Anda di halaman 1dari 6

Lihat diskusi, statistik, dan profil penulis untuk publikasi ini di: https://www.researchgate.

net/publication/277984736

Kewarganegaraan digital

Artikel · Januari 2014

KUTIPAN BACA

1 5.336

2 penulis , termasuk:

OzlemCanan Güngören

Universitas Sakarya

30 PUBLIKASI 94 KUTIPAN

LIHAT PROFIL

Semua konten setelah halaman ini diunggah oleh OzlemCanan Güngören pada 10 Juni 2015.

Pengguna telah meminta peningkatan dari file yang diunduh.


TOJET: Jurnal Online Teknologi Pendidikan Turki - Januari 2014, volume 13 edisi 1

WARGA DIGITAL

Aytekin ISMAN Sebuah*, Ozlem CANAN GUNGOREN b


Sebuah Universitas Sakarya, Fakultas Pendidikan 54300, “Sakarya”, Turki
b Universitas Sakarya, Fakultas Pendidikan 54300, “Sakarya”, Turki

ABSTRAK
Era dimana kita hidup dikenal dan disebut sebagai era digital, di era ini teknologi sangat cepat berubah dan berkembang. Mengingat kemajuan
teknologi di abad ke-21 ini, sekolah memiliki tanggung jawab untuk melatih “warga digital” serta warga negara yang baik. Warga digital harus memiliki
keterampilan, pengetahuan, akses internet dan teknologi yang luas, dan sekolah harus membimbing siswanya untuk menjadi warga digital. Ribble dan
Bailey (2007) menggambarkan fitur warga digital di sekolah yang perlu memiliki sembilan titik kontak. Berdasarkan poin-poin tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan skala tentang kewarganegaraan digital.

Kata kunci: era digital, warga digital, kewarganegaraan digital

PENGANTAR
Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang berkembang pesat telah mengubah kehidupan, manusia, dan era. Lagi pula, ICT telah menjadi
sine qua non dalam hidup kita. Dengan perubahan ini, penggunaan perangkat digital meningkat, persyaratan utama individu adalah
menggunakan TIK secara efektif tidak hanya untuk hiburan tetapi juga mencari dan berbagi informasi, komunikasi, akses, hukum, dan
konsumsi.

Perubahan era dengan TIK telah menyebabkan pertukaran karakteristik individu dan karakteristik komunitas. Era digital dimana
perangkat digital banyak digunakan berupaya menciptakan warga digital dari masyarakat digital. Schuler (2002) mendefinisikan
warga digital sebagai "karakteristik kota digital asli". Warga digital umumnya diidentifikasi sebagai "mereka yang menggunakan
Internet secara teratur dan efektif" (Mossberger, Tolbert & McNeal, 2011).

Warga digital harus memiliki beberapa karakteristik seperti memahami masalah manusia, budaya, dan kemasyarakatan yang
berkaitan dengan teknologi dan praktik hukum dan perilaku etis; mengadvokasi dan mempraktikkan penggunaan informasi dan
teknologi yang aman, legal, dan bertanggung jawab; menunjukkan sikap positif dalam menggunakan teknologi yang mendukung
kolaborasi, pembelajaran, dan produktivitas; menunjukkan tanggung jawab pribadi untuk pembelajaran seumur hidup; dan
menunjukkan kepemimpinan untuk kewarganegaraan digital (Ribble, 2008). A Common Sense Media White Paper (2011)
menjelaskan bahwa kewarganegaraan digital berarti kemampuan untuk menggunakan teknologi secara kompeten; menafsirkan
dan memahami konten digital dan menilai kredibilitasnya; membuat, meneliti, dan berkomunikasi dengan alat yang sesuai;
berpikir kritis tentang peluang dan tantangan etis dunia digital; membuat aman, bertanggung jawab,

Sasaran kewarganegaraan digital untuk abad ke-21 adalah mendidik, memberdayakan, dan melindungi (Buku Putih Common Sense Media, 2011). Ribble &
Bailey (2007) menjelaskan ketiganya sebagai penghormatan (etiket, akses, hukum), mendidik (komunikasi, literasi, perdagangan) dan melindungi (hak dan
tanggung jawab, keselamatan / keamanan, kesehatan dan kesejahteraan).

Menjadi warga digital adalah hal yang lebih penting saat ini. Oleh karena itu, dalam dunia pendidikan terdapat beberapa fitur utama yang membuat siswa
menjadi warga digital untuk melihat tujuan kewarganegaraan digital abad ke-21. Faktor kunci tersebut adalah pembelajaran siswa dan prestasi akademik,
lingkungan siswa dan perilaku siswa, kehidupan siswa di luar lingkungan sekolah. Ribble & Bailey (2007) memilah sembilan bidang perilaku untuk
membentuk kewarganegaraan digital di bawah tiga kunci ini.

* Penulis yang sesuai. Telp .: +90264 614 10 33; faks: +90264 614 10 34.
Alamat email: isman@sakarya.edu.tr

Hak Cipta © The Turkish Online Journal of Educational Technology


73
TOJET: Jurnal Online Teknologi Pendidikan Turki - Januari 2014, volume 13 edisi 1

Gambar 1. Digital Citizenship Touchpoints (Ribble & Bailey, 2007)

Pembelajaran Siswa & Kinerja Akademik


1- Akses Digital: partisipasi elektronik penuh dalam masyarakat.
2- Komunikasi Digital: pertukaran informasi elektronik.
3- Literasi Digital: proses belajar mengajar tentang teknologi dan penggunaan teknologi.

Lingkungan Siswa & Perilaku Siswa


4- Keamanan Digital (perlindungan diri): tindakan pencegahan elektronik untuk menjamin keamanan. Etiket
5-Digital: standar perilaku atau prosedur elektronik.
6- Hak & Tanggung Jawab Digital: kebebasan itu diberikan kepada semua orang di dunia digital.

Kehidupan Siswa Di Luar Lingkungan Sekolah


7- Hukum Digital: tanggung jawab elektronik atas tindakan dan perbuatan
8- Kesehatan & Kebugaran Digital: kesejahteraan fisik dan psikologis dalam dunia teknologi digital. 9- Digital Commerce: membeli
dan menjual barang secara elektronik.

Era di mana masyarakat harus memiliki fitur kewarganegaraan digital, pendidikan dan siswa menjadi penting untuk melakukan ini. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengembangkan skala tentang kewarganegaraan digital berdasarkan sembilan titik sentuh kewarganegaraan digital Ribble & Bailey (2007) untuk
menganalisis siswa.

METODE
Populasi
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Pendidikan Universitas Sakarya tahun ajaran 2012-2013. Populasi terdiri dari
total 4395 siswa. Partisipasi dalam penelitian ini atas dasar sukarela. Metode convenience sampling digunakan dalam penelitian
ini. Sebanyak 229 siswa dari program sarjana dalam Pengajaran Dasar, Pengajaran Pra-sekolah, Pengajaran Turki, Pendidikan
Agama dan Etika mengisi kuesioner.

Alat Pengumpul Data


Mengembangkan skala adalah tujuan dari studi ini. Untuk mengembangkan Digital Citizenship Scale (DCS), literatur pertama ditinjau dan
kumpulan item dibuat berdasarkan sembilan poin kontak kewarganegaraan digital Ribble & Bailey (2007). Empat ahli mengevaluasi
item-item ini dan sesuai dengan rekomendasi para ahli, skala dibuat sebanyak 34 item. Skala ini diterapkan pada peserta dan analisis
reliabilitas dan validitas dilakukan.

Skala 34 item dikembangkan sebagai skala tipe Likert lima poin. Para siswa menjawab item dengan memilih salah satu opsi “Sangat
Setuju”, “Setuju”, “Netral”, “Tidak Setuju”, “Sangat Tidak Setuju”.

Analisis data
Software statistik SPSS 21 digunakan untuk melakukan analisis validitas dan reliabilitas konstruk. Untuk menganalisis validitas konstruk
digunakan analisis faktor eksplorasi. Sembilan faktor ditemukan dalam analisis faktor eksplorasi. Selain itu, koefisien konsistensi internal
digunakan untuk memeriksa keandalan skala. Setelah dilakukan analisis validitas dan reliabilitas skala memiliki 33 item.

Hak Cipta © The Turkish Online Journal of Educational Technology


74
TOJET: Jurnal Online Teknologi Pendidikan Turki - Januari 2014, volume 13 edisi 1

TEMUAN
Keabsahan
Untuk menganalisis validitas konstruk DCS, digunakan analisis faktor eksplorasi. Stevens (1996) menjelaskan “tujuan dari analisis
faktor eksplorasi adalah untuk mengidentifikasi struktur faktor atau model untuk satu set variabel.”. Berdasarkan tujuan tersebut,
pertama, koefisien Kaiser-Mayer-Olkin (KMO) dan uji kebulatan Bartlett digunakan untuk menganalisis kesesuaian data untuk analisis
faktor dengan analisis faktor eksplorasi (EFA). Koefisien KMO memberikan informasi tentang kesesuaian matriks data untuk analisis
faktor, kesesuaian struktur data untuk ekstraksi faktor dan koefisien ini diharapkan lebih tinggi dari 0,60 (Büyüköztürk, 2007). Dalam
analisis, nilai KMO untuk DCS ditemukan .75. Juga uji Bartlett menentukan hubungan antara variabel berdasarkan korelasi parsial,
dan statistik chi-square yang dihitung diharapkan signifikan (Büyüköztürk, 2007). Statistik chi kuadrat yang dihitung adalah χ2 = 3336,
213, p. = .000 dalam uji kebulatan Bartlett. Koefisien KMO dan uji kebulatan Bartlett menunjukkan bahwa data yang dikumpulkan
sesuai untuk analisis faktor.

Pertama, item dikategorikan dalam sembilan faktor dengan nilai eigen lebih dari 1 dan komunalitas item bervariasi antara 0,541 dan
0,907 dalam hasil analisis faktor eksplorasi (EFA).

Gambar 2. Scree Plot

Hasil dari EFA, scree plot menunjukkan bahwa skala memiliki sembilan faktor. Nilai eigen dari faktor-faktor dan total varians yang dijelaskan
mendukung struktur ini.

Tabel 1. Nilai Eigen dari faktor dan faktor varians yang dijelaskan
Item Nilai Eigen % dari
Perbedaan

Faktor 1 Literasi Digital 8,9,10,11,12,13 7.163 21.707


Faktor 2 Hukum Digital 25,26,27,28 3.151 9.548
Faktor 3 Hak Digital & 21,22,23,24 2.593 7.856
Tanggung jawab
Faktor 4 Komunikasi digital 1,2,3,4 2.357 7.142
Faktor 5 Keamanan Digital 14,15,16 2.123 6.432
Faktor 6 Perdagangan Digital 32,33,34 1.732 5.247
Faktor 7 Akses Digital 5,6,7 1.494 4.527
Faktor 8 Etiket Digital 17,18,20 1.384 4.195
Faktor 9 Kesehatan & Kebugaran Digital 29,30,31 1.163 3.523

Nilai eigen faktor pertama adalah 7,163, nilai eigen faktor kedua adalah 3,151, nilai eigen faktor ketiga adalah
2.593, nilai eigen faktor keempat 2.357, nilai eigen faktor kelima 2.123, nilai eigen faktor keenam

Hak Cipta © The Turkish Online Journal of Educational Technology


75
TOJET: Jurnal Online Teknologi Pendidikan Turki - Januari 2014, volume 13 edisi 1

faktor 1,732, nilai eigen faktor ketujuh 1,494, nilai eigen faktor kedelapan 1,384, nilai eigen faktor kesembilan 1,163. Selain itu,
faktor pertama menjelaskan 21,707% dari total varian, faktor kedua menjelaskan 9,548% dari total varian, faktor ketiga
menjelaskan 7,856% dari total varian, faktor keempat menjelaskan 7,142% dari total varian, faktor kelima menjelaskan 6,432 % dari
total varian, faktor keenam menjelaskan 5,247% dari total varian, faktor ketujuh menjelaskan 4,527% dari total varian, faktor
kedelapan menjelaskan 4,195% dari total varian dan faktor kesembilan menjelaskan 3,523% dari total varian. Total varians yang
dijelaskan dari scsle adalah 70,178%.

Kedua, teknik rotasi varimax digunakan untuk memfasilitasi pengungkapan faktor-faktor penting. Item 19 dihapus dari skala karena faktor
loading item menunjukkan bahwa itu juga di bawah dua faktor. Faktor pembebanan berada di antara 0,558 terendah dan 0,889 tertinggi.
Total nilai varians yang dijelaskan dari skala dan beban faktor menunjukkan bahwa skala tersebut berhasil menjelaskan kewarganegaraan
digital.

Tabel 2. Hasil analisis faktor eksplorasi


Barang Komunitas
Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor Faktor
1 2 3 4 5 6 7 8 9
i13 , 703 , 731 , 306
i9 , 577 , 667
i8 , 556 , 603
i12 , 534 , 587
i11 , 545 , 559
i10 , 527 , 558
i27 , 786 , 868
i26 , 750 , 823
i28 , 630 , 773
i25 , 656 , 701 , 335
i22 , 810 , 795
i21 , 659 , 761
i24 , 647 , 740
i23 , 688 , 366 , 653
i2 , 751 , 849
i1 , 600 , 749
i4 , 567 , 674
i3 , 667 , 346 , 636
i16 , 885 , 897
i14 , 839 , 885
i15 , 634 , 770
i32 , 812 , 880
i34 , 715 , 828
i33 , 728 , 820
i5 , 908 , 852
i6 , 896 , 843
i7 , 694 , 665
i18 , 771 , 853
i17 , 695 , 760
i20 , 659 , 736
i31 , 794 , 856
i30 , 738 , 739
i29 , 693 , 738
* Pemuatan adalah nilai di atas 0,30.

KEANDALAN
Untuk keandalan DCS, koefisien konsistensi internal Alpha Cronbach dihitung. Hasil analisis diperoleh nilai Cronbach's Alpha dari
skala 0,85. Berdasarkan faktor-faktor tersebut, nilai Cronbach's Alpha dari Faktor 1 adalah 0,78, nilai Cronbach's Alpha dari Faktor
2 adalah 0,84, nilai Cronbach's Alpha dari Faktor 3 adalah 0,80, nilai Cronbach's Alpha dari Faktor 4 adalah 0,79, nilai Alpha
Cronbach dari Faktor 5 adalah
. 85, nilai Cronbach's Alpha dari Faktor 6 adalah .84, nilai Cronbach's Alpha dari Faktor 7 adalah .90, nilai Cronbach's Alpha dari
Faktor 8 adalah .70 dan nilai Cronbach's Alpha dari Faktor 9 adalah .70. .70 atau

Hak Cipta © The Turkish Online Journal of Educational Technology


76
TOJET: Jurnal Online Teknologi Pendidikan Turki - Januari 2014, volume 13 edisi 1

koefisien reliabilitas terhitung lebih tinggi untuk skala psikologis dianggap cukup dalam hal reliabilitas skala (Büyüköztürk, 2007). Dengan demikian,
Skala Kewarganegaraan Digital dan faktor-faktornya yang dikembangkan memiliki tingkat keandalan yang tinggi. Temuan ini menunjukkan bahwa skala
mampu membedakan kewarganegaraan digital mahasiswa atau tidak.

KESIMPULAN
Dalam studi ini, skala dikembangkan untuk mengukur tingkat kewarganegaraan digital mahasiswa suatu fakultas pendidikan. Pertama,
kumpulan item dibuat setelah meninjau literatur dan menerima pendapat ahli. Kemudian skala 34 item diterapkan pada mahasiswa
Fakultas Pendidikan Universitas Sakarya tahun ajaran 2012-2013. Analisis reliabilitas dan validitas dilakukan pada data yang
dikumpulkan dari 229 siswa dari program sarjana dalam Pengajaran Dasar, Pengajaran Pra-sekolah, Pengajaran Turki, Pendidikan
Agama dan Etika.

Untuk menguji validitas DCS, digunakan analisis faktor eksplorasi. EFA menunjukkan bahwa semua item memiliki beban faktor tinggi dan
item dikategorikan dalam sembilan faktor. Sembilan faktor dalam DCS menjelaskan
70,178% dari total varian. Varians total dijelaskan dan beban faktor menunjukkan bahwa skala tersebut berhasil menangkap tingkat
kewarganegaraan digital. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa skala memberikan ukuran yang valid dari kewarganegaraan digital.

Untuk menguji reliabilitas skala, nilai Cronbach's Alpha dihitung. Nilai yang dihitung tinggi (0,85) yang menunjukkan bahwa skala
memiliki reliabilitas yang tinggi.

Kesimpulan dari analisis reliabilitas dan validitas yang dilakukan menunjukkan bahwa DCS yang dikembangkan merupakan alat ukur efektif yang dapat digunakan untuk
mempelajari tentang digital kewarganegaraan. Skala tersebut dapat digunakan untuk studi selanjutnya.

REFERENSI
Büyüköztürk, Ş. (2007), Sosyal Bilimler için Veri Analizi El Kitabı, Ankara: Pegem A Yayıncılık. Buku Putih Common Sense
Media (Maret 2011). Literasi Digital dan Kewarganegaraan di Abad 21:
Mendidik, Memberdayakan, dan Melindungi Anak-Anak Amerika. Diterima dari
http://www.commonsensemedia.org/sites/default/files/DigitalLiteracyandCitizenshipWhitePaper- Mar2011.pdf 05.04.2013

Mossberger, K., Tolbert, CJ & McNeal, RS (2011). Kewarganegaraan Digital: Internet, Masyarakat, dan
Partisipasi. MIT Press, Cambridge, Massachusetts, London, Inggris. Ribble, M. & Bailey, G. (2004a). Kewarganegaraan Digital:
Pertanyaan Fokus untuk Implementasi. Belajar & Memimpin
dengan Teknologi. 32 (2), 12-15.
Ribble, M., & Bailey, G. (2004b). Memantau penyalahgunaan & penyalahgunaan teknologi. Cakrawala Teknologi dalam Pendidikan,
32 (1), 22-25.
Ribble, M., & Bailey, G. (2004c). Sudut pandang tentang lisensi pengemudi teknologi. Administrasi Distrik, 40 (10),
85.
Ribble, M., & Bailey, G. (2005). Mengajar Kewarganegaraan Digital: Kapan Ini Akan Menjadi Prioritas untuk Abad 21
Sekolah ?. Diambil dari http://www.digitalcitizenship.net/uploads/TeachingDC10.pdf 05.04.2013 Ribble, M., Bailey,
G. & Ross, TW (2004). Mengatasi Perilaku Teknologi Tepat Guna. Belajar &
Memimpin dengan Teknologi. 32 (1), 6-12. Ribble, M. & Bailey, G. (2007). Kewarganegaraan Digital di Sekolah. Washington, DC: ISTE. ISBN:
978-1-56484-232-
9.
Ribble, M. (2008). Paspor ke kewarganegaraan digital: Perjalanan menuju penggunaan teknologi tepat guna di sekolah dan di
rumah. Diambil dari http://www.iste.org/learn/publications/learning-leading/issues/december-january- 2008-2009 /
paspor-ke-digital-kewarganegaraan 05.04.2013
Schuler, D. (2002). Kota Digital dan Warga Digital. Kota Digital II: Komputasi dan Sosiologis
Pendekatan Catatan Kuliah dalam Ilmu Komputer. 2362, 71-85.
Stevens, J. (1996). Statistik multivariat terapan untuk ilmu sosial ( Edisi ke-3). Mahwah, NJ: Lawrence
Erlbaum Associates.

Hak Cipta © The Turkish Online Journal of Educational Technology


77

V. wppuubblliicca.dll
Viieew attiiodin ssttaattss

Anda mungkin juga menyukai