Anda di halaman 1dari 9

1.

2.
3.

Konsep Informasi Akuntansi Penuh


Konsep informasi akuntansi penuh perlu dipahami untuk memperoleh pengertian yang
benar mangenai informasi tersebut sehingga pembaca mampu membedakan konsep informasi
akuntansi penuh dengan konsep informasi yang lain. Pemehaman konsep informasi akuntansi
penuh merupakan dasar untuk mempelajari pemanfaatan informasi akuntansi tersebut dan
perekayasaanya.
Untuk memahami konsep yang benar mengenai informasi akuntansi penuh, pertama kali
diuraikan definisi informasi akuntansi penuh. Karena informasi akuntansi penuh (full accounting
information) seringkali dianggap sama dengan full cost dan full costing, maka untuk memperoleh
konsep yang jelas mengenai informasi akuntansi penuh, berikut ini diuraikan beda
pengertian full accounting information, full cost, dan full costing.
Informasi akuntansi penuh adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh
atau seluruh sumber yang dikorbankan suatu objek informasi.
Dalam hubungannya dengan objek informasi, informasi akuntansi penuh merupakan
informasi akuntansi langsung ditambah dengan informasi tidak langsung yang terjadi dalam
objek informasi .
Jika informasi akuntansi penuh berupa aktiva, maka aktiva penuh adalah aktiva lansung
ditambah dengan aktiva tidak langsung yang berhubungan dengan objek informasi.
Jika informasi akuntansi penuh berupa pendapatan, maka pendapatan penuh adalah pendapatan
lansung ditambah dengan pendapatan tidak langsung yang berhubungan dengan objek informasi.
Jika informasi akuntansi penuh berupa biaya, maka biaya penuh adalah biaya lansung ditambah
dengan biaya tidak langsung yang berhubungan dengan objek informasi.
Perbedaan Full Accounting Information, Full Cost, dan Full Costing.
Untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai informasi akuntansi penuh berikutini
di uraikan perbedaan pengertian full accounting, information full cost dan full costing. Seringkali
orang mengira pengertian full costing information sama dengan full costsana dengan full
costing ketiga istilah tersebit barbada satu sama lain.
Full accounting information terdiri dari unsur full assests, full revenues dan full costs,
full cost merupakan suatu unsur full accounting information.
Full cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan objek informasi jika objek
informasi berupa produk full cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan produk
tersebut.perhitungan full cost suatu produk dipengruhi oleh metode penentuan cost produk yang
digunakan atau pariablecosting activity based costing.
Full costing merupakan suatu metode penentuan kos produk yang membebankan seluruh
biaya produksi sebagai kos produk biaya produksi yang berperilaku variable maupun tetap.
Full Cost dengan metode penentuan biaya produk Full Costing
Jika perusahaan menggunakan pendekatan Full costing dalam penentuan biaya produksinya
maka Full Cost:
total biaya produksi + total biaya non produksi= (by bahan baku+by tenaga kerja langsung+by
overhead tetap+by overhead variable)+by adm umum+by pemasaran.
Full Cost dengan metode penentuan cost produk Variable Costing
Variable costing :merupakan salah satu metode penentuan biaya produk, yang membebankan
hanya biaya yang berperilaku variabel.
(Total Biaya produksi Var + Total biaya Non Produksi Var )+Tot.By.tetap =( By.Bhn Baku+ By.Tenaga kerja Langsung + By Overhead Variabel
+ By.Adm & umum Var.+ By.pemasaran Var. ) + By. Tetap (By.overhead pabrik tetap+by.Adm & umum tetap + By. Pemasaran tetap )

Jika perusahaan menggunakan pendekatan Variable costing dalam penentuan biaya produksinya
maka Full Cost:
Full Cost dengan metode penentuan cost produk Activity based costing
Activity Based Costing: Merupakan metode penentuan kost produk (product Costing) yang
ditujukan untuk mengajukan informasi harga produk secara cermat bagi kepentingan manajemen
dengan mengukur secara cermat konsumsi sumberdaya dalam setiap aktivitas yang digunakan
untuk menghasilkan produk.
Dengan pendekatan activity-based costing, aktivitas pembuatan produk dibagi menjadi tiga
fase: Fase desain dan pengembangan, fase produksi dan fase dukungan logistik (logistic
support )
Jika Perusahaan menggunakan pendekatan activity based costing dalam penentuan total
produksinya maka full cost of product mencakup :
(By.Tahap desain & pengembangan) +( by tahap produksi) +(By dukungan logostik) =
(By.desain+ By.pengujian produk) +(By. Facility sustaining activity cost + By.product sustaining
activity cost + batch related activity cost + unit level activity cost ) + ( By.iklan+ By.distribusi +
By. Garansi produk )
Perbedaan Conventional costing method dengan Activity based costing
Full cost dan Variable cost, merupakan metode penentuan kost produk konvensional, yang
dirancang berdasarkan kondisi teknologi masa lalu.
Activity- based costing, mempergunakan teknologi informasi dalam proses pengolahan produk
dan pengolahan informasi keuangan.
Full Costing
Variable Costing
Activity-Based
Costing
Biaya Produksi

By. Variabel

By.Adm& umum

Unit-level activity

Batch
related
activity cost
Product-sustaining
activity

By.pemasaran

By.Tetap

cost
Facility-sustaining
activity cost

Gambar : Perbedaan unsur biaya produk dalam pendekatan Full Costing,Variable costing, dan
Activity Based Costing.
Conventional
costing Activity
Based
method
Costing
Tujuan

Inventory Valuation

Product Costing

Lingkup

Tahap pruduksi

Fokus

By bahan baku, by tenaga Biaya overhead pabrik


kerja

Periode

Tahap desain, tahap


produksi, dan tahap
dukungan logistik

langsung
Periode akuntansi

Teknologi
Informasi Yang Metode manual
Digunakan

Daur hidup produk

Komputer
telekomunikasi

Gambar : Perbedaan Conventional Costing Method dengan Activity Based Costing Method
Rincian biaya setiap jenis aktivitas desain, produksi distribusi produk dalam lingkungan
manufaktur maju adalah sbb:
1. Unit level Activity Costs
Biaya ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk
Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan.
Contoh : Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi dan biaya bahan baku
2. Batch Related Activity Costs
Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksi
Besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi
produksi
Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi dalam setiap order
produksi
Contoh : by angkutan bahan baku dalam pabrik, by inspeksi,by oreder pembelian,by setup cost :
merupakan by yang dikeluarkan untuk menyiapkan mesin dan ekuipmen sebelum suatu oerder
produksi diproses.
3. Product Sustaining Activity cost
Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya
untuk mempertahankan produk agar tetap dipasarkan.
Biaya ini tidak terpengaruh oleh jumlah unit produk yang diproduksi dan jumlah batch produksi
yang dilaksanakan oleh divisi penjual.
Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan taksiran jumlah unit produk tertentu yang akan
dihasilkan selama umur produk tersebut (Product Life Cycle)
Contoh: biaya desain produk, desain proses pengolahan produk , pengujian produk.
4. Facility Sustaining Activity Costs

Biaya ini berhubungan dengan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki
oleh perusahaan.
Biaya ini dibebankan kepada produk atas dasar taksiran unit produk yang dihasilakan pada
kapasitas normal divisi penjual.
Contoh : Biaya depresiasi dan amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji.
Manfaat Informasi Akuntansi penuh.
1.Pelaporan Keuangan
Pihak Intern
1. Manajemen Puncak
2. Tidak Harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim
3. Pendapatan penuh terdiri dari pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk dan jasa kepada
pihak luar dan antar divisi / intern perusahaan.
4. Pendapatan penuh dan biaya penuh dapat disajikan dengan metode Full & Variable costing
5. Biaya penuh terdiri dari biaya langsung divisi ditambah dengan biaya biaya kantor pusat yang
dialokasikan kepada divisi.
Pihak ekstern
1. Perusahaan lain dan publik
2. Harus sesuai dengan prinsip yang lazim
3. Pendapatan penuh dan biaya penuh harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang lazim dan
disajikan dengan metode Full costing
2.Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis)
Untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba dihitung dengan :
a. Return On Investment/ROI/kembalian investasi :
Pendapatan penuh Biaya penuh
Aktiva Penuh
b. Residual Income / RI
Pendapatan Penuh
Biaya Penuh
Laba bersih
Beban modal= y% X aktiva penuh
Residual Income

Rp. XX
Rp. XX Rp. XX
Rp. XXRp. XX

3.Jawaban atas pertanyaan berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu ?
Peranan biaya penuh bagi manajemen dalam :
a. Evaluasi konsumsi sumberdaya yang dikorbanakan untuk sesuatu
b. Struktur biaya perusahaan pesaing
c. Pengambilan keputusan membeli / membuat sendiri
d. Penentuan harga jual produk/jasa
e. Biaya aktivitas bukan penambah nilai
f. Biaya daur hidup produk/jasa
g. Biaya mutu
h. Cost reimburstment
i. Inventory costing
4.Penentuan harga jual dalam Cost-type contract

Cost Type Contract : kontrak pembuatan produk/jasa, pihak pembeli setuju membeli
produk/jasa didasarkan pada total biaya sesungguhnya oleh produsen ditambah laba sebesar
presentase dari total biaya sesungguhnya.
Biaya Penuh sesungguhnya
Laba % (XX)
Harga yang harus dibayar pembeli

XX
XY +
Z

5.

Penyusunan Program
Adalah : Proses pengambilan keputusan mengenai program-program yang dilaksanakan
oleh organisasi dan penaksiran jumlah sumber daya yang akan dialokasikan kepada setiap
program tersebut.
6. Penentuan harga jual normal
Harga jual = By.Produksi +By. Non Produksi + Laba yang diharapkan
Dengan pendekatan Full Costing, harga jual dihitung dengan rumus :
By.Non Produksi + Laba yang diharapkan
Mark Up = --------------------------------------------------------By. Produksi
By.Non Produksi + ( Y% X aktiva penuh )
Mark Up = --------------------------------------------------------By. Produksi
Harga jual = By.Produksi + Mark Up
Dengan pendekatan Variable Costing, rumus penentuan harga jual sbb :
Harga jual = By.Variabel + By.tetap + laba yang diharapkan
Biaya tetap + ( Y% X aktiva penuh )
Mark Up = --------------------------------------------------------By. Variabel
Hasil penjualan :
Harga jual perunit X volume
XX
Biaya Variabel:
Biaya varibel perunit X volume
XX Dasar Harga
Laba kontribusi
XX
Biaya tetap
XX
Mark up
Laba bersih yang diinginkan
XX
Penentuan Harga jual Normal :
a. Full Costing : Biaya penuh terdiri dari by.Produksi dan By. Non Produksi
b.Variable Costing : Biaya penuh terdiri dari by. Variabel dan by. tetap
7. Penentuan harga transfer
Dalam perusahaan yang telah membentuk pusat-pusat laba untuk menghadapi
berbagai ragam pasar produk yang dihasilkan, transfer barang antarpusat laba menimbulkan
masalah penentuan harga transfer .
Ada dua macam pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga transfer , yaitu :

1.Transfer atas biaya (Cost-based transfer price)


2.Transfer atas dasar harga pasar (market-based transfer price)
8. Penentuan harga jual yang ditentukan dengan peraturan pemerintah.
Informasi akuntansi penuh masa yang akan datang yang bermanfaat dalam penentuan harga
jual yang diatur dengan peraturan pemerintah adalah aktiva penuh dan biaya penuh. Biaya penuh
yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah
dihitung dengan menggunakan pendekatan full costing. Contoh penentuan harga jual yang
ditentukan dengan peraturan pemerintah yaitu listrik, air, telepon, telegraf.
Listrik,air,telp,telegraf
Berdasar biaya penuh masa datang + laba yang diharapkan
Contoh :
Untuk menghasilkan air diperlukan investasi sebesar Rp. 2.000.000.000 untuk pembelian
mesin & ekuipmen serta modal kerja. Taksiran biaya produksi air Rp. 300/liter. Volume produksi
Rp. 50.000.000/thn. By.Non produksi (By. Pemasaran + By.Adm +umum) Rp. 1.100.000.000.
Laba wajar 20 % dari investasi.
Ditanya:
Harga jual dan bukti perhitungan harga jual yang menghasilkan kembalian investasi semula
Jawab:
By.Adm+umum+By.Pemasaran + Laba yang diharapkan
1. Presentase Mark Up = ---------------------------------------------------------------------By.Prod penuh/unit X Volume produksi dlm unit
1.100.000.000 + (20% X 2.000.000.000)
=
---------------------------------------------------Rp. 300 X 50.000.000 unit
=
10 %
Harga jual air /liter dihitung sbb :
By. Produksi air per liter
Mark Up 100% X Rp. 300
Target harga jual air / liter
2.

= Rp. 300
= Rp. 30
Rp. 330

Perusahaan air bersih X


Lap.L/R projeksi Thn 20X1
Target pendapatan penjualan 50 jt X Rp. 330
Taksiran By. Produksi
50 Jt X Rp.330
Laba bruto
By. Adm & umum
Aktiva penuh
Kembalian aktiva
Rekayasa informasi akuntansi penuh

Rp. 16.500.000.000
Rp. 15.000.000.000
Rp. 1.500.000.000
Rp. 1.100.000.000
Rp.
400.000.000
2.000.000.000
20 %

1.

1.

Informasi akuntansi penuh dimanfaatkan oleh manajemen untuk melaporkan keuangan,


pengukuran tingkat kemampuan produk atau unit organisasi dalam menghasilkan laba,
penyediaan informasi untuk menjawab pertanyaan : beberapa biaya yang telah dikeluarkan
untuk sesuatu? penentuan harga jual produk atau jasa (baik dalam cost-type contract, harga jual
normal, maupun harga jual produk dalam perusahaan yang diatur oleh peraturan pemerintah),
dan untuk penyusunan program. Untuk memenuhi berbagai kebutuhan manajemen tersebut,
perekayasaan informasi akuntansi penuh memerlukan idientifikasi aktiva, pendapatan, dan biaya
langsung yang bersangkutan dengan objek informasi tertentu dan pembebanan secara adil aktiva,
pendapatan, dan biaya tidak langsung kepada berbagai objek informasi yang bersangkutan.
Aktiva dan pendapatan umumnya mudah diidentifikasikan kepada objek informasi tertentu,
sehingga hanya sedikit aktiva dan pendapatan tidak langsung yang harus dibebankan secara adil
suatu objek informasi. Tidak demikian dengan biaya. Banyak biaya yang merupakan biaya
bergabung (common cost), yang dalam perekayasaan informasi akuntansi penuh harus dibagikan
secara adil kepada berbagai objek informasi melalui metode pembebanan tertentu.
Metode pembebanan biaya yang digunakan untuk perekayasaan informasi akuntansi
penuh dapat dibagi menurut tujuan manfaat informasi akuntansi penuh sebagai berikut ini:
Pembebanan biaya tidak langsung untuk penyediaan informasi bagi pengambilan keputusan
manajemen.
2.
Pembebanan biaya tidak langsung untuk melaporka keuangan kepada pihak luar prusahaan.

Pembebanan biaya tidak langsung untuk penyediaan informasi pengambilan keputusan


manajemen
Dalam perekayasaan informasi akuntansi penuh, biaya tidak langsung dibebankan kepada
objek informasi untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam :
1. Analisis kemampuan produk atau jasa dalam menghasilkan laba dan penentuan harga jual.
2. Pengukuran kinerja manajer
2.
Pembebanan biaya tidak langsung untuk perhitungan kemampuan produk atau jasa
dalam menghasilkan laba dan penetapan harga jual.
Dalam analisis kemampuan produk atau jasa dalam menghasilkan laba dan penentuan harga
jual, manajemen memerlukan biaya penuh yang bersangkutan dengan produk atau jasa. Dalam
hubungannya dengan produk atau jasa, biaya penuh terdiri dari 2 golongan biaya : biaya
langsung yang bersangkutan dengan produk atau jasa dan bagian yang adil biaya tidak langsung
yang dibebankan kepada produk atau jasa tersebut. Dengan demikian perekayasaan informasi
biaya penuh untuk memenuhi kebutuhan manajemen tersebut memerlukan dasar yang adil untuk
membebankan biaya tidak langsung kepada produk atau jasa. Pembebanan biaya tidak langsung
untuk merekayasa biaya penuh dilakukan dengan mencari dasar yang adil untuk membebankan
biaya tidak langsung tersebut kepada produk atau jasa. Biaya tidak langsung dalam hubungannya
dengan produk dibagi menjadi 2 golongan: biaya produksi tidak langsung (biaya overhead
pabrik) dan biaya nonproduksi tidak langsung (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).
Pembebanan biaya overhead pabrik dalam lingkungan manufaktur tradisional.
Akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik kepada produk atas
dasar kuantitas produk yang diproduksi. Metode pembebanan biaya overhead pabrik kepada
produk atas dasar kuantitas yang diproduksi. Metide pembebanan biaya overhead pabrikkepada
produk inidisebut volume-based system dalam metode ini biaya overhead pabrik dianggap
proposional dalam jumlah unit produk yang diproduksi.
Akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik kepada produk melalui
dua tahap. Tahap pertama, biaya operhead pabrik dikumpulkan dalam pusat biaya, biaya

departemen pembantu maupun departemen produksi. Dalam tahap pertama ini, biaya operhead
departemen pembantu dialoka sikan kepada departemen prodokso dengan menggunakan dasar
alokasi tertentu. Tahap kedua, biaya operhead pabrik ysng telah melalui agregasi tahap pertama,
dibebankan pada produk atas dasar jam tenaga kerja langsung, jam mesin, atau biaya tenaga
kerja langsung. Karena biaya operhead pabrik dibebankan pada produk melalui agregasi,bukan
berdasar kosumsi sumberdaya oleh aktivitas untuk menghasilkan produk, maka akuntansi biaya
tradisional menimbulkan prise distortion.
Pembebanan biaya operhead pabrik dalam lingkungan manufaktur maju (advanced
manufacturing enfironment).
Dibandingkan dengan lingkungan manufaktur maju, akuntansi biaya operhead pabrik
memiliki cacat rancangan berikut ini:
1. hanya menggunakan jam tenaga kerja langsung (atau biaya tenaga kerja langsung) sebagai
dasar menglokasikan biaya operhead pabrik dari pusat biaya pada produk dan jasa.
2. Harga alokasi yang berkaitan dengan volume yang digunakan untuk mengalokasikan biaya
overhead pabrik dari pusat biaya kepada produk dan jasa.
3. Pusat biaya terlalu besar dan memiliki dan memiliki struktur overhead yang sangat besar.
Dalam pabrik yang telah menggunakan banyak peralatan yang dikendalikan dengan
computer, tenaga kerja langsung menjadi kurang. Tenaga yang ahli dbidang informasi
menggantikan oeran tenaga kerja langsung. Ahli informasi banyak digunakan untuk merancang
perangkat lunak untuk menjalankan peralatan yang dikendalikan dengan computer. Dengan
demikian biaya tenaga kerja dalam perusahaan manufaktur berubah karaktestiknya dari biaya
tunai (cash costs) yang bervariasi dengan perubahab volume produksi menjadi biaya tetap, yang
tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi dan berupa sunk cost.
Tarif biaya overhead pabrik perdepartemen juga menghasilkan kos kedua jenis produk
relatif sama karena metode pembebanan biaya overhead ini tidak memperhitungkan perbedaan
konsumsi non-volume-related overhead costs (biaya persiapan produksi, biaya insveksi, biaya
tenaga listrik, dan biaya kesejahteraan, karyawan) setiap jenis produk dalam setiap departemen
produksi.
3. Pembenaan biaya tidak langsung untuk pengukuran kinerja manajer
Jika perekayasaan informasi biaya ditujukan untuk pengukuran kinerja manajer,
informasi biaya harus dihubungkan dengan wewenang yang dimiliki manajer yang bersangkutan.
Wewenang yang dimiliki manajer tertentu menjadikan dirinya dalam posisi dapat mengendalikan
biaya tersebut. Dengan demikian, biaya yang mempunyai hubungan neraca dengan wewenang
manejer tertentu merupakan biaya terkendalikan bagi manajer tersebut, karena dengan
wewenangnya, manajer tersebut dapat mempengaruhi secara signifikan besarnya biaya tersebut.
Biaya tidak langsung dengan hubunganya dengan wewenang manajer merupakan biaya yangada
dibawah wewenang pengendalian lebih dari seorang manajer. Untuk kepentingan pengukuran
kinerja manajer, biaya tidak langsung tersebut perlu dibebenkan kepada manajer yang
bertanggung jawab untuk pengendalianya.
4. Pembebanan biaya tidak langsung untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar.
Pembebanan biaya tidak langsung untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar
perusahaan umumnya dilakukan dengan dasar alokasi yang bersifat sembarang. Oleh karena itu,
istilah alokasi biaya lebih cepat digunakan untuk menggambarkan pembagian biaya tidak
langsung kepada berbagai produk untuk tujuan pelaporan keuangan kepada pihak luar.
Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi tidak langsung yang harus dialokasikan
kepada produk atas dasar alokasi tertentu. Dimuka telah disebutkan bahwa alokasi biaya

overhead produk dilakukan melalui dua tahap alokasi. Beda alokasi biaya overhead pabrik untuk
kepentingan pelaporan keuangan kepada pihak luar dengan pembebanan biaya overhead pabrik
untuk kepentingan manajemen adalah terletak pada kecermatan(accurace) dasar pembebanan
yang dipakai untuk kepentingan pengambilan keputusan manajemen, pembebanan biaya kepada
produk harus dapat menjamin dihasilkan informasi biaya penuh yang teliti, sehingga manajemen
akan memperoleh informasi tanpa distorsi didalamnya.
Dalam perusahaan yang menghasilkan produk bersama biaya bersama dialokasikan
kepada proyek bersama atas dasar alokasi berikut ini :
1. Nilai jual relatif
2. Satuan fisik
3. Rata-rata biaya satuan
4. Rata tertimbang.
http://mengenalekonomi.blogspot.co.id/2014/03/akuntansi-manajemen.html
08 10 2016 jam 20;04

Anda mungkin juga menyukai