Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, dan tak lupa pula kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dan juga kami berterima kasih
kepada dosen pebimbing. Selaku Dosen mata kuliah Antropologi Kesehatan yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan


tentunya dengan bantuan berbagai referensi buku dan referensi internet, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh referensi-referensi yang telah
membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar……………………………………….…….......……………….. 1

Daftar Isi…………………………………....…………………………………….2

BAB I (Pendahuluan)……………………...……………………………………3

1.1 Latar Belakang…………...……….…....…………………….....3


1.2 Rumusan Masalah………...……………………………………3
1.3 Tujuan………………....…………………………………………4
BAB II (Pembahasan)............................................................................................5
A. Pengertian Kelompok Sosial..........................................................5
B. Tipe-Tipe Kelompok Sosial...........................................................6
C. Kelompok-Kelompok Sosial..........................................................8
D. Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan........................................11
E. Kelompok –kelompok kecil........................................................13
F. Dinamika Kelompok Sosial........................................................14

BAB III (Penutup)................................................................................................16

1. Kesimpulan...............................................................................................16
2. Daftar Pustaka

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat adalah sekumpulan individu yang hidup bersama di suatu


tempat atau disuatu pemukiman yang membentuk sebuah system dalam suatu
pemukiman tersebut, sekumpulan indivisdu yang saling berinteraksi satu sama
lain. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang
yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Kelompok social adalah
kumpulan orang-orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi satu sama
lain, memiliki harapan dan tujuan yang sama , serta mempunyai kesadaran akan
diri sebagai anggota kelompok yang diakui pihak luar. Tidak ada satupun individu
yang dpat hidup tanpa individu lainnya. Walaupun seberapa banyak harta yang
dimiliki oleh seorang individu, itu sama sekali tidak berharga jika tidak ada
individu lain. Masyarakat dan kelompok social hamper memiliki kesamaan yang
terkait dalam kata “sekumpulan” hampir juga menerupai kelompok satu sama lain.
Masyarat berbeda dengan kelompok social , masyarakat yaitu sekumpulan
individu sedangkan kelompok social yaitu sekelompok social.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa Pengertian Kelompok Sosial ?


2. Apa saja tipe-tipe kelompok sosial ?
3. Apa saja kelompok-kelompok sosial ?
4. Apa maksud dari masyarakat pedesaan dan perkotaan ?
5. Apa saja kelompok-kelompok kecil ?
6. Apa saja dinamika kelompok sosial ?

3
1.3 TUJUAN

1. Mengetahui Pengertian Kelompok Sosial


2. Mengetahui Tipe-Tipe kelompok sosial
3. Mengetahui kelompok-kelompok sosial
4. Mengetahui maksud masyarakat pedesaan dan perkotaan
5. Mengetahui kelompok-kelompok kecil
6. Mengetahui dinamika kelompok sosial

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok Sosial


Kelompok sosial bisa terjadi secara alami atau bisa pula dengan
sengaja dibuat. Hal ini dikarenakan organisasi sosial ditujukan untuk
mencapai tujuan tertentu. Berikut merupakan beberapa pengertian
kelompok sosial menurut para ahli:
1. Menurut Robert K. Merton (Dalam Kamanto Sunarto, 131 ;
2000), kelompok sosial merupakan sekelompok orang yang saling
berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan.
2. Menurut Bierstedt (Dalam Kamanto Sunarto, 130 ; 2000),
kelompok sosial adalah kelompok yang anggotanya mempunyai
kesadaran jenis, berhubungan Dari pengertian para ahli di atas
dapat disimpulkan bahwa dalam kelompok sosial terdapat anggota
kelompok yang saling berinteraksi dan memiliki kesadaran dalam
satu ikatan. Tidak semua orang yang berkumpul merupakan
kelompok sosial. Contohnya orang-orang yang sedang membeli
karcis kereta api, orang yang sedang naik bis, orang yang sedang
menonton sepak bola, dan sebagainya. Mereka sebenarnya juga
merupakan kelompok, tetapi bersifat semu, dan tidak permanen.
Menurut Soerjono Soekanto (115 ; 2005) suatu himpunan manusia
dapat dinamakan kelompok sosial, apabila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:

1. Setiap anggota kelompok harus sadar bahwa dia merupakan


sebagian dari kelompok yang bersangkutan,
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota
3. Ada suatu faktor yang dimiliki bersama seperti nasib,
kepentingan, tujuan, ideologi politik, dan lain-lain.
4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku, dan

5
5. Bersistem dan berproses. satu dengan yang lain, tetapi tidak
terikat dalam ikatan organisasi.
B. Tipe-Tipe Kelompok Sosial
Berbagai tipe kelompok sosial dalam masyarakat dapat diklasifikasikan
ke dalam tipe-tipe tertentu. Adapun tipe-tipe tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Kelompok Sosial menurut Proses Terbentuknya
Menurut proses terbentuknya, kelompok sosial dapat dibedakan
menjadi kelompok semu dan Kelompok nyata.
a). Kelompok Semu
Kelompok semu merupakan kelompok orang-orang yang
bersifat sementara. Biasanya kelompok semu ini terjadi secara
spontan atau tiba-tiba. Contohnya berkumpulnya orang-orang
ketika terjadi peristiwa tabrakan. Adapun ciri-ciri kelompok
semu adalah:
 Tidak direncanakan karena terjadi secara spontan,
 Tdak terorganisasi sehingga tidak berstruktur,
 Tidak ada interaksi, interelasi, dan komunikasi yang
berlangsung lama (langgeng),
 Tidak ada kesadaran kelompok, dan
 Kehadirannya bersifat sementara.
b). Kelompok Nyata
Kelompok sosial yang nyata mempunyai berbagai bentuk
tetapi ada satu ciri yang sama, yaitu kehadirannya bersifat
tetap. Robert Bierstedt mengklasifikasikan kelompok nyata
menjadi empat jenis, yaitu Kelompok Statistik (Statistical
Group), Kelompok Kemasyarakatan (Societal Group),
Kelompok Sosial (Social Group), serta Kelompok Asosiasi
(Associational Group). Pengklasifikasian ini didasarkan atas
ada tidaknya hubungan sosial, komunikasi, kesadaran jenis,

6
serta ada tidaknya organisasi formal dalam kelompok sosial
tersebut.
 Kelompok statistik (statistick group)
Kelompok statistik merupakan kelompok dalam arti analitis
saja. Ciri-ciri dari kelompok ini adalah:
 Tidak direncanakan tetapi bukan berarti terjadi secara
spontan,
 Tidak terorganisir dalam satu wadah tertentu,
 Tidak ada interaksi, interelasi, dan komunikasi yang
berlangsung lama (langgeng),
 Tidak ada kesadaran berkelompok, dan
 Kehadirannya bersifat tetap.
 Kelompok kemasyarakatan (societal group)
Kelompok kemasyarakatan adalah kelompok yang di
dalamnya terdapat persamaan kepentingan pribadi diantara
para anggotanya, tetapi kepentingan tersebut bukanlah
kepentingan bersama. Kelompok kemasyarakatan
mempunyai ciri-ciri:
 Tidak direncanakan tetapi sudah ada dengan sendirinya,
 Kemungkinan berkelompok dalam suatu wadah
tertentu,
 Kemungkinan ada interaksi, interelasi, dan komunikasi,
 Kemungkinan terjadi kesadaran berkelompok, dan
 Kehadirannya tetap.
Contoh kelompok kemasyarakatan antara lain kelompok
yang memiliki kesamaan jenis kelamin (laki-
laki/perempuan), ras, agama, kelompok kaya dan miskin,
dsb.

7
 Kelompok sosial (social group)
Kelompok sosial oleh para ahli sosiologi sering disebut
kelompok masyarakat “khusus”. Ciri-ciri kelompok sosial
adalah:
 Tidak direncanakan tetapi sudah ada dengan sendirinya,
 Kemungkinan berkelompok dalam suatu wadah
tertentu,
 Ada interaksi dan interelasi sehingga terjadi
komunikasi,
 Ada kesadaran berkelompok, dan
 Kehadirannya tetap.
Contohnya kelompok teman bermain, tetangga, dan
sebagainya.
 Kelompok asosiasi (associational group)
Kelompok asosiasi mempunyai bentuk yang tetap. Ciri-ciri
kelompok asosiasi adalah:
 Terjadi karena sengaja direncanakan/dibuat,
 Terorganisir dalam suatu wadah,
 Ada interaksi, interalasi, dan komunikasi secara terus
menerus,
 Kesadaran berkelompok sangat kuat, dan
 Kehadirannya bersifat tetap.
2. Massa (mass)
Massa mempunyai kemiripan ciri dengan kerumunan tetapi proses
terbentuknya agak berbeda. Pada massa ada sebagian pembentukan
yang disengaja dan ada sebagian yang terjadi secara spontan.
Contohnya adalah pengumpulan orang-orang di sebuah lapangan/jalan
untuk melakukan demonstrasi.
3. Publik (public)
Terbentuknya publik hampir sama dengan massa tetapi tidak dalam
tempat yang sama. Publik mempunyai anggota yang tersebar tanpa

8
batas wilayah formal. Contohnya adalah publik pendengar pidato
presiden yang disiarkan oleh Radio. Para hadirin yang datang pada
pidato tersebut merupakan massa. Sedangkan seluruh pendengar radio
yang memperhatikan pidato adalah publik.

C. Kelompok-kelompok Sosial
Kelompok Sosial Ada 2 yaitu :
1. Kelompok sosial yang teratur:
Dapat kita sebut sebagai sebuah kelompok yang sengaja dibuat serta
memiliki aturan-aturan yang tegas didalamnya. salah satu ciri-cirinya
adalah memiliki program kegiaan yang terus menerus dalam
pencapaian tujuan yang jelas. Dibagi atas:

a) in group dan outgroup: in group kelompok sosial dimana individu


mengindentifikasi dirinya sendiri. Sedangkan outgroup :
diindentifikasi oleh individu sebagai lawan dr in group.
b) Kelompok primer dan sekunder: kelompok primer : kelompok
dimana para individu saling mngenal satu sama lain dan
berinteraksi secara pribadi serta sifat interaksi nya bersifat tatap
muka ( karyawan dalam suatu perusahaan ). Sedangkan sekunder:
merupakan kebalikan dari kelompok primer, yang dimana
hubungan sosial diantaranya tidak begitu baik atau langgeng.
c) Paguyuban dan petembayan: Paguyuban: merupakan kelompok
yang iktannya berupa ikatan batin memiliki sifat yang ilmiah dan
kekal contohnya seperti hubungan antar suku atau ras. Sedangkan
patembayan: suatu hubungan kelompok yang bersifat kontraktual
atau berdasarkan perjanjian. Contoh: Perjanjian suatu perusahaan.
d) Formal dan informal: perbedaan di keduanya adalah pada letak
penyusunan koordinasi kelompok, seperti ketua, wakil, sekretaris,
dll. Formal memiliki koordinasi tersebut sedangkan informal tidak.

9
e) Membership group dan reference group: Membership:
suatu individu secara fisik menjadi kelompok tersebut, sedangkan
reference group:  individu tidak tercatat secara fisik dalam suatu
anggota atau kelompok untuk membentuk kepribadian setiap
anggota yang terdaftar secara fisik. Contohnya fans klub.
2. Kelompok sosial tidak teratur
Merupakan kebalikan dari kelompok sosial yang teratur.
Pembentukannya tidak melalui rencana atau tidak adanya aturan yang
kuat atau tegas didalamnya. Macam kelompok yang tidak teratur
adalah:

a. Kerumunan (crowd)
Kelompok-kelompok yang tidak teratur nampak dalam
kerumunan masa. Kerumunan merupakan suatu kelompok sosial
yang bersifat sementara dan tidak terorganisasi. Kerumunan dapat
saja memiliki pemimpin, namun tidak mempunyai sistem
pembagian kerja maupun sistem pelapisan sosial. Interaksinya
bersifat spontan dan tidak terduga. Individu-individu yang
merupakan kerumunan, berkumpul secara kebetulan di suatu
tempat, dan juga pada waktu yang bersamaan. Bentuk-bentuk
kerumunan, yaitu sebagai berikut :

1. Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial

 Formal audiences (pendengar yang formal): Kerumunan-


kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan
persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif. Contoh : penonton
film, orang-orang yang menghadiri khotbah keagamaan.

 Planned expenssive group (kelompok ekspensif yang telah


direncanakan): Kerumunan yang pusat perhatiannya tak
begitu penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang
tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut serta
kepuasan yang dihasilkannya. Contoh : orang yang
berpesta, berdansa, dan sebagainya.

2. Kerumunan bersifat sementara

 Inconvenient aggregations (kumpulan yang kurang


menyenangkan). Contoh: orang-orang yang antri karcis,
orang-orang yang menunggu bis, dsb. Dalam kerumunan

10
itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan
terhadap tercapainya maksud seseorang.

 Panic crowds (kumpulan orang-orang yang sedang dalam


keadaan panik).Contoh: Orang-orang yang bersama-sama
berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya.

 Spectator crowds (kerumunan penonton).Terjadi karena


ingin melihat suatu kejadian tertentu. Kerumunan
semacam ini hampir sama dengan khalayak penonton,
tetapi bedanya adalah bahwa kerumunan penonton tidak
direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatan juga pada
umumnya tak terkendalikan.

3. Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hokum


(lawless crowds)

 Acting mobs (kerumunan yang bertindak emosional):


Bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan
menggunakan kekuatan fisik yang brlawanan dengan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

 Immoral crowds (kerumunan yang bersifat immoral):


Hampir sama dengan kelompok ekspresif. Bedanya adalah
kerumunan yang bersifat immoral bertentangan dengan
norma-norma masyarakat. Contoh : orang-orang mabuk.

b. Publik
Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan
kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara
tidak langsung melalui alat-alat komunikasi seperti misalnya
pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, radio,
televisi, film, dsb. Setiap aksi publik diprakarsai oleh keinginan
individual (ex : pemungutan suara dalam pemilihan umum), dan
ternyata individu-individu dalam suatu publik masih mempunyai
kesadaran akan kedudukan sosial yang sesungguhnya dan juga
masih lebih mementingkan kepentingan-kepentingan pribadi
daripada mereka yang tergabung dalam kerumunan. Dengan
demikian, tingkah laku pribadi kelakuakn publik didasarkan pada
tingkah laku atau perilaku individu.

11
D. Masyarakat Pedesaan dan perkotaan
1. Masyarakat Desa (Rural Society)
Secara awam masyarakat desa sering diartikan sebagai
masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun
pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa
adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial
tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah
masyarakat. yang menguasaan ipteknya rendah sehingga hidupnya
masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat
dipungkiri masyarakat desa dinegara sedang berkembang seperti
Indonesia, ukurannya terdapat pada masyarakat desa yaitu bersifat
tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa di
Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang
dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya. Adapun
ciri-ciri masyarakat desa antara lain :

a) Anggota komunitas kecil


b) Hubungan antar individu bersifat kekeluargaan
c) Sistem kepemimpinan informal
d) Ketergantungan terhadap alam tinggi
e) Religius magis artinya sangat baik menjaga lingkungan dan
menjaga jarak dengan penciptanya, cara yang ditempuh antara
lain melaksanakan ritus pada masa-masa yang dianggap penting
misalnya saat kelahiran, khitanan, kematian dan syukuran pada
masa panen, bersih desa.
f) Rasa solidaritas dan gotong royong tinggi
g) Kontrol sosial antara warga kuat
h) hubungan antara pemimpin dengan warganya bersifat informal
i) Pembagian kerja tidak tegas, karena belum terjadi spesialisasi
pekerjaan

12
j) Patuh terhadap nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya
(tradisi)
k) Tingkat mobilitas sosialnya rendah
l) Penghidupan utama adalah petani. 

2. Masyarakat Perkotaan
Warga belajar--sekalian, Membahas masyarakat perkotaan
sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat desa karena
antara desa dengan kota ada hubungan konsentrasi penduduk dengan
gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu perpindahan
penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan
masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan
majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan
datang dari berbagai ras, etnis, dan agama. Mereka datang ke kota
dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang
memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka
tidaklah aneh apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang
individualistis karena mereka memiliki kepentingan yang beragam.
Lahan pemukiman di kota relatif sempit dibandingkan di desa karena
jumlah penduduknya yang relatif besar maka mata pencaharian yang
cocok adalah disektor formal seperti pegawai negeri, pegawai swasta
dan di sektor non-formal seperti pedagang, bidang jasa dan
sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota karena
luas lahan menjadi masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan
secara hidroponik. Kondisi kota membentuk pola perilaku yang
berbeda dengan di desa, yaitu serba praktis dan realistis. Ciri-ciri
masyarakat kota (urban) antara lain :

1. Kehidupan keagaam berkurang, karena cara berpikir yang rasional


dan cenderung sekuler
2. Sikap mandiri yang kuat  dan tidak terlalu tergantung pada orang
lain sehingg cenderung individualistis

13
3. Pembagian kerja sangat jelas dan tegas berdasarkan tingkat
kemampuan/ keahlian
4. Hubungan antar individu bersifat formal dan interaksi antar warga
berdasarkan kepentingan.
5. Sangat menghargai waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang
matang.
6. Masyarakat cerderung terbuka terhadap perubahan didaerah
tertentu (slum) 
7. Tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi
8. Kontrol sosial antar warga relatif rendah
9. Kehidupan bersifat non agraris dan menuju kepada spesialisasi
keterampilan
10. Mobilitas sosialnya sangat tinggi karena penduduknya bersifat
dinamis, memamanfaatkan waktu dan kesempatan, kreatif, dan
inovatif.

E. Kelompok-kelompok kecil
Kelompok kecil adalah kelompok yang jumlah anggotanya relatif
kecil (paling sedikit dua orang) dan dibentuk atas dasar kebutuhan atau
kepentingan kecil dan spesifik. Kelompok-kelompok kecil selalu timbul
atau pasti akan timbul di dalam kelompok yang lebih besar dan luas. Hal
ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan yang berbeda. Manusia
memerlukan bantuan dan perlindungan dari sesamanya. Manusia
mempunyai kemampuan yang terbatas dan sebagainya. Keadaan yang
demikian menyebabkan timbulnya kelompok kecil (small group).
Contohnya, kelompok belajar dan kelompok diskusi merupakan kelompok
kecil dari suatu kelompok pendidikan (sekolah). Kelompok kecil
mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelompok besar sebab
memiliki beberapa alasan, yaitu sebagai berikut.
a) Kelompok kecil mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
masyarakat dan perilaku setiap individu. Kelompok kecil, dimana

14
seseorang menjadi anggota, tidak saja merupakan sumber simpati,
tetapi juga sebagai sumber ketegangan, tekanan, dan kekecewaan.
b) Dalam kelompok kecil, pertemuan antara kepentingan sosial dengan
kepentingan individu berlangsung secara tajam dan jelas.
c) Kelompok kecil pada hakikatnya merupakan sel yang menggerakkan
suatu organisme yang dinamakan masyarakat.
d) Kelompok-kelompok kecil merupakan bentuk khusus dalam
kerangka sosial secara keseluruhan. Kelompok kecil seolah-olah
miniatur masyarakat yang mempunyai pembagian kerja, kode etik,
pemerintahan, prestise, ideologi, dan sebagainya.

F. Dinamika kelompok sosial


1. Pengertian dinamika kelompok social
 Menurut Floyd D, dinamika kelompok merupakan analisis
hubungan kelompok-kelompok social dimana tingkah laku dalam
kelompok adalah hasil interaksi yang dinamis antara individu-
individu dalam situasi social tertentu.
 Ruth Benedict, persoalan yang dikaji dalam dinamika kelompok
social adalah:
 Kohesi atau persatuan, akan terlihat tingkah laku para anggota
dalam suatu kelompok (proses pengelompokan, intensitas
anggota, arah pilihan,dan nilai-nilai dalam kelompok)
 Motif atau dorongan, berkisar pada perhatian anggota terhadap
kehidupan kelompok (kesatuan kelompok, tujuan bersama, dan
orientasi diri terhadap kelompok)
 Struktur, terlihat pada bentuk pengelompokan, bentuk
hubungan, perbedaan kedudukan antaranggota, dan pemabgian
tugas
 Pimpinan, pimpinan sangat penting pada kehidupan kelompok
social (bentuk kepemimpinan, tugas pimpinan, dan system
kepemimpinan

15
 Perkembangan kelompok, dapat dilihat dari perubahan dalam
kelompok, perpecahan kelompok, keinginan anggota untuk
tetap berada dalam kelompok, 
Beberapa alasan penting mempelajari dinamika kelompok sosial :
 Kelompok sosial merupakan kesatuan-kesatuan soaial yang selalu
ada dalam setiap masyarakat.
 Dinamika kelompok sosial berkaitan dengan perubahan sosial dan
kebudayaan yang relevan 
2. Faktor pendorong dinamika kelompok social
a. Faktor pendorong dari luar kelompok
 Perubahan situasi sosial. Seperti pemekaran sebuah wilayah,
masuknya industrialisasi ke pedesaan, dan adanya penemuan-
penemuan baru
 Perubahan situasi ekonomi. Masyarakat perkotaan memiliki
tingkat perkembangan ekonomi yang lebih tinggi dibanding
masyarakat pedesaan
 Perubahan situasi Politik. Pergantian elite politik menyebabkan
perkembangan kelompok-kelompok social masyarakat.
b. Faktor pendorong dari dalam
 Adanya konflik antaranggota kelompok. Menyebabkan
keretakan dan berubahnya pola hubungan social
 Adanya perbedaan kepentingan Kelangsungan kelompok akan
terancam, karena anggota yang tidak sepaham akan berusaha
memisahkan diri
 Adanya perbedaan paham. Perbedaan paham akan
mempengaruhi kelompok social secara keseluruhan

16
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah kami paparkan di dalam makalah masyarakat


dan kelompok sosial maka dari itu, kami dapat mengambil kesimpulan bahwa
masyarakat dan kelompok sosial merupakan suatu kesatuan yang berpadu dalam
social hubungan masyarakat dengan kelompok sosial . Masyarakat dan kelompok
social tidak akan pernah bisa dipisahkan satu sama lain dan senantiasa ada di
dalam setiap hubungan anatara makhluk sosial , untuk bisa menjadi masyarakat
yang makmur dan sejahtera.

17

Anda mungkin juga menyukai