Anda di halaman 1dari 15

A.

ASUHAN KEPERAWATAN DIFTERI


1. Konsep Difteri
a. Pengertian
Difteri adalah penyakit infeksi akut yang sangat menular yang
terjadi secara lokal pada mukosa saluran pernafasan atau kulit,
yang disebabkan bakteri Corynabacterium Diphteria, ditandai oleh
terbentuknya eksudat yang membentuk membran pada tempat
infeksi, dan diikuti oleh gejala-gejala umum yang ditimbulkan oleh
eksotoksin yang diproduksi bakteri tersebut (Sudoyo Aru,2009)
Difteri adalah infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh
Corynebacterium diphteriae dengan bentuk basil batang gram
positif (Jauhari,nurudin. 2008).
b. Etiologi
Disebabkan oleh Corynabacterium Diphteria, bakteri gram
positif yang bersifat polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk
spora, aerobik dan dapat memproduksi eksotoksin (Sudoyo
Aru,2009). Klasifikasi penyakit difteri secara klinis adalah menurut
lokasinya :
1. Difteri Nasal Anterior
2. Difteri Nasal Posterior
3. Difteri Fausial (Farinks)
4. Difteri Laryngeal
5. Difteri Konjungtiva
6. Difteri Kulit
7. Difteri Vulva / Vagina
Menurut tingkat keparahannya (Sudoyo Aru,2009) :
1. Infeksi ringan, apabila pseudomembrane hanya terdapat
pada mokosa hidung dengan gejala hanya pilek dan
gangguan menelan
2. Infeksi sedang, apabila pseudomembrane telah menyerang
sampai faring dan laringsehingga keadaan pasien terlihat
lesu dan agak sesak.
3. Infeksi berat, apabila terjadi sumbatan nafas yang berat dan
adanya gejala-gejala yang ditimbulkan oleh eksotoksin
seperti miokarditis, paralisis dan nefritis
c. Pathway
d. Manifestasi Klinik
Masa inkubasi dari bakteri Corynabacterium Diphteria
umumnya 2-5 hari. (range 1-10 hari), pada difteri kutan adalah 7
hari sesudah infeksi primer pada kulit. Tanda gejala pada pasien
dengan difteri :
1. Demam dengan suhu sekitar 38oC
2. Kerongkongan sakit dan suara parau
3. Perasaan tidak enak, mual muntah dan lesu
4. Sakit kepala
5. Rinorea, berlendir dan kadang-kadang bercampur darah
(Sudoyo Aru,2009)
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Bakteriologik, preparat apusan kuman difteri dari bahan asupan
mukosa hidung dan tenggorokan (nasofaringeal swab)
2. Darah rutin : Hb, leukosit, hitung jenis, eritrosit, albumin
3. Urin lengkap : aspek, protein, dan sidimen
4. Enzim CPK, segera saat masuk RS
5. Ureum dan kreatinin (Bila dicurigai ada komplikasi ginjal)
6. EKG (Endo Kardio Gram)
7. Pemeriksaan radiografi torak untuk mengecek adanya
hiperinflasi
8. Tes schick : tes kulit untuk menentukan status imunitas
penderita, suatu pemeriksaan swab untuk mengetahui apakah
seseorang telah mengandung antitoksin.
(Hidayat,2006)

f. Penatalaksanaan
Pengobatan umum dengan perawatan yang baik, isolasi dan
pengawasan EKG yang dilakukan pada permulan dirawat satu
minggu kemudian dan minggu berikutnya sampai keadaan EKG 2
kali berturut-turut normal dan pengobatan spesifik.
Pengobatan spesifik untuk difteri :
1.      ADS (Antidifteri serum), 20.000 U/hari selama 2 hari
berturut-turut dengan sebelumnya harus dilakukan uji kulit dan
mata.
a. Test Ads
ADS 0,05 CC murni dioplos dengan aquades 1 CC.Diberikan
0,05 CC  intracutan Tunggu 15 menit  indurasi dengan
garis tengah 1 cm  (+)
b. Cara Pemberian
1) Test Positif  BESREDKA
2) Test Negatif  secara DRIP/IV
c. Drip/IV
200 CC cairan D5% 0,225 salin. Ditambah ADS sesuai
kebutuhan. Diberikan selama 4 sampai 6 jam  observasi
gejala cardinal.
d. Antibiotik
Antibiotic diberikan penisillin prokain 5000U/kgBB/hari
sampai 3 hari bebas demam. Pada pasien yang dilakukan
trakeostomi ditambahkan kloramfenikol 75mg/kgBB/hari
dibagi 4 dosis.
e. Kortikosteroid
Kortikosteroid diberikan untuk mencegah timbulnya
komplikasi miokarditis yang sangat membahayakan, dengan
memberikan predison 2mg/kgBB/hari selama 3-4 minggu. Bila
terjadi sumbatan jalan nafas yang berat dipertimbangkan untuk
tindakan trakeostomi. Bila pada pasien difteri terjadi
komplikasi paralisis atau paresis otot, dapat diberikan strikin ¼
mg dan vitamin B1 100 mg tiap hari selama 10 hari
g. Komplikasi
Racun difteri bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, sistem
saraf, ginjal ataupun organ lainnya:
1. Miokarditis bisa menyebabkan gagal jantung
2. Kelumpuhan saraf atau neuritis perifer menyebabkan
gerakan menjadi tidak terkoordinasi dan gejala lainnya
(timbul dalam waktu 3-7 minggu)
3. Kerusakan saraf yang berat bisa menyebabkan kelumpuhan
4. Kerusakan ginjal (nefritis).

2. Konsep Asuhan Keperawatan Difteri


a. Pengkajian
1. Biodata
a. Umur
Biasanya terjadi pada anak-anak umur 2-10 tahun dan
jarang ditemukan pada bayi  berumur dibawah 6 bulan dari
pada orang dewasa diatas 15 tahun
b. Suku bangsa 
Dapat terjadi diseluruh dunia terutama di negara-negara
miskin
c. Tempat tinggal 
Biasanya terjadi pada penduduk di tempat-tempat
pemukiman yang rapat-rapat, higine dan sanitasi jelek dan
fasilitas kesehatan yang kurang
2. Keluhan Utama
Klien marasakan demam yang tidak terlalau tinggi, lesu, pucat,
sakit kepala, anoreksia, lemah
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengalami demam yang tidak terlalu tinggi, lesu, pucat,
sakit kepala, anoreksia
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengalami peradangan kronis pada tonsil, sinus, faring,
laring, dan saluran nafas atas dan mengalami pilek dengan
sekret bercampur darah
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami difteri
6. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola nutrisi dan metabolism
Jumlah asupan nutrisi kurang disebabkan oleh anoraksia
b. Pola aktivitas
Klien mengalami gangguan aktivitas karena malaise dan
demam
c. Pola istirahat dan tidur
Klien mengalami sesak nafas sehingga mengganggu
istirahat dan tidur
d. Pola eliminasi
Klien mengalami penurunan jumlah urin dan feses karena
jumlah asupan nutrisi kurang disebabkan oleh anoreksia
7. Pemeriksaan fisik
Pada diptheria tonsil - faring
a. Malaise
b. Suhu tubuh < 38,9 º c
c. Pseudomembran ( putih kelabu ) melekat dan menutup
tonsil dan dinding faring
d. Bulneck
Pada Diptheriae laring
a. Stridor
b. Suara parau
c. Batuk kering
d. Pada obstruksi laring yang berat terdpt retraksi
suprasternal, sub costal dan supraclavicular
Pada Diptheriae hidung
a. Pilek ringan
b. Sekret hidung serosanguinus  mukopurulen
c. Lecet pada nares dan bibir atas
d. Membran putih pada septum nasi.
b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisiologis (D.0077)
2. Gangguan komunikasi verbal b/d gangguan neuromuskuler
(D.0119)
3. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d hipersekresi jalan napas
(D.0001)
4. Hipertermi b/d proses penyakit (D.0130)
5. Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya nafas (D.0005)
6. Gangguan mobilitas fisik b/d perubahan metabolisme
(D.0054)
7. Resiko defisit nutrisi (D.0032)
8. Resiko ketidakseimbangan cairan (D.0036)
9. Resiko infeksi (D.0142)
10. Resiko cedera (D.0132)
c. Intervensi Keperawatan
N Diagnosa Kep Noc Nic
o
1, Nyeri akut b/d o Pain Level o Pain Management
Agen pencedera o Pain Control a. Lakukan
fisiologis Setelah dilakukan pengkajian nyeri
(D.0077) tindakan keperawatan secara
selama 3x24 jam komperhensif
diharapkan nyeri pada termasuk lokasi,
pasien dapat kurang karakteristik,
atau hilang dengan durasi, frekuensi,
Kriteria hasil : kualitas dan
a. Mampu mengontrol faktor presipitasi
nyeri (tahu b. Observasi reaksi
penyebab nyeri, nonverbal dari
mampu ketidaknyamana
menggunakan n
tehnik c. Gunakan teknik
nonfarmakologi komunikasi
untuk mengurangi terapeutik untuk
nyeri, mencari mengetahui
bantuan) pengalaman
b. Melaporkan bahwa nyeri pasien
nyeri berkurang d. Ajarkan teknik
dengan nonfarmakologi
menggunakan e. Kolaborasikan
manajemen nyeri dengan dokter
c. Mampu mengenali jika ada keluhan
nyeri (skala, dari tindakan
intensitas, frekuensi, nyeri tidak
dan tanda nyeri) berhasil
2. Gangguan o Anxiety self control o Communication
komunikasi o Coping Enhancement :
verbal b/d o Sensori function : Speech Defisit
gangguan hearing & vision\ a. Menahan diri
neuromuskuler Setelah dilakukan untuk tidak
(D.0119) tindakan keperawatan marah kepada
selama 3x24 jam pasien dengan
diharapkan gangguan kondisi
komunikasi verbal komunikasi yang
pasien dapat berkurang kacau
atau hilang dengan b. Gunakan kata-
criteria hasil : kata yang mudah
a. Komunikasi : dimengerti dan
penerimaan, kalimat-kalimat
intreppretasi dan pendek
ekspresi pesan lisan, c. Dengarkan
tulisan, dan non dengan penuh
verbal meningkat perhatian
b. Komunikasi d. Dorong pasien
ekspresif (kesulitan untuk
berbicara) : ekspresi berkomunikasi
pesan non verbal secara perlahan
yang bermakna dan untuk
mengulangi
permintaan
e. Jangan menutup
mulut, merokok,
berbicara
sesukanya, atau
mengunyah
permen karet
ketika berbicara
3. Bersihan jalan o Respiratory status : o Airway
nafas tidak efektif Ventilation Management
b/d hipersekresi o Respiratory status : a. Kaji
jalan napas Airway patency kemampuan
(D.0001) Setelah dilakukan pasien
tindakan keperawatan mengeluarkan
selama 3x24 jam secret
diharapkan jalan nafas b. Auskultasi suara
psirn efektif dengan nafas
criteria hasil : c. Posisikan pasien
a. Menunjukkan jalan untuk
nafas yang paten memaksimanka
(klien tidak merasa n ventilasi
tercekik, irama d. Fisioterapi dada
nafas, frekuensi e. Ajarkan batuk
pernafasan dalam efektif
rentang normal, f. Kolaborasi
tidak ada suara nafas pemberian
abnormal) bronkodilator
b. Mampu
mengidentifikasi dan
mencegah faktor
yang dapat
menghambat jalan
nafas
4. Hipertermi b/d o Thermoregulation o Vitalsign
proses penyakit Setelah dilakukan monitoring
(D.0130) tindakan keperawatan a. Monitor TD,
selama 3x24 jam Nadi, suhu, RR
diharapkan suhu tubuh b. Monitor suhu,
pasien dalam batas warna dan
normal dengan criteria kelembaban
hasil : kulit
a. Suhu tubuh dalam o Faver Treatment
batas normal a. Monitor warna
b. Nadi dan RR dan suhu kulit
dalam rentang b. Monitor TD,
normal nadi dan RR
c. Tidak ada c. Memberi
perubahan warna kompres
kulit dan tidak ada hangat
pusing d. Kolaborasi
pemberian anti
piretik

5. Pola nafas tidak o Respiratory status : a. Posisikan pasien


efektif b/d Ventilation untuk
o Respiratory status :
hambatan upaya memaksimalkan
Airway patency
nafas (D.0005) o Vital sign Status ventilasi
b. Pasang mayo bila
Setelah dilakukan perlu
tindakan keperawatan c. Lakukan fisioterapi
selama 3 x 24 jam dada jika perlu
pasien menunjukkan d. Keluarkan sekret
keefektifan pola nafas, dengan batuk atau
dibuktikan dengan suction
kriteria hasil: e. Auskultasi suara
a. Mendemonstrasika nafas, catat adanya
n batuk efektif suara tambahan
b. Tidak ada
suara f. Berikan
napas tambahan bronkodilator :
c. Tidak ada sianosis g. Atur intake untuk
dan dyspnea cairan
d. Mampu mengoptimalkan
mengeluarkan keseimbangan.
sputum, mampu h. Monitor respirasi
bernafas dengan dan status O2
mudah
e. Tidak ada pursed
lips
f. Menunjukkan jalan
nafas yang paten
g. Tanda Tanda vital
dalam rentang
normal

6. Gangguan o Joint Movement : o Exercise therapy :


mobilitas fisik b/d Active ambulation
a. Monitoring vital
perubahan o Mobility Level
sign
metabolisme o Self care : ADLs sebelm/sesudah
(D.0054) o Transfer latihan dan lihat
respon pasien saat
performance
latihan
Setelah dilakukan b. Konsultasikan
tindakan keperawatan dengan terapi fisik
tentang rencana
selama 3x 24 jam
ambulasi sesuai
gangguan mobilitas dengan kebutuhan
fisik teratasi dengan c. Bantu klien untuk
kriteria hasil: menggunakan
tongkat saat
a. Klien meningkat
berjalan dan cegah
dalam aktivitas fisik terhadap cedera
b. Mengerti tujuan dari d. Ajarkan pasien
atau tenaga
peningkatan
kesehatan lain
mobilitas tentang teknik
c. Memverbalisasikan ambulasi
perasaan dalam e. Kaji kemampuan
pasien dalam
meningkatkan
mobilisasi
kekuatan dan f. Latih pasien dalam
kemampuan pemenuhan
berpindah kebutuhan ADLs
d. Memperagakan secara mandiri
sesuai kemampuan
penggunaan alat
g. Dampingi dan
Bantu untuk Bantu pasien saat
mobilisasi (walker) mobilisasi dan
bantu penuhi
kebutuhan ADLs
ps.
h. Berikan alat Bantu
jika klien
memerlukan.
i. Ajarkan pasien
bagaimana
merubah posisi dan
berikan bantuan
jika diperlukan
7. Resiko defisit o Nutritional Status : o Nutrition
nutrisi (D.0032) food and Fluid Management
Intake a. Kaji adanya
alergi makanan
Setelah dilakukan b. Kolaborasi
tindakan keperawatan dengan ahli gizi
selama 3 x 24 jam untuk
diharapkan risiko menentukan
defisit nutrisi tidak jumlah kalori dan
terjadi dengan nutrisi yang
Kriteria Hasil : dibutuhkan
a. Adanya pasien.
peningkatan c. Anjurkan pasien
berat badan untuk
sesuai dengan meningkatkan
tujuan intake Fe
b. Berat badan d. Anjurkan pasien
ideal sesuai untuk
dengan tinggi meningkatkan
badan protein dan
c. Mampu vitamin C
mengidentifikasi e. Berikan substansi
kebutuhan gula
nutrisi f. Yakinkan diet
d. Tidak ada tanda yang dimakan
tanda malnutrisi mengandung
e. Tidak terjadi tinggi serat untuk
penurunan berat mencegah
badan yang konstipasi
berarti g. Berikan makanan
yang terpilih
( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
8. Resiko Setelah dilakukan a. Menentukan
ketidakseimbanga tindakan keperawatan kehilangan dan
n cairan (D.0036) selama 3x24 jam kebutuhan cairan
diharapkan masalah b. Memenuhi
pasien dapat teratasi kebutuhan makan
dengan kriteria hasil : dan minum pasien
a. Pasien BAB 1- c. Mengetahui
2x/hari dengan perubahan keadaan
konsisten lunak, dari pasien
tidak cair dan tidak d. Menentukan
berlendir. banyaknya cairan
b. Keadaan pasien yang
tidak lemas lagi. hilang/dikeluarkan
c. Turgor kulit e. Mengetahui obat
membaik dan mempercepat
proses
penyembuhan

9. Resiko infeksi o Immune Status a. Pertahankan teknik


(D.0142) o Knowledge : aseptif
Infection control b. Batasi pengunjung
o Risk control bila perlu
Setelah dilakukan c. Cuci tangan setiap
tindakan keperawatan sebelum dan sesudah
selama 3x24 jam pasien tindakan keperawatan
tidak mengalami d. Gunakan baju, sarung
infeksi dengan kriteria tangan sebagai alat
hasil: pelindung
a. Klien bebas dari e. Tingkatkan intake
tanda dan gejala nutrisi
infeksi f. Monitor tanda dan
b. Menunjukkan gejala infeksi
kemampuan untuk sistemik dan lokal
mencegah g. Pertahankan teknik
timbulnya infeksi isolasi k/p
c. Jumlah leukosit h. Inspeksi kulit dan
dalam batas membran mukosa
normal terhadap kemerahan,
d. Menunjukkan panas, drainase
perilaku hidup i. Monitor adanya luka
sehat j. Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
k. Kaji suhu badan pada
pasien neutropenia
setiap 4 jam

10 Resiko cedera Setelah dilakukan a. kaji penyebab


. (D.0132) tindakan keperawatan adanya gangguan
selama 3x24 jam penglihatan pada
diharapkan Resiko klien.
cedera tidak terjadi b. pastikan objek yang
dengan kriteria hasil: dilihat dalam
a. Klien tidak lingkup lapang
terjatuh pandang klien.
b. Klien tidak jalan c. beri waktu lebih
sempoyongan lama untuk
c. Klien dapat memfokuskan
beraktivitas seperti sesuatu.
biasa d. bersihkan mata,
apabila ada kotoran
gunakan kapas
basah dan bersih.
e. kolaborasi untuk
penggunaan alat
Bantu penglihatan
seperti kacamata.

Anda mungkin juga menyukai