Jurnal 2

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

KOVALEN, 3(1): 24 - 32, April 2017 ISSN: 2477-5398

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH PURNAJIWA (Kopsia arborea Blume.)


DENGAN BERBAGAI PELARUT

[Antioxidant Activity Test of Purnajiwa (Kopsia arborea Blume.) Fruit Extract With
Various Solvents]

Didit Purwanto1*, Syaiful Bahri1, Ahmad Ridhay1

1)
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp. 0451- 422611

Diterima 13 Desember 2016, Disetujui 22 Januari 2017

ABSTRACT
Antioxidant activity of Purnajiwa (Kopsia arborea Blume.) fruit has been investigated.The fruit was
extracted by various solvents such as n-hexane, ethyl acetate, and ethanol. The aim of the research
is to define a class of compounds and antioxidant activity. The compounds test was conducted by the
phytochemical method. The results showed that the purnajiwa fruit extract is classified as secondary
metabolites of flavonoids, saponins, tannins, alkaloids, and steroids. The antioxidant activity was
tested by DPPH method and the amount of antioxidant activity was characterized by IC 50 values. The
result indicated that the antioxidant activity (IC50) for n-hexane, ethyl acetate, and ethanol solvents is
3524.05 ppm, 316.09 ppm, and 154.89 ppm respectively.

Keywords: Purnajiwa Fruit, Antioxidant, DPPH, Phytochemicals

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian tentang uji aktivitas antioksidan ekstrak buah purnajiwa (Kopsia arborea
Blume.) dengan berbagai pelarut, yaitu n-heksan, etil asetat dan etanol. Tujuannya adalah untuk
menentukan kelompok senyawa dan aktivitas antioksidannya. Uji kelompok senyawa dilakukan
dengan metode fitokimia. Hasil uji menunjukkan bahwa dalam ekstrak buah purnajiwa terdapat
senyawa metabolit sekunder dari jenis senyawa flavonoid, saponin, tanin, alkaloid dan steroid. Uji
aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH dan besarnya aktivitas
antioksidan ditandai dengan nilai IC50. Aktivitas antioksidan (IC50) berdasarkan tiga jenis pelarut yang
digunakan untuk mengekstrak yaitu n-heksan, etil asetat, dan etanol masing-masing adalah 3524,05
ppm, 316,09 ppm dan 154,89 ppm.

Kata Kunci: Buah Purnajiwa, Antikoksidan, DPPH, Fitokimia

*) Coresponding author: Diditpurwanto96@gmail.com

Didit Purwanto dkk. 24


KOVALEN, 3(1): 24 - 32, April 2017 ISSN: 2477-5398

LATAR BELAKANG Ekstrak tersebut setelah dilakukan uji,


Senyawa antioksidan semakin ternyata memiliki daya sitotoksik dengan
berkembang pemanfaatannya pada nilai LC50 sebesar 330,58 g/ml
bidang pangan dan kesehatan. Pada (Kurniawan, 1999).
bidang pangan antioksidan dapat Berdasarkan teori yang diungkapkan
berperan sebagai bahan pengawet. Selain oleh Linnaeus pada abad ke-18 yang
itu, dalam bidang kesehatan senyawa menyatakan bahwa tumbuhan yang
antioksidan juga memiliki peranan yang mempunyai persamaan ciri-ciri morfologi
sangat penting. Senyawa antioksidan pada umumnya juga mempunyai
telah dibuktikan secara ilmiah untuk kandungan yang mirip (Hegnauer dalam
mengurangi resiko penyakit-penyakit Kurniawan, 1999). Uji aktivitas antioksidan
kronis, seperti kanker dan jantung terhadap tumbuhan keluarga
koroner. Mekanisme kerja senyawa apocynaceae telah dilakukan oleh
antioksidan dalam mencegah penyakit Rattanapan et al., (2012) menyatakan
kronis tersebut adalah dengan cara bahwa aktivitas antioksidan terbaik dari
menangkap radikal bebas dalam tubuh ekstrak tangkai pulasari (Alyxia
(Prakash, 2001). Senyawa antioksidan reinwardtii) memiliki nilai IC50 sebesar
banyak ditemukan pada tumbuhan, baik 53,20 ppm yang merupakan senyawa
pada bunga, daun maupun buah. zhebeiresinol. Hasil penelitian Siham et
Tumbuhan yang mengandung senyawa al., (2014) menyatakan bahwa pada fraksi
bioaktif seperti flavonoid, alkaloid, dan metanol, n-butanol dan rebusan ekstrak
terpenoid merupakan bahan baku yang daun Nerium oleander memiliki aktivitas
potensial yang dapat digunakan sebagai antioksidan dengan nilai IC50 masing-
antioksidan alami. Purnajiwa adalah salah masing 5 ppm, 18,00 ppm dan 5,00 ppm.
satu jenis tumbuhan yang cukup Serta hasil penelitian yang dilakukan oleh
berpotensi mengandung senyawa Rahman et al., (2014) diperoleh aktivitas
antioksidan. antioksidan ekstrak metanol bunga
Tumbuhan purnajiwa (Kopsia Plumeria alba L. dan Plumeria rubra L.
arborea Blume.) merupakan salah satu dengan nilai IC50 masing-masing 173,90
jenis tumbuhan dari keluarga ppm dan 167,30 ppm. Kesamaan ciri
apocynaceae yang berpotensi sebagai morfologi dengan tumbuhan tersebut,
sumber antioksidan alami. Penelitian yang maka diduga ekstrak purnajiwa (Kopsia
dilakukan oleh Lim & Kam (2008) arborea Blume.) berpotensi memiliki
terhadap tumbuhan purnajiwa (Kopsia aktivitas antioksidan.
arborea Blume.) mengidentifikasi bahwa di Pada proses ekstraksi senyawa
dalam daun tumbuhan tersebut metabolit sekunder, jenis dan mutu pelarut
mengandung senyawa golongan alkaloid. yang digunakan menentukan senyawa

Didit Purwanto dkk. 25


KOVALEN, 3(1): 24 - 32, April 2017 ISSN: 2477-5398

apa yang terekstrak. Jenis pelarut dipilih evaporator, pipet volum, sendok zat,
berdasarkan sifat kepolaran senyawa cawan petri, corong kaca, gelas kimia,
metabolit sekunder, yaitu senyawa polar gelas ukur, spektrofotometri UV-Vis (
akan larut dalam pelarut polar, misalnya UNICO 1100 RS Spectrofotometer), kuvet,
air dan pelarut non-polar melarutkan dan alat-alat gelas yang umum digunakan
senyawa non-polar, misalnya n-heksana dalam laboratorium kimia.
dan eter (Gritter dalam Putranti, 2013).
Prosedur Penelitian
Hasil uji aktivitas antioksidan yang
Pengolahan Buah Purnajiwa
dilakukan oleh Lisnawati (2014),
Buah purnajiwa yang diperoleh
menunjukkan bahwa tingkat kepolaran
dipisahkan dari bijinya, kemudian diiris
pelarut sangat berpengaruh terhadap
tipis-tipis dan dikering anginkan. Setelah
aktivitas antioksidan yang diperoleh.
kering, buah purnajiwa yang telah di iris-
Aktivitas antioksidan tertinggi diperoleh
iris dihaluskan menggunakan blender dan
dari ekstraksi menggunakan pelarut polar
di ayak dengan ayakan 60 mesh, tepung
(85,95%), semi polar (74,49%) dan pelarut
kemudian disimpan untuk digunakan pada
non polar (51,82%). Berdasarkan data
prosedur selanjutnya.
tersebut, dalam penelitian inidigunakan
Ekstraksi Tepung Buah Purnajiwa
pelarut pelarut etanol, etil asetat dan n- dengan Berbagai Pelarut
heksan. Tepung buah purnajiwa sebanyak
METODE PENELITIAN 50 gram ditambahkan 500 ml pelarut n-
Bahan dan Peralatan heksan, kemudian dibiarkan selama 48
Bahan yang digunakan dalam jam. Setelah itu filtratnya dipisahkan.
penelitian ini adalah buah Purnajiwa Perlakuan ini dilakukan sebanyak 3 kali
masak berwarna ungu kehitaman yang pengulangan. Kemudian residu
diperoleh dari Kecamatan Sausu, dikeringkan dan diekstrak kembali dengan
Kabupaten Parigi Moutong. Bahan lain 500 ml pelarut etil asetat dan dibiarkan
sebagai bahan pengekstrak dan bahan selama 48 jam, selanjutnya filtrat
kimia untuk analisis yaitu n-heksan teknis, dipisahkan. Perlakuan ini dilakukan
etil asetat teknis, etanol teknis, HCl pekat, sebanyak 3 kali pengulangan. Residu
H2SO4 pekat, serbuk magnesium, kembali dikeringkan dan diekstrak dengan
anhidrida asetat, klorofom, FeCl3 5%, 500 ml pelarut etanol dan dibiarkan
DPPH, vitamin C, aluminium foil, tisu, dan selama 48 jam, lalu filtrat dipisahkan.
kertas saring. Perlakuan ini dilakukan sebanyak 3 kali
Peralatan yang digunakan terdiri pengulangan.Masing-masing filtrat yang
atas blender, ayakan 60 mesh, talam diperoleh kemudian dipekatkan dengan
aluminium, neraca analitik, rotary menggunakan rotary vakum evaporator.

Didit Purwanto dkk. 26


KOVALEN, 3(1): 24 - 32, April 2017 ISSN: 2477-5398

Uji Fitokimia terbentuknya warna merah jingga atau


a. Uji Flavonoid (Harborne, 1987) ungu untuk positif adanya terpenoid.
Sebanyak 1 ml sampel ditambahkan Pembuatan Larutan Ekstrak pada
0,5 gram serbuk magnesium dan 10 tetes Berbagai Konsentrasi
Masing-masing ekstrak n-heksan,
HCl pekat (pereaksi shinoda), bila
etil asetat dan etanol ditimbang sebanyak
bereaksi positif akan menghasilkan larutan
25 mg dan dimasukan ke dalam labu ukur
berwarna jingga, merah muda atau merah.
25 mL, kemudian dilarutkan dengan
b. Uji Saponin (Depkes RI, 1995)
pelarut etanol dan ditepatkan volumenya
Memasukan 1 mL sampel kedalam
menjadi 25 mL.
tabung reaksi tambahkan dengan 10 mL
Selanjutnya ambil masing-masing
air lalu panaskan selama 2-3 menit.
larutan ekstrak tersebut sebanyak 1 mL, 3
Kemudian dinginkan, setelah dingin kocok
mL, 5 mL, 7 mL, dan 9 mL, lalu
dengan kuat selama 10 detik. Adanya
diencerkan kembali dalam labu ukur 100
saponin ditunjukkan dengan terbentuknya
mL sehingga diperoleh larutan ekstrak
buih yang mantap selama tidak kurang 10
dengan konsentrasi 10 ppm, 30 ppm, 50
menit setinggi 1-10 cm dan pada
ppm, 70 ppm dan 90 ppm.
penambahan HCl 2 N buih akan hilang.
Pembuatan Larutan DPPH 50µM
c. Uji Tannin (Harborne, 1987)
Ditimbang sebanyak 1,97 mg DPPH
Untuk uji tanin, sebanyak 1 ml
dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100
sampel ditambahkan beberapa larutan
mL, kemudian dilarutkan menggunakan
FeCl3 5% bila bereaksi positif akan
pelarut etanol dan ditepatkan volumenya
menghasilkan warna hijau, merah, ungu,
hingga tanda batas. Selanjutnya ukur
biru atau hitam yang kuat.
panjang gelombang maksimum DPPH
d. Uji Alkaloid (Harborne, 1987)
mulai dari 450 nm – 550 nm.
Memasukan 1,0 mL sampel
Pembuatan Larutan Vitamin C
kedalam tabung reaksi lalu ditambahkan
Ditimbang sebanyak 2,5 mg asam
2-3 tetes pereaksi dragendorf, bila
askorbat dan dimasukkan ke dalam labu
bereaksi positif akan menghasilkan
ukur 25 mL, kemudian dilarutkan dengan
endapan merah jingga.
menggunakan etanol dan ditepatkan
e. Uji Steroid dan Triterpenoid
volumenya hingga tanda batas.
Masukan 1 mL sampel ke dalam
Selanjutnya, ambil masing-masing larutan
tabung reaksi lalu tambahkan 2 mL
tersebut sebanyak 1 mL, 1,5 mL, 2 mL,
kloroform ditambahkan 10 tetes anhidra
2,5 mL, dan 3 mL, lalu diencerkan kembali
asetat dan 3 tetes asam sulfat pekat
dengan etanol dalam labu ukur 50 mL
(reaksi Lieberman-Burchad). Reaksi positif
sehingga diperoleh larutan ekstrak dengan
adanya steroid ditunjukkan dengan
terbentuknya larutan berwarna biru dan

Didit Purwanto dkk. 27


KOVALEN, 3(1): 24 - 32, April 2017 ISSN: 2477-5398

konsentrasi 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, 5 ppm HASIL DAN PEMBAHASAN


dan 6 ppm. Hasil Uji Fitokimia
Uji Aktivitas Antioksidan Dengan Uji fitokimia ini bertujuan untuk
Metode DPPH (Pratiwi et al., 2010) mengidentifikasi senyawa metabolit
Untuk penentuan aktivitas sekunder yang terkandung dalam buah
antioksidan, masing-masing sampel purnajiwa berdasarkan jenis pelarut
dengan berbagai konsentrasi dipipet pengekstraknya. Data uji fitokimia ekstrak
sebanyak 0,2 mL dengan pipet mikro dan buah purnajiwa disajikan dalam tabel 1
masukan ke dalam vial, kemudian sebagai berikut :
tambahkan 3,8 mL larutan DPPH 50 µM.
Tabel 1 Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Buah
Kocok campuran hingga homogen dan Purnajiwa
dibiarkan selama 30 menit ditempat gelap, Ekstrak
Golongan
Etil
ukur serapannya dengan spektrofotometri senyawa n-heksan Etanol
asetat
UV–Vis pada panjang gelombang Flavonoid - + +
maksimum DPPH. Aktivitas antioksidan Saponin - + +
sampel oleh besarnya hambatan serapan Tannin - + +

radikal DPPH dapat diketahui melalui Alkaloid - + +

perhitungan persentase inhibisi serapan Steroid + - -


Triterpenoid - - -
DPPH dengan menggunakan rumus :
Ket. (+) : Teridentifikasi
%Inhibisi = x 100% (-) : Tidak Teridentifikasi

Uji golongan senyawa dilakukan


Keterangan:
Abs. Blanko = Absorban DPPH 50 µM
pada masing-masing ekstrak dengan
Abs. Sampel = Absorbansi Sampel Uji ditandai adanya perubahan warna sebagai

Aktivitas antioksidan ditentukan uji positifnya. Reaksi positif yang

dengan menggunakan nilai IC50 (Inhibition dimaksud yaitu terjadi perubahan warna

Concentration 50%). IC50 adalah bilangan pada saat pengujian golongan senyawa

yang menunjukkan konsentrasi ekstrak flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, steroid

yang mampu menghambat aktivitas suatu dan triterpenoid.

radikal sebesar 50%. Nilai IC50 masing- Hasil uji golongan senyawa yang

masing konsentrasi sampel dihitung diperoleh, diketahui ekstrak buah

dengan menggunakan rumus persamaan purnajiwa hasil ekstraksi menggunakan

regresi linier, yang menyatakan hubungan pelarut non-polar (n-heksan) positif

antara konsentrasi fraksi antioksidan yang teridentifikasi kelompok senyawa steroid,

dinyatakan sebagai sumbu x dengan % sedangkan hasil ekstraksi menggunakan

inhibisi yang dinyatakan sebagai sumbu y pelarut semi-polar (etil asetat) dan pelarut

dari seri replikasi pengukuran. polar (etanol) diketahui positif

Didit Purwanto dkk. 28


KOVALEN, 3(1): 24 - 32, April 2017 ISSN: 2477-5398

teridentifikasi kelompok senyawa 6


flavonoid, saponin, tanin dan polifenol, 5

% Inhibisi
dan alkaloid. polar. 4 Y = 0,0131x + 3,8349
3 R² = 0,9362
Berdasarkan hasil yang diperoleh
2
menunjukkan bahwa pada penggunaan
1
pelarut semi polar dan polar lebih banyak
0
teridentifikasi golongan senyawa metabolit 10 30 50 70 90
sekunder dibandingkan pada penggunaan Konsentrasi (ppm)

pelarut n-heksan. Gambar 1 Kurva Hubungan Konsentrasi Hasil


Ekstrak n-Heksan Terhadap
Aktivitas Antioksidan Dengan Metode Persentase Inhibisi.
DPPH
20
Aktivitas antioksidan ekstrak buah
purnajiwa di uji dengan menggunakan 15

% Inhibisi
y = 2.7618x + 4.9659
metode DPPH dengan spektrofotometri 10 R² = 0.9623
UV-Vis pada panjang gelombang
5
maksimum 517 nm. Besarnya aktivitas
antioksidan ditandai dengan nilai IC50, 0
10 30 50 70 90
yaitu konsentrasi larutan sampel yang
Konsentrasi (ppm)
dibutuhkan untuk menghambat 50 %
Gambar 2 Kurva Hubungan Konsentrasi
radikal bebas DPPH. Hasil Ekstrak Etil Asetat
Nilai IC50 pada masing – masing Terhadap Persentase Inhibisi.

ekstrak dengan pelarut n-heksan, etil 40


y = 5.2922x + 6.3676
35
asetat dan etanol ditentukan dengan 30
R² = 0.997
% Inhibisi

menggunakan persamaan regresi linier 25


20
dari kurva hubungan konsentrasi sampel 15
10
terhadap persen inhibisi dengan
5
persamaan Y= ax + b, konsentrasi sampel 0
10 30 50 70 90
(ppm) sebagai sumbu (X) dan nilai
Konsentrasi (ppm)
persentase inhibisi sebagai sumbu (Y).
Gambar 3 Kurva Hubungan Konsentrasi
Berdasarkan persamaan regresi
Hasil Ekstrak Etanol Terhadap
linier dari Gambar 1, Gambar 2, dan Persentase Inhibisi.
Gambar 3 hubungan antara konsentrasi
Perbandingan jenis pelarut yang
hasil ekstrak terhadap persentase inhibisi,
digunakan dalam proses ekstraksi
diperoleh nilai IC50 berturut-turut yaitu
mempengaruhi aktivitas antioksidan yang
3524,05 ppm, 316,09 ppm dan 154,89
diperoleh. Berdasarkan pada uji aktivitas
ppm.
antioksidan menunjukkan bahwa

Didit Purwanto dkk. 29


KOVALEN, 3(1): 24 - 32, April 2017 ISSN: 2477-5398

penggunaan pelarut etanol memberikan terkandung dalambuah purnajiwa bersifat


nilai IC50 terkecil (aktivitas tertinggi) lemah jika dibandingkan dengan vitamin
dibandingkan pada penggunaan pelarut C.
etil asetat maupun n-heksan. Hal ini Aktivitas antioksidan dapat dibagi
diduga karena didalam sampel buah menjadi kategori sangat kuat, kuat,
purnajiwa banyak terdapat senyawa sedang, lemah, dan sangat lemah (Blois,
bioaktif yang bersifat polar jika 1985 dalam Molyneux, 2004)).
dibandingkan dengan senyawa bioaktif Antioksidan dikatakan sangat kuat apabila
yang bersifat nonpolar dan semipolar memiliki nilai IC50 kurang dari 50 ppm,
sehingga pelarut polar (etanol) lebih antioksidan kuat memiliki nilai IC50 berada
banyak menarik komponen bioaktif yang pada kisaran 50 ppm hingga 100 ppm,
ada pada buah purnajiwa tersebut. antioksidan sedang memiliki nilai IC50
Adapun sebagai pembanding, berkisar antara 100 ppm hingga 150 ppm,
dilakukan pengujian aktivitas antioksidan antioksidan lemah memiliki kisaran 150
terhadap asam askorbat (vitamin C) ppm hingga 200 ppm dan nilai IC50 lebih
dengan masing – masing konsentrasi 2, 3, dari 200 ppm merupakan antioksidan
4, 5 dan 6 ppm. Persen inhibisi tertinggi berkategori sangat lemah.
untuk asam askorbat adalah 11,69%. Dari hasil pengukuran aktivitas
Sedangkan nilai IC50 pada asam askorbat antioksidan ekstrak buah purnajiwa, hasil
adalah 32,65 ppm. tersebut lebih lemah bila dibandingkan

14
dengan hasil penelitian terhadap keluarga
12 tumbuhan purnajiwa. Seperti yang
% Inhibisi

10 dilakukan oleh Rattanapan et al., (2012)


8 y = 1.4277x + 3.3789
6 R² = 0.9515 yang menemukan aktivitas antioksidan
4 dalam ekstrak tangkai Pulasari yakni
2
sebesar 53,30 ppm. Serta penelitian oleh
0
0 2 4 6 8 Siham et al., (2014) yang menemukan
Konsentrasi (ppm) aktivitas antioksidan dalam fraksi metanol
Gambar 4 Kurva Hubungan Konsentrasi dan n-butanol ekstrak daun Nerium
Vitamin C Terhadap Persentase
oleander yakni 5,00 ppm dan 18,00 ppm.
Inhibisi.
Namun aktivitas antioksidan ekstrak
Bila dibandingkan nilai IC50
etanol buah Purnajiwa lebih tinggi
pembanding vitamin C dengan nilai IC50
dibandingkan aktivitas antioksidan ekstrak
ekstrak etanol yang diperoleh, diketahui
metanol bunga Plumeria alba L. dan
bahwa nilai IC50 asam askorbat lebih
Plumeria rubra L. yang dilakukan oleh
tinggi. Hal ini menandakan bahwa sifat
Rahman et al., (2014) yakni 173,90 ppm
antioksidan senyawa bioaktif yang
dan 167,30 ppm.

Didit Purwanto dkk. 30


KOVALEN, 3(1): 24 - 32, April 2017 ISSN: 2477-5398

Hasil yang diperoleh menunjukkan kepada Laboran Jurusan Kimia FMIPA


bahwa semua ekstrak memiliki aktivitas UNTAD.
antioksidan baik dari pelarut polar maupun
DAFTAR PUSTAKA
non polar. Perbedaan aktivitas yang
diperoleh pada setiap ekstrak tersebut Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia
Edisi IV. Jakarta: Depertemen
kemungkinan disebabkan adanya Kesehatan RI.
perbedaan kandungan dan jumlah Harborne J. B. 1987. Metode Fitokimia :
Penuntun Cara Modern
senyawa aktif yang terdapat dalam
Menganalisis Tumbuhan, Bandung:
ekstrak, sehingga aktivitas antioksidan Institut Teknologi Bandung,
(diterjemahkan oleh Kosasih
yang diperoleh juga berbeda. Ekstrak
Padmawinata dan Iwang Soediro).
etanol mempunyai aktivitas antioksidan
Kurniawan K. 1999. Skrining Fitokimia
yang lebih tinggi dibandingkan dengan Terhadap Tumbuhan Suku
Apocynaceae Yang Mempunyai
ekstrak n-heksan dan etil asetat, hal ini
Daya Sitotoksik Terbesar Terhadap
diduga karena adanya kandungan Artemia salina (Leach), [Skripsi],
Surabaya: Fakultas Farmasi
senyawa aktif dari beberapa golongan
Universitas Negeri Surabaya,.
senyawa antioksidan yang bersifat polar
Lim K.H., T.S. Kam. 2008. Methyl
lebih banyak dibandingkan yang bersifat
chanofruticosinate alkaloids from
non polar yang terdapat dalam buah Kopsia arborea, Phytochemistry, 69:
558-561.
purnajiwa.
Lisnawati. 2014. Aktivitas Antioksidan
KESIMPULAN
Ekstrak Daun Kelor (Moringa olefera
Berdasarkan hasil penelitian yang L.) dari Berbagaitingkat Kepolaran
Pelarut, [Skipsi] Palu: FMIPA Kimia,
diperoleh, disimpulkan bahwa senyawa
Universitas Tadulako.
metabolit sekunder yang terdapat dalam
Molyneux P. 2004. The Use Of The Stable
buah purnajiwa (Kopsia arborea Blume.) Free Radical Diphenylpicrylhydrazyl
(DPPH) for Estimating Antioxidant
berdasarkan uji fitokimia adalah senyawa
Activity, Songklanakarin J. Sci.
flavonoid, saponin, tanin, alkaloid, dan Technol. 26 (2): 211-219.
steroid. Aktivitas antioksidan tertinggi yang Prakash A. 2001. Antioxidant Activity,
Medallion Laboratories: Analytical
diperoleh dari ekstrak menggunakan
Progress, 19 (2) : 1-4.
pelarut etanol dengan nilai IC50 sebesar
Pratiwi P., M. Suzery, B. Cahyono. 2010.
154,89 ppm, etil asetat dengan nilai IC50 Total Fenolat Dan Flavonoid Dari
Ekstrak Dan Fraksi Daun Kumis
316,09 ppm, dan n-heksan dengan IC50
Kucing (Orthoshipon stamineus B.)
sebesar 3524, 05 ppm. Jawa Tengah Serta Aktivitas
Antioksidannya, Jurnal Sains &
UCAPAN TERIMA KASIH Matematika, 18 (4) : 140-148.
Secara khusus peneliti Putranti R.I. 2013. Skrining Fitokimia Dan
Aktivitas Antioksidan Ekstrak
menyampaikan ucapan terima kasih
Rumput Laut Sargassum duplicatum
dan Turbinaria ornata Dari Jepara,

Didit Purwanto dkk. 31


KOVALEN, 3(1): 24 - 32, April 2017 ISSN: 2477-5398

[Tesis] Semarang: Program Studi


Magister Manajemen Sumberdaya
Pantai, Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan, Universitas Diponegoro.
Rahman H., V. B. Reddy, S. Ghosh, S. K.
Mistry, G. Pant, G. Sibi. 2014.
Antioxidant, cytotoxic, and
hypolipidemic activities of Plumeria
alba L. and Plumeria rubra L.,
American Journal Of Life Sciences,
2 (6-1):11-15.
Rattanapan J., J. Sichaem, S. Tip-pyang.
2012. Chemical Constituents And
Antioxidant Activity From The Stems
Of Alyxia reinwardtii, Academy of
Chemistry of Globe Publications, 6
(3) : 288-291.
Siham L., O. Saida, T. Moha, S. Nadia, A.
Hakima. 2014. Chemical Analysis
and Antioxidant Activity of “Nerium
oleander” Leaves, Online Journal of
Biological Sciences. 14 (1): 1-7.

Didit Purwanto dkk. 32

Anda mungkin juga menyukai