Kalimantan Barat
Yth.:
Daftar Terlampir
Di
Tempat
Menindaklanjuti surat dari Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
Nomor: 226/KB.09.01/E4/2021 tanggal 8 Maret 2021 perihal Undangan dan Permintaan
a.n. Kepala
BADAN
KE
KEPENDU
Sekretaris,
kkbo
mariaBe%
ABdaT Rakhman (
UARGAUERENCNIP.
B 19660810 198512 1 001
Tembusan Yth.:
1. Bupati/Walikota Se Kalimantan Barat;
2. Deputi Bidang KBKR BKKBN;
3. Deputi Bidang ADPIN BKKBN (Pembina Wilayah).
JI. dr. Soedarso No. 1/A Pontianak Tenggara, Kalimantan Barat 78124 |
PO.BOX: 1147
Kepada Yth.:
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat
I. Pendahuluan
Selain itu, dengan terbitnya PP No. 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi,
maka untuk menjamin pemenuhan hak kesehatan reproduksi setiap orang diperoleh
melalui pelayanan kesehatan yang bermutu, aman dan dapat dipertanggung jawabkan
untuk menjamin pemenuhan hak kesehatan reproduksi.
Kesehatan Reproduksi dalam program Kependudukan dan Keluarga Berencana adalah
kegiatan peningkatan kualitas kesehatan reproduksi yang dilaksanakan berdasarkan
siklus hidup (life cycle) dari pembuahan hingga lansia.
Akses informasi, pendidikan dan konseling tentang kesehatan reproduksi anak hingga
remaja di media saat ini juga sangat berperan di dalam menentukan sikap dan perilaku
anak remaja. Sikap dan perilaku inilah yang nantinya akan mempengaruhi anak remaja
sebagai calon PUS (Pasangan Usia Subur) yang berkualitas baik secara fisik, maupun
secara psikis. Banyak permasalahan timbul pada anak dan remaja diakibatkan oleh
Pendidikan seks adalah pemberian informasi dan pembentukan sikap serta keyakinan
tentang seks, identitas seksual, hubungan, dan keintiman. Hal ini menyangkut anatomi
seksual manusia, reproduksi, hubungan seksual, kesehatan reproduksi, hubungan
emosional dan aspek lain dari prilaku seksual manusia, hal ini sangat penting bagi
manusia, sehingga setiap anak memiliki hak untuk dididik tentang seks. Pendidikan
seks mempunyai pengertian yang jauh lebih luas yaitu upaya memberikan pengetahuan
tentang perubahan biologis, psikologis, dan psikososial sebagai akibat pertumbuhan
dan perkembangan manusia pendidikan seks pada dasarnya merupakan upaya untuk
memberikan pengetahuan tentang fungsi organ refroduksi dengan menanamkan moral,
etika serta komitmen agama agar tidak terjadi penyalahgunaan organ reproduksi
tersebut. Dengan demikian pendidikan seks ini juga bisa disebut pendidikan kehidupan
keluarga.
Masih rendahnya pengetahuan orang tua, pendidik, dan masyarakat tentang pendidikan
seks anak usia dini. Hal ini dikarenakan banyak diantara mereka yang beranggapan
bahwa pendidikan seks itu termasuk wilyah yang sangat dirahasiakan (tabu). Melihat
banyaknya permasalahan kesehatan reproduksi yang timbul akibat masih rendahnya
pendidikan kesehatan reproduksi pada anak usia dini, maka Direktorat Bina Kesehatan
Reproduksi perlu meningkatkan pemahaman bagi masyarakat melalui kegiatan
Webinar Pengembangan dan Penguatan Kesehatan Reproduksi Anak dengan
tema “Tabu Bicara Seks Pada Anak? Edukasi Seks Untuk Anak Generasi Alpha”.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya
pendidikan seks bagi generasi alfa.
VI. Peserta :
Peserta dalam kegiatan webinar seri anak ini terdiri dari berbagai kalangan baik
pemangku kebijakan, petugas lapangan, mitra dan masyarakat, antara lain:
VIII. Pembiayaan
Pembiayaan kegiatan ini menggunakan dana APBN Direktorat Bina Kesehatan
Reproduksi tahun anggaran 2021.
3. Sambutan pengantar
Deputi Bidang KBKR BKKBN (Dr.
“Webinar Series
Eni Gustina, MPH)
Kesehatan Reproduksi
Berdasarkan Siklus Hidup
– Seri Kesehatan
Reproduksi Anak”
09.00 – 09.15 Kuis Host (Ajeng
WIB Patria Mellisa,
MSi)
09.15 – 10.30 Keynote speech “Pentingnya Kepala BKKBN (DR. (H.C). Dr.
WIB Kesehatan Reproduksi Hasto Wardoyo, Sp.OG (K))
Berdasarkan Siklus Hidup”
10.30 – 11.00 Edukasi Seks Untuk Generasi Nyi Mas Diane Wulansari
WIB Alfa
Host (Ajeng
11.00 – 11.15 Diskusi Patria Mellisa,
MSi)