Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah tentang Dapur Dalam ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata Manajemen Dapur
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini baik yang berupa materi maupun yang berupa gagasan,
Sehingga makalah ini dapat mencakup pembahasan yang diperlukan.
Kami menyadari bahwa critical book report ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata,
semoga critical book report ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan,06 Oktober, 2020
BAB I
Pendahuluan
Oleh karena itu, penulis membuat Critical Book Report ini untuk mempermudah pembaca
dalam memilih buku referensi.Selain itu, salah satu faktor yang melatarbelakangi penulis
mereview buku ini adalah agar kita bisa berpikir kritis dan mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari sebuah buku.
Melatih diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap bab
dari buku.
C. Manfaat CBR
D. IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA
BUKU PEMBANDING
3. Penerbit : Pt Grasindo
Ringkasan buku
A. Buku utama
Seputar dapur
Dahulu, dapur dikenal sebagai tempat yang kotor, lengket, basah, dan letaknya pun
terpisah jauh dari ruang lainnya dalam rumah. Namun, keadaan yang bisa dilihat
sekarang justru jauh berbeda. Oleh karena itu, tak heran bila saat ini dapur terbagi
dua, yaitu dapur basah dan dapur kering, yang memiliki fungsi berbeda.
Dapur yang biasanya disatukan dengan ruang keluarga atau ruang makan kerap
disebut sebagai pantry atau dapur kering. Ruangan ini biasanya dilengkapi
perlengkapan dapur modern. Sementara itu, dapur basah biasa digunakan untuk
memasak. Dapur basah ini lebih banyak digunakan untuk menghangatkan makanan
sebelum disajikan atau digunakan untuk memasak sesuatu yang praktis, yang
kalaupun menggunakan bumbu-bumbu semuanya sudah setengah jadi. Pada intinya,
kini desain dapur tengah menjadi tren selaras perkembangan zaman. Dapur yang
dilengkapi kitchen set modern menjadi masalah penting dalam menata rumah. Boleh
jadi sama pentingnya dengan penataan ruang tamu dan ruang keluarga atau ruang
lainnya dalam sebuahhunian. Saat ini, keberadaan pantry tak sekadar berfungsi
sebagai dapur, namun juga menjadi tempat berkumpulnya anggota keluarga ketika
sarapan atau makan malam. Kegiatan di pantry biasanya meliputi menyimpan
bahan makanan kering, memasak bahan makanan yang praktis, menghangatkan
makanan, ataupun membuat minuman segar. Sementara itu, kegiatan masak-
memasak dilakukan di dapur kotor atau yang biasa disebut area servis. Keberadaan
pantry sangat bermanfaat karena selain untuk kegiatan tersebut, juga bisa untuk
mempermanis ruang dalam rumah. Istilah pantry berasal dari bahasa lnggris yang
berarti "kamar kecil untuk menyimpan barang pecah belah atau makanan kecil".
Namun, dalam perkembangannya di Indonesia, istilah pantry sering diartikan
"dapur bersih". Sebab, selaras gaya hidup dan perkembangan teknologi, akhimya
desain dapur dengan perlengkapan di dalamnya telah menjadi sebuah mode. Oleh
karena itu, tak heran bila dapur dilengkapi kitchen set yang selaras dengan
kebutuhan dan mode terkini.
Adapun kelengkapan yang dibutuhkan untuk membuat dapur mungil antara lain
berupa kabinet atas yang terdiri dari tempat penyimpanan benda-benda untuk
memasak dan makan, seperti piring, gelas, pisau, dan peralatan kecil lainnya serta
pengisap asap dari kompor gas agar asap kompor bisa langsung di- isap dan tidak
menyebar ke ruangan atau pun mengotori langit-langit ruang dapur. Hal ini akan
dibahas lebih lengkap pada bab selanjutnya.
Fungsi Dapur
1. Prep & clean zone Preparation and cleaning zone atau zona persiapan dan
membersihkan
ada- lah zona dimulainya semua kegiatan memasak. Berbagai kegiatan yang
merupakan awal kegiatan memasak dilakukan di area ini, mulai dari kegiatan
mempersiapkan bahan-bahan masakan dari lemari penyimpanan (kulkas) hingga
kegiatan membersihkan, baik itu membersihkan peralatan dan perlengkapan
memasak sampai kegiatan membersihkan sayur-mayur maupun bahan masakan
lainnya.
2. Mixing zone
3. Cooking zone
Terakhir dan yang paling utama adalah cooking zone atau area memasak. Area ini
adalah area paling panas yang dilengkapi dengan kompor serta tempat sementara
untuk makanan panas. Fasilitas lain yang seharusnya ada yaitu kabinet untuk
meletakkan bumbu, panci, dan penggorengan yang letaknya tidak jauh dari kompor.
Selain itu, sebaiknya Anda letakkan pula microwave dan oven yang dimiliki di area
ini
B. Stndart dapur
Ukuran dapur tidak dapat ditentukan secara global, namun harus didasarkan pada
besar area yang diperlukan untuk mengakomodasi berbagai kegiatan di dalamnya.
Hal terpenting dalam menentukan ukuran minimal sebuah dapur yaitu dengan
mempertimbangkan beberapa patokan yang terbagi ke dalam pintu dan akses ke
dalam dapur dan area sekitarnya, jarak dan pembagian bidang
2. Sirkulasi
Sirkulasi Terdapat standar ukuran untuk menjaga alur sirkulasi pengguna dalam
dapur agar tidak mengganggu aktivitas memasak. Standar lebar area sirkulasi
minimal yang direkomendasikan yaitu 100 cm untuk satu orang pengguna dan 120
cm untuk dua orang pengguna. Area sirkulasi yang dimaksud yaitu jarak antara
meja dapur, lemari, serta perlengkapan pelengkap dapur lainnya. Pada setiap
perlengkapan dapur, sediakan area kosong minimal 75 cm x 120 cm untuk
memudahkan pergerakan. Area-area tersebut bisa jadi tumpang- tindih.
Salah satu hal terpenting dalam desain dapur adalah penyediaan fasilitas
penyimpanan yang memadai. Hal ini disebabkan banyaknya peralatan yang
digunakan dalam dapur sehingga tanpa penataan ruang yang terukur dan penuh
perhitungan, ada kecenderungan ruangan tersebut akan menjadi berantakan.
Standar ukuran fasilitas penyimpanan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori
berdasarkan ukuran dapur, yaitu
dapur berukuran kecil, total area deretan laci dan rak sekitar 35 m?;
dapur berukuran sedang, total deretan laci dan rak sekitar 43 m?;
dapur berukuran besar, total deretan laci dan rak sekitar 50 m?.
Agar tatanan interior dapur memiliki nuansa yang kuat sebagai dapur minimalis,
tentu ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan. Berikut ini beberapa
prinsip yang harus dperhatikan saat menata dapur minimalis.
B. Buku pembanding
A. Dapur
B. Letak Dapur
Letak Dapur rumah tangga merupakan bagian dari bangunan induk rumah tinggal.
Letak bangunan dapur ada di dalam bangunan induk, dekat atau jadi satu yang
dengan ruang makan. Ada pula yang sama sekali di luar bangunan induk di bagian
belakang rumah. Yang terakhir ini biasanya terdapat pada bangunan rumah kuno
yang mempunyai halaman luas. Bangunan rumah kini, terutama yang tipe rumah
kecil atau sedang, tidak terlihat ada bangunan dapurnya. Hanya ada ruang (space)
untuk menaruh satu kompor.
yang dibangun di dalam bangunan induk mempunyai kelebihan mudah dicapai dan
dapat sambil mengawasi bagian lain serta praktis, karena mudah mencapai ruangan-
ruangan lain. Dengan demikian, segala sesuatunya dapat dijalankan dengan cepat.
Kele- mahannya, bau masakan yang tajam dan asap yang timbul dapat menjalar ke
bagian-bagian lain. Untuk mencegahnya dapur perlu dilengkapi dengan cerobong
asap yang baik, cukup ventilasi atau lubang angin, dan penyedot atau exhaust fan,
serta cukup penerangan. Bila dapur dibangun di luar bangunan induk, berarti jauh
dari ruangan lain, jauh dari pengawasan, jauh dari ruang makan, dan kurang
praktis. Namun, kemungkinan bau masakan yang tajam dan merangsang tidak
mudah tercium sampai ruangan lain. Ruang dapur yang sekaligus dilengkapi dengan
meja makan, berarti dapur dan ruang makan jadi satu. Hal ini sangat praktis dan
menghemat ruangan seperti bangunan yang luasnya terbatas
D. Luas Dapur
Luas dapur yang optimal atau yang memadai untuk menjalankan kegiatan
penyelenggaraan gizi kuliner tentu sangat ideal. Untuk menentukan luas optimal ini,
perlu diperhitungkan macam dan banyaknya makanan atau volume makanan yang
akan diproduksi, serta memperhitungkan pula macam peralatan masak yang
digunakan dan jumlahnya. Dengan menggunakan alat masak yang serbaguna atau
alat elektronik, mungkin tidak membutuhkan ruangan yang terlalu besar. Ada juga
yang menentukan dengan memperhitungkan persentase dari seluruh bangunan
rumah. Untuk itu, belum ada standar dasar perhitungannya. Sangat sulit untuk
mempertahankan produksi makanan yang baik dan bermutu tinggi serta aman, bila
ruang penyelenggaraan gizi kuliner sempit atau kurang memadai. Ruang gerak
untuk menjalankan kegiatan penyelenggaraan gizi kuliner perlu di- perhitungkan,
agar selama bekerja tidak selalu berdesak atau bersentuhan sehingga tidak bebas
untuk menjalan- kan tugasnya.
Bahan bangunan dapur sebaiknya dipilih yang tidak mudah terbakar, mudah
dibersihkan, anti lalat dan serangga lain, tidak mudah membuat noda, tahan panas,
tahan benturan dan menarik. Sesuai dengan per- kembangan teknologi dalam bidang
bahan bangunan, khususnya untuk membuat bangunan dapur, telah banyak bahan
bangunan dipasarkan. Dapat memilih sesuai dengan kemampuan dan selera.
Beberapa contoh bahan bangunan dapur, misalnya tegel porselen, teraso, keramik,
marmer, formika, dan tacon. Hal ini akan terus berkembang mengikuti
perkembangan bahan bangunan yang lain. Misalnya, untuk lantai dapur perlu
dipilih tegel yang khusus untuk lantai dapur, yaitu yang agak kasar, tidak licin,
mudah dibersihkan. Pakailah bahan pembersih yang membuat lantai mudah kering.
F. Warna Dapur
Warna interior dapur, hendaknya memberi sinar terang; warna itu dapat
menangkap sinar dan dapat merefleksikan kembali. Pilihlah warna yang tidak
disukai lalat. Gambaran proporsi sinar yang di- refleksikan oleh berbagai warna cat
yang digunakan, penting untuk menentukan pilihan warna cat yang baik untuk
ruang dapur, macam warna, dan daya tangkap sinar yang merefleksikan kembali.
G. Bentuk dapur
Ketiga pusat kerja diatur dengan menyesuaikan luas dapur. Dengan luas dapur yang
ada, pusat kerja dapat diatur dengan berbagai bentuk tata alur, seperti berikut ini.
Bentuk L, berbentuk dua dinding atau dua bagian (counter) yang saling
berhubungan.
Bentuk U, berbentuk tiga dinding atau tiga bagian yang saling berhubungan
atau bersambungan.
Bentuk lorong, yaitu terdiri atas dua dinding atau dua bagian yang saling
berhadapan.
Bentuk satu garis, yaitu berbentuk satu dinding atau satu counter. Dapat juga
hanya berupa satu meja pan- jang di satu sisi tempat ketiga pusat kerja itu
berada.
H. Pengadaan Alat
I. Perlengkapan masak
Panci
Panci sebagai alat perebus dengan berbagai macam ukuran, dan bentuk serta
kualitas.
Ketel atau ceret
Ketel atau ceret adalah perlengkapan untuk merebus air. Ketel/ceret ada yang
dilengkapi dengan peluit yang dapat berbunyi bila air telah mendidih
Dandang/risopan/soblokan
Dandang adalah perlengkapan pengukus. Alat pengukus tradisional, terdiri
atas dua bagian, yaitu bagian bawah untuk tempat air, dan bagian atas
kukusan yang dibuat dari anyaman bambu.
Alat penghidang makanan adalah semua alat yang digunakan untuk menghidangkan
makanan yang akan disajikan di atas meja penghidang atau meja makan. Mulai dari
alat penutup meja (alas dasar meja), taplak, dan ada yang dilengkapi dengan kain
penutup kaki meja hingga perlengkapan penyajian makanan/hidangan. Alas meja
biasanya lebih tebal dan polos, sedangkan taplak meja sangat bervariasi menurut
selera dan keserasian dengan keadaan sekelilingnya. Demikian pula kain penutup
kaki meja. Alat penghidang berikutnya, antara lain per- lengkapan penyajian
hidangan/makanan, seperti tempat nasi yang mempunyai ukuran dan bentuk yang
berbeda- beda. Tempat nasi ini biasanya berlubang-lubang dan dilengkapi dengan
sendok nasi/entong yang serasi dengan tempat nasi. Pinggan cekung dapat digunakan
untuk masakan yang berkuah, dan pinggan agak cekung untuk masakan yang sedikit
kuah, sedangkan pinggan datar untuk masakan kering. Bentuknya berbeda-beda,
ada yang bulat, lonjong, dan segi empat, serta ada yang bertutup dan tak bertutup.
Alat-alat penghidang ini ada yang polos, berwarna, dan bermotif. Alat penghidang
ini dilengkapi dengan sendok atau garpu penghidangnya sesuai dengan
kegunaannya. Untuk menghidangkan masakan yang harus selalu panas, diciptakan
pinggan yang dilengkapi dengan perapian atau kompor kecil yang dapat dinyalakan
selama makanan dihidangkan di atas meja. Pinggan dan alat perapian merupakan
satu kesatuan alat penghidang. Memiliki berbagai ukuran dari yang paling kecil
sampai yang besar untuk makanan massal.
Alas piring, berupa piring besar dan ceper atau datar. Piring makan ceper
ditaruh di atas alas piring, dan di atas piring ceper ada piring cekung. Piring
cekung ini biasanya untuk makan hidangan sup, soto atau sejenisnya.
Piring kecil tempat tulang atau duri atau apa saja yang akan disingkirkan.
Piring ini diletakkan di samping piring makan sebelah kanan agak ke depan.
Sendok dan garpu makan, serta sendok sup
Pisau makan dan pisau buah. Biasanya untuk me- motong hidangan daging,
dan pisau buah untuk mengupas atau memotong buah.
Mangkok tempat air pencuci tangan.
Serbet makan atau serbet tangan. Bila kecil diletakkan di samping piring
makan, dan bila berukuran besar maka diletakkan di pangkuan pada saat
sedang makan. Dalam penyajiannya, biasanya dibuat suatu bentuk lipatan
yang menarik. Serbet itu diletakkan di sebelah kanan piring di ujung sendok
makan atau di atas piring makan atau alas piring.
BAB 3
PEMBAHASAN
Menurut buku utama Dapur merupakan ruang khusus yang dilengkapi dengan
peralatan dan perlengkapan memasak serta memiliki fasilitas yang menunjang
kegiatan memasak itu sendiri. Selain memasak, dapur juga dilengkapi dengan
fasilitas untuk persiapan dan penyajian mamakanan.Sedangkan menurut buku
pembanding Dapur merupakan bangunan atau ruang yang digunakan untuk
menjalankan kegiatan gizi kuliner.
Menurut buku utama Ukuran dapur tidak dapat ditentukan secara global, namun
harus didasarkan pada besar area yang diperlukan untuk mengakomodasi berbagai
kegiatan di dalamnya. Hal terpenting dalam menentukan ukuran minimal sebuah
dapur yaitu dengan mempertimbangkan beberapa patokan yang terbagi ke dalam
pintu dan akses ke dalam dapur dan area sekitarnya, jarak dan pembagian bidang.
Sedangkan menurut buku pembanding Luas dapur yang optimal atau yang memadai
untuk menjalankan kegiatan penyelenggaraan gizi kuliner tentu sangat ideal. Untuk
menentukan luas optimal ini, perlu diperhitungkan macam dan banyaknya makanan
atau volume makanan yang akan diproduksi, serta memperhitungkan pula macam
peralatan masak yang digunakan dan jumlahnya.
A. Kelebihan
Buku utama
Buku pembanding
B. Kekurangan buku
Buku utama
Buku pembanding
Judul buku nya kurang bagus karena di dalam buku ini bukan hanya ada
materi gizi tapi tentang dapur juga ada
Identitas buku ini kurang lengkap
Gaya bahasa nya juga terlalu sulit untuk di pahami
Kesimpulan
Orang yang biasa berada di dapur pasti sudah tidak asing dengan berbagai macam
alat dapur dan kegunaannya. Namun bagaimana dengan orang yang tidak biasa
berada di dapur, mereka pasti akan kebingungan mencari benda yang diperlukan
untuk memasak. Apalagi bagi yang baru belajar masak, pasti mencari referensi
berbagai macam alat yang biasa digunakan di dapur. Di dalam kedua ini sudah ada
semua di mulai dari pengertian tentang dapur peralatan, penggunaan alat, dan jenis
jenis dapur
Daftar pusraka