Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEPERAWATAN

KATARAK DAN GLAUKOMA

Ns. Ni Bodro Ardi, M.Kep.


Ns. Lukman Handoyo
Ns. Ratumas Ratih, M.Kep.
Ns. Riris Andriati, M.Kep.
Ns. Nita Ekawati, M.Kep.
POKOK BAHASAN

• ANATOMI PADA MATA


• DEFINISI KATARAK DAN GLAUKOMA
• KLASIFIKASI KATARAK DAN GLAUKOMA
• ETIOLOGI KATARAK DAN GLAUKOMA
• PATOFISIOLOGI KATARAK DAN GLAUKOMA
• MANIFESTASI KLINIS KATARAK DAN GLAUKOMA
• PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KATARAK DAN
GLAUKOMA
• PENATALAKSANAAN KATARAK DAN GLAUKOMA
• ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN KATARAK
DAN GLAUKOMA
ANATOMI MATA (lensa)

■ Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam bola
mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris dan
terdiri dari zat tembus cahaya (transparan) berbentuk seperti cakram yang dapat
menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi. Lensa berbentuk lempeng
cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk
oleh sel epitel lensa yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel
lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan
memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus
lensa.
ANATOMI MATA (aqueous humor)

■ Aqueous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak
memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua struktur ini akan
mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aqueous humor dibentuk dengan
kecepatan 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam korpus siliaris, turunan khusus
lapisan koroid di sebelah anterior. Cairan ini mengalir ke suatu saluran di tepi
kornea dan akhirnya masuk ke darah.
DEFINISI

■ Katarak merupakan keadaan patologik lensa dimana lensa menjadi keruh akibat
hidrasi cairan lensa atau denaturasi protein lensa, sehingga pandangan seperti
tertutup air terjun atau kabut merupakan penurunan progresif kejernihan lensa,
sehingga ketajaman penglihatan berkurang (Corwin, 2000). Definisi lain katarak
adalah suatu keadaan patologik lensa di mana lensa rnenjadi keruh akibat hidrasi
cairan lensa, atau denaturasi protein lensa. Kekeruhan ini terjadi akibat gangguan
metabolisme normal lensa yang dapat timbul pada berbagai usia tertentu
(Iwan,2009).
KLASIFIKASI

■ Katarak senil, katarak yang disebabkan adanya perubahan kimia protein lensa pada
pasien lansia, terdapat 4 stadium dalam katarak senil.
• Katarak kongenital, katarak ini dapat terjadi karena kesalahan metabolism bawaan,
infeksi rubella ibu pada trisemester pertama, anomaly kongenital, dan penyebab
genetic yang biasanya dominan autosomal.
KLASIFIKASI

■ Katarak traumatic, katarak ini dapat terjadi karena benda asing yang masuk
menyebabkakan humor akuuueus atau vitreus masuk ke kapsul lensa.
■ Katarak komplikasi, karena uveitis, glaucoma, pigmentosa retinitis, ablasio retina,
diabetes, hipoparatiodisme, dermatitis atopic, ionisasi radiasi atau sinar infra
merah.
■ Katarak toksik, katarak karena toksisitas obat atau zat kimia seperti ergot,
dinitrofenol, naftalin, fenotiazin.
ETIOLOGI

■ Pada bayi, etiologi pembentukan katarak yang mungkin adalah:


 Infeksi
 Kelaianan perkembangan
 Herediter
 Cedera mata traumatik
 Ketidakseimbangan kimiawi misalnya galaktosemia dan diabetes.

■ Pada orang dewasa, semua hal di atas dapat menimbulkan katarak,


ditambah dengan:
 Terpajan sinar ultraviolet berkepanjangan
 Beberapa obat (misal obat-obatan yang digunakan untuk glaukoma)
 Bagian dari proses penuaan normal.
PATOFISIOLOGI

■ Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan


hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus
multipel (zunula) yang memanjang dari badan silier ke
sekitar daerah di luarlensa, misalnya, dapat menyebabkan
pengelihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga
mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya
cahaya ke retina.
PATOFISIOLOGI

■ Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa


normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini
mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu
transmisi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim
mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi.
Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia
dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita
katarak.
MANIFESTASI KLINIS
■ Gejala subjektif dari pasien dengan katarak antara lain:
– Biasanya klien melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau serta gangguan
fungsional yang diakibatkan oleh kehilangan penglihatan tadi.
– menyilaukan dengan distorsi bayangan dan susah melihat di malam hari

■ Gejala objektif biasanya meliputi:


– Pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak dengan
oftalmoskop. Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya
ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah pandangan
menjadi kabur atau redup.
– Pupil yang normalnya hitam akan tampak abu-abu atau putih. Pengelihatan seakan-akan melihat
asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih.
– Pada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih,sehingga
refleks cahaya pada mata menjadi negatif.
MANIFESTASI KLINIS

■ Gejala umum gangguan katarak meliputi:


– Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.
– Gangguan penglihatan bisa berupa
 Peka terhadap sinar atau cahaya.
 Dapat melihat dobel pada satu mata (diplobia).
 Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.
 Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu.
– Kesulitan melihat pada malam hari.
– Melihat lingkaran di sekeliling cahaya atau cahaya terasa menyilaukan mata.
– Penurunan ketajaman penglihatan ( bahkan pada siang hari ).

■ Gejala lainya adalah :


– Sering berganti kaca mata.
– Penglihatan sering pada salah satu mata. Kadang katarak menyebabkan pembengkakan lensa dan peningkatan tekanan di dalam
mata ( glukoma ) yang bisa menimbulkan rasa nyeri.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

■ Kartu snellen atau chart projector untuk melihat visus


■ Slit lamp untuk melihat segmen anterior
■ Tonometer non contact, aplanasi atau Schiotz untuk mengetahui TIO
■ Pemeriksaan funduskopi jika masih memungkinkan
■ Pemeriksaan penunjang : USG untuk menyingkirkan adanya kelainan lain pada
mata selain katarak
■ Pemeriksaan tambahan : biometri untuk mengukur power IOL jika pasien akan
dioperasi katarak dan retinometri untuk mengetahui prognosis tajam penglihatan
setelah operasi.
PENATALAKSANAAN

a) Umum
Sebelum dilakukan pembedahan, kacamata dan lensa kontak dapat membantu
memperbaiki penglihatan. Kacamata hitam saat cahaya terang dan lampu terang
dapat memberi cahaya reflektif bukan cahaya langsung yang mengurangi silau dan
membantu penglihatan. Pembatasan aktivitas sesuai gangguan atau kehilangan
penglihatan.
b) Pengobatan
` Pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid, seperti ketorolac dan bromfenak.
c) Pembedahan
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Anamnesa
 Identitas / Data demografi
 Riwayat penyakit sekarang
 Keluhan utama pasien katarak biasanya antara lain:
– Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak).
– Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film.
– Perubahan daya lihat warna.
– Lampu dan matahari sangat mengganggu .Gangguan mengendarai kendaraan malam hari,
lampu besar sangat menyilaukan mata.
– Sering meminta ganti resep kaca mata.
– Lihat ganda.Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat (hipermetropia).
ASUHAN KEPERAWATAN
 Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti:
– DM
– Hipertensi
– Pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya memicu
resiko katarak.
– Kaji gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan vena,-
ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan pada
radiasi, steroid / toksisitas fenotiazin.
– Kaji riwayat alergi
 Riwayat Kesehatan Keluarga
– Apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji riwayat
stress.
ASUHAN KEPERAWATAN
B. Pemeriksaan Fisik
Dalam inspeksi, bagian-bagian mata yang perlu diamati adalah dengan melihat lensa
mata melalui senter tangan (penlight), kaca pembesar, slit lamp, dan oftalmoskop.
Dengan penyinaran miring (45 derajat dari poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa
dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang keruh (iris shadow). Bila letak
bayangan jauh dan besar berarti kataraknya imatur, sedang bayangan kecil dan dekat
dengan pupil terjadi pada katarak matur.

C. Pemeriksaan Diagnostik
– Kartu mata Snellen atau mesin telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan
sentral penglihatan
– Pemeriksaan oftalmoskopi: mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi
lempeng optic, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisme.
– Darah lengkap, laju sedimentasi (LED): menunjukkan anemi sistemik / infeksi
– EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: dilakukan untuk memastikan
aterosklerosis.
– Tes toleransi glukosa / FBS : menentukan adanya/ control diabetes.
Diagnosa Keperawatan
yang mungkin terjadi
■ Gangguan persepsi sensori-perseptual penglihatan b.d gangguan penerimaan
sensori atau status organ indera, lingkungan secara terapetik dibatasi. Ditandai
dengan: Menurunnya ketajaman penglihatan, perubahan respon biasanya
terhadap rangsang.
■ Kecemasan b.d kurang terpapar terhadap informasi tentang prosedur tindakan
pembedahan
■ Resiko tinggi terhadap infeksi b.d prosedur invasive pengangkatan katarak
■ Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan b.d tidak
mengenal sumber informasi, salah intrepetasi, kurangnya mengingat,
keterbatasan kognitif
Intervensi
Gangguan peersepsi sensori-perseptual penglihatan b.d gangguan penerimaan
sensori/status organ indera, lingkungan secara terapetik dibatasi. Ditandai
dengan :
– Menurunnyaketajaman penglihatan
– Perubahan respon biasanya terhadap rangsang.

NOC: Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu,


mengenal gangguan sensori dan berkompensasi terhadap perubah
NIC RASIONAL

Menentukan ketajaman penglihatan, catat Kebutuhan tiap individu dan pilihan


apakah satu atau dua mata terlibat intervensi bervariasi sebab kehilangan
penglihatan terjadi lambat dan progresif.

Orientasikan klien tehadap lingkungan Memberikan peningkatan kenyamanan dan


kekeluargaan, menurunkan cemas dan
disorientasi pasca operasi
Observasi tanda-tanda disorientasi Terbangun dalam lingkungan yang tidak di
kenal dan mengalami keterbatasan
penglihatan dapat mengakibatkan
kebingungan terhadaap orang tua

Pendekatan dari sisi yang tak dioperasi, bicara Memberikan rangsang sensori tepat terhadap
isolasi dan menurunkan bingung
dengan menyentuh

Ingatkan klien menggunakan kacamata katarak Perubahan ketajaman dan kedalaman


persepsi dapat menyebabkan bingung
yang tujuannya memperbesar kurang lebih 25 penglihatan dan meningkatkan resiko cedera
persen, pelihatan perifer hilang dan buta titik sampai pasien belajar untuk
mengkompensasi
mungkin ada
DEFINISI

■ Glaukoma adalah penyakit mata yang disebabkan oleh ketidaknormalannya


tekanan bola mata, karena cairan bola mata yang tidak dapat keluar sehingga
menyebabkan bengkaknya bola mata.Dapat ditandai dengan ekskavasi
glaukomatosa, neuropati sarafoptik, serta kerusakan lapang pandang mata yang
khas.Tekanan bola matayang normal berkisar antara 15-20 mHg.Glaukoma akut
dapat menyebabkan kebutaan karena datangnya secara tiba-tiba.
KLASIFIKASI

1. Glaukoma primer sudut tertutup atau akut


Glaukoma primer sudut tertutup akut adalah kondisi yang timbul saat TIO
meningkat secara cepat akibat blokade relatif mendadak dari jaringan trabekular.
Hal ini dapat menimbulkan manifestasi berupa rasa sakit hebat yang menjalar ke
kepala disertai mual dan mutah, penglihatan buram, mata merah dan bengkak,
melihat lingkaran-lingkaran seperti pelangi. Peningkatan TIO yang tinggi
menyebabkan edema epitel kornea yang bertanggung jawab dalam timbulnya
keluhan penurunan penglihatan.
KLASIFIKASI

2. Glaukoma primer sudut tertutup subakut (intermiten) adalah


kondisi yang ditandai dengan adanya penglihatan yang
buram, halo, dan rasa sakit yang ringan, disertai dengan
peningkatan TIO. Gejala ini membaik dengan sendirinya,
terutama selama tidur, dan muncul kembali secara periodik
dalam hitungan hari atau minggu.
KLASIFIKASI

3. Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital terjadi sejak lahir. Ada
ketidaksempurnaan perkembangan saluran humor aqueous di
masa janin. Gejala: sangat peka cahaya, mata merah, kornea
membesar.
4. Glaukoma sekunder
Glaukoma yg terjadi akibat penyakit lain. Misalnya: uveitis,
diabetes melitus, obat-obatan.
ETIOLOGI

Glaukoma dapat disebabkan oleh faktor berikut:


1) Terdapat riwayat glaukoma keluarga
2) Tekanan bola mata yang tinggi
3) Memiliki penyakit rabun jauh (miopi)
4) Menderita penyakit DM
5) Penderita penyempitan pembuluh darah otak atau sirkulasi buruk
6) Mengalami kecelakaan atau operasi pada mata sebelumnya
7) Menggunakan steroid dalam jangka waktu yang cukup lama
8) Faktor usia, yakni berusia lebih dari 45 tahun.
9) Katarak
PATOFISIOLOGI

Ketidakseimbangan dapat terjadi akibat produksi berlebih


badan silier atau oleh peningkatan hambatan abnormal
terhadap aliran keluar aqueous humor melalui camera oculi
anterior (COA). Peningkatan tekanan intraokuler >23 mmHg
memerlukan evaluasi yang seksama. Peningkatan TIO
mengurangi aliran darah ke saraf optik dan retina. Iskemia
menyebabkan struktur ini kehilangan fungsinya secara
bertahap. Kerusakan jaringan biasanya dimulai dari perifer dan
bergerak menuju fovea sentralis.
PATOFISIOLOGI

Mekanisme utama kehilangan penglihatan pada glaukoma


adalah apoptosis sel ganglion retina. Optik disk menjadi
atropi, dengan pembesaran cup optik. Efek dari
peningkatan tekanan intraokuler dipengaruhi oleh waktu
dan besarnya peningkatan tekanan tersebut (Fadilla,2009).
MANIFESTASI KLINIS

Menurut Harnawartiaj (2008) umumnya dari riwayat keluarga ditemukan anggota


keluarga dalam garis vertical atau horizontal memiliki penyakit serupa, penyakit ini
berkembang secara perlahan namun pasti, penampilan bola mata seperti normal
dan sebagian besar tidak menampakan kelainan selama stadium dini. Pada
stadium lanjut keluhan klien yang muncul adalah sering menabrak akibat
pandangan yang menjadi jelek atau lebih kabur, lapangan pandang menjdi lebih
sempit hingga kebutaan secara permanen.
MANIFESTASI KLINIS

■ Gejala yang lain adalah (Harnawartiaj,2008):


1. Mata merasa dan sakit tanpa kotoran;
2. Kornea suram;
3. Disertai sakit kepala hebat terkadang sampai muntah;
4. Kemunduran penglihatan yang berkurang cepat;
5. Nyeri di mata dan sekitarnya;
6. Udema kornea;
7. Pupil lebar dan refleks berkurang sampai hilang;
8. Lensa keruh.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

■ Tonometri
■ Gonioskopi
■ Ophtalmoskop
■ Pemeriksaan lapang pandang
PENATALAKSANAAN

■ Medikamentosa
– Penekanan pembentukan humor aqueus
– Meningkatkan aliran keluar humor aqueus
– Penurunan volume korpus vitreus.
– Obat-obat miotik, midriatikum, siklopegik
■ Terapi operatif dan laser
1. Iridektomi dan iridotomi perifer
2. Bedah drainase glaukoma dengan trabekulektomi, goniotomi.
3. Argon Laser Trabeculoplasty (ALT)
KOMPLIKASI

■ Kebutaan dapat terjadi pada semua jenis glaukoma. Galukoma penutupan sudut akut
adalah suatau kedaruratan medis.
■ Agen topikal yang digunakan untuk mengobati glaukoma dapat memiliki efek sistemik
yang merugikan, terutama pada lansia. Efek ini dapat berupa perburukan kondisi
jantung, pernapasan atau neurologis.
■ Komplikasi Pembedahan
a. Peningkatan TIO
b. Hipotoni (Penurunan TIO)
c. Infeksi
d. Jaringan parut
ASUHAN KEPERAWATAN

■ Pengkajian
Anamnesa
– Identitas / Data Biografi
Berisi nama, usia, jenis kelamin, alamat, dan keterangan lain
mengenai identitas pasien.
– Riwayat penyakit sekarang
Merupakan penjelasan dari keluhan utama. Misalnya yang sering
terjadi pada pasien dengan katarak adalah penurunan ketajaman
penglihatan.
ASUHAN KEPERAWATAN

– Riwayat penyakit dahulu


Adanya riwayat penyakit sistemik yang di miliki oleh pasien seperti DM,
hipertensi, pembedahan mata sebelumnya, dan penyakit metabolic lainnya
memicu resiko katarak.
– Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada pengkajian klien dengan gangguan mata (katarak) kaji riwayat
keluarga apakah ada riwayat diabetes atau gangguan sistem vaskuler, kaji
riwayat stress, alergi, gangguan vasomotor seperti peningkatan tekanan
vena, ketidakseimbangan endokrin dan diabetes, serta riwayat terpajan
pada radiasi, steroid / toksisitas fenotiazin.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
■ Nyeri b.d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual
dan muntah.
■ Gangguan persepsi sensori: penglihatan b.d gangguan penerimaan; gangguan
status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
■ Ansitas b.d faktor fisiologis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan,
ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
■ Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat,
salah interpretasi, ditandai dengan: pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak
akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.
INTERVENSI
■ Gangguan persepsi sensori: penglihatan b.d gangguan penerimaan; gangguan
status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif
■ Tujuan: Penggunaan penglihatan yang optimal
■ Kriteria Hasil:
– Pasien akan berpartisipasi dalam program
pengobatan.
– Pasien akan mempertahankan lapang ketajaman
penglihatan tanpa kehilangan lebih lanjut.
NIC RASIONAL

Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan. Sementara intervensi dini mencegah


kebutaan, pasien menghadapi kemungkinan
atau mengalami pengalaman kehilangan
penglihatan sebagian atau total.

Dorong mengekspresikan perasaan tentang Mempengaruhi harapan masa depan pasien


kehilangan atau kemungkinan kehilangan dan pilihan intervensi
penglihatan.

Tunjukkan pemberian tetes mata, contoh Mengontrol TIO, mencegah kehilangan


menghitung tetesan, mengikuti jadwal, tidak penglihatan lanjut
salah dosis.

Lakukan tindakan untuk membantu pasien Menurunkan bahaya keamanan b/d


yang mengalami keterbatasan penglihatan, perubahan lapang pandang atau kehilangan
contoh, kurangi kekacauan, atur perabot, penglihatan dan akomodasi pupil terhadap
ingatkan memutar kepala ke subjek yang sinar lingkungan.
terlihat; perbaiki sinar suram dan

Anda mungkin juga menyukai