A. Data yang dapat dikumpulkan pada klien yaitu data sebelum dan selama kehamilan
1. Identitas pasien
2. Riwayat Kesehatan
Masa lalu
Sekarang
3. Menstruasi
4. Reproduksi
B. Keluhan Utama
1. Data Psikologi
Kondisi ibu hamil dengan HIV / AIDS takut akan penularan pada bayi yang
dikandungnya. Bagi keluarga pasien cenderung untuk menjauh sehingga akan
menambah tekanan psikologis pasien
2. Pemeriksaan fisik
Breating
Kaji pernafasan ibu hamil, apabila ibu telah terinfeksi sistem pernafasan
maka sepanjang jalr pernafasan akan mengalami gangguan. Misal RR
meningkat, kebersihan jalan nafas.
Blood
Pemeriksaan darah meliputi pemeriksaan virus HIV/AIDS. Penurunan sel
T limfosit; jumlah sel T4 helper; jumlah sel T8 dengan perbandingan 2:1
dengan sel T4; peningkatan nilai kuantitatif P24 (protein pembungkus
HIV); peningkatan kadar IgG, Ig M dan Ig A; reaksi rantai polymerase
untuk mendeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit pada infeksi sel perifer
monoseluler; serta tes PHS (pembungkus hepatitis B dan antibodi,sifilis,
CMV mungkin positif).
Brain
Tingkat kesadaran ibu hamil dengan HIV/AIDS terkadang mengalami
penurunan karena proses penyakit. Hal itu dapat disebabkan oleh
gangguan imunitas pada ibu hamil.
Bowel
Keadaan sisitem pencernaan pada ibu hamil akan mengalami gangguan.
Kebanyakan gangguan tersebut adalah diare yang lama. Hal itu disebabkan
oleh penurunan sistem imun yang berada ditubuh sehingga bakteri yang
ada di saluran pencernaan akan mengalami gangguan. Hal itu dapat
menyebabkan infeksi saluran pencernaan.
Bladder
Kaji tingkat urin klien apakah ada kondisi patologis seperti perubahan
warna urin, jumlah dan bau. Hal itu dapan mengidentifikasikan bahwa ada
gangguan pada sistem perkemihan. Biasanya saat imunitas menurun resiko
infeksi pada uretra klien.
Bone
Kaji respon klien, apakah mengalami kesulitan bergerak,reflek pergerakan.
pada ibu hamil kebutuhan akan kalsium meningkat,periksa apabila ada
resiko osteoporosis. Hal itu dapat memburuk dengan bumil HIV/AIDS.
C. Analisa Data
NO DATA FOKUS ETIOLOGI PROBLEM
1 DS: biasanya pasien Buang air besar Diare (infeksi virus HIV Kekurangan volume
yang menyerang usus ) cairan
selama berhari-hari, lemas, pusing. DO:
wajah pucat, matanya cowong,
kulit dan mukosa kering, tekanan turgor
menurun.
2 DS: biasanya pasien mengeluh lemas, Pengeluaran yang Perubahan nutrisi :
mual muntah dan diare yang berlebihan kurang dari kebutuhan
tubuh
berlebihan
DO: pasien terlihat kurus.
3 DS: biasanya pasien mengeluh nyeri Infeksi Nyeri
pada bagian perut DO :
P: nyeri meningkat ketika beraktifitas
Q: nyeri
R: nyeri di daerah abdomen kuadran
kiri bawah
S: skala nyeri 8
T: nyeri hilang timbul Infeksi virus
HIV
pada usus
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes Laboratorium
Telah dikembangkan sejumlah tes diagnostic yang sebagian masih bersifat
penelitian. Tesdan pemeriksaan laboratorium digunakan untuk mendiagnosis
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan memantau perkembangan
penyakit serta responnya terhadap terapi Human Immunodeficiency Virus
(HIV)
a. Serologis
Tes antibody serum Skrining Human Immunodeficiency Virus (HIV)
dan ELISA. Hasil tes positif, tapi bukanmerupakan diagnose
Tes blot western Mengkonfirmasi diagnosa Human Immunodeficiency
Virus (HIV)
Sel T limfosit Penurunan jumlah total
Sel T4 helper Indikator system imun (jumlah <200>
T8 ( sel supresor sitopatik ) Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau lebih besar dari
sel suppressor pada sel helper ( T8 ke T4 )mengindikasikan supresi
imun.
P24 ( Protein pembungkus HIV) Peningkatan nilai kuantitatif protein
mengidentifikasi progresi infeksi
Kadar Ig Meningkat, terutama Ig A, Ig G, Ig M yang normal atau
mendekati normal
Reaksi rantai polimerase Mendeteksi DNA virus dalam jumlah sedikit
pada infeksi sel perifer monoseluler.
Tes PHS Kapsul hepatitis B dan antibody, sifilis, CMV mungkin
positif
b. Neurologis
EEG, MRI, CT Scan otak, EMG (pemeriksaan saraf)
Tes Lainnya
Sinar X dada
Menyatakan perkembangan filtrasi interstisial dari PCP tahap lanjut
atau adanya komplikasi lain
Tes Fungsi Pulmonal
Deteksi awal pneumonia interstisial
Skan Gallium Ambilan difusi pulmonal terjadi pada PCP dan bentuk
pneumonia lainnya.
Biopsis
Diagnosa lain dari sarcoma Kaposi
Bronkoskopi / pencucian trakeobronkial Dilakukan dengan biopsy
pada waktu PCP atau pun dugaan kerusakan paru-paru
c. Tes Antibodi
Jika seseorang terinfeksi HIV maka sistem imun akan bereaksi dengan
meproduksi antibody terhadap virus tersebut. antibodi terbentuk dalam 3 – 12
minggu setelah infeksi, atau bisa sampai 6 – 12 bulan. Hal ini menjelaskan
mengapaorang yang terinfeksi awalnya tidak memperlihatkan hasil tes positif.
Tapi antibody ternyatatidak efektif, kemampuan mendeteksi antibody Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dalamdarah memungkinkan skrining produk
darah dan memudahkan evaluasi diagnostic. Pada tahun1985 Food and
Drug Administration (FDA) memberi lisensi tentang uji kadar
HumanImmunodeficiency Virus (HIV) bagi semua pendonor darah atau
plasma. Tes tersebut, yaitu :
Tes Enzym – Linked Immunosorbent Assay ( ELISA)
Mengidentifikasi antibody yang secara spesifik ditujukan
kepada virus HumanImmunodeficiency Virus (HIV). ELISA
tidak menegakan diagnosa AIDS tapi hanyamenunjukkan bahwa
seseorang terinfeksi atau pernah terinfeksi Human Immunodeficiency
Virus(HIV). Orang yang dalam darahnya terdapat antibody Human
Immunodeficiency Virus (HIV)disebut seropositif.
Western Blot Assay
Mengenali antibody Human Immunodeficiency Virus (HIV)
dan memastikanseropositifitas Human Immunodeficiency Virus
(HIV)
Indirect Immunoflouresence
Pengganti pemeriksaan western blot untuk memastikan seropositifitas.
Radio Immuno Precipitation Assay ( RIPA )
Mendeteksi protein daripada antibody