NIM : P07220117027
DIII KEPERAWATAN
Buatlah standar operasional (SOP) meliputi persiapan pasien, persiapan alat dan cara
kerja untuk pemeriksaan fisik pada :
2. kolitis
3. hemoroid
4. obstruksi intertinal
JAWAB :
SOP PENFIS Ca Lambung
PEMERIKSAAN FISIK
1. Persepsi kesehatan-pemeliharaan kesehatan
a. Apakah ada riwayat kanker pada keluarga
b. Status kesehatan dan penyakit yang diderita, upaya yang dilakukan
c. Lingkungan tempat tinggal klien
d. Tingkat pengetahuan dan kepedulian pasien
e. Hal-hal yang membuat status kesehatan pasien berubah : merokok, alkohol, obat-obatan,
polusi, lingkungan, ventilasi.
2. Nutrisi metabolik
a. Jenis, frekuensi dan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari
b. Adanya mual, muntah, anorexia, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan nutrisi
c. Adanya kebiasaan merokok, alkohol dan mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
d. Ketaatan terhadap diet, kaji diet khusus
e. Jenis makanan yang disukai (pedas, asam, manis, panas, dingin)
f. Adanya makanan tambahan
g. Nafsu makan berlebih/kurang
h. Kebersihan makanan yang dikonsumsi
3. Eliminasi
a. Pola BAK dan BAB: frekuensi, karakteristik, ketidaknyamanan, masalah pengontrolan
b. Adanya mencret bercampur darah
c. Adanya Diare dan konstipasi
d. Warna feses, bentuk feses, dan bau
e. Adanya nyeri waktu BAB
4. Aktivitas dan latihan
a. Kebiasaan aktivitas sehari hari
b. Kebiasaan olah raga
c. Rasa sakit saat melakukan aktivitas
5. Tidur dan istirahat
a. Adanya gejala susah tidur/insomnia
b. Kebiasaan tidur per 24 jam
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis kanker rekti dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa, colok dubur dan rekto
sigmoidoskopi
Pemeriksaan fisik
1) Kepala : Hematom (-), tidak ada tanda-tanda trauma atau luka.
2) Mata : mata kanan kiri tampak simetris,konjungtiva an anemis
3) Telinga : pendengaran baik, simetris, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada serumen
4) Hidung : tidak ada nyeri tekan, tidak ada kotoran, simetris
5) Mulut & tenggorokan :
- Bentuk mulut: simetris
- Stomatitis : tidak ada
- Gigi : tidak ada caries
- Lidah : kotor, bisa membedakan bermacam-macam rasa (manis,asam,asin,pahit)
6) Leher : ada benjolan, tidak ada tanda-tanda trauma, tidak ada pembesaran
kelenjar limfonodi, tidak ada tanda peradangan
7) Bahu : simestris
8) Dada : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kotoran
9) Perut : nyeri tekan pada perut bagian kiri, dengan skala 4
10) Genetalia dan Rektum
Klien mengatakan tidak ada kelainan pada daerah genetalia dan rectum
11) Ekstermitas Atas: Kekuatan otot kurang di tandai dengan klien lemah dalam aktifitas.
Turgor kulitnya keriput.
Bawah: Kekuatan otot kurang,di tandai dengan klien lemah dalam melakukan aktifitas,
tidak ada edema.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium:
1) Darah Lengkap : Hb/Ht dan sel darah merah (SDM) mungkin menurun karena
perdarahan kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan hipersplenisme dan defisit besi
leukopenia mungkin ada sebagai akibat hipersplenisme.
2) Bilirubin serum : meningkat karena gangguan seluler, ketidak mampuan hati untuk
menkonjugasi atau obstruksi bilier.
3) AST (SGOT) / ALT (SGPT), LDH : meningkat karena kerusakan seluler dan
mengeluarkan enzim.
4) Alkali fosfatase : meningkat karena penurunan ekskresi.
Radiologi :
Pemeriksaan kepala sampai dengan kaki, hanya saja pada pasien kolitis pemeriksaan yang
dilakukan dipusatkan pada bagian abdomen bawah pada saat dilakukan inspeksi
terlihat pembengkakan pada abdomen, terdapat nyeri tekan pada abdomen, terdapat
bunyi pekak pada saat dilakukan perkusi , bising usus lebih dari normal.
FASE KERJA
Persiapan Alat :
Persiapan Pasien
Cara Kerja :
Inspeksi
kram abdomen didapatkan. Perut didapatkan kembung. Pada kondisi kronis, status nutrisi
bisa didapatkan tanda-tanda kekurangan gizi, seperti atrofi otot dan pasien terlihat kronis.
Palpasi
Auskultasi : bising usus bisa normal, hiperaktif atau hipoaktif. Nada gemerincing bernada tinggi
dapat ditmukan dalam kasus-kasus obstruksi.
Fase terminasi :
Sikap:
1. Hati-hati
2. Sabar dan jangan tergesa-gesa
3. Bersikap sopan dan ramah
4. Teliti dan cermat
5. Melakukan tindakan dengan sistematis
6. Komunikatif dengan klien
7. Percaya diri
Hemoroid atau wasir/ambeien merupakan penyakit daerah anus (ujung bawah saluran buang air
besar) yang sering terjadi, baik pada pria maupun wanita. Wasir atau dalam istilah medisnya
disebut hemoroid merupakan kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih pembuluh balik di
daerah dubur (anorektal). Meskipun kadang tidak disertai pendarahan, namun keluhan utama
penyakit ini adalah perdarahan.
Gejala utama berupa :
Perdarahan melalui anus yanng berupa darah segar tanpa rasa nyeri.
Prolaps yang berasal dari tonjolan hemoroid sesuai gradasinya.
Gejala lain yang mengikuti :
Nyeri sebagai akibat adanya infeksi sekunder atau trombus.
Iritasi kronis sekitar anus oleh karena anus selalu basah.
Anemia yang menyertai perdarahan kronis yang terjadi.
Pemeriksaan Fisik
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan menempel
pada tempat tidur.
1. Insfeksi
o Pada insfeksi lihat apakah ada benjolan sekitar anus
o Apakah ada benjolan tersebut terlihat pada saat prolapsi.
o Bagaiman warnaya , apakah kebiruaan, kemerahan, kehitaman.
o Apakah benjolan tersebut terletak di luar ( Internal / Eksternal ).
2. Palapasi
Dapat dilakuakan dengan menggunakan sarung tangan + vaselin dengan melakuakn
rektal tucher, dengan memasukan satu jari kedalam anus. Apakah ada benjolan tersebut
lembek, lihat apakah ada perdarahan.
Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur)
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba
sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid
dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan
menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar.
Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
b. Anoskopy
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi.
Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat
diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai
struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan
sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih
nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus
seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.
- Leukosit
- Hb
Pasien di baringkan dengan posisi menungging dengan kedua kaki di tekuk dan menempel
pada tempat tidur.
1. Inspeksi
Riwayat kesehatan
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan klien pada saat dikaji. Pada umumnya akan
ditemukan klien merasakan nyeri pada abdomennya biasanya terus menerus, demam, nyeri
tekan lepas, abdomen tegang dan kaku.
Perlu dikaji apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, riwayat ketergantungan
terhadap makanan/minuman, zat dan obat-obatan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
a. Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelelahan dan ngantuk.
Tanda : Kesulitan ambulasi
b. Sirkulasi
Gejala : Takikardia, pucat, hipotensi ( tanda syok)
c. Eliminasi
Gejala : Distensi abdomen, ketidakmampuan defekasi dan Flatus
Tanda : Perubahan warna urine dan feces
d. Makanan/cairan
Gejala : anoreksia,mual/muntah dan haus terus menerus.
Tanda : muntah berwarna hitam dan fekal. Membran mukosa pecah-pecah. Kulit buruk.
e. Nyeri/Kenyamanan
Gejala : Nyeri abdomen terasa seperti gelombang dan bersifat kolik.
Tanda : Distensi abdomen dan nyeri tekan
f. Pernapasan
Gejala : Peningkatan frekuensi pernafasan,
Tanda : Napas pendek dan dangkal
1) Pemeriksaan sinar X: akan menunjukkan kuantitas abnormal dari gas dan cairan
dalam usus.
2) Pemeriksaan simtologi
3) Hb dan PCV: meningkat akibat dehidrasi
4) Leukosit: normal atau sedikit meningkat
5) Ureum dan eletrolit: ureum meningkat, Na+ dan Cl- rendah
6) Rontgen toraks: diafragma meninggi akibat distensi abdomen
7) Rontgen abdomen dalam posisi telentang: mencari penyebab (batu empedu,
volvulus, hernia)
8) Sigmoidoskopi: menunjukkan tempat obstruktif. (Doenges, Marilynn E, 2000)