Oleh
Miftakhul Khoir
NIM : 80300221037
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1
mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”.
Implementasi sistem informasi manajemen pendidikan adalah sebagai
pendukung kegiatan fungsi manajemen seperti planning, organizing, actuating,
controlling dalam rangka menunjang tercapainya sasaran dan tujuan fungsi-fungsi
operasional dalam organisasi pendidikan. dalam rangka untuk menunjang
tercapainya sasaran dan tujuan fungsi-fungsi operasional dalam organisasi
pendidikan.
Mencermati berbagai fenomena dari perkembangan sistem informasi
manajemen pendidikan dan pemanfaatannya di dalam dunia pendidikan saat ini
maka maka penulis anggap penting untuk memahami konsep dasar informasi
sebagai pondasi awal dalam melakukan pengkajian terhadap sistem informasi
manajemen pendidikan. Dengan demikian, penulis menghadirkan dirkursus
berkenaan dengan konsep dasar informasi dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merumuskan
beberapa rumusan masalah sebagai fokus pembahasan dalam makalah
ini,diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bagimana nilai dan kualitas dari sebuah informasi?
2. Bagaimana transformasi sebuah informasi?
3. Bagaimana pemakaian sebuah informasi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sutabri, Tata. Sistem Informasi Manajemen. (Jakarta:Andi.2005) 31
2
Hemingway, C. J. and Tom G. Gough. 2000. “The Value of Information Systems
Teaching and Research In The Knowledge Society”. Informing Science. Vol 3 No 4. 167-184.
3
Koeswara, E. Dinamika Informasi dalam Era Global. (Bandung: Remaja Rosdakarya.
1998) 102
3
format penyajian 3. Kemutakhiran informasi (up-to-dateness) 4. Kualitas
informasi (kredibilitas dan akseptibilitas) 5. Frekuensi penyajian informasi4
Sebagian besar informasi tidak dapat ditafsir keuntungannya dengan nilai
uang, tetapi dapat ditafsir nilai efektifitasnya. Untuk menentukan nilai suatu
informasi maka dapat ditentukan berdasarkan sifatnya.
Menurut sifat atau karakteristik yang dapat menentukan nilai informasi
dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Mudah Diperoleh
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh
secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak
bernilai jika sulit diperoleh. Informasi dapat diperoleh dengan mudah jika
memiliki suatu sistem.
b. Luas dan Lengkap
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai
lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak
lengkap menjadi tidak bernilai, Karena tidak dapat digunakan secara baik.
c. Ketelitian
Begitu juga dengan ketelitian, informasi akan lebih sempurna apabila
mempunyai ketelitian yang tinggi atau akurat. Informasi yang tidak akurat akan
mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
d. Kecocokan
Informasi harus sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna, sehingga
informasi itu memiliki nilai karena bermanfaat.
e. Ketepatan
Waktu Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui lebih pendek dari
pada siklus untuk mendapatkan informasi. Informasi penting dan bernilai menjadi
tidak bernilai apabila terlambat diterima, karena tidak dapat dimanfaatkan dalam
proses pengambilan keputusan.
4
Koeswara, E. Dinamika Informasi dalam Era Global. (Bandung: Remaja Rosdakarya.
1998) 102
4
f. Kejelasan
Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi,
kejelasan informasi dipengharui oleh bentuk dan format informasi.
g. Fleksibilitas / Keluwesan
Berkaitan dengan kegunaan informasi untuk berbagai pengambilan
keputusan. Makin banyak keputusan yang diambil dari suatu informasi makin
luwes informasi tersebut.5
Sedangakan menurut Sulistyo-Basuki, informasi memiliki beberapa
parameter yaitu :
a. Kuantitas informasi
Berkaitan dengan pengertian bahwa informasi dapat diukur dalam jumlah
dokumen, halaman, kata huruf, bit, gambar, lukisan dan lain-lainnya
b. Isi Merupakan makna dari informasi itu sendiri.
c. Struktur
Struktur atau format ataupun tata susunan informasi serta hubungan
logisnya dengan pernyataan atau unsur yang dapat dijadikan parameter dalam
menilai informasi.
d. Bahasa, simbol, abjad, kode dan sintaks yang mengungkapkan suatu
gagasan atau ide.
e. Hidup yang merupakan jumlah rentang waktu saat nilai dapat diambil dari
informasi. 6
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa dalam menilai sebuah
informasi ada ciri – ciri atau karakteristik yang harus dipenuhi. Mulai dari
bagaimana cara memperoleh, isi, bentuk atau format hingga informasi itu sendiri
dapat dibuktikan atau tidak. Format berkaitan dengan tata susunan serta hubungan
antara unsur- unsur yang disajikan.
2. Kualitas Informasi
Nilai informasi ditentukan oleh banyak hal, diantaranya adalah kualitas
informasi karena secara tidak langsung nilai informasi akan diperoleh. Berbagai
5
Tata Sutabri. Analisis Sistem Informasi. (Yogyakarta:Andi. 2005.) 31
6
Sulistyo, Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan, (Jakarta: Universitas Terbuka. 2009) 93
5
macam karakteristik yang digunakan oleh para ahli dalam mengukur kualitas
informasi, mereka mempunyai pemikiran yang berbeda – beda dalam menentukan
kualitas informasi.
Kualitas informasi adalah ukuran kualitas output dari sistem informasi. 7
Kualitas informasi juga dapat diartikan sebagai pengukuran kualitas konten atas
suatu sistem informasi8. Sedangkan menurut Negash kualitas informasi adalah
suatu fungsi yang menyangkut nilai atas keluaran informasi yang dihasilkan oleh
sistem9. Berdasarkan beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa kualitas
informasi adalah suatu pengukuran yang berfokus pada keluaran yang dihasilkan
oleh sistem, serta nilai dari keluaran bagi pengguna.
Kualitas Informasi Informasi ibarat darah yang mengalir dalam tubuh
suatu organisasi sehingga begitu penting posisinya, sebab dapat digunakan dalam
proses pengambilan keputusan dan berhubungan erat dengan nilai keputusan itu
sendiri. Fungsi utama dari informasi adalah menambah pengetahuan atau
mengurangi ketidakpastian pemakai informasi. Oleh karenanya kualitas informasi
menjadi sangat penting. Menurut Delone Mc Lean indikator yang mendukung
kualitas informasiadalah sebagai berikut:
a. Akurat (Accurate)
Informasi dikatakan akurat yaitu informasi harus jelas mencerminkan
maksud yang disampaikan dan harus bebas dari kesalahan-kesalahan serta tidak
bias atau menyesatkan. Ukuran keakuratan informasi amat bervariasi dan amat
tergantung pada sifat informasi yang dihasilkan. Semakin kritis suatu informasi,
akan semakin tinggi keakuratan yang diperlukan, sehingga semakin tinggi tingkat
kepuasan yang diberikan kepada penggunanya.
b. Tepat Waktu (Timelines)
Umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan
kegunaanya. Ketepatan adalah informasi tidak lebih tua dari periode waktu
7
Jogiyanto, Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. (Yogyakarta: Andi Offset,
2007) 45
8
Ong et al. 2009. A Measurement of User Satisfaction with Question Answering
Systems. Information and Management, 46(7): 397-403
9
Negash et.al. 2003. Quality and effectiveness In Web-based Customer Support System.
Journal Of Information and Management
6
tindakan yang didukungnya. Ketepatan waktu juga berarti kegiatan menyajikan
informasi pada saat transaksi terjadi atau pada saat informasi tersebut
dibutuhkan. Informasi yang terlambat diterima, nilai kegunaannya akan lebih
rendah, karena informasi yang cepat dan tepat akan lebih baik
c. Relevan (Relevance)
Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut harus bermanfaat
bagi si penerima informasi. Relevansi informasi yang diterima oleh masing-
masing penerima sangatlah berbeda-beda.
d. Lengkap (Complete)
Lengkap ialah tidak boleh ada bagian informasi yang penting atau esensial
bagi pengambil keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang, karena akan
menghasilkan keputusan yang salah nantinya. 10
B. Transformasi Informasi
Transformasi informasi adalah komponen proses dalam pengelolaan
sistem informasi , yang berfungsi memproses data menjadi informasi sehingga
dapat diperoleh produk informasi yang diperlukan. Pengelolaan suatu sistem
informasi perlu memiliki kemampuan dalam pelaksanaan mekanisme
transformasi, karena kegiatan-kegiatan pada tahap ini merupakan tindak lanjut
setelah disusunya suatu perencanaan informasi yang disesuaikan dengan
kebutuhan organisasi dan sambil mengacu ke depan untuk menghasilkan produk
informasi yang berdaya guna dan berhasil guna.
Transformasi informasi pada hakikatnya merupakan suatu proses
pengubahan wujud, sifat, ciri-ciri data sehingga menjadi informasi, yang
selanjutnya disajikan secara statistika atau secara visual untuk disebarluaskan dan
atau didokumentasikan. Proses transformasi ini bertitik tolak dari data yang
dikumpulkan dari sumber dengan menggunakan alat atau instrument
pengumpulan data, selanjutnya data itu diolah, dianalisis dan ditafsirkan dengan
10
Delone, W. & McLean, E. (2003) Model Of Information Systems Success: A TenYear
Update. Journal Of Management Information Systems, 19, 10-15.
7
teknik tertentu. Data yang telah diproses itu membuahkan hasil yang disebut
informasi,Informasi tersebut disajikan, disebarluaskan dan didokumentasikan.
Penyajian data dan informasi dilakukan baik secara visual maupun dalam
bentuk publikasi, dengan metode komunikasi langsung atau tidak langsung.
Sedangkan dokumentasi berfungsi untuk menyimpan data dan informasi secara
sistematis dan cermat dalam bentuk bank data (database).
Pendokumentasian dapat dilakukan dengan cara lama (file) dan cara baru
(komputerisasi).
C. Pemakaian Informasi
Pemakaian informasi merupakan suatu proses pendayagunaan informasi
seseorang atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan
jabatan atau pekerjaanya dalam bidang tertentu. Proses pendayagunaan itu mulai
dari penerimaan informasi, kemudian diolah atau diproses dalam dirinya, yang
akhirnya melakukan tindakan atau terjadi perubahan perilaku yang dapat
mempengaruhi orang atau kelompok lainnya.
Satu orang atau sekelompok orang yang berkepentingan memakai
informasi tersebut dapat memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan psikologis
maupun kebutuhan fisik sehingga memberikan kepuasan tertentu pada dirinya.
Individu atau kelompok tersebut bertalian dengan jabatan atau pekerjaan dan oleh
karenanya kebutuhan informasi itu tentunya harus sinkron dengan bidang
pekerjaanya. Dengan kata lain, suatu pekerjaan atau jabatan dalam bidang yang
berbeda dengan sendirinya membutuhkan perangkat informasi yang berbeda pula.
Dalam bukunya yang berjudul "Sistem Informasi Untuk Penganbilan
Keputusan" Sondang P Siagian menjelaskan pemakaian informasi digunakan
untuk semua macam dan bentuk kegiatan di dalam masyarakat. Diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Informasi untuk kegiatan politik
Sistem partai politik yaug dianut suatu negara, jelas menginginkan anggota
sebanyak mungkin. Berbagai teknik dan propaganda digunakan untuk
mempertahankan angka statistik partai kalau boleh malah angka itu semakin
8
meningkat jumlahnya. Kehidupan partai dapat dikembangkan apabila elite politik
dalam masyarakat sadar akan pentingnya informasi dan mampu memanfaatkan
kemajuan teknologi informasi.
2. Informasi untuk kegiatan-kegiatan pemerintah
Pemerintah memerlukan bermacam-macam informasi di dalam tugasnya,
tidak perduli negara itu masih terbelakang, sedang berkembang atau industri yang
sudah mapan.
3. Informasi untuk kegiatan-kegiatan sosial
Diperlukan informasi yang jelas atas apa saja yang sedang dilaksanakan
dan diupayakan ditengah-tengah masyarakat. Kegiatan sosial yang dimaksud
misalnya kegiatan KB, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
4. Informasi untuk kegiatan-kegiatan dunia usaha
Salah satu aspek kehidupan yang mutlak ditingkatkan mutunya adalah
ekonomi. Peningkatan mutu kehidupan ekonomi pada dasarnya merupakan
kewajiban lembaga-lembaga perekonomian. Merekalah yang melaksanakan
peningkatan. Semua bidang di dalamnya memerlukan informasi untuk
menganalisis segala sesuatu yang ada sangkut pautnya dengan bidang usaha itu,
lalu beberapa keputusan diambil.
5. Informasi untuk militer
Pada saat negara timbul sebagai satu bentuk organisasi maka setiap bidang
dalam pemerintahan membutuhkan informasi termasuk bidang perencanaan
maupun keamanan Aparat keamanan diperlukan tidak hanya sebagai tenaga
perang melainkan untuk menghadapi segala bentuk gangguan11
11
Siagian, Sondang P. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: PT. Bumi Akarsa,
2015) 50-67
9
BAB III
PENUTUP
Simpulan
1. Nilai informasi ditentukan oleh 2 hal, yaitu manfaat dan biaya untuk
mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai jika manfaatnya lebih
efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. pada umumnya
nilai informasi harus mencakup 1. Isi informasi (luas bidang cakupan) 2.
Kecermatan pembuatan dan format penyajian 3. Kemutakhiran informasi
(up-to-dateness) 4. Kualitas informasi (kredibilitas dan akseptibilitas) 5.
Frekuensi penyajian informasi.
2. Kualitas informasi adalah ukuran kualitas output dari sistem informasi.
Indikator yang mendukung kualitas informasiadalah sebagai berikut:
a) Akurat (Accurate)
b) Tepat Waktu (Timelines)
c) Relevan (Relevance)
d) Lengkap (Complete)
3. Transformasi informasi adalah komponen proses dalam pengelolaan sistem
informasi , yang berfungsi memproses data menjadi informasi sehingga
dapat diperoleh produk informasi yang diperlukan. Pengelolaan suatu sistem
informasi perlu memiliki kemampuan dalam pelaksanaan mekanisme
transformasi, karena kegiatan-kegiatan pada tahap ini merupakan tindak
lanjut setelah disusunya suatu perencanaan informasi yang disesuaikan
dengan kebutuhan organisasi dan sambil mengacu ke depan untuk
menghasilkan produk informasi yang berdaya guna dan berhasil
guna.
4. Pemakaian informasi merupakan suatu proses pendayagunaan informasi
seseorang atau sekelompok orang untuk memenuhi kebutuhannya sesuai
dengan jabatan atau pekerjaanya dalam bidang tertentu.
10
DAFTAR PUSTAKA
11