Dosen:
Ifa Hafifah, Ns.,M.Kep.
Disusun Oleh:
KHAIRUNNISA
2010913220023
E. Perencanaan penyuluhan
Waktu : 15 menit (19.00-19.15 WITA)
Hari/Tanggal : 25 maret 2021
Tempat : Kelurahan Sungai andai, Kota Banjarmasin.
Sasaran : Karyawan pabrik (laki-laki)
Metode : Ceramah, diskusi (tanya jawab) dan Demonstrasi
Media : Power point
F. Kegiatan penyuluhan
G. Materi (lampiran)
H. Evaluasi
1. Evaluasi struktural
a. Peserta penyuluhan siap ditempat 5 menit sebelum penyuluhan.
b. Anggota penyuluhan siap 10 menit sebelum penyuluhan.
c. Media penyuluhan siap 10 menit sebelum penyuluhan.
2. Evaluasi proses
a. Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab
b. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan peserta penyuluhan
memahami serta memerhatikan materi penyuluhan yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
sasaran.
d. Kehadiran peserta diharapkan minimal 80% dan tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b. Peningkatan pemahaman peserta penyuluhan tentang materi penyuluhan yaitu
peserta yang menjawab pertanyaan mampu menjelaskan dengan minimal 70%
jawaban benar.
I. Referensi
Ardian L. (2019) Determinan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) pada
Bagian Produksi 1 Shift 1 PT.X. UNEJ. Kutai Timber Indonesia Kota Probolinggo
Dahyar C.,P. (2018). Perilaku penggunaan alat pelindung diri pada pekerja PT. X. Jurnal
Promkes Vol. 6 No. 2 Desember 2018 : 178 – 187. UNAIR Surabaya.
Putra D.,P. (2017).Penerapan inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja sebagai upaya
pencegahan kecelakaan kerja. Higeai journal of public health research and development.
Universitas Negeri Semarang.
Sari D.,L. & Isharyanto. (2017) Analisis faktor yang berhubungan dengan perilaku
penerapan keselamatan pasien pada perawat di ruang rawat inap RSUD kabupaten
Sukoharjo. Prosiding seminar nasional hasil penelitian dan pengabdian bidang K3.
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Zahara R.,A. dkk (2017) Kepatuhan menggunakan Alat pelindung diri (APD) ditinjau
dari pengetahuan dan perilaku pada petugas instalansi pemeliharaan sarana dan
prasarana rumah sakit (IPSRS). Jurnal Aisyah : Jurnal ilmu kesehatan 2(2) 2017,-154.
Bengkulu.
Alat pelindung tangan (sarung tangan) berfungsi untuk melindungi tangan dan
jari-jari tangan dari bahaya bahan kimia yang mudah terabsorbsi oleh kulit, bahan
kimia yang mudah terbakar, bahan kimia korosif, benda tajam, tersengat listrik,
suhu tinggi dan rendah. Jika sarung tangan terkontaminasi, maka harus
dibersihkan dan dibuang sesegera mungkin. Pemilihan yang tepat untuk bahan
sarung tangan sangat penting untuk kinerja sarung tangan. Dalam memilih sarung
tangan harus diperhatikan permeabilitas bahan sarung tangan, waktu pemakaian
bahan kimia, suhu bahan kimia, ketebalan bahan sarung tangan, dan jumlah bahan
kimia yang dapat diserap oleh bahan sarung tangan (efek kelarutan). Bahan sarung
tangan sangat bervariasi misalnya, neoprene yang baik untuk perlindungan
terhadap semua jenis minyak, hidrokarbon alifatik, dan pelarut tertentu lainnya,
tetapi tidak cocok untuk digunakan saat bekerja dengan hidrokarbon aromatik,
hidrokarbon terhalogenasi, keton, dan pelarut lainnya. Jenis pelindung tangan
terdiri dari sarung tangan yang terbuat dari logam, kulit, kain kanvas, kain atau
kain berpelapis, karet, dan sarung tangan yang tahan bahan kimia.
Alat pelindung kaki berfungsi untuk melindungi kaki pekerja dari bahaya yang
ada di lingkungan kerjanya seperti tertimpa atau berbenturan dengan benda-benda
berat, tertusuk benda tajam, terkena cairan panas atau dingin, uap panas, terpajan
suhu yang ekstrim, tumpahan bahan kimia berbahaya dan jasad renik, dan
terpleset. Jenis alat pelindung kaki berupa sepatu keselamatan pada pekerjaan
peleburan, pengecoran logam, industri, kontruksi bangunan, pekerjaan yang
berpotensi bahaya peledakan, bahaya listrik, tempat kerja yang basah atau licin,
bahan kimia dan jasad renik, serta bahaya binatang.
7) Pakaian pelindung
Alat pelindung jatuh perorangan berfungsi membatasi gerak pekerja agar tidak
masuk ke tempat yang mempunyai potensi jatuh atau menjaga pekerja berada
pada posisi kerja yang diinginkan dalam keadaan miring maupun tergantung dan
menahan serta membatasi pekerja jatuh sehingga tidak membentur lantai dasar.
Jenis alat pelindung jatuh perorangan terdiri dari sabuk pengaman tubuh
(harness), karabiner, tali koneksi (lanyard), tali pengaman (safety rope), alat
penjepit tali (rope clamp), alat penurun (decender), alat penahan jatuh bergerak
(mobile fall arrester), dan lain-lain.
9) Pelampung
Pelampung berfungsi melindungi pengguna yang bekerja di atas air atau
dipermukaan air agar terhindar dari bahaya tenggelam dan atau mengatur
keterapungan (buoyancy) pengguna agar dapat berada pada posisi tenggelam
(negative buoyant) atau melayang (neutral buoyant) di dalam air. Jenis pelampung
terdiri dari jaket keselamatan (life jacket), rompi keselamatan (life vest), rompi
pengatur keterapungan (Bouyancy Control Device).