Analisa Proteksi Sambaran Petir Pada Ged
Analisa Proteksi Sambaran Petir Pada Ged
PT.SMARTFREN PEKANBARU
ABSTRAK
Petir merupakan fenomena alam yang terjadinya loncatan atau pelepasan muatan
listrik akibat adanya beda potensial antara awan dan bumi. Dengan letak Indonesia pada
daerah khatulistiwa dengan iklim tropis dan kelembapan yang tinggi mengakibatkan
terjadinya hari guruh yang sangat tinggi dan mempunyai kerapatan sambaran petir yang
besar jika dibandingkan dengan negara lain. Sistem Telekomunikasi saat ini merupakan
salah satu aspek penunjang untuk kemajuan suatu daerah. Untuk mendukung kemajuan
sistem telekomunikasi perlu adanya didukung pembangunan infrastruktur (Radio Broadcast
Station) sebagai penunjang. Dikarenakan terbatasnya bangunan tinggi atau pencakar
langit, mengakibatkan pembangunan infrastruktur menara yang tinggi sebagai pemancar
atau penerima gelombang elektromagnetik dilakukan pada lahan datar untuk menunjang
perkembangan teknologi telekomunikasi.
Teknik analisis data dengan cara menganalisis data baik data primer maupun data
sekunder yang ada dari Sistem Proteksi Petir Eksternal eksisting dengan langkah analisis
pendefinisian Zoning Area Proteksi (ruang proteksi) melalui metode perlindungan ( metode
bola gelinding – Rolling Sphere Method ) petir dan penggunaan sistem pentanahan eksisting
serta penentuan besarnya parameter – parameter petir sesuai dengan level atau tingkat
proteksi.
Dengan hasil analisis dari data yang diperoleh pada penelitian Tugas Akhir
nantinya dapat memberikan hasil maksimal atau perbaikan sistem proteksi eksternal pada
gedung kantor PT. Smartfren Pekanbaru dengan adanya dua buah menara yang berdekatan.
Kata Kunci : Petir, Radio Broadcast System, Sistem Proteksi Petir Eksternal Ruang Proteksi
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.2.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah mengetahui
kehandalan perlindungan Sistem Proteksi Petir pada gedung Kantor Smartfren
Pekanbaru akibat sambaran langsung dan tidak langsung pada bangunan gedung
kantor dan menara Radio Broadcast Station (RBS) milik PT. Smartfren Pekanbaru
dengan memperhatikan kondisi aktual sistem pentanahan yang ada.
3
2. Perlindungan petir yang digunakan adalah penangkap petir yang ada pada
gedung dan menara RBS milik PT. Smartfren Pekanbaru
3. Perhitungan hasil akhir dan tampilan gambar dengan Auto CAD.
4
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
5
Sedangkan luas daerah perlindungan pada bangunan dapat dihitung dengan
persamaan berikut :
Sehingga, dari subsitusi persamaan (2) dan (3) ke persamaan (1) dapat diperoleh
persamaan nilai Nd adalah :
.
N d = 4.10-2 T 1,26 (ab + 6h(a + b) + 9p h 2 )
di mana :
a = Panjang atap gedung (m)
b = Lebar atap gedung (m)
h = Tinggi atap gedung (m)
T = hari guruh pertahun
Ng = Kerapatan sambaran petir ke tanah
(sambaran/Km2/tahun)
sebesar Nd (Km2)
6
ph = k h . p ' h
Dimana :
n = jumlah orang di tempat berbahaya
t = waktu / tahun orang berada di tempat berbahaya ( jam / tahun)
7
2.4 Kebutuhan Bangunan Akan Sistem Proteksi Petir Terhadap Sambaran
Petir
Pengambilan keputusan perlu atau tidaknya memasang Sistem Proteksi Petir
pada bangunan akan proteksi petir adalah sebagai berikut :
atau
Sistem Proteksi Petir (SPP) eksternal adalah sistem instalasi dan alat – alat
diluar suatu struktur untuk menangkap dan menghantarkan arus surja petir ke sistem
pembumian. Proteksi petir eksternal berfungsi sebagai proteksi terhadap tegangan
lebih petir jika terjadi sambaran langsung ke sistem atau bangunan yang dilindungi.
8
2.5.1 Terminasi Udara (Air Termination)
Dilihat dari ketiga metode diatas, dalam perancangan terminasi udara pada
bangunan atau gedung bertingkat menurut SNI dapat membentuk zona proteksi dan
meyakinkan bahwa bangunan tersebut terproteksi seluruhnya.
Jarak aman sistem pentanahan dari gedung atau logam terdekat dan tidak
terhubung ke sistem penangkap petir dapat dicari dengan persamaan berikut :
D = 1/5 x R
9
2.6 Bidang Sambar Dan Jarak Sambar
Hubungan antara arus dengan jarak sambar menurut Berger 1972 adalah
sebagai berikut :
Rs = 10 x I0,65
Elevasi tegangan adalah tegangan yang timbul akibat sambaran petir terjadi
pada ujung penangkal petir. Arus lebih disalurkan melalui penghantar dan tegangan
jatuh di elektroda pentanahan penangkal petir. Tegangan lebih yang terjadi
merupakan penjumlahan dari nilai tegangan induktansi (Vinduksi) dan nilai tegangan
permukaan tanah (Vpentanahan). Besar tegangan lebih yang terjadi akibat sambaran
petir langsung dapat dirumuskan dengan :
Dimana :
V elevasi : Elevasi tegangan atau tegangan lebih pada sistem pentanahan (kV)
10
Tingkat Proteksi
Parameter Petir
I II III- IV
Nilai arus puncak I (kA) 200 150 100
Muatan total Qtotal (C) 300 225 150
Muatan impuls Qimpuls(C) 100 75 50
Energi Spesifik W/R (kJ/Ω) 10 000 5 600 2 500
di/dt30/90%
Kecuraman rata-rata 200 150 100
(kA/µs)
BAB III
METODA PENELITIAN
Bulan
No Kegiatan
Oct Nov Des Jan
1 Pengajuan proposal
2 Seminar proposal
Pengumpulan data dan
3
literatur
4 Penyusunan Tugas Akhir
5 Seminar Tugas Akhir
6 Ujian sidang Tugas Akhir
11
DAFTAR PUSTAKA
12
10. Tim, Peraturan Umum Instalasi Penagkal Petir untuk Bangunan di
Indonesia, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan, Jakarta, 2006
11. Hutauruk, TS. Ir., M.E.E, Gelombang Berjalan dan Proteksi Surja,
Erlangga, Jakarta, 1991
12. Hutauruk, Ts. Ir., M.E.E, Pengetahahan Netral Sistem Tenaga
Pengetanahan Peralatan, Erlangga, 1991
13. J. G. Anderson, Lighting Perfoemance of Transmission Lines Chapter 12
of 345kV and Above Transmission Line Reference Book-Second Editon,
Electric Power Research Institute, California, 1982
14. Ken R Rand, Lightning Protection and Grounding for
Telecommunication sites-First Edition, Polyphaser, 2000
13