2.
3.
Jika perusahaan menggunakan pendekatan Variable costing dalam penentuan biaya produksinya
maka Full Cost:
Full Cost dengan metode penentuan cost produk Activity based costing
Activity Based Costing: Merupakan metode penentuan kost produk (product Costing) yang
ditujukan untuk mengajukan informasi harga produk secara cermat bagi kepentingan manajemen
dengan mengukur secara cermat konsumsi sumberdaya dalam setiap aktivitas yang digunakan
untuk menghasilkan produk.
Dengan pendekatan activity-based costing, aktivitas pembuatan produk dibagi menjadi tiga
fase: Fase desain dan pengembangan, fase produksi dan fase dukungan logistik (logistic
support )
Jika Perusahaan menggunakan pendekatan activity based costing dalam penentuan total
produksinya maka full cost of product mencakup :
(By.Tahap desain & pengembangan) +( by tahap produksi) +(By dukungan logostik) =
(By.desain+ By.pengujian produk) +(By. Facility sustaining activity cost + By.product sustaining
activity cost + batch related activity cost + unit level activity cost ) + ( By.iklan+ By.distribusi +
By. Garansi produk )
Perbedaan Conventional costing method dengan Activity based costing
Full cost dan Variable cost, merupakan metode penentuan kost produk konvensional, yang
dirancang berdasarkan kondisi teknologi masa lalu.
Activity- based costing, mempergunakan teknologi informasi dalam proses pengolahan produk
dan pengolahan informasi keuangan.
Full Costing
Variable Costing
Activity-Based
Costing
Biaya Produksi
By. Variabel
By.Adm& umum
Unit-level activity
Batch
related
activity cost
Product-sustaining
activity
By.pemasaran
By.Tetap
cost
Facility-sustaining
activity cost
Gambar : Perbedaan unsur biaya produk dalam pendekatan Full Costing,Variable costing, dan
Activity Based Costing.
Conventional
costing Activity
Based
method
Costing
Tujuan
Inventory Valuation
Product Costing
Lingkup
Tahap pruduksi
Fokus
Periode
langsung
Periode akuntansi
Teknologi
Informasi Yang Metode manual
Digunakan
Komputer
telekomunikasi
Gambar : Perbedaan Conventional Costing Method dengan Activity Based Costing Method
Rincian biaya setiap jenis aktivitas desain, produksi distribusi produk dalam lingkungan
manufaktur maju adalah sbb:
1. Unit level Activity Costs
Biaya ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk
Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan.
Contoh : Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi dan biaya bahan baku
2. Batch Related Activity Costs
Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksi
Besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi
produksi
Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi dalam setiap order
produksi
Contoh : by angkutan bahan baku dalam pabrik, by inspeksi,by oreder pembelian,by setup cost :
merupakan by yang dikeluarkan untuk menyiapkan mesin dan ekuipmen sebelum suatu oerder
produksi diproses.
3. Product Sustaining Activity cost
Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya
untuk mempertahankan produk agar tetap dipasarkan.
Biaya ini tidak terpengaruh oleh jumlah unit produk yang diproduksi dan jumlah batch produksi
yang dilaksanakan oleh divisi penjual.
Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan taksiran jumlah unit produk tertentu yang akan
dihasilkan selama umur produk tersebut (Product Life Cycle)
Contoh: biaya desain produk, desain proses pengolahan produk , pengujian produk.
4. Facility Sustaining Activity Costs
Biaya ini berhubungan dengan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki
oleh perusahaan.
Biaya ini dibebankan kepada produk atas dasar taksiran unit produk yang dihasilakan pada
kapasitas normal divisi penjual.
Contoh : Biaya depresiasi dan amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji.
Manfaat Informasi Akuntansi penuh.
1.Pelaporan Keuangan
Pihak Intern
1. Manajemen Puncak
2. Tidak Harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim
3. Pendapatan penuh terdiri dari pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk dan jasa kepada
pihak luar dan antar divisi / intern perusahaan.
4. Pendapatan penuh dan biaya penuh dapat disajikan dengan metode Full & Variable costing
5. Biaya penuh terdiri dari biaya langsung divisi ditambah dengan biaya biaya kantor pusat yang
dialokasikan kepada divisi.
Pihak ekstern
1. Perusahaan lain dan publik
2. Harus sesuai dengan prinsip yang lazim
3. Pendapatan penuh dan biaya penuh harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang lazim dan
disajikan dengan metode Full costing
2.Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis)
Untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba dihitung dengan :
a. Return On Investment/ROI/kembalian investasi :
Pendapatan penuh Biaya penuh
Aktiva Penuh
b. Residual Income / RI
Pendapatan Penuh
Biaya Penuh
Laba bersih
Beban modal= y% X aktiva penuh
Residual Income
Rp. XX
Rp. XX Rp. XX
Rp. XXRp. XX
3.Jawaban atas pertanyaan berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu ?
Peranan biaya penuh bagi manajemen dalam :
a. Evaluasi konsumsi sumberdaya yang dikorbanakan untuk sesuatu
b. Struktur biaya perusahaan pesaing
c. Pengambilan keputusan membeli / membuat sendiri
d. Penentuan harga jual produk/jasa
e. Biaya aktivitas bukan penambah nilai
f. Biaya daur hidup produk/jasa
g. Biaya mutu
h. Cost reimburstment
i. Inventory costing
4.Penentuan harga jual dalam Cost-type contract
Cost Type Contract : kontrak pembuatan produk/jasa, pihak pembeli setuju membeli
produk/jasa didasarkan pada total biaya sesungguhnya oleh produsen ditambah laba sebesar
presentase dari total biaya sesungguhnya.
Biaya Penuh sesungguhnya
Laba % (XX)
Harga yang harus dibayar pembeli
XX
XY +
Z
5.
Penyusunan Program
Adalah : Proses pengambilan keputusan mengenai program-program yang dilaksanakan
oleh organisasi dan penaksiran jumlah sumber daya yang akan dialokasikan kepada setiap
program tersebut.
6. Penentuan harga jual normal
Harga jual = By.Produksi +By. Non Produksi + Laba yang diharapkan
Dengan pendekatan Full Costing, harga jual dihitung dengan rumus :
By.Non Produksi + Laba yang diharapkan
Mark Up = --------------------------------------------------------By. Produksi
By.Non Produksi + ( Y% X aktiva penuh )
Mark Up = --------------------------------------------------------By. Produksi
Harga jual = By.Produksi + Mark Up
Dengan pendekatan Variable Costing, rumus penentuan harga jual sbb :
Harga jual = By.Variabel + By.tetap + laba yang diharapkan
Biaya tetap + ( Y% X aktiva penuh )
Mark Up = --------------------------------------------------------By. Variabel
Hasil penjualan :
Harga jual perunit X volume
XX
Biaya Variabel:
Biaya varibel perunit X volume
XX Dasar Harga
Laba kontribusi
XX
Biaya tetap
XX
Mark up
Laba bersih yang diinginkan
XX
Penentuan Harga jual Normal :
a. Full Costing : Biaya penuh terdiri dari by.Produksi dan By. Non Produksi
b.Variable Costing : Biaya penuh terdiri dari by. Variabel dan by. tetap
7. Penentuan harga transfer
Dalam perusahaan yang telah membentuk pusat-pusat laba untuk menghadapi
berbagai ragam pasar produk yang dihasilkan, transfer barang antarpusat laba menimbulkan
masalah penentuan harga transfer .
Ada dua macam pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga transfer , yaitu :
= Rp. 300
= Rp. 30
Rp. 330
Rp. 16.500.000.000
Rp. 15.000.000.000
Rp. 1.500.000.000
Rp. 1.100.000.000
Rp.
400.000.000
2.000.000.000
20 %
1.
1.
departemen pembantu maupun departemen produksi. Dalam tahap pertama ini, biaya operhead
departemen pembantu dialoka sikan kepada departemen prodokso dengan menggunakan dasar
alokasi tertentu. Tahap kedua, biaya operhead pabrik ysng telah melalui agregasi tahap pertama,
dibebankan pada produk atas dasar jam tenaga kerja langsung, jam mesin, atau biaya tenaga
kerja langsung. Karena biaya operhead pabrik dibebankan pada produk melalui agregasi,bukan
berdasar kosumsi sumberdaya oleh aktivitas untuk menghasilkan produk, maka akuntansi biaya
tradisional menimbulkan prise distortion.
Pembebanan biaya operhead pabrik dalam lingkungan manufaktur maju (advanced
manufacturing enfironment).
Dibandingkan dengan lingkungan manufaktur maju, akuntansi biaya operhead pabrik
memiliki cacat rancangan berikut ini:
1. hanya menggunakan jam tenaga kerja langsung (atau biaya tenaga kerja langsung) sebagai
dasar menglokasikan biaya operhead pabrik dari pusat biaya pada produk dan jasa.
2. Harga alokasi yang berkaitan dengan volume yang digunakan untuk mengalokasikan biaya
overhead pabrik dari pusat biaya kepada produk dan jasa.
3. Pusat biaya terlalu besar dan memiliki dan memiliki struktur overhead yang sangat besar.
Dalam pabrik yang telah menggunakan banyak peralatan yang dikendalikan dengan
computer, tenaga kerja langsung menjadi kurang. Tenaga yang ahli dbidang informasi
menggantikan oeran tenaga kerja langsung. Ahli informasi banyak digunakan untuk merancang
perangkat lunak untuk menjalankan peralatan yang dikendalikan dengan computer. Dengan
demikian biaya tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur berubah karaktestiknya dari biaya
tunai (cash costs) yang bervariasi dengan perubahab volume produksi menjadi biaya tetap, yang
tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi dan berupa sunk cost.
Tarif biaya overhead pabrik perdepartemen juga menghasilkan kos kedua jenis produk
relatif sama karena metode pembebanan biaya overhead ini tidak memperhitungkan perbedaan
konsumsi non-volume-related overhead costs (biaya persiapan produksi, biaya insveksi, biaya
tenaga listrik, dan biaya kesejahteraan, karyawan) setiap jenis produk dalam setiap departemen
produksi.
3. Pembenaan biaya tidak langsung untuk pengukuran kinerja manajer
Jika perekayasaan informasi biaya ditujukan untuk pengukuran kinerja manajer,
informasi biaya harus dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki manajer yang bersangkutan.
Wewenang yang dimiliki manajer tertentu menjadikan dirinya dalam posisi dapat mengendalikan
biaya tersebut. Dengan demikian, biaya yang mempunyai hubungan neraca dengan wewenang
manejer tertentu merupakan biaya terkendalikan bagi manajer tersebut, karena dengan
wewenangnya, manajer tersebut dapat mempengaruhi secara signifikan besarnya biaya tersebut.
Biaya tidak langsung dengan hubunganya dengan wewenang manajer merupakan biaya yangada
dibawah wewenang pengendalian lebih dari seorang manajer. Untuk kepentingan pengukuran
kinerja manajer, biaya tidak langsung tersebut perlu dibebenkan kepada manajer yang
bertanggung jawab untuk pengendalianya.
4. Pembebanan biaya tidak langsung untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar.
Pembebanan biaya tidak langsung untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar
perusahaan umumnya dilakukan dengan dasar alokasi yang bersifat sembarang. Oleh karena itu,
istilah alokasi biaya lebih cepat digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya tidak
langsung kepada berbagai produk untuk tujuan pelaporan keuangan kepada pihak luar.
Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi tidak langsung yang harus dialokasikan
kepada produk atas dasar alokasi tertentu. Dimuka telah disebutkan bahwa alokasi biaya
overhead produk dilakukan melalui dua tahap alokasi. Beda alokasi biaya overhead pabrik untuk
kepentingan pelaporan keuangan kepada pihak luar dengan pembebanan biaya overhead pabrik
untuk kepentingan manajemen adalah terletak pada kecermatan(accurace) dasar pembebanan
yang dipakai untuk kepentingan pengambilan keputusan manajemen, pembebanan biaya kepada
produk harus dapat menjamin dihasilkan informasi biaya penuh yang teliti, sehingga manajemen
akan memperoleh informasi tanpa distorsi didalamnya.
Dalam perusahaan yang menghasilkan produk bersama biaya bersama dialokasikan
kepada proyek bersama atas dasar alokasi berikut ini :
1. Nilai jual relatif
2. Satuan fisik
3. Rata-rata biaya satuan
4. Rata tertimbang.
http://mengenalekonomi.blogspot.co.id/2014/03/akuntansi-manajemen.html
08 10 2016 jam 20;04