Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REPORT

Dosen Pengampu :

Dra. Nuwairy Hilda, M.Pd

Yuzia Eka Putri, S.St, M.Pd M.Par

Disusun Oleh :

JUAN RICKY MANURUNG NIM : 5203142017

PENDIDIKAN TATA BOGA I A

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah tentang Dapur Dalam ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata Manajemen Dapur

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini baik yang berupa materi maupun yang berupa gagasan,
Sehingga makalah ini dapat mencakup pembahasan yang diperlukan.

Kami menyadari bahwa critical book report ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata,
semoga critical book report ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan,06 Oktober, 2020

JUAN RICKY MANURUNG

BAB I

Pendahuluan

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR


Sering kali kita bingung memilih buku referensi untuk kita baca dan pahami.
Terkadang kita memilih satu buku, namun kurang memuaskan hati kita. Misalnya dari segi
informasi yang terkandung di dalamnya.

Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih buku referensi.Selain itu, salah satu faktor yang melatarbelakangi penulis
mereview buku ini adalah agar kita bisa berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari sebuah buku.

B. Tujuan Penulisan CBR

Tujuan dari pembuatan Critical Book Report ini ialah :

Mengulas isi sebuah buku

Mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku.

Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab
dari buku.

Menambah wawasan pembaca maupun penulis mengenai manajemen dapur

C. Manfaat CBR

Manfaat dari pembuatan Critical Book Report ini ialah :

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah manajemen dapur

Untuk menambah pengetahuan para pembaca.

Memudahkan pembaca dalam memahami isi dari buku.

Menambah wawasan penulis.

Melatih penulis berpikir kritis.

D. IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA

Judul Buku : Menata Minimalis

Penulis : Anita Rahmatia. S.Ds.& Putri Dwimirnani,S.Ds

Penerbit : PT Penebar Swadaya

Tahun Terbit : Januari 2010

Tebal Halaman : 115 hal

Kota terbit : Jakarta

BUKU PEMBANDING

1. Judul Buku : Dasar Dasar Gizi Kuliner

2. Penulis : Dr Soebagio Soemordhartjo

3. Penerbit : Pt Grasindo

4.. ISBN : 979-669-418-2

5. . kota terbit. : jakarta


Bab 2

Ringkasan buku

A. Buku utama

Seputar dapur

Dapur merupakan ruang khusus yang dilengkapi dengan peralatan dan


perlengkapan memasak serta memiliki fasilitas yang menunjang kegiatan memasak
itu sendiri. Selain memasak, dapur juga dilengkapi dengan fasilitas untuk persiapan
dan penyajian makanan.

Dahulu, dapur dikenal sebagai tempat yang kotor, lengket, basah, dan letaknya pun
terpisah jauh dari ruang lainnya dalam rumah. Namun, keadaan yang bisa dilihat
sekarang justru jauh berbeda. Oleh karena itu, tak heran bila saat ini dapur terbagi
dua, yaitu dapur basah dan dapur kering, yang memiliki fungsi berbeda.

Dapur yang biasanya disatukan dengan ruang keluarga atau ruang makan kerap
disebut sebagai pantry atau dapur kering. Ruangan ini biasanya dilengkapi
perlengkapan dapur modern. Sementara itu, dapur basah biasa digunakan untuk
memasak. Dapur basah ini lebih banyak digunakan untuk menghangatkan makanan
sebelum disajikan atau digunakan untuk memasak sesuatu yang praktis, yang
kalaupun menggunakan bumbu-bumbu semuanya sudah setengah jadi. Pada intinya,
kini desain dapur tengah menjadi tren selaras perkembangan zaman. Dapur yang
dilengkapi kitchen set modern menjadi masalah penting dalam menata rumah. Boleh
jadi sama pentingnya dengan penataan ruang tamu dan ruang keluarga atau ruang
lainnya dalam sebuahhunian. Saat ini, keberadaan pantry tak sekadar berfungsi
sebagai dapur, namun juga menjadi tempat berkumpulnya anggota keluarga ketika
sarapan atau makan malam. Kegiatan di pantry biasanya meliputi menyimpan
bahan makanan kering, memasak bahan makanan yang praktis, menghangatkan
makanan, ataupun membuat minuman segar. Sementara itu, kegiatan masak-
memasak dilakukan di dapur kotor atau yang biasa disebut area servis. Keberadaan
pantry sangat bermanfaat karena selain untuk kegiatan tersebut, juga bisa untuk
mempermanis ruang dalam rumah. Istilah pantry berasal dari bahasa lnggris yang
berarti "kamar kecil untuk menyimpan barang pecah belah atau makanan kecil".
Namun, dalam perkembangannya di Indonesia, istilah pantry sering diartikan
"dapur bersih". Sebab, selaras gaya hidup dan perkembangan teknologi, akhimya
desain dapur dengan perlengkapan di dalamnya telah menjadi sebuah mode. Oleh
karena itu, tak heran bila dapur dilengkapi kitchen set yang selaras dengan
kebutuhan dan mode terkini.

Adapun kelengkapan yang dibutuhkan untuk membuat dapur mungil antara lain
berupa kabinet atas yang terdiri dari tempat penyimpanan benda-benda untuk
memasak dan makan, seperti piring, gelas, pisau, dan peralatan kecil lainnya serta
pengisap asap dari kompor gas agar asap kompor bisa langsung di- isap dan tidak
menyebar ke ruangan atau pun mengotori langit-langit ruang dapur. Hal ini akan
dibahas lebih lengkap pada bab selanjutnya.

Fungsi Dapur

fungsi kegiatan utama dalam dapur, yaitu kegiatan mempersiapkan, membersihkan,


meracik, serta memasak. Dalam dunia desain, ketiga kegiatan tersebut dikenal
sebagai konsep "segi tiga kerja" atau the work triangle dan dibagi ke dalam tiga zona
besar yang kemudian dijadikan acuan dalam membuat standar dapur secara umum.

1. Prep & clean zone Preparation and cleaning zone atau zona persiapan dan
membersihkan

ada- lah zona dimulainya semua kegiatan memasak. Berbagai kegiatan yang
merupakan awal kegiatan memasak dilakukan di area ini, mulai dari kegiatan
mempersiapkan bahan-bahan masakan dari lemari penyimpanan (kulkas) hingga
kegiatan membersihkan, baik itu membersihkan peralatan dan perlengkapan
memasak sampai kegiatan membersihkan sayur-mayur maupun bahan masakan
lainnya.

2. Mixing zone

Setelah disiapkan dan dibersihkan, kegiatan selanjutnya adalah meracik bahan-


bahan masakan di area meracik (mixing zone) yang nantinya masuk ke proses
pemasakan. Kegiatan lain yang biasanya dilakukan adalah mengupas, memotong,
mengiris, dan mencampur bahan-bahan sehingga area ini harus ditata dengan baik
dan cukup dekat dengan alat masak yang paling sering dibutuhkan, seperti pisau,
talenan, mangkuk, dan sebagainya. Pastikan pula di area ini tersedia lahan yang
cukup luas untuk mengakomodasi semua bahan makanan yang hendak diracik.

3. Cooking zone

Terakhir dan yang paling utama adalah cooking zone atau area memasak. Area ini
adalah area paling panas yang dilengkapi dengan kompor serta tempat sementara
untuk makanan panas. Fasilitas lain yang seharusnya ada yaitu kabinet untuk
meletakkan bumbu, panci, dan penggorengan yang letaknya tidak jauh dari kompor.
Selain itu, sebaiknya Anda letakkan pula microwave dan oven yang dimiliki di area
ini

B. Stndart dapur

1. Standar ukuran dapur

Ukuran dapur tidak dapat ditentukan secara global, namun harus didasarkan pada
besar area yang diperlukan untuk mengakomodasi berbagai kegiatan di dalamnya.
Hal terpenting dalam menentukan ukuran minimal sebuah dapur yaitu dengan
mempertimbangkan beberapa patokan yang terbagi ke dalam pintu dan akses ke
dalam dapur dan area sekitarnya, jarak dan pembagian bidang

2. Sirkulasi

Sirkulasi Terdapat standar ukuran untuk menjaga alur sirkulasi pengguna dalam
dapur agar tidak mengganggu aktivitas memasak. Standar lebar area sirkulasi
minimal yang direkomendasikan yaitu 100 cm untuk satu orang pengguna dan 120
cm untuk dua orang pengguna. Area sirkulasi yang dimaksud yaitu jarak antara
meja dapur, lemari, serta perlengkapan pelengkap dapur lainnya. Pada setiap
perlengkapan dapur, sediakan area kosong minimal 75 cm x 120 cm untuk
memudahkan pergerakan. Area-area tersebut bisa jadi tumpang- tindih.

3.Fasilitas penyimpanan (storage)

Salah satu hal terpenting dalam desain dapur adalah penyediaan fasilitas
penyimpanan yang memadai. Hal ini disebabkan banyaknya peralatan yang
digunakan dalam dapur sehingga tanpa penataan ruang yang terukur dan penuh
perhitungan, ada kecenderungan ruangan tersebut akan menjadi berantakan.
Standar ukuran fasilitas penyimpanan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori
berdasarkan ukuran dapur, yaitu

 dapur berukuran kecil, total area deretan laci dan rak sekitar 35 m?;
 dapur berukuran sedang, total deretan laci dan rak sekitar 43 m?;
 dapur berukuran besar, total deretan laci dan rak sekitar 50 m?.

4. Standart perelatan dan perlengkapan memasak


 Perlengkapan penyimpanan: lemari pendingin, dispenser, rak piring, dan
penyimpanan peralatan makan. Perlengkapan memasak: kompor (gas/listrik),
oven, microwave, dan sebagainya. Peralatan persiapan memasak: pisau,
talenan, wadah bumbu, wadah masakan, dan sebagainya.
 Peralatan memasak: wajan, panci, spatula, penanak nasi, dan sebagainya.
 Perlengkapan kebersihan: tempat sampah, penghancur sampah organik
(trash compactor dan disposer), dan sebagainya.
 • Perlengkapan pelengkap: mesin pencuci piring, laci penghangat makanan,
ventilasi, dan sebagainya.
 Peralatan pelengkap: mixer, juicer, blender, dan sebagainya. Beberapa
peralatan dan perlengkapan

5. Pemilihan material dalam dapur


 Karena dapur sering kali berhubungan dengan penggunaan api di dalamnya,
maka hindari penggunaan area memasak dari material yang mudah terbakar,
seperti bahan kayu lapis. Sebaiknya pilih material yang tahan terhadap api
dan panas di antaranya stainless steel, granit, dan keramik.
 Pilihlah material dinding yang tahan terhadap panas dan uap. Dalam hal ini,
keramik banyak digunakan sebagai material dinding dapur karena selain
kuat dan mudah dibersihkan, harganya pun relatif terjangkau dibanding
granit.
 Hindari penggunaan dinding yang bertekstur karena tekstur akan membuat
celah-celahnya sulit dibersihkan dan dapat menjadi timbunan kotoran, debu,
dan minyak.
 Untuk lantai, sebaiknya pilih material lantai yang tidak licin karena area
dapur rentan sekali terpercik minyak dan air.

C. Menata Dapur Minimal

Agar tatanan interior dapur memiliki nuansa yang kuat sebagai dapur minimalis,
tentu ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan. Berikut ini beberapa
prinsip yang harus dperhatikan saat menata dapur minimalis.

1. Menciptakan dapur apik nan indah dipandang


Selain bersih dan sehat, keindahan dapur juga menjadi hal yang harus
diperhatikan. Beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk
menciptakan dapur yang apik dan indah antara lain sebagai berikut.
 Gunakan warna-warna yang cenderung terang agar ruangan dapur terkesan
lapang, lebih bersih, lebih cerah, dan lebih segar.
 Rancanglah dapur seoptimal mungkin karena pada rumah mungil dapur
akan langsung terlihat dari ruang makan atau ruang keluarga, bahkan dari
ruang tamu. Selain itu, usahakan tema desain dapur sesuai dengan desain
interior rumah. Dalam hal ini, tentunya dapur bergaya minimalis untuk
rumah minimalis pula.

B. Buku pembanding

A. Dapur

Dapur merupakan bangunan atau ruang yang digunakan untuk menjalankan


kegiatan gizi kuliner. Dilihat dari perkembangan teknologi dalam bidang gizi
kuliner, terdapat empat macam dapur, yaitu dapur tradisional, dapur modern,
dapur sangat modern, dan dapur yang canggih. Merancang dapur sebaiknya tahu
betul bagaimana dapur itu nanti akan dipergunakan untuk memasak, dan
bagaimana dapur itu dapat memproduksi makanan yang seefisien mungkin. Jangan
dilupakan pembuangan limbah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan, higiene dan
sanitasi. Cukup persediaan air bersih. Sebaiknya di dekat pintu masuk dapur ada
bak cuci tangan dan serbet yang bersih. Di bagian lantai dapur perlu ada saluran-
saluran untuk memudahkan membuang atau mengalirkan air bila lantai dicuci
(dipel). Seorang arsitek merancang suatu dapur pertama-tama memperhatikan
tentang kemudahan untuk dibersihkan, kuat, efisien, dan perlu adanya tempat
penyimpanan barang atau bahan makanan, seperti gudang, ruang pendingin atau
pembeku (freezer) untuk menyimpan jenis daging dalam jumlah besar. Seorang
interior designer banyak melihat ke segi-segi keindahan dan kurang memperhatikan
fungsi atau kegunaan. Seorang pengusaha perabot, cabinet dealer berusaha menjual
barang yang sudah mempunyai standar atau patokan ukuran yang mungkin tidak
cocok dengan yang dikehendaki oleh konsumen. Atau dapur harus dibuat dengan
menyesuaikan standar ukuran yang sudah ada. Seorang kontraktor bangunan
mempunyai kebiasaan membuat dapur yang telah ditentukan model atau tipenya,
yang kadang-kadang tidak sesuai dengan selera konsumen.

B. Letak Dapur

Letak Dapur rumah tangga merupakan bagian dari bangunan induk rumah tinggal.
Letak bangunan dapur ada di dalam bangunan induk, dekat atau jadi satu yang
dengan ruang makan. Ada pula yang sama sekali di luar bangunan induk di bagian
belakang rumah. Yang terakhir ini biasanya terdapat pada bangunan rumah kuno
yang mempunyai halaman luas. Bangunan rumah kini, terutama yang tipe rumah
kecil atau sedang, tidak terlihat ada bangunan dapurnya. Hanya ada ruang (space)
untuk menaruh satu kompor.

C. Kebaikan dan Kelemahan Dapur

yang dibangun di dalam bangunan induk mempunyai kelebihan mudah dicapai dan
dapat sambil mengawasi bagian lain serta praktis, karena mudah mencapai ruangan-
ruangan lain. Dengan demikian, segala sesuatunya dapat dijalankan dengan cepat.
Kele- mahannya, bau masakan yang tajam dan asap yang timbul dapat menjalar ke
bagian-bagian lain. Untuk mencegahnya dapur perlu dilengkapi dengan cerobong
asap yang baik, cukup ventilasi atau lubang angin, dan penyedot atau exhaust fan,
serta cukup penerangan. Bila dapur dibangun di luar bangunan induk, berarti jauh
dari ruangan lain, jauh dari pengawasan, jauh dari ruang makan, dan kurang
praktis. Namun, kemungkinan bau masakan yang tajam dan merangsang tidak
mudah tercium sampai ruangan lain. Ruang dapur yang sekaligus dilengkapi dengan
meja makan, berarti dapur dan ruang makan jadi satu. Hal ini sangat praktis dan
menghemat ruangan seperti bangunan yang luasnya terbatas

D. Luas Dapur

Luas dapur yang optimal atau yang memadai untuk menjalankan kegiatan
penyelenggaraan gizi kuliner tentu sangat ideal. Untuk menentukan luas optimal ini,
perlu diperhitungkan macam dan banyaknya makanan atau volume makanan yang
akan diproduksi, serta memperhitungkan pula macam peralatan masak yang
digunakan dan jumlahnya. Dengan menggunakan alat masak yang serbaguna atau
alat elektronik, mungkin tidak membutuhkan ruangan yang terlalu besar. Ada juga
yang menentukan dengan memperhitungkan persentase dari seluruh bangunan
rumah. Untuk itu, belum ada standar dasar perhitungannya. Sangat sulit untuk
mempertahankan produksi makanan yang baik dan bermutu tinggi serta aman, bila
ruang penyelenggaraan gizi kuliner sempit atau kurang memadai. Ruang gerak
untuk menjalankan kegiatan penyelenggaraan gizi kuliner perlu di- perhitungkan,
agar selama bekerja tidak selalu berdesak atau bersentuhan sehingga tidak bebas
untuk menjalan- kan tugasnya.

E. Bahan Bangunan Dapur

Bahan bangunan dapur sebaiknya dipilih yang tidak mudah terbakar, mudah
dibersihkan, anti lalat dan serangga lain, tidak mudah membuat noda, tahan panas,
tahan benturan dan menarik. Sesuai dengan per- kembangan teknologi dalam bidang
bahan bangunan, khususnya untuk membuat bangunan dapur, telah banyak bahan
bangunan dipasarkan. Dapat memilih sesuai dengan kemampuan dan selera.
Beberapa contoh bahan bangunan dapur, misalnya tegel porselen, teraso, keramik,
marmer, formika, dan tacon. Hal ini akan terus berkembang mengikuti
perkembangan bahan bangunan yang lain. Misalnya, untuk lantai dapur perlu
dipilih tegel yang khusus untuk lantai dapur, yaitu yang agak kasar, tidak licin,
mudah dibersihkan. Pakailah bahan pembersih yang membuat lantai mudah kering.

F. Warna Dapur
Warna interior dapur, hendaknya memberi sinar terang; warna itu dapat
menangkap sinar dan dapat merefleksikan kembali. Pilihlah warna yang tidak
disukai lalat. Gambaran proporsi sinar yang di- refleksikan oleh berbagai warna cat
yang digunakan, penting untuk menentukan pilihan warna cat yang baik untuk
ruang dapur, macam warna, dan daya tangkap sinar yang merefleksikan kembali.

G. Bentuk dapur

Ketiga pusat kerja diatur dengan menyesuaikan luas dapur. Dengan luas dapur yang
ada, pusat kerja dapat diatur dengan berbagai bentuk tata alur, seperti berikut ini.

 Bentuk L, berbentuk dua dinding atau dua bagian (counter) yang saling
berhubungan.
 Bentuk U, berbentuk tiga dinding atau tiga bagian yang saling berhubungan
atau bersambungan.
 Bentuk lorong, yaitu terdiri atas dua dinding atau dua bagian yang saling
berhadapan.
 Bentuk satu garis, yaitu berbentuk satu dinding atau satu counter. Dapat juga
hanya berupa satu meja pan- jang di satu sisi tempat ketiga pusat kerja itu
berada.

H. Pengadaan Alat

Sesuai dengan fungsinya, penyelenggaraan gizi kuliner dapat dikelompokkan


menjadi empat, yaitu (a) alat pengolahan bahan makanan, (b) alat penghidang
makanan, (c) alat makan dan minum, dan (d) alat dapur elektronik.

 Alat Pengolahan Bahan Makanan Alat pengolahan bahan makanan terdiri


atas alat persiapan memasak dan alat memasak. Alat persiapan memasak
adalah semua alat yang digunakan untuk mempersiapkan bahan makanan
yang akan dimasak. Macamnya, antara lain talenan, yaitu alas untuk
memotong-motong bahan makanan dibuat dari kayu, jenis plastik, atau kayu
dilapis formika. Macam- macam pisau, antara lain pisau dapur, pisau daging,
pisau ikan, pisau buah, pisau roti, dan pisau tulang. Macam- macam parutan,
antara lain parutan kelapa, parutan pala, parutan keju, dan parut gobet.
Macam-macam saringan, misalnya saringan santan dan ayakan tepung.
Selain itu, ada penggilingan daging, penghalus kentang, pengocok telur,
sendok ukuran, mangkok ukuran atau gelas ukuran, timbangan bahan
makanan atau timbangan diit, dan alat-alat lain, misalnya waskom, cobek dan
anak cobek (ulekan), dan berbagai macam cetakan. Semua ini mempunyai
bentuk dan ukuran yang berbeda-beda.
 Alat Masak Semua yang digunakan untuk memasak atau mematangkan
bahan makanan yang telah dipersiapkan disebut alat masak. Alat masak
kompor, yaitu alat masak yang paling vital. Ada tiga macam kompor yang
sering atau lazim digunakan, yaitu kompor minyak tanah, kompor gas, dan
kompor listrik. Banyak macam kompor yang dipasarkan, dengan berbagai
macam merek dagang dan kualitas. Namun, dapur yang sederhana atau
primitif masih menggunakan bahan bakar kayu atau arang dan briket (batu
bara)

I. Perlengkapan masak
 Panci
Panci sebagai alat perebus dengan berbagai macam ukuran, dan bentuk serta
kualitas.
 Ketel atau ceret
Ketel atau ceret adalah perlengkapan untuk merebus air. Ketel/ceret ada yang
dilengkapi dengan peluit yang dapat berbunyi bila air telah mendidih
 Dandang/risopan/soblokan
Dandang adalah perlengkapan pengukus. Alat pengukus tradisional, terdiri
atas dua bagian, yaitu bagian bawah untuk tempat air, dan bagian atas
kukusan yang dibuat dari anyaman bambu.

J. Alat Pelengkap Masak


Yang dimaksud dengan alat ini, misalnya sodet dan serok sebagai pelengkap alat
penggoreng (wajan). Alat- alat ini juga mempunyai ukuran dan bentuk yang
berlainan, tergantung dari kegunaannya, misalnya untuk mengangkat bawang
goreng, lubangnya lebih halus daripada serok untuk mengangkat kerupuk. Ada pula
irus atau sendok sayur yang bentuknya juga bermacam- macam, misalnya irus yang
berlubang, yaitu alat untuk meniriskan sayuran setelah direbus. Selain itu, ada
entong atau sendok nasi, sendok kayu untuk mengaduk- aduk masakan seperti
bubur, podeng, dan saus.

K. Alat Penghidang Makanan

Alat penghidang makanan adalah semua alat yang digunakan untuk menghidangkan
makanan yang akan disajikan di atas meja penghidang atau meja makan. Mulai dari
alat penutup meja (alas dasar meja), taplak, dan ada yang dilengkapi dengan kain
penutup kaki meja hingga perlengkapan penyajian makanan/hidangan. Alas meja
biasanya lebih tebal dan polos, sedangkan taplak meja sangat bervariasi menurut
selera dan keserasian dengan keadaan sekelilingnya. Demikian pula kain penutup
kaki meja. Alat penghidang berikutnya, antara lain per- lengkapan penyajian
hidangan/makanan, seperti tempat nasi yang mempunyai ukuran dan bentuk yang
berbeda- beda. Tempat nasi ini biasanya berlubang-lubang dan dilengkapi dengan
sendok nasi/entong yang serasi dengan tempat nasi. Pinggan cekung dapat digunakan
untuk masakan yang berkuah, dan pinggan agak cekung untuk masakan yang sedikit
kuah, sedangkan pinggan datar untuk masakan kering. Bentuknya berbeda-beda,
ada yang bulat, lonjong, dan segi empat, serta ada yang bertutup dan tak bertutup.
Alat-alat penghidang ini ada yang polos, berwarna, dan bermotif. Alat penghidang
ini dilengkapi dengan sendok atau garpu penghidangnya sesuai dengan
kegunaannya. Untuk menghidangkan masakan yang harus selalu panas, diciptakan
pinggan yang dilengkapi dengan perapian atau kompor kecil yang dapat dinyalakan
selama makanan dihidangkan di atas meja. Pinggan dan alat perapian merupakan
satu kesatuan alat penghidang. Memiliki berbagai ukuran dari yang paling kecil
sampai yang besar untuk makanan massal.

L. Alat Makan dan Alat Minum


Alat makan ialah seperangkat alat makan yang biasa- nya diatur/disusun di atas
meja makan sebelum makan- an dihidangkan. Jenis alat makan yang digunakan
sesuai dengan pola makan atau kebiasaan makan. Berikut ini contoh alat makan
yang biasa digunakan sehari-hari.

 Alas piring, berupa piring besar dan ceper atau datar. Piring makan ceper
ditaruh di atas alas piring, dan di atas piring ceper ada piring cekung. Piring
cekung ini biasanya untuk makan hidangan sup, soto atau sejenisnya.
 Piring kecil tempat tulang atau duri atau apa saja yang akan disingkirkan.
Piring ini diletakkan di samping piring makan sebelah kanan agak ke depan.
 Sendok dan garpu makan, serta sendok sup
 Pisau makan dan pisau buah. Biasanya untuk me- motong hidangan daging,
dan pisau buah untuk mengupas atau memotong buah.
 Mangkok tempat air pencuci tangan.
 Serbet makan atau serbet tangan. Bila kecil diletakkan di samping piring
makan, dan bila berukuran besar maka diletakkan di pangkuan pada saat
sedang makan. Dalam penyajiannya, biasanya dibuat suatu bentuk lipatan
yang menarik. Serbet itu diletakkan di sebelah kanan piring di ujung sendok
makan atau di atas piring makan atau alas piring.

BAB 3

PEMBAHASAN

Menurut buku utama Dapur merupakan ruang khusus yang dilengkapi dengan
peralatan dan perlengkapan memasak serta memiliki fasilitas yang menunjang
kegiatan memasak itu sendiri. Selain memasak, dapur juga dilengkapi dengan
fasilitas untuk persiapan dan penyajian mamakanan.Sedangkan menurut buku
pembanding Dapur merupakan bangunan atau ruang yang digunakan untuk
menjalankan kegiatan gizi kuliner.
Menurut buku utama Ukuran dapur tidak dapat ditentukan secara global, namun
harus didasarkan pada besar area yang diperlukan untuk mengakomodasi berbagai
kegiatan di dalamnya. Hal terpenting dalam menentukan ukuran minimal sebuah
dapur yaitu dengan mempertimbangkan beberapa patokan yang terbagi ke dalam
pintu dan akses ke dalam dapur dan area sekitarnya, jarak dan pembagian bidang.
Sedangkan menurut buku pembanding Luas dapur yang optimal atau yang memadai
untuk menjalankan kegiatan penyelenggaraan gizi kuliner tentu sangat ideal. Untuk
menentukan luas optimal ini, perlu diperhitungkan macam dan banyaknya makanan
atau volume makanan yang akan diproduksi, serta memperhitungkan pula macam
peralatan masak yang digunakan dan jumlahnya.

A. Kelebihan

Buku utama

 Bahasa yang mudah dipahami


 Terdapat berbagai rincian contoh dari setiap judul sehingga tidak
membingungkan dan,Memudahkan si pembaca
 Materi yang sangat lengkap.
 Sampul dari buku ini sangat menarik
 Disertai dengan gambar

Buku pembanding

 Materi di dalam buku ini sangat lengkap


 Sampul dari buku ini juga menarik

B. Kekurangan buku

Buku utama

Bab dalam buku ini terlalu sedikit

Buku pembanding
 Judul buku nya kurang bagus karena di dalam buku ini bukan hanya ada
materi gizi tapi tentang dapur juga ada
 Identitas buku ini kurang lengkap
 Gaya bahasa nya juga terlalu sulit untuk di pahami

Kesimpulan

Orang yang biasa berada di dapur pasti sudah tidak asing dengan berbagai macam
alat dapur dan kegunaannya. Namun bagaimana dengan orang yang tidak biasa
berada di dapur, mereka pasti akan kebingungan mencari benda yang diperlukan
untuk memasak. Apalagi bagi yang baru belajar masak, pasti mencari referensi
berbagai macam alat yang biasa digunakan di dapur. Di dalam kedua ini sudah ada
semua di mulai dari pengertian tentang dapur peralatan, penggunaan alat, dan jenis
jenis dapur

Daftar pusraka

 Anita Rahmatia. S.Ds.& Putri Dwimirnani,S.Ds,2010, Menata Minimalis, PT


Penebar Swadaya,jakarta
 Dr Soebagio Soemordhartjo,, Dasar Dasar Gizi Kuliner, Pt Grasindo,jakarta

Anda mungkin juga menyukai