Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PADA HOME INDUSTRI “DESIGN KONVEKSI”


DI DESA KEBUMEN KECAMATAN BATURRADEN
STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS

KELOMPOK 1
Bayu Nurwicaksono, S.Kep I4B017091
Hernandia Nurzaman, S.Kep I4B017064
Desi Natalia, S.Kep I4B017065
Daesi Novisari, S.Kep I4B017073
Anggun Trisnawati, S.Kep I4B017070
Ratna Indah Priastuti, S.Kep I4B017074
Henna Arimina, S.Kep I4B017072
Nabilla Anzani Putri, S.Kep I4B017095
Septi Wahyuningsih, S.Kep I4B017075

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Pokok Bahasan : Home Industri “Design Konveksi”


Sub Pokok Bahasan : Alat Pelindung Diri (APD)
Sasaran : Pekerja Home Industri “Design Konveksi”
Hari/tanggal : Senin, 26 November 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Home Industri “Design Konveksi”
Penyaji : Hernandia Nurzaman, S. Kep.

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang APD diharapkan peserta
dapat mempraktikannya di tempat kerja untuk mencegah dan meminimalisasi
kecelakaan kerja sehingga tercapai kesehatan yang optimal bagi para pekerja.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang APD, peserta mampu:
a. Mengetahui pengertian APD
b. Mengetahui manfaat dari APD
c. Mengetahui akibat atau risiko apabila tidak memakai APD

B. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Demonstrasi

C. Media
Leaflet

D. Materi
(Terlampir)
E. Pelaksanaan kegiatan
No Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu
1 Pembukaan 5 menit
a. Memberi salam a. Membalas salam
b. Perkenalan b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan c. Mendengarkan
d. Apersepsi d. Menjawab
2 Kegiatan Inti 20 menit
a. Materi tentang APD a. Mendengarkan
dan
memperhatikan
b. Diskusi tentang materi b. Bertanya
yang telah disampaikan
c. Demonstrasi APD c. Memperagakan
APD

3 Penutup 5 menit
a. Menyimpulkan materi a. Memperhatikan
penyuluhan bersama b. Menjawab
peserta pertanyaan yang
b. Memberikan evaluasi diajukan secara
secara lisan lisan
c. Memberikan salam c. Menjawab salam
penutup

F. Pengorganisasian dan Setting Tempat

Keterangan :
: Penyaji : Peserta

: Fasilitator : Observer

: Notulen

G. Evaluasi
1. Pertanyaan (lisan)
a. Apa yang dimaksud dengan APD?
b. Apa manfaat dari pemakaian APD?
c. Apa saja akibat dari tidak memakainya APD?

2. Praktik
Peragakan pemakaian APD secara urut dan benar!

H. Referensi
Depkes RI. (2002). Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV. Jakarta.
Pusat Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI
Lampiran Materi
ALAT PELINDUNG DIRI

A. Pengertian
Beberapa pengertian mengenai Alat Perlindungan Diri (APD) sebagai berikut:
1. APD adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang
dalam pekerjaan pekerjaan yang fungsinya mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya
ditempat kerja. APD merupakan cara terakhir untuk melindungi tenaga kerja
setelahdilakukan beberapa usaha.
2. Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan perlindungan terhadap
bahaya-bahaya kecelakaan (Anidyajati, 2011).

B. Tujuan Dan Manfaat


Tujuan dan manfaat dari penggunaan APD sebagai berikut (Ampuh, 2009):
1. Melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak
dapat dilakukan dengan baik.
2. Meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja.
3. Menciptakan lingkungan kerja yang aman.
4. Melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi
bahaya atau kecelakaan kerja.
5. Mengurangi resiko akibat kecelakaan.

C. Jenis-jenis APD Menurut Bagian Tubuh


Jenis-jenis APD menurut bagian tubuh sebagai berikut (Anizar, 2012) :
1. Pelindung kepala
Pelindung kepala dikenal sebagai safety helmet. Pelindung kepala yang
dikenal ada 4 jenis, yaitu Hard hat kelas A, kelas B ,kelas C dan bump cap.
Klasifikasi masing-masing jenis adalah sebagai berikut:
a Kelas A, hard hat kelas A dirancan untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh
dan melindungi dari arus listrik sampai 2.200 volt.
b Kelas B, hard hat kelas B dirancang untuk melindungi kepala dari benda yang
jatuhdan melindungi dari arus listrik sampai 20.000 volt.
c Kelas C, hard hat kelas C melindungi kepala dari benda yang jatuh,tetapi tidak
melindungi dari kejutan listrik dan tidak melindungi dari bahan korosif.
d Bump cap, bump cap dibuat dari plastic dengan berat yang ringan untuk
melindungikepala dari tabrakan dengan benda yang menonjol. bump cap tidak
menggunakan sistem suspensi,tidak melindungi dari benda yang jatuh ,dantidak
melindungi dari kejutan listrik.karenanya bump cap tidak boleh digunakanuntuk
menggantikan hard hat tipe apapun.

2. Pelindung mata
Pelindung mata disebut dengan Safety Glasses. Safety Glasses berbeda dengan
kaca mata biasa, baik normal maupun kir (Prescription glasses), karena pada bagian
atas kanan dan kiri frame terdapat pelindung dan jenis kacanya yang dapat menahan
jenis sinar UV (Ultra Violet) sampai persentase tertentu. Sinar ultaraviolet muncul
karena lapisan ozon yang terbuka pada lapisan atmosfer bumi, UV dapat
mengakibatkan pembakaran kepada kulit dan bahkan kanker kulit (Hasibuan, 2013).

3. Pelindung wajah
Pelindung wajah yang dikenal adalah:
a Goggles, goggles memberikan pelindungan lebih baik dari pada safety glasses
karena goggles terpasang dekat wajah karena goggles mengitari area mata, maka
goggles melindungi lebih baik pada situasi yang mungkin tejadi percikan
cairan,uaplogam,uap,serbuk,debu,dan kabut.
b Face shield, face shield memberikan perlindungan wajah menyeluruh dan sering
digunakan pada operasi peleburan logam,percikan bahan kimia ,atau partikel
yangmelayang. Banyak Face shield yang dapat digunakan bersamaan dengan
pemakaian Hard Hat. Walaupun Facae Shield melindungi wajah, tetapi Face
Shield bukan pelindung mata yang memadai, sehingga pemakaian safety glasses
harus dilakukan dengan pemakaian Face Shield.
c Welding Helmets, jenis pelindung wajah yang lain adalah Welding Helmets
(Topeng Las). Topeng las memberikan perlindungan pada wajah dan mata. Topeng
las memakai lensa absorpsi khusus yang menyaring cahaya yang terang dan energi
radiasi yang dihasilkan selama operasi pengelasan. Sebagaimana Face Shield,
Safety Glasses atau Goggles harus dipakai saat menggunakan Helm Las.
d Masker wajah, masker berfungsi untuk melindungi hidung dari zat zat berbau
menyengat dandari debu yang merugikan.

4. Pelindung Tangan
Diperkirakan hampir 20% dari seluruh kecelakaan yang menyebabkan cacat
adalah tangan. Tanpa jari atau tangan, kemampuan bekerja akan sangat berkurang.
Tangan manusia sangat unik. Tidak ada bentuk lain di dunia yang dapat
mencengkram, memegang, bergerak dan memanipulasi benda seperti tangan manusia.
Karenanya tangan harus dilindungi dan disayangi. Kontak dengan bahan kimia
Kaustik atau beracun, bahan-bahan biologis, sumber listrik, atau benda dengan suhu
yang sangat dingin atau sangat panas dapat menyebabkan iritasi atau membakar
tangan. Bahan beracun dapat terabsorbsi melalui kulit dan masuk ke badan. APD
tangan dikenal dengan Safety Glove dengan berbagai jenis penggunaanya. Berikut ini
adalah jenis-jenis sarung tangan dengan penggunaan yang tidak terbatas hanya untuk
melindungi dari bahan kimia. Jenis-Jenis Safety Glove sebagai berikut:
a Sarung Tangan Metal Mesh, sarung metal mesh tahan terhadap ujung yang lancip
dan menjaga terpotong
b Sarung tangan Kulit, sarung tangan yang terbuat dari kulit ini akan melindungi
tangan dari permukaan kasar.
c Sarung tangan Vinyl dan neoprene, melindungi tangan terhadap bahan kimia
beracund.
d Sarung tangan Padded Cloth melindungi tangan dari ujung yang tajam, pecahan
gelas, kotoran dan vibrasi.
e Sarung tangan Heat resistant, mencegah terkena panas dan api.
f Sarung tangan karet, melindungi saat bekerja disekitar arus listrik karena karet
merupakan isolator (bukan penghantar listrik).
g Sarung tangan Latex disposable, melindungi tangan dari Germ dan bakteri, sarung
tangan ini hanya untuk sekali pakai.
h Sarung tangan lead lined , digunakan untuk melindungi tangan dari sumber radiasi.

5. Pelindung Kaki
Para ahli selama berabad-abad membuat rancangan dan struktur umtuk kaki
manusia. Kaki manusia sangat kokoh untuk mendukung berat seluruh badan, dan
cukup Flexible untuk memungkinkan berlari, bergerak, taupun pergi. Tanpa kaki dan
jari-jari kaki, kemampuan bekerja akan sangat berkurang. Hal-Hal yang dapat
menyebabkan kecelakan pada kaki salah satunya adalah akibat bahan kimia. Cairan
seperti asam, basa, dan logan cair dapat menetes ke kaki dan sepatu. Bahan berbahaya
tersebut dapat menyebabkan luka bakar akibat bahan kimia dan panas. Banyak jenis
jenis sepatu keselamatan dan diantaranya adalah:
a Sepatu Latex/Karet, sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik extra
pada permukaan licin.
b Sepatu Buthyl, sepatu Buthyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde,
alcohol, asam, garam, dan basa.
c Sepatu Vinyl, tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah.
d Sepatu Nitrile, sepatu nitrile tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia.

6. Pelindung Telinga
Pelindung Telinga tidak boleh dianggap enteng terutama untuk pekerjayang
bekerja di tempat yang berkondisi bising baik itu dari gesekan benda-benda keras
ataupun bunyi-bunyi keras dari mesin. APD yang digunakan untuk kondisi seperti ini
adalah denganmenggunakan Earphone, sistem kerja alat Earphone ini yaitu meredam
suara yang akan masuk ke telinga sehingga suara bising tidak mengganggu dan
merusak sistem kerja telinga, karena manusia mempunyai batas pendengaran, apabila
kekerasan suara yang terlalu keras maka akan memyebabkan kerusakan pada gendang
telinga.

7. Tali Keselamatan
Tali keselamatan disebut Safety Belt, safety belt diperlukan untuk
perlindungan diri pekerja yang melakukan pekerjaannya yaitu diketinggian dan agar
mengurangi resiko jatuh langsung dari ketinggian.

8. Jas Laboratorium
Jas Laboratorium sangat penting pemakaiannya terutama di Laboratorium
kimia. Karena jas ini akan melindungi tubuh dari kontak langsung dengan suatu zat
kimia yang dapat mengakibatkan kerusakan pada tubuh manusia. Kriteria yang baik
untuk jas laboratorium ini sendiri yaitu
a Nyaman dipakai
b Bahan kain yang cukup tebal
c Berwarna Terang atau putih
d Berkancing (Non Resleting)
e Panjang jas sampai lutut dan dengan lengan sampai pergelangan tangan
f Ukurannya Tidak terlalu Kecil ataupun terlalu besar.

D. Akibat tidak memakai APD


Akibat tidak memakai APD dapat menyebabkan penyakit akibat kerja atau yang
dikenal dengan occupational disease. Menurut Cherry, 1999 “An occupational disease may
be defined simply as one that is caused , or made worse, by exposure at work”. Hal tersebut
menggambarkan bahwa secara sederhana sesuatu yang disebabkan, atau diperburuk, oleh
pajanan di tempat kerja. Sedangkan dari definisi kedua tersebut, penyakit akibat kerja adalah
suatu masalah Kesehatan yang disebabkan oleh pajanan berbahaya di tempat kerja. Dalam hal
ini, menurut Tarwaka (2014) pajanan berbahaya yang dapat terjadi akibat tidak memakai
APD antara lain :

 Debu, gas, atau asap

 Suara/kebisingan (noise)

 Bahan toksik (racun)

 Getaran (vibration)

 Radiasi

 Infeksi kuman atau dingin yang ekstrem

 Tekanan udara tinggi atau rendah yang ekstrem

Menurut Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 1993 tertanggal 27 Februari 1993,


penyakit yang timbul akibat hubungan kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
atau lingkungan kerja (pasal 1). Keputusan Presiden tersebut melampirkan daftar penyakit
yang diantaranya yang berkaitan dengan pulmonologi termasuk pneumokoniosis dan
silikotuberkulosis, penyakit paru dan saluran nafas akibat debu logam keras, penyakit paru
dan saluran nafas akibat debu kapas, vals, henep dan sisal (bissinosis), asma akibat kerja, dan
alveolitis alergika.
Dalam melakukan tugasnya di perusahaan seseorang atau sekelompok pekerja
berisiko mendapatkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja. WHO membedakan empat
kategori Penyakit Akibat Kerja, yaitu:

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.


2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma
Bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor
penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya,
misalnya asma.

DAFTAR PUSTAKA

Anidyajati, A., 2011, Hubungan tingkat kedisiplinan penggunaan alat pelindung diri (APD)
terhadap kondisi kesehatan kerja karyawan unit fiber glass PT Industri Kereta Api
(INKA) Madiun, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anizar, 2012, Teknik keselamatan dan kesehatan kerja di industri, Graha Ilmu, Jakarta

Ampuh, A.R., 2009, Manajemen pabrik, pendekatan sistem untuk efisiensi dan efektifitas,
Bumi Aksara, Jakarta

Hasibuan, M., 2013, Manajemen sumber daya manusia, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Tarwaka, 2014, Keselamatan dan kesehatan kerja, Edisi 2, Harapan Press, Surakarta

Anda mungkin juga menyukai