Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dan tak lupa pula kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan juga kami berterima kasih
kepada dosen pebimbing. Selaku Dosen mata kuliah Antropologi Kesehatan yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Penyusun
1
Daftar Isi
Kata Pengantar……………………………………….…….......……………….. 1
Daftar Isi…………………………………....…………………………………….2
BAB I (Pendahuluan)……………………...……………………………………3
1. Kesimpulan...............................................................................................16
2. Daftar Pustaka
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.3 TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
5. Bersistem dan berproses. satu dengan yang lain, tetapi tidak
terikat dalam ikatan organisasi.
B. Tipe-Tipe Kelompok Sosial
Berbagai tipe kelompok sosial dalam masyarakat dapat diklasifikasikan
ke dalam tipe-tipe tertentu. Adapun tipe-tipe tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Kelompok Sosial menurut Proses Terbentuknya
Menurut proses terbentuknya, kelompok sosial dapat dibedakan
menjadi kelompok semu dan Kelompok nyata.
a). Kelompok Semu
Kelompok semu merupakan kelompok orang-orang yang
bersifat sementara. Biasanya kelompok semu ini terjadi secara
spontan atau tiba-tiba. Contohnya berkumpulnya orang-orang
ketika terjadi peristiwa tabrakan. Adapun ciri-ciri kelompok
semu adalah:
Tidak direncanakan karena terjadi secara spontan,
Tdak terorganisasi sehingga tidak berstruktur,
Tidak ada interaksi, interelasi, dan komunikasi yang
berlangsung lama (langgeng),
Tidak ada kesadaran kelompok, dan
Kehadirannya bersifat sementara.
b). Kelompok Nyata
Kelompok sosial yang nyata mempunyai berbagai bentuk
tetapi ada satu ciri yang sama, yaitu kehadirannya bersifat
tetap. Robert Bierstedt mengklasifikasikan kelompok nyata
menjadi empat jenis, yaitu Kelompok Statistik (Statistical
Group), Kelompok Kemasyarakatan (Societal Group),
Kelompok Sosial (Social Group), serta Kelompok Asosiasi
(Associational Group). Pengklasifikasian ini didasarkan atas
ada tidaknya hubungan sosial, komunikasi, kesadaran jenis,
6
serta ada tidaknya organisasi formal dalam kelompok sosial
tersebut.
Kelompok statistik (statistick group)
Kelompok statistik merupakan kelompok dalam arti analitis
saja. Ciri-ciri dari kelompok ini adalah:
Tidak direncanakan tetapi bukan berarti terjadi secara
spontan,
Tidak terorganisir dalam satu wadah tertentu,
Tidak ada interaksi, interelasi, dan komunikasi yang
berlangsung lama (langgeng),
Tidak ada kesadaran berkelompok, dan
Kehadirannya bersifat tetap.
Kelompok kemasyarakatan (societal group)
Kelompok kemasyarakatan adalah kelompok yang di
dalamnya terdapat persamaan kepentingan pribadi diantara
para anggotanya, tetapi kepentingan tersebut bukanlah
kepentingan bersama. Kelompok kemasyarakatan
mempunyai ciri-ciri:
Tidak direncanakan tetapi sudah ada dengan sendirinya,
Kemungkinan berkelompok dalam suatu wadah
tertentu,
Kemungkinan ada interaksi, interelasi, dan komunikasi,
Kemungkinan terjadi kesadaran berkelompok, dan
Kehadirannya tetap.
Contoh kelompok kemasyarakatan antara lain kelompok
yang memiliki kesamaan jenis kelamin (laki-
laki/perempuan), ras, agama, kelompok kaya dan miskin,
dsb.
7
Kelompok sosial (social group)
Kelompok sosial oleh para ahli sosiologi sering disebut
kelompok masyarakat “khusus”. Ciri-ciri kelompok sosial
adalah:
Tidak direncanakan tetapi sudah ada dengan sendirinya,
Kemungkinan berkelompok dalam suatu wadah
tertentu,
Ada interaksi dan interelasi sehingga terjadi
komunikasi,
Ada kesadaran berkelompok, dan
Kehadirannya tetap.
Contohnya kelompok teman bermain, tetangga, dan
sebagainya.
Kelompok asosiasi (associational group)
Kelompok asosiasi mempunyai bentuk yang tetap. Ciri-ciri
kelompok asosiasi adalah:
Terjadi karena sengaja direncanakan/dibuat,
Terorganisir dalam suatu wadah,
Ada interaksi, interalasi, dan komunikasi secara terus
menerus,
Kesadaran berkelompok sangat kuat, dan
Kehadirannya bersifat tetap.
2. Massa (mass)
Massa mempunyai kemiripan ciri dengan kerumunan tetapi proses
terbentuknya agak berbeda. Pada massa ada sebagian pembentukan
yang disengaja dan ada sebagian yang terjadi secara spontan.
Contohnya adalah pengumpulan orang-orang di sebuah lapangan/jalan
untuk melakukan demonstrasi.
3. Publik (public)
Terbentuknya publik hampir sama dengan massa tetapi tidak dalam
tempat yang sama. Publik mempunyai anggota yang tersebar tanpa
8
batas wilayah formal. Contohnya adalah publik pendengar pidato
presiden yang disiarkan oleh Radio. Para hadirin yang datang pada
pidato tersebut merupakan massa. Sedangkan seluruh pendengar radio
yang memperhatikan pidato adalah publik.
C. Kelompok-kelompok Sosial
Kelompok Sosial Ada 2 yaitu :
1. Kelompok sosial yang teratur:
Dapat kita sebut sebagai sebuah kelompok yang sengaja dibuat serta
memiliki aturan-aturan yang tegas didalamnya. salah satu ciri-cirinya
adalah memiliki program kegiaan yang terus menerus dalam
pencapaian tujuan yang jelas. Dibagi atas:
9
e) Membership group dan reference group: Membership:
suatu individu secara fisik menjadi kelompok tersebut, sedangkan
reference group: individu tidak tercatat secara fisik dalam suatu
anggota atau kelompok untuk membentuk kepribadian setiap
anggota yang terdaftar secara fisik. Contohnya fans klub.
2. Kelompok sosial tidak teratur
Merupakan kebalikan dari kelompok sosial yang teratur.
Pembentukannya tidak melalui rencana atau tidak adanya aturan yang
kuat atau tegas didalamnya. Macam kelompok yang tidak teratur
adalah:
a. Kerumunan (crowd)
Kelompok-kelompok yang tidak teratur nampak dalam
kerumunan masa. Kerumunan merupakan suatu kelompok sosial
yang bersifat sementara dan tidak terorganisasi. Kerumunan dapat
saja memiliki pemimpin, namun tidak mempunyai sistem
pembagian kerja maupun sistem pelapisan sosial. Interaksinya
bersifat spontan dan tidak terduga. Individu-individu yang
merupakan kerumunan, berkumpul secara kebetulan di suatu
tempat, dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk
kerumunan, yaitu sebagai berikut :
10
itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan
terhadap tercapainya maksud seseorang.
b. Publik
Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan
kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara
tidak langsung melalui alat-alat komunikasi seperti misalnya
pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio,
televisi, film, dsb. Setiap aksi publik diprakarsai oleh keinginan
individual (ex : pemungutan suara dalam pemilihan umum), dan
ternyata individu-individu dalam suatu publik masih mempunyai
kesadaran akan kedudukan sosial yang sesungguhnya dan juga
masih lebih mementingkan kepentingan-kepentingan pribadi
daripada mereka yang tergabung dalam kerumunan. Dengan
demikian, tingkah laku pribadi kelakuakn publik didasarkan pada
tingkah laku atau perilaku individu.
11
D. Masyarakat Pedesaan dan perkotaan
1. Masyarakat Desa (Rural Society)
Secara awam masyarakat desa sering diartikan sebagai
masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun
pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa
adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial
tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah
masyarakat. yang menguasaan ipteknya rendah sehingga hidupnya
masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat
dipungkiri masyarakat desa dinegara sedang berkembang seperti
Indonesia, ukurannya terdapat pada masyarakat desa yaitu bersifat
tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa di
Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang
dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya. Adapun
ciri-ciri masyarakat desa antara lain :
12
j) Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya
(tradisi)
k) Tingkat mobilitas sosialnya rendah
l) Penghidupan utama adalah petani.
2. Masyarakat Perkotaan
Warga belajar--sekalian, Membahas masyarakat perkotaan
sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat desa karena
antara desa dengan kota ada hubungan konsentrasi penduduk dengan
gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu perpindahan
penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan
masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan
majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan
datang dari berbagai ras, etnis, dan agama. Mereka datang ke kota
dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang
memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka
tidaklah aneh apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang
individualistis karena mereka memiliki kepentingan yang beragam.
Lahan pemukiman di kota relatif sempit dibandingkan di desa karena
jumlah penduduknya yang relatif besar maka mata pencaharian yang
cocok adalah disektor formal seperti pegawai negeri, pegawai swasta
dan di sektor non-formal seperti pedagang, bidang jasa dan
sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota karena
luas lahan menjadi masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan
secara hidroponik. Kondisi kota membentuk pola perilaku yang
berbeda dengan di desa, yaitu serba praktis dan realistis. Ciri-ciri
masyarakat kota (urban) antara lain :
13
3. Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat
kemampuan/ keahlian
4. Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga
berdasarkan kepentingan.
5. Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang
matang.
6. Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah
tertentu (slum)
7. Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
8. Kontrol sosial antar warga relatif rendah
9. Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi
keterampilan
10. Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat
dinamis, memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan
inovatif.
E. Kelompok-kelompok kecil
Kelompok kecil adalah kelompok yang jumlah anggotanya relatif
kecil (paling sedikit dua orang) dan dibentuk atas dasar kebutuhan atau
kepentingan kecil dan spesifik. Kelompok-kelompok kecil selalu timbul
atau pasti akan timbul di dalam kelompok yang lebih besar dan luas. Hal
ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan yang berbeda. Manusia
memerlukan bantuan dan perlindungan dari sesamanya. Manusia
mempunyai kemampuan yang terbatas dan sebagainya. Keadaan yang
demikian menyebabkan timbulnya kelompok kecil (small group).
Contohnya, kelompok belajar dan kelompok diskusi merupakan kelompok
kecil dari suatu kelompok pendidikan (sekolah). Kelompok kecil
mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelompok besar sebab
memiliki beberapa alasan, yaitu sebagai berikut.
a) Kelompok kecil mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
masyarakat dan perilaku setiap individu. Kelompok kecil, dimana
14
seseorang menjadi anggota, tidak saja merupakan sumber simpati,
tetapi juga sebagai sumber ketegangan, tekanan, dan kekecewaan.
b) Dalam kelompok kecil, pertemuan antara kepentingan sosial dengan
kepentingan individu berlangsung secara tajam dan jelas.
c) Kelompok kecil pada hakikatnya merupakan sel yang menggerakkan
suatu organisme yang dinamakan masyarakat.
d) Kelompok-kelompok kecil merupakan bentuk khusus dalam
kerangka sosial secara keseluruhan. Kelompok kecil seolah-olah
miniatur masyarakat yang mempunyai pembagian kerja, kode etik,
pemerintahan, prestise, ideologi, dan sebagainya.
15
Perkembangan kelompok, dapat dilihat dari perubahan dalam
kelompok, perpecahan kelompok, keinginan anggota untuk
tetap berada dalam kelompok,
Beberapa alasan penting mempelajari dinamika kelompok sosial :
Kelompok sosial merupakan kesatuan-kesatuan soaial yang selalu
ada dalam setiap masyarakat.
Dinamika kelompok sosial berkaitan dengan perubahan sosial dan
kebudayaan yang relevan
2. Faktor pendorong dinamika kelompok social
a. Faktor pendorong dari luar kelompok
Perubahan situasi sosial. Seperti pemekaran sebuah wilayah,
masuknya industrialisasi ke pedesaan, dan adanya penemuan-
penemuan baru
Perubahan situasi ekonomi. Masyarakat perkotaan memiliki
tingkat perkembangan ekonomi yang lebih tinggi dibanding
masyarakat pedesaan
Perubahan situasi Politik. Pergantian elite politik menyebabkan
perkembangan kelompok-kelompok social masyarakat.
b. Faktor pendorong dari dalam
Adanya konflik antaranggota kelompok. Menyebabkan
keretakan dan berubahnya pola hubungan social
Adanya perbedaan kepentingan Kelangsungan kelompok akan
terancam, karena anggota yang tidak sepaham akan berusaha
memisahkan diri
Adanya perbedaan paham. Perbedaan paham akan
mempengaruhi kelompok social secara keseluruhan
16
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
17