah (iskemia). Trauma dan kerusakan respon terhadap proses infeksi
menjadi penyebab terjadinya luka diabetes selain neuropati dan penyakit vaskuler
perifer.
C. Penatalaksanaan
a. Medis
3) Penghambat glukoneogenesis.
b. Insulin
3) Ketoasidosis diabetik.
c. Terapi Kombinasi
glukosa darah.
b. Keperawatanan
mekanik yang dapat merata tekanan tubuh terhadap kaki yang luka
a. Diet
kadar lemak.
b. Latihan
c. Pemantauan
optimal.
d. Terapi (jika diperlukan)
malam hari.
e. Pendidikan
infeksi turun sehingga kontrol gula darah yang baik harus diupayakan
g. Stres Mekanik
roda, sepatu yang tertutup dan sepatu khusus. Semua pasien yang
istirahat ditempat tidur, tumit dan mata kaki harus dilindungi serta
kedua tungkai harus diinspeksi tiap hari. Hal ini diperlukan karena
kaki pasien sudah tidak peka lagi terhadap rasa nyeri, sehingga akan
h. Tindakan Bedah
D. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Arora (2007: 15), pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi 4 hal
yaitu:
a. Postprandial
Dilakukan 2 jam setelah makan atau setelah minum. Angka diatas 130
kadar gula darah selama 140 hari terakhir. Angka Hb1C yang melebihi
gula, dan akan diuji selama periode 24 jam. Angka gula darah yang normal
dua jam setelah meminum cairan tersebut harus < dari 140 mg/dl.
d. Tes glukosa darah dengan finger stick, yaitu jari ditusuk dengan sebuah
metabolik dan pengaruh fungsi pada organ, data yang perlu dikaji meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
2. Sirkulasi
3. Eliminasi
5. Neurosensori
6. Nyeri / kenyamanan
7. Pernafasan
8. Seksualitas
9. Penyuluhan / pembelajaran
hipertensi
F.Diagnosa Keperawatan
pada ekstrimitas.
pembuluh darah..
gula darah.
hiperglikemia
Ginjal tak
mampu Intake glukosa sel Angiopati
memfiltrasi berkurang diabetik
glukosa makroangiopati
mikroangiopati
glukosuria Pembentukan
Terganggunya
Sel kelaparan aliran darah ke Neuropati protein
Diuretik kaki perifer terglikasi
osmotik
Peningkatan
Penurunan G3 sensori
pemecahan Pembuluh
poliuria asupan nutrisi motorik darah
dan O2
tersumbat
Kekurangan trauma
trauma
volume cairan Retinopati
Luka sulit Pandangan
sembuh kabur
Merangsang protein dan ulkus
rasa haus lemak
iskemik Resiko tinggi
infeksi cidera
polidipsi polifagi
Polineuropati ganggren
Masukan diabetik
yang nyeri
melebihi Gangguan
nyeri
aktivitas integritas jaringan
H. Intervensi keperawatan