Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKUNTANSI MANAJEMEN
“INFORMASI AKUNTANSI PENUH”

Disusun Oleh
Kelompok 2 :
Brigita Karyn Pangkey 19304003
Devi Yanti Yansen 19304017
Fioren Kaunang 19304026
Natalia Maria Umar 19304005

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan karunianya sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Informasi Akuntansi Penuh” untuk memenuhi tugas
mata kuliah Akuntansi Manajemen.
Semoga makalah ini mampu menambah ilmu, wawasan, dan pengetahuan tentang informasi
akuntansi penuh. Terima kasih juga kepada teman-teman kelompok yang sudah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Karena keterbatasan ilmu dan pengetahuan kami sehingga makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan memilliki banyak kekurangan. Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sehingga untuk ke
depannya bisa memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah sehingga menjadi makalah yang
memiliki wawasan yang luas dan lebih baik lagi

Tondano, 23 Maret 2021

Penyusun
INFORMASI AKUNTANSI PENUH

Konsep informasi akuntansi penuh perlu dipahami untuk memperoleh pengertian yang
benar mangenai informasi tersebut sehingga pembaca mampu membedakan konsep informasi
akuntansi penuh dengan konsep informasi yang lain. Pemehaman konsep informasi akuntansi
penuh merupakan dasar untuk mempelajari pemanfaatan informasi akuntansi tersebut dan
perekayasaanya.  
A.                KONSEP INFORMASI AKUNTANSI PENUH
Untuk memahami konsep yang benar mengenai informasi akuntansi penuh, pertama kali
diuraikan definisi informasi akuntansi penuh. Karena informasi akuntansi penuh (full accounting
information) seringkali dianggap sama dengan full cost dan full costing, maka untuk
memperoleh konsep yang jelas mengenai informasi akuntansi penuh, berikut ini diuraikan beda
pengertian full accounting information, full cost, dan full costing.
1.                  Definisi Informasi Akuntansi Penuh
Pembahasan informasi akuntansi penuh selalu bersangkutan dengan objek informasi
(information objek  atau information objektive). Objek informasi dapat berupa produk, keluarga
produk, aktivitas, departemen, divisi, atau perusahaan secara keseluruhan. Informasi akuntansi
penuh adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh, dan/atau seluruh sumber yang
dikorbankan suatu objek informasi. Dari definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
·      Unsur yang membentuk informasi akuntansi penuh adalah total aktiva, total pendapatan,
dan/atau total biaya.
·      Inforamasi akuntansi penuh selalu bersangkutan dengan objek informasi. Dalam hubungannya
dengan objek informasi, informasi akuntansi penuh merupakan informasi akuntansi langsung
yang terjadi dalam objek informasi tertentu ditambah dengan bagian yang adil informasi
akuntansi tidak langsung yang dibebankan kepada objek informasi.
Beda Full Accounting Information, Full Cost, dan Full Costing.
Untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai informasi akuntansi penuh berikutini
di uraikan perbedaan pengrtian full acconting information full costi dan full costing. Seringkali
orang mengira pengertian full costing information sama dengan full cost sana dengan full costing
ketiga istilah tersebit barbada satu sama lain.
Full acounting information terdiri dari unsur full assests, full revees’ dan  atau full costs
full cost  merupakan suatu unsur full accounting information.
Full cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan objek informasi  jika
objek  informasi berupa produk  full cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan
produk tersebut.perhitungan full cost suatu produk dipengruhi oleh metode penentuan cost
produk  yang digunakan atau pariablecosting activity based costing.
Full costing merupakan suatu metode penentuan kos produk yang membebankan seluruh
biaya produksi sebagai kos produk  biya  produksi yang berperilaku variable maupun tetap.  jika
perusahaan menggunakan pendekatan f ull costing dalam penentuan cost produksinya  full cost
merupakan  biaya produksi biaya bahan baku + biaya tenaga kerja langsung  + biaya overhead
pabrik variable + biaya ovrhead pabrik tetap ).
Full costing dan variable costing  sesungguhnya metode penentuan kos sediaan (inventori
costing karena kedua metode tersebut di tujukan terutama untuk keparluan penilaian
sediaterbatan (inventory valuation) yang dicantumkan dalam neraca dan dalam perhitungan laba
rugi-bagi pihak perusahaan. Karena ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pihak luar,full costing
dan variabel costing hanya memfokuskan biaya penuh yang bersangkutan dengan
produk,terbatas pada biaya-biaya-biaya yang terjadi pada fase produksi saja. Biaya-biaya yang
terjadi dalam fase desain dan pengembangan produk serta biaya distribusi tidak dimasukan
sebagai biaya penuh produk (full cost of product), namun  diperlakukan sebagai biaya
periode (period costs). Selain itu full costing hanya secara sederhana mengelompokan biaya
menurut fungsi pokok organisasi perusahan manuvaktur sehinggga  dikelompokan menjadi biaya
produksi (yang terjadi difungsi produksi) dan biaya nonprodusi (biaya yang terjadi di fungsi
selain fungsi produksi seperti administrasi dan ayumum). Biaya produksi merupakan komponen
biaya penuh produk, sedangkan biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum diperlakukan
sebagai biaya periode dalam full costing
Variable costing memperbaiki informasi biaya penuh produk dengan perubahan volume
aktivitas. Namun, karena variable costing bertujuan yang sama dengan full costing yaitu
ditujukan terutama untuk keperluan penilaian sediaan (infentory solution) yang dicantumkan
dalam neraca dan dalam perhitungan laba-rugi bagi pihak luar perusahaan maka perbaikan yang
dilakukan oleh variable costing hanya terbatas pada biaya fase produsi saja. Variable costing
hanya meperhitungkan biaya penuh produk terbatas pada biaya produksi variable costing. Biaya
produksi tetap diperlakukan sebagai biaya peride. Selain itu, variabilitas biaya menurut variable
costing hanya dihubungkan dengan aktifitas yang bersangkutan dengan jumlah produk yang
diproduksi ( unit-level activities). Oleh karena itu, jika biaya penuh produk tidak hanya
bervariasi dalam hubunganya dengan jumlah produk yang dihasilkan (unit-level activities)
namun sebagian besar yang lain bervariasi dengan aktivitas yang bersangkutan dengan batch
produksi (batch-relatean activities) dan aktifitas yang  bersangkutan dengan produk. Activity-
based costing pada dasarnya merupakan metode penentuan kost produk (product costing) yang
ditujukan untuk menyajikan informasi kost produk secara cermat (accurate) bagi kepentingan
manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumberdaya dalam setiap aktivitas yang
digunakan untuk menghasilkan produk.
Full costing dan variable costing merupakan metode penentuan kos produk
konvensional, yang dirancang berdasarkan kondisi teknologi manufaktur pada masa lalu. Dengan
digunakannya secara luas teknologi informasi dalam proses pengoalahan produk dan dalam
pengolahan informasi keuangan, activity-based costing menjadi alternative metode penentuan
kos produk konvensional. Perbedaan antara penentuan kost produk konvensional (conventional
product costing)  dengan activity-based costing disajikan pada table berikut :
FULL COSTING VARIABLE ACTIVITY-BASED COSTING
COSTING
Biaya produksi Biaya variable Unit-level actifity cost

Biaya administrasi dan Batch- related activity cost


umum Product-sustaining activity cost
Biaya pemasaran Biaya tetap Vacility-sustaining activity cost

 Gambar : beda unsur biaya produk dalam pendekatan Full Costing, Variable Costing, dan
Activity-Based Costing

Conventional Activity-based costing


Costing Method method
TUJUAN Inventory valuation Product costing

Tahap desain tahap


LINGKUP Tahap produksi produksi dan tahap
dukungan logistik
Biaya bahan baku,
FOKUS biaya tenaga kerja biaya overhead pabrik
langsung
PERIODE Periode akuntansi Daur hidup poduk
TEKNOLOGI
Computer
INFORMASI YANG Metode manual
telekomunikasi
DIGUNAKAN
Gambar : Beda conversional costing method dengan activity based costing method
Rincian biaya setiap jenis aktivitas desain, produksi dan distribusi produk dalam
lingupkup manufaktur  maju adalah sebagai berikut:
Unit-level activity cost. Biaya ini dipengruhi oleh jumlah unit produk yang dihasilkan.
Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi,dan biaya angkutan.
Batch related activiti cost. Biaya ini dihubungkan dengan jumlah batch produk yang
diproduksi. Setup costs,yang merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan mesin dan
ekuipmensebelum suatu order produksi diproses, biaya angkutan bahan baku dalam pabrik,dalam
inspeksi.
Produk sustaining activity cost,biaya ini berhubungan dengan penelitian dan
pengembaagan produk tertentu dan biaya-biaya untuk mempertahankan produkagar tetap dapat
dipasarkan.
Pacility sustainiang activity costs biaya ini berhubungan dengan kegiatan untuk
mepertahankan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan. Biaya depresiasi dan amortasi, biaya
asuransi,  dan biaya  gaji.

B.       MANFAAT INFORMASI AKUNTANSI PENUH

Informasi akuntansi penuh bermanfaat bagi manajemen untuk :


1.    Pelaporan keuangan
2.    Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis)
3.    Jawaban atas pertanyaan “berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu?”
4.    Penentuan harga jual dalam cost-type contract
5.    Penentuan harga jual normal
6.    Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah
7.    Penyusunan program

1.                  Pelaporan Keuangan

Pelaporan keuangan dibagi menjadi dua golongan : pelaporan keuangan kepada pihak
luar dan pelaporan keuangan kepada manajemen puncak. Pelaporan keuangan yang ditujukan
kepada pihak luar perusahaan terikat kepada prinsip akuntansi yang lazim, sedangkan pelaporan
keuangan yang ditujukan kepada manajemen puncak perusahaan tidak selalu terikat pada prinsip
akuntansi yang lazim. Pelaporan keuangan memerlukan informasi akuntansi penuh yang berupa
informasi masa lalu.

Jika pelaporan keuangan ditujukan untuk pemakai intern, prinsip akuntansi yang lazim
tidak selalu digunakan untuk penyusunan laporan keuangan. Dalam perusahaan yang memiliki
beberapa divisi yang merupakan pusat investasi, laporan laba-rugi divisi yang disajikan kepada
manajemen puncak akan berisi pendapatan penuh dan biaya penuh. Pendapatan penuh tersebut
terdiri dari pendapatan yang diperoleh dari transaksi penjualan produk dan jasa kepada pihak luar
dan pendapatan yang diperoleh dari transaksi penjualan produk dan jasa antardivisi. Biaya penuh
terdiri dari biaya langsung divisi ditambah dengan biaya kantor pusat yang dialokasikan kepada
divisi. Biaya produksi yang merupakan unsur biaya penuh tidak harus dihitung berdasarkan
metode full costing , namun dapat didasarkan pada metode variable costing .

2.                  Analisis Kemampuan Menghasilkan Laba (Profitability Analysis)

Analisis kemampuan menghasilkan laba dapat diterapkan dalam berbagai objek informasi
: produk, keluarga produk ( product line ), aktivitas (activities), atau unit organisasi. Analisis
kemampuan menghasilkan laba ditujukan untuk mendeteksi penyebab timbulnya laba atau rugi
yang dihasilkan oleh suatu objek informasi dalam periode akuntansi tertentu.
Dalam perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk, manajemen memerlukan
informasi akuntansi penuh untuk memungkinkan manajemen melakukan analisis kemampuan
setiap produk dalam menghasilkan laba. Jika analisis kemampuan menghasilkan laba diterapkan
pada produk atau keluarga produk, diperlukan informasi akuntansi penuh yang berupa
pendapatan penuh yang dihasilkan oleh produk dalam periode tertentu, biaya penuh yang
dikorbankan untuk memproduksi dan memasarkan produk tersebut selama periode yang sama,
dan aktiva penuh yang digunakan untuk memproduksi produk tersebut.

Jika analisis kemampuan menghasilkan laba diterapkan terhadap unit organisasi tertentu
(misalnya pusat laba) dalam suatu perusahaan dan dilakukan oleh pemakai luar, informasi
akuntansi penuh yang disajikan untuk memungkinkan mereka melakukan analisis tersebut harus
disusun menurut prinsip akuntansi yang lazim. Namun, jika analisis kemampuan menghasilkan
laba dilakukan oleh manajemen puncak perusahaan, informasi akuntansi penuh yang disajikan
tidak terikat kepada prinsip akuntansi yang lazim.

Untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba suatu perusahaan atau suatu pusat laba
dalam suatu perusahaan biasanya digunakan alat pengukur : kembalian investasi (return on
investment atau disingkat ROI) atau residual income (disingkat RI). Kembalian investasi
dihitung dengan cara membandingkan laba bersih dengan aktiva yang digunakan oleh pusat laba
tersebut untuk mendapatkan laba tersebut. Dalam hal ini diperlukan informasi pendapatan penuh
dan informasi biaya penuh untuk menghitung laba bersih dan informasi aktiva penuh pusat laba
tersebut, sehingga dapat dihitung besarnya tarif kembalian investasi dengan rumus berikut ini :

                                                      Pendapatan penuh – Biaya penuh


           Kembalian investasi
=            
                                                                    Aktiva penuh

Penggunaan kembali investasi atau residual income sebagai alat analisis kemampuan


menghasilkan laba divisi dipengaruhi oleh 4 faktor berikut ini:
1.      Konsep laba yang digunakan
2.      Komponen untuk menghitung laba
3.      Komposisi aktiva yang diperhitungkan dalam investment base
4.      Penilaian aktiva

Jika manajemen puncak akan mengadakan analisis kemampuan menghasilkan laba divi
yang dimiliki oleh perusahaan, maka ia memerlukan alat pengukur kembalian investasi atau
residual income. Dalam perhitungan ukuran kemampuan menghasilkan laba tersebut timbul
masalah unsur-unsur apa yang diperhitungkan untuk menentukan laba dan aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan laba divisi. Terdapat 4 pengertian laba yang tersedia untuk
mengukur laba divisi berikut ini:
1.      Laba kontribusi divisi (division contribution margin)
2.      Laba terkendali divisi  (division controllable profit)
3.      Laba langsung divisi (division direct profit)
4.      Laba bersih divisi   (division net profit)

3.             Jawaban atas Pertanyaan “Berapa Biaya yang telah Dikeluarkan untuk Sesuatu?”

Manajemen secara rutin memerlukan informasi biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan
untuk suatu objek biaya seperti produk, keluarga produk, jasa, aktivitas, pusat biaya, atau
perusahaan secara keseluruhan. Pertanyaan “Berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu”
dapat dijawab dengan menyajikan informasi biaya penuh yang bersangkutan dengan objek biaya.

Biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk sesuatu berperan bagi manajemen dalam:
a.         Evaluasi konsumsi sumber daya yang dikorbankan untuk sesuatu.
b.        Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melihat struktur biaya perusahaan
pesaing yang digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa.
c.         Pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri.
d.        Penentuan harga jual produk atau jasa.
e.         Penyediaan kemudahan dalam penghilangan pemborosan dengan menyediakan informasi biaya
untuk aktivitas-bukan-penambah nilai.
f.         Penyediaan informasi untuk perbaikan tingkat kemampuan produk atau jasa dalam menghasilkan
laba dengan memantau total biaya daur hidup produk atau jasa.
g.        Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian,
dan pengambilan keputusan tentang biaya mutu (quality costs).
h.        Cost reimbursement.
i.          Inventory costing.

Evaluasi konsumsi sumber daya. Sesuatu dapat berupa produk, jasa, atau aktivitas. Jika
manajemen telah merencanakan sesuatu, misalnya pembuatan produk, penyerahan jasa, atau
pelaksanaan suatu aktivitas, maka setelah pekerjaan pembuatan produk, penyerahan jasa, dan
pelaksanaan aktivitas tersebut terlaksana, ia memerlukan informasi berapa sumber daya yang
telah dikorbankan untuk pelaksanaan produksi produk, jasa, atau aktivitas tersebut. Informasi ini
diperlukan untuk memungkinkan manajemen melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana
yang telah dibuat sebelumnya.
Struktur biaya perusahaan pesaing. Informasi biaya penuh yang telah dikeluarkan
untuk sesuatu diperlukan oleh manajemen untuk membandingkan efisiensi produksi sesuatu
tersebut dengan efisiensi produksi yang dilaksanakan oleh produsen lain.
Pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri. Keputusan membeli atau
membuat sendiri yang dilakukan oleh manajemen dipicu oleh penghematan biaya dengan
membuat sendiri (jika sebelumnya perusahaan membeli dari pemasok luar) atau penghematan
biaya dengan membeli dari pemasok luar (jika semula perusahaan membuat sendiri).
Penentuan harga jual produk atau jasa. Dalam era kompetisi yang semakin tajam,
perusahaan-perusahaan mengubah strategi pemasarannya dengan meletakkan
kepuasan customers sebagai prioritas pertama dalam mengerahkan kegiatan bisnis mereka.
Perusahaan-perusahaan harus mampu menghasilkan produk atau jasa yang bermutu dengan
harga yang rendah untuk dapat tetap bertahan di pasar. Perusahaan-perusahaan berlomba untuk
menghasilkan produk atau jasa yang bermutu dengan harga yang rendah dengan berpedoman
bahwa customers hanya dibebani dengan biaya-biaya untuk aktivitas-penambah nilai (value-
added activities).
Biaya daur hidup produk atau jasa (product life cycle). Untuk memproduksi produk
diperlukan biaya riset dan pengembangan, biaya tes produksi dan pemasaran, biaya perancangan
kembali bilamana pasar menghendaki perubahan desain, dan biaya-biaya lain untuk
mempertahankan suatu produk agar tetap diperlukan oleh customers. Biaya-biaya tersebut
digolongkan ke dalam kelompok product - sustaining costs, yang tidak bersangkutan dengan
aktivitas produksi dalam periode akuntansi tertentu. Biaya-biaya tersebut dipengaruhi oleh
taksiran jumlah produk yang akan dihasilkan selama daur hidup produk (product life cycle).
Pengumpulan informasi biaya penuh masa lalu yang berhubungan dengan produk tertentu selama
jangka waktu daur hidup produk akan dapat memberikan kesempatan kepada manajemen untuk
memperbaiki kemampuan produk dalam menghasilkan laba selama periode tersebut.
Biaya mutu (quality costs). Dalam lingkungan persaingan tingkat dunia, produk bermutu
(quality costs) merupakan salah satu keunggulan yang diusahakan agar perusahaan menempati
posisi tertentu dalam persaingan tersebut. Dengan  demikian, manajemen memerlukan informasi
biaya penuh yang dikaitkan dengan berbagai aktivitas untuk mempertahankan dan memperbaiki
mutu produk atau jasa agar sesuai dengan mutu yang diharapkan oleh customers. Untuk
memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan
tentang mutu produk, manajemen perlu memahami biaya mutu yang merupakan biaya yang
terjadi karena adanya atau kemungkinan adanya mutu produk yang rendah. Biaya mutu adalah
biaya yang bersangkutan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan
produk cacat.
Biaya mutu dapat dibagi menjadi empat kelompok: biaya pencegahan, biaya penilaian,
biaya kegagalan intern, dan biaya kegagalan ekstern. Karena ada kemungkinan terjadinya
ketidakberesan sesuatu (misalnya mesin rusak, bahan baku cacat, karyawan kurang terampil)
maka perusahaan perlu mengeluarkan biaya pencegahan dan biaya penilaian. Jika kerusakan
telah benar-benar terjadi sehingga menghasilkan produk cacat, maka perusahaan akan
mengeluarkan biaya kegagalan (misalnya biaya pengerjaan kembali, biaya garansi, kerugian
akibat mesin berhenti).
Cost reimbursement. Informasi jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk membiayai
kegiatan produksi tertentu, penyerahan jasa, atau pelaksanaan suatu aktivitas diperlukan oleh
manajemen untuk dasar permintaan penggantian (reimbursement) atas biaya-biaya yang telah
dikeluarkan. Dalam cost-type contract misalnya, manajemen memerlukan informasi biaya penuh
yang telah dikeluarkan di masa lalu untuk produk, jasa, atau aktivitas tertentu untuk meminta
penggantian biaya (cost reimbursement) dari pemilik proyek.
Inventory costing. Untuk pertanggungjawaban keuangan kepada investor dan pihak luar
perusahaan yang lain, manajemen secara periodik memerlukan informasi biaya untuk
menghitung kos sediaan produk yang masih dalam proses dan sediaan produk jadi yang masih
ada di gudang pada akhir periode akuntansi.
4.             Penentuan Harga Jual dalam Cost-Type Contract
Cost-Type Contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa yang pihak pembeli setuju
untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya
dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung sebesar persentase tertentu dari
total biaya sesungguhnya tersebut. Dalam cost-type contract  produsen dijamin akan memperoleh
laba sebesar persentase tertentu dari biaya sesungguhnya yang telah dikeluarkan untuk
penyelesaian proyek.
5.             Penyusunan Program
Penyusunan program adalah proses pengambilan keputusan mengenai program-program
yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan penaksiran jumlah sumber daya yang akan
dialokasikan kepada setiap program tersebut. Program adalah kegiatan pokok yang telah
diputuskan oleh organisasi untuk dilaksanakan dalam jangka panjang sebagai pelaksanaan
strateginya.
Penyusunan program.
Penyusunan progran Adalah proses pengambilan keputusan mengenai program-program
yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan penaksiran jumlah sumber daya yang akan
dialokasikan pada setiap program tersebut. Program adalah kegiatan pokok yang telah
diputuskan oleh organisasi untuk dilaksanakan dalam jangka panjang sebagai pelaksana
strateginya dalam perusahaan yang tujuannya mencari laba tiap-tiap produk utama merupakan
suatu program. Selain itu, dalam perusahaan tersebut dapat juga dijumpai berbagai program
seperti : program penelitian dan pengembangan produk baru, program pelatihan karyawan,
program hubungan masyarakat dll. Keputusan pemilihan berbagai program yang akan
dilaksanakan dimasa yang akan datang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan dan strategi
yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penentuan harga jual normal. Pada umumnya, biaya tidak menentukan harga jual produk
atau jasa. Harga jual suatu produk terbesar di pasar sebagai interaksi antara jumlah permintaan
dan penawaran di pasar. Namun manajemen puncak memerlukan informasi biaya penuh untuk
memperhitungkan kosekuensi laba dari setiap alternative harga jual yang terbentuk dipasar. Oleh
karena itu, dalam keadaan normal, manajemen puncak harus memperoleh jaminan bahwa harga
jual produk atau jasa yang dijual dipasar dapat menutup biaya penuh untuk menghasilkan produk
atau jasa tersebut dan dapat menghasilkan laba wajar. Pada prinsipnya harga jual harus dapat
menutup biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Jika pendekatan full costing digunakan
dalam penentuan cost produk, harga jual produk harus dapat menutup biaya penuh, yang
merupakan jumlah biaya produksi dan biaya non-produksi, ditambah dengan laba wajar.
Penentuan harga transfer
Didalam perusahaan yang telah membentuk pusat-pusat laba untuk menghadapi berbagai
ragam produk dan jasa yang dihasilkan, transfer barang dan jasa antar pusat laba menimbulkan
masalah penentuan harga transfer. Ada 2 macam pendekatan yang digunakan untuk menentukan
harga transfer : penentuan harga transfer atas dasar biaya (cost-based transfer price) dan
penentuan harga transfer atas dasar harga pasar (market-based transfer price). Jika penentuan
harga transfer didasarkan atas biaya, maka biaya penuh masa yang akan datang dipakai sebagai
dasar untuk menentukan harga produk atau jasa yang ditransfer oleh pusat laba penjual ke pusat
laba pembeli.
Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah.
Produk dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat seperti
listrik, air, telpon dan telegram, dan pos diatur dengan peraturan pemerintah. Harga jual produk
dan jasa tersebut ditentukan berdasarkan biaya penuh masa yang akan datang ditambah dengan
laba yang diharapkan. Informasi akuntansi penuh yang bermanfaat untuk menetapkan harga jual
produk atau jasa yang diatur dengan peraturan pemerintah terdiri dari biaya penuh masa yang
akan datang dikeluarkan untuk menghasilkan produk atau jasa dan aktiva  penuh yang akan
digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut.
C.   Rekayasa informasi akuntansi penuh
Informasi akuntansi penuh dimanfaatkan oleh manajemen untuk melaporkan keuangan,
pengukuran tingkat kemampuan produk atau unit organisasi dalam menghasilkan laba,
penyediaan informasi untuk menjawab pertanyaan : “beberapa biaya yang telah dikeluarkan
untuk sesuatu?” penentuan harga jual produk atau jasa (baik dalam cost-type contract, harga jual
normal, maupun harga jual produk dalam perusahaan yang diatur oleh peraturan pemerintah),
dan untuk penyusunan program. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan manajemen tersebut,
perekayasaan informasi akuntansi penuh memerlukan idientifikasi aktiva, pendapatan, dan biaya
langsung yang bersangkutan dengan objek informasi tertentu dan pembebanan secara adil aktiva,
pendapatan, dan biaya tidak langsung kepada berbagai objek informasi yang bersangkutan.
Aktiva dan pendapatan umumnya mudah diidentifikasikan kepada objek informasi tertentu,
sehingga hanya sedikit aktiva dan pendapatan tidak langsung yang harus dibebankan secara adil
suatu objek informasi. Tidak demikian dengan biaya. Banyak biaya yang merupakan biaya
bergabung (common cost), yang dalam perekayasaan informasi akuntansi penuh harus dibagikan
secara adil kepada berbagai objek informasi melalui metode pembebanan tertentu.
Metode pembebanan biaya yang digunakan untuk perekayasaan informasi akuntansi penuh
dapat dibagi menurut tujuan manfaat informasi akuntansi penuh sebagai berikut ini:
1.      Pembebanan biaya tidak langsung untuk penyediaan informasi bagi pengambilan keputusan
manajemen.
2.      Pembebanan biaya tidak langsung untuk melaporka keuangan kepada pihak luar prusahaan.
1.        Pembebanan biaya tidak langsung untuk penyediaan informasi pengambilan keputusan
manajemen
Dalam perekayasaan informasi akuntansi penuh, biaya tidak langsung dibebankan kepada objek
informasi untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam :
1.      Analisis kemampuan produk atau jasa dalam menghasilkan laba dan penentuan harga jual.
2.      Pengukuran kinerja manajer
2.   Pembebanan biaya tidak langsung untuk perhitungan kemampuan produk atau jasa
dalam menghasilkan laba dan penetapan harga jual. Dalam analisis kemampuan produk atau
jasa dalam menghasilkan laba dan penentuan harga jual, manajemen memerlukan biaya penuh
yang bersangkutan dengan produk atau jasa. Dalam hubungannya dengan produk atau jasa, biaya
penuh terdiri dari 2 golongan biaya : biaya langsung yang bersangkutan dengan produk atau jasa
dan bagian yang adil biaya tidak langsung yang dibebankan kepada produk atau jasa tersebut.
Dengan demikian perekayasaan informasi biaya penuh untuk memenuhi kebutuhan manajemen
tersebut memerlukan dasar yang adil untuk membebankan biaya tidak langsung kepada produk
atau jasa. Pembebanan biaya tidak langsung untuk merekayasa biaya penuh dilakukan dengan
mencari dasar yang adil untuk membebankan biaya tidak langsung tersebut kepada produk atau
jasa. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk dibagi menjadi 2 golongan: biaya
produksi tidak langsung (biaya overhead pabrik) dan biaya nonproduksi tidak langsung (biaya
pemasaran, biaya administrasi dan umum).
Pembebanan biaya overhead pabrik dalam lingkungan manufaktur tradisional.
Akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik kepada produk atas dasar
kuantitas produk yang diproduksi. Metode pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk
atas dasar kuantitas yang diproduksi. Metide pembebanan biaya overhead pabrikkepada produk
inidisebut volume-based system dalam metode ini biaya overhead pabrik dianggap proposional
dalam jumlah unit produk yang diproduksi.
Akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik kepada produk melalui
dua tahap. Tahap pertama, biaya operhead pabrik dikumpulkan dalam pusat biaya, biaya
departemen pembantu maupun departemen produksi. Dalam tahap pertama ini, biaya operhead
departemen pembantu dialoka sikan kepada departemen prodokso dengan menggunakan dasar
alokasi tertentu. Tahap kedua, biaya operhead pabrik ysng telah melalui  agregasi tahap pertama,
dibebankan pada produk atas dasar jam tenaga kerja langsung, jam mesin, atau biaya tenaga
kerja langsung. Karena biaya operhead pabrik dibebankan pada produk melalui agregasi,bukan
berdasar kosumsi sumberdaya oleh aktivitas untuk menghasilkan produk, maka akuntansi biaya
tradisional menimbulkan  prise distortion.
Pembebanan biaya operhead pabrik dalam lingkungan manufaktur maju (advanced
manufacturing enfironment).
     Dibandingkan dengan lingkungan manufaktur maju, akuntansi  biaya operhead pabrik
memiliki cacat rancangan berikut ini:
1.      hanya menggunakan jam tenaga kerja langsung (atau biaya tenaga kerja langsung)
sebagai  dasar menglokasikan biaya operhead pabrik dari pusat biaya pada produk dan jasa.
2.      Harga alokasi yang berkaitan dengan volume yang digunakan untuk  mengalokasikan biaya
operhead pabrik dari pusat biaya kepada produk dan jasa.
3.      Pusat biaya terlalu besar dan memiliki dan memiliki struktur overhead yang sangat besar.
Dalam pabrik yang telah menggunakan banyak peralatan yang dikendalikan dengan
computer, tenaga kerja langsung menjadi kurang. Tenaga yang ahli dbidang informasi
menggantikan oeran tenaga kerja langsung. Ahli informasi banyak digunakan untuk merancang
perangkat lunak untuk menjalankan peralatan yang dikendalikan dengan computer. Dengan
demikian biaya tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur berubah karaktestiknya dari biaya
tunai (cash costs) yang bervariasi dengan perubahab volume produksi menjadi biay tetap, yang
tidak dipengruhi oleh perubahan volume produksi dan berupa sunk cost.
Tarip biaya overhead pabrik perdepartemen juga menghasilkan kos kedua jenis produk relative
sama karena metode pembebanan biaya overhead ini tidak memperhitungkan perbedaan
konsumsi non-volume-related overhead costs (biaya persiapan produksi, biaya insveksi, biaya
tenaga listrik, dan biaya kesejahteraan, karyawan) setiap jenis produk dalam setiap departemen
produksi.
3.  Pembenaan biaya tidak langsung untuk pengukuran kinerja manajer
Jika perekayasaan informasi biaya ditujukan untuk pengukuran kinerja manajer, informasi
biaya harus dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki manajer yang bersangkutan.
Wewenang yang dimiliki manajer tertentu menjadikan dirinya dalam posisi dapat mengendalikan
biaya tersebut. Dengan demikian, biaya yang mempunyai hubungan neraca dengan wewenang
manejer tertentu merupakan biaya terkendalikan bagi manajer tersebut, karena dengan
wewenangnya, manajer tersebut dapat mempengaruhi secara signifikan besarnya biaya tersebut.
Biaya tidak langsung dengan hubunganya dengan wewenang manajer merupakan biaya  yangada
dibawah wewenang pengendalian lebih dari seorang manajer. Untuk kepentingan pengukuran
kinerja manajer, biaya tidak langsung tersebut perlu dibebenkan kepada manajer yang
bertanggung jawab untuk pengendalianya.
4.    Pembebanan biaya tidaka langsung untuk pelaporan untuk pelaporan keuangan kepada
pihak luar. 
Pembebanan biaya tidak langsung untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar perusahaan
umumnya dilakukan dengan dasar alokasi yang bersifat sembarang. Oleh karena itu, istilah
alokasi biaya lebih cepat digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya tidak langsung
kepada berbagai produk untuk tujuan pelaporan keuangan kepada pihak luar.
Biaya overhead pabrik merupakn biaya produksi tidak langsung yang harus dialokasikan
kepada produk atas dasar alokasi tertentu. Dimuka telah disebutkan bahwa alokasi biaya
overhead produk dilakukan melalui dua tahap alokasi. Beda alokasi biaya overhead pabrik untuk
kepentingan pelaporan keuangan kepada pihak luar dengan pembebanan biaya overhead pabrik
untuk kepentingan manajemen adalah terletak pada kecermatan(accurace) dasar pembebanan
yang dipakai untuk kepentingan pengambilan keputusan manajemen, pembebanan biaya kepada
produk harus dapat menjamin dihasilkan informasi biaya penuh yang teliti, sehingga manajemen
akan memperoleh informasi tanpa distorsi didalamnya.
Dalam perusahaan yang menghasilkan produk bersama biaya bersama dialokasikan kepada
proyek bersama atas dasar alokasi berikut ini :
1.      Nilai jual relative
2.      Satuan fisik
3.      Rata-rata biaya satuan
4.      Rata tertimbang.
KESIMPULAN

Informasi akuntansi penuh adalah seluruh aktiva yang digunakan, seluruh pendapatan
yang diperoleh, dan/atau seluruh sumber daya yang digunakan untuk suatu objek
akuntansi penuh yang terdiri dari aktiva disebut informasi. Informasi merupakan
aktiva yang langsung digunakan oleh suatu aktiva penuh (full assets), yang merupakan
aktiva yang langsung digunakan oleh suatu objek informasi ditambah bagian yang
andil aktiva tidak langsung dibebankan kepada objek informasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai