c8fd8064 Perspektif Dan Tuntutan Publik Terhadap Kontribusi Korporasi Dalam Krisis Pencemaran Plastik Di Indonesia
c8fd8064 Perspektif Dan Tuntutan Publik Terhadap Kontribusi Korporasi Dalam Krisis Pencemaran Plastik Di Indonesia
TANPA PLASTIK
Perspektif dan Tuntutan Publik
Terhadap Kontribusi Korporasi
dalam Krisis Pencemaran Plastik
di Indonesia.
2021
1
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR
Pencemaran sampah plastik merupakan
salah satu permasalahan lingkungan utama
ISI di Indonesia.
Sampah plastik terdeteksi mence-
mari berbagai segmen lingkungan,
seperti plastik kemasan pada pro-
duk kebutuhan sehari-hari. Minim-
Ketiga, upaya pengurangan
sampah plastik dengan menggu-
mulai dari penumpukan di Tempat nya alternatif yang disediakan oleh nakan sistem pengiriman alternatif
Pembuangan Akhir (TPA), kontam- produsen menjadi salah satu kend- seperti model isi ulang (refill) dan
inasi pada ekosistem laut dan air ala utamanya. penggunaan kembali (reuse) mulai
tawar, hingga polusi udara akibat dikembangkan untuk dunia yang
pembakaran sampah plastik. Be- Kedua, publik percaya bahwa peru- berkelanjutan. Meskipun penera-
3 RINGKASAN EKSEKUTIF rangkat dari permasalahan tersebut, sahaan bertanggung jawab dalam pan sistem ini masih langka, pub-
Greenpeace Indonesia mengkaji hal ini karena mereka hanya dapat lik menunjukkan dukungan dan
2 3
REKOMENDASI
Temuan Utama:
DAN PEMERINTAH
kekhawatiran mereka terhalang oleh
beberapa kendala seperti masalah
ketersediaan, kendala harga, kepraktisan
dan aksesibilitas.
• Publik sepakat bahwa perusahaan
UNTUK PERUSAHAAN UNTUK PEMERINTAH adalah pihak yang paling bertanggung
jawab untuk mengatasi krisis
1. Memimpin langkah untuk memutus penghalang 1. Memperkuat implementasi peraturan menteri pencemaran plastik
publik dalam menyelesaikan krisis polusi plastik tentang peta jalan pengurangan sampah oleh
dengan segera menghentikan penggunaan produsen. Termasuk, pemerintah perlu bersikap
• Masyarakat masih kurang puas dengan
plastik sekali pakai. tegas dengan timeline dan capaian yang telah program perusahaan, terutama FMCG
ditargetkan dalam peraturan. dalam mengatasi krisis pencemaran
2. Bersikap transparan tentang program
plastik. Mereka berharap perusahaan
perusahaan untuk mengurangi sampah 2. Bersikap terbuka dan transparan dalam
plastik, serta melaporkan kemajuan dan memaparkan perkembangan rencana mengambil tindakan lebih besar untuk
pencapaiannya secara berkala. penanganan sampah plastik oleh perusahaan. mengurangi penggunaan plastik sekali
pakai.
3. Bertanggung jawab untuk memantau dan 3. Bersikap tegas dalam menerapkan sanksi
• Masyarakat menunjukkan dukungan
mengelola produk plastik paska konsumen terhadap setiap pelanggaran yang dilakukan
perusahaan yang telah mencemari lingkungan. perusahaan dalam pencapaian target dan kesediaan yang tinggi untuk beralih
pengurangan sampah nasional. meninggalkan plastik sekali pakai dan
4. Berinvestasi dan berinovasi dalam penyediaan mulai mengadopsi sistem pengiriman
sistem pengiriman produk alternatif untuk 4. Merumuskan kebijakan yang mendukung
menghindari peningkatan polusi plastik. implementasi sistem pengiriman alternatif.
alternatif seperti model isi ulang dan
Prioritaskan investasi pada pengiriman opsi penggunaan kembali, dalam waktu
isi ulang dan penggunaan kembali yang dekat.
terjangkau, dapat diakses, tahan lama, dan
nyaman untuk digunakan publik.
4 5
KATA
PENGANTAR
“Pencemaran sampah plastik tengah
menjadi masalah global karena
penggunaan plastik yang terus meningkat
secara signifikan setiap tahunnya.”
6 7
Greenpeace sebagai organisasi kampanye internasional
Metodologi
yang berkeinginan untuk memastikan kelestarian bumi
agar berlangsung baik menganggap perlu merespons
Penelitian dilakukan pada:
situasi krisis plastik yang terjadi.
2
Responden yang terlibat dalam studi ini berasal dari
1
berbagai segmen usia, sosial, ekonomi, dan pendidikan.
3
Pendekatan mix-method digunakan selama proses
pelaksanaan studi untuk memperoleh wawasan yang
holistik dari analisis kedalaman informasi dan angka
dalam menjawab tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini, pendekatan kualitatif digunakan Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur
untuk menggali motivasi publik dalam memanfaatkan masalah dengan cara menghasilkan data numerik
plastik sekali pakai dan persepsi mereka terhadap menjadi wawasan yang bermanfaat. Pendekatan ini
Dalam dampak lingkungan. Tujuan utama penerapan
metode ini adalah untuk menggali secara mendalam,
diharapkan dapat menemukan pola pada gambaran
yang lebih besar dan mendalami perbedaan perilaku
01 02
Persepsi dan kesadaran publik Motivasi penggunaan dan dengan kriteria.
terhadap permasalahan kendala pengurangan pada Berdomisili di Jakarta dengan kelas
Kriteria subjek dalam survei ini adalah:
plastik. plastik sekali pakai. sosial menengah ke atas
03 04
tepat untuk penelitian ini, seperti: Berdomisil di
Ekspektasi publik terhadap Kesediaan publik untuk
keterlibatan dan tanggung menggunakan model Tingkat kepedulian lingkungan Jakarta, Medan, dan Makassar.
jawab perusahaan pengiriman alternatif yang berbeda, dan
8 9
PERSEPSI PUBLIK
TERHADAP ISU
LINGKUNGAN DAN
SAMPAH PLASTIK
10 11
Pemahaman Publik Faktor yang Mempengaruhi
mendapat Pemahaman terhadap Permasalahan
Masyarakat Terkait informasi yang
Lingkungan
Permasalahan baik tentang
0
dampak
Lingkungan sampah plastik
Wilayah
terhadap
Demografis Medan
1
Masalah sampah menjadi perhatian Masalah lingkungan lebih banyak lingkungan, Permasalahan sampah dapat
Pencemaran udara
Penggundulan hutan
utama terkait dengan alam dan
lingkungan di Indonesia, diikuti
terkait dengan masalah sampah
plastik, seperti banjir, pengemasan
yang dikatakan menjadi isu lingkungan
yang paling menonjol di Indonesia.
oleh pemanasan global, polusi berlebihan (over packaging), menunjukkan Namun demikian, setiap wilayah
udara, dan banjir. Berdasarkan pencemaran air, dan pencemaran
survei, sebagian besar responden tanah. Dari survei tersebut, masalah urgensi untuk menunjukkan masalah yang
berbeda. Makassar
mengetahui setidaknya satu
masalah lingkungan. Hal ini
over packaging muncul sebagai
salah satu perhatian utama dalam
menghilangkan Jakarta Banjir
Pencemaran udara
Masalah sampah
menunjukkan tingkat pemahaman isu lingkungan, berada di urutan 5 situasi ini untuk Di Jakarta, masalah sampah
dianggap sebagai isu lingkungan
Pemanasan global Kelangkaan air
Banjir
yang cukup tentang masalah
lingkungan di masyarakat.
teratas dalam daftar survei.
lingkungan yang yang paling menonjol, disusul
dengan pemanasan global
0
lebih baik. dan banjir. Berbeda dengan
Jakarta, permalasahan polusi
udara dan deforestasi atau
penggundulan hutan menjadi poin Latar Belakang
Terkait dengan masalah sampah plastik utama di Medan. Sementara itu,
Pendidikan
2
permasalahan banjir, polusi udara,
Masalah Sampah 39% dan kelangkaan air mendominasi Pendidikan memiliki peran penting
di Makassar. dalam pandangan masyarakat
Pemanasan Global 36% tentang masalah lingkungan.
Pencemaran Udara 36% Tinggi Menengah Rendah Masyarakat dengan latar belakang
pendidikan tinggi menunjukkan
Banjir 36% peningkatan kepedulian
Masalah terhadap masalah persampahan
Pengemasan Berlebihan 27% Sampah
38% 38% 30% dibandingkan dengan tingkat
pendidikan yang lebih rendah.
Pencemaran Air 4% 17% Kelompok yang berpendidikan lebih
Karena sampah plastik
rendah lebih memperhatikan polusi
Overpopulasi 20% Pencemaran
Udara
34% 34% 53% udara dan kelangkaan air bersih.
Krisis Air Bersih 18% Hampir separuh responden dengan
tingkat pendidikan menengah ke
Penggundulan Hutan 11% atas memilih masalah sampah
sebagai masalah lingkungan utama
Penghabisan SDA 9%
Banjir 34% 34% 40% mereka, sedangkan hanya sepertiga
Kebakaran Hutan 7% dengan pendidikan rendah yang
peduli dengan masalah sampah.
Ketahanan Pangan 7% Sebaliknya, responden berpendidikan
Kelangkaan rendah memilih polusi udara,
Longsor 5%
Air Bersih 20% 20% 42% kelangkaan air bersih, dan banjir
Pencemaran Tanah 3% sebagai isseus utama mereka,
Karena sampah plastik
dengan persentase masing-masing
Kepunahan Hewan Liar 3% Bagan 2 . Tingkat Pendidikan 53%, 42%, dan 40%.
Tidak Tahu 7%
12 13
Pemahaman Terhadap
Dampak Sampah Plastik
Pemahaman Tentang Volume sampah plastik yang nasional masih didominasi oleh sekali pakai terhadap lingkungan,
Sampah Plastik
tinggi menimbulkan masalah yang plastik kemasan. World Economic dan hanya 25% masyarakat
kompleks bagi lingkungan. Sampah Forum juga memperkirakan lebih berpendidikan rendah yang
plastik telah merusak ekosistem dari 32% sampah plastik tidak menyadarinya. Seiring dengan
secara masif. Daya rusaknya ditangkap atau ditangani dan penurunan tingkat pendidikan,
terhadap lingkungan terutama menjadi sampah yang akhirnya tingkat kesadaran akan dampak
Sampah plastik merupakan salah satu disebabkan oleh lambatnya proses mengotori daratan dan lautan. plastik sekali pakai juga menurun.
masalah utama yang melekat pada penguraian dari material plastik
masalah sampah. Sebagian besar orang tersebut. Seiring berjalannya Latar belakang pendidikan Temuan dalam studi kualitatif
sadar bahwa plastik sulit terurai dan sudah waktu keberadaan sampah plastik memberikan kontribusi terhadap menunjukkan bahwa masyarakat
terbiasa dengan dampak jangka panjang semakin melimpah dan kini telah kesadaran masyarakat tentang mengaitkan dampak jangka
yang berkontribusi terhadap pencemaran menjadi pencemar lingkungan kita. dampak plastik sekali pakai panjang sampah plastik sekali
laut/sungai/darat. Mereka juga menyadari Menurut Asosiasi Industri Olefin terhadap lingkungan. Lebih dari pakai dengan banjir dan polusi.
dampak sampah plastik terhadap banjir. dan Plastik Aromatik Indonesia 90% masyarakat berpendidikan
(INAPLAS), 65% konsumsi plastik tinggi menyadari pengaruh plastik
Terkait dampak sampah plastik dan
kontributornya, kesadaran masyarakat
SAMPAH PLASTIK
terhadap plastik sekali pakai cukup tinggi.
Mereka memahami dampak penggunaan
materi ini dengan cukup baik. Meskipun
tingkat kesadarannya sedang terhadap MERUPAKAN SALAH
plastik sekali pakai, mereka sepakat
tentang bahaya yang ditimbulkan
SATU MASALAH BERDASARKAN LATAR BELAKANG SOSIAL EKONOMI
Berkontribusi pada
sampah plastik bagi lingkungan. Mereka UTAMA YANG Bencana Banjir
MELEKAT PADA
menganggap plastik sekali pakai berbahaya
Sampah plastik sekali pakai
bagi lingkungan, dan mereka berniat
berkontribusi terhadap banjir yang
menguranginya jika memungkinkan.
MASALAH SAMPAH. sering terjadi di kota-kota besar.
Bagan 3 - Kesadaran Masyarakat tentang Dampak Plastik Sekali Pakai Figure 4 - Top of Mind Dampak
Lingkungan yang Disebutkan
Responden
14 15
Keadaan Perilaku Seberapa Mungkin untuk Dikurangi /
Dilema Masyarakat Saat Ini Digantikan dengan Material Non-Plastik?
Publik dalam Penggunaan
% %
Plastik PENGGU-
NAAN
kemungkinan klaim su-
dikurangi / dah men-
digantikan gurangi
Meski masyarakat menyadari bahaya plastik sekali pakai Dalam upaya mengurangi penggunaan plastik dan Alat Makan Plastik Tidak mungkin digantikan Mungkin untuk digantikan
terhadap lingkungan, namun saat ini mereka masih menjaga kebersihan lingkungan, terdapat beberapa
Wadah plastik untuk makanan 72% 23% 49% 68% 22%
memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap produk tipe masyarakat berdasarkan kesadaran mereka
ini. Banyak masyarakat yang menekankan pentingnya akan dampak sampah plastik. Sedotan plastik 56% 18% 38% 67% 32%
plastik dalam kehidupan sehari-hari. Gelas plastik 55% 11% 45% 80% 35%
7%
APATIS
Tidak peduli atau tidak
punya masalah dalam
menggunakan plastik.
Kantong Plastik
Kantong plastik untuk berbelanja
50% 11%
27%
39%
56% 68%
77%
53%
31%
35%
Ingin mengurangi sampah Botol Plastik / Saset Makanan
plastiknya tapi tidak bisa Bumbu masak / saus botolan 42% 55% 57% 4%
97%
bertindak karena tidak tahu
BINGUNG caranya. Paket makanan 94% 42% 52% 55% 6%
Minuman siap minum 84% 31% 54% 63% 13%
21%
ADOPTER
Kelompok yang telah
melakukan beberapa hal
untuk mengurangi plastik.
Bumbu masak / saus sasetan
Perawatan Pribadi
Sikat gigi plastik
84%
99%
32%
58%
52%
41%
62%
41%
8%
7%
2%
Sabun sampo losion dalam botol 90% 36% 54% 60% 5%
Telah berhenti menggunakan Deterjen dalam kemasan plastik 36% 49% 58% 9%
85%
plastik sekali pakai.
IDEALIS Produk pembersih dalam botol 78% 35% 43% 56% 7%
Sabun sampo losion dalam saset 63% 26% 37% 59% 11%
2%
Kantong sampah plastik 62% 20% 42% 68% 26%
Aktif membujuk orang lain
untuk berhenti menggunakan Popok bayi 41% 18% 23% 56% 6%
plastik.
ADVOKAT
Figure 5 - Tahapan Masyarakat Saat Ini Yang Menyadari Sebagaimana hasil survei pada gambar di atas,
Dampaknya
penggunaan plastik paling masif ditemukan pada jenis
kemasan produk kebutuhan sehari-hari, seperti plastik
kemasan produk perawatan pribadi, rumah tangga, dan
Survei tersebut menemukan bahwa hanya 7% responden Banyak yang menilai produk ini lebih murah
makanan. Seluruh responden mengaku menggunakan
yang tidak peduli tentang dampak sampah plastik dibandingkan alternatifnya dalam kemasan ramah
plastik jenis tersebut. Tak hanya itu, sebagian besar
terhadap lingkungan. Artinya, masyarakat memiliki lingkungan. Selain itu, plastik hadir dalam berbagai
responden juga mengaku menggunakan dua jenis
kepedulian terhadap dampak sampah plastik. Mereka ukuran termasuk paket yang lebih kecil (saset).
plastik lain, dengan persentase 80% hingga 90%.
telah berupaya mengurangi penggunaan plastik
atau bahkan menganjurkan orang lain untuk berhenti
menggunakannya.
16 17
Menurut mereka, kategori kantong
plastik dan peralatan makan
merupakan produk yang paling
memiliki kemungkinan besar dapat
dikurangi penggunaannya. Tindakan yang Kebutuhan
Telah Dilakukan
Lebih dari 70% responden optimis untuk meminimalkan untuk
penggunaannya dan beralih ke produk alternatif di untuk Mengurangi
masa mendatang.
10%
responden yang menyatakan telah sebagian besar responden lingkungan melalui internet
pembelian air mineral kemasan plastik.
berhasil mengurangi penggunaan memahami dampak sampah (dari media sosial, portal berita,
jenis plastik tersebut. plastik terhadap lingkungan. influencer, dan selebriti) atau di
Pemahaman tersebut TV.
Masyarakat juga memilih untuk membawa
sedotan logam sendiri karena banyak memotivasi publik untuk
Kategori jenis plastik lain, seperti kantong kresek
restoran dan kafe tidak menawarkan mengurangi sampah plastik. Bagi mereka yang masih
dan peralatan makan plastik, menunjukkan level
sedotan plastik setiap kali pembelian Upaya penurunan penggunaan dianggap apatis terhadap
ketimpangan yang lebih rendah, yaitu sekitar 20% minuman. plastik berbeda-beda sesuai masalah tersebut, kebijakan
hingga 60% responden menyatakan telah berhasil
dengan kepentingan publik. dari pemerintah dan dorongan
mengurangi penggunaannya.
Proporsi yang cukup tinggi dari pasar mungkin akan
Masyarakat melakukan pemilahan sampah
menyatakan bahwa mereka memaksa mereka untuk
untuk rumah tangga mereka. Beberapa juga
mengirimkan sampah plastiknya ke pusat peduli, namun mereka memiliki mengurangi penggunaan
Publik menunjukkan niat yang lebih besar untuk
daur ulang di sekitar pemukiman mereka. informasi yang terbatas tentang plastik. Memahami motivasi
mengganti/mengurangi plastik sekali pakai pada
bagaimana menciptakan publik dapat membantu dalam
kategori dengan penggunaan yang lebih sedikit (alat
perbaikan. Kampanye menciptakan strategi terbaik
makan dan kantong plastik) karena mereka dapat
pengurangan plastik sebagai untuk mengurangi penggunaan
dengan mudah menemukan pengganti, namun hanya Dengan banyaknya toko retail yang
tidak menyediakan kantong plastik lagi, tren atau gaya hidup baru plastik. Selain memahami
sedikit yang menerjemahkannya menjadi tindakan.
masyarakat terpaksa membawa tas dapat menjadi inspirasi dan motivasi masyarakat, upaya
belanjaan sendiri. menciptakan tekanan sosial mengurangi faktor penghambat
Kerja sama bersama untuk menemukan solusi ideal
bagi orang-orang dengan latar untuk tidak memakai plastik
mengurangi plastik sekali pakai menjadi semakin
belakang pendidikan menengah sekali pakai juga harus
mendesak.
ke atas. Kesadaran dapat ditingkatkan.
dibangun dengan memberikan
18 19
HAMBATAN PUBLIK
DALAM MENGURANGI
PENGGUNAAN
PLASTIK SEKALI PAKAI
20 21
Meskipun masyarakat sadar akan dampak lingkungan yang diakibatkan
Memahami Hambatan dalam oleh plastik sekali pakai terhadap lingkungan, ada beberapa hambatan
yang menghalangi mereka untuk berhenti menggunakannya.
Mengurangi Plastik Sekali Pakai
Kemasan Plastik
Sekali-Pakai
0
Kurangnya Alternatif
(Masalah Ketersediaan)
0
Kepraktisan
1 3
Dari sudut pandang publik, tidak dapat dipungkiri Sebagian besar produk esensial seperti Banyak produk kebutuhan sehari-hari
membeli kebutuhan sehari-hari dalam bentuk kemasan makanan dan minuman (mie instan, yang didesain agar mudah dikonsumsi
plastik sekali pakai sangat nyaman dan mudah. Selain air mineral, snack), produk perawatan dan dapat langsung dibuang setelah
karena masih minimnya alternatif pilihan, kemasan pribadi (sabun, sampo, make up) atau digunakan. Kondisi ini membuat publik
plastik dinilai memberi beberapa manfaat, seperti: produk perawatan rumah tangga terbiasa dengan budaya kepraktisan
(bahan memasak, deterjen) hadir yang selama ini disediakan oleh produk
dengan kemasan plastik dan saat sekali pakai, sehingga banyak dari
Memberi mereka rasa lega dengan
ini belum ada alternatif pengganti mereka yang sulit berkompromi pada
tidak perlu khawatir tentang cara
0 0
kemasan plastik. faktor ini.
merawat kemasan. Produk yang
banyak tersedia memberikan jaminan
bahwa mereka dapat dengan mudah
menemukan produknya.
Kendala Harga Aksesibilitas
Harga yang lebih murah dan pilihan
2 4
paket yang lebih kecil memungkinkan
Ada kekhawatiran bahwa produk dengan Banyak masyarakat yang mengetahui
mereka untuk mengatur pengeluaran
kemasan ramah lingkungan relatif lebih produk dengan kemasan alternatif yang
mereka. Paket yang lebih kecil ini
mahal. Hal ini tentunya menjadi beban berkelanjutan. Namun, saat ini produk
biasanya datang dalam kemasan
yang besar terutama bagi masyarakat tersebut masih sulit ditemukan di pasar
sachet atau botol plastik.
dengan kondisi sosial ekonomi menengah yang sering mereka kunjungi selama
ke bawah. perjalanan sehari-hari.
Meskipun mereka tidak dapat menghapus plastik
sekali pakai dari kehidupan mereka, publik setuju
bahwa penggunaan plastik sekali pakai perlu dikurangi.
Survei menunjukkan, dari 623 responden, sekitar 75%
setuju untuk mengurangi atau bahkan menghentikan
penggunaan plastik sekali pakai untuk kemasan, dan
hanya 20% yang menganggap kemasan plastik sekali
pakai tidak berbahaya.
22 23
Ringkasan
Rumah tangga menghadapi berbagai tantangan dalam
upaya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai untuk
kategori yang berbeda. Pada kategori kantong belanja dan
peralatan makan plastik, kedua produk tersebut umumnya
lebih mungkin untuk diganti. Namun, kurangnya tekanan
sosial menghilangkan motivasi untuk mengurangi plastik
dan menjadi penghalang utama untuk beralih ke alternatif.
untuk Mengurangi Plastik makan plastik menjadi kuncinya. Inisiatif dari retail untuk
berhenti menawarkan alat makan plastik akan memberikan
Mengurangi kemasan
plastik untuk produk
Kategori Hambatan Kategori Hambatan semacam itu
yang Lebih Mudah yang Lebih Sulit
untuk Dikurangi untuk Dikurangi membutuhkan penelitian
dan pengembangan
Kenyamanan tetap menjadi faktor Mengurangi kemasan plastik untuk
ekstensif untuk
terpenting untuk menghalangi masyarakat
mengurangi penggunaan plastik dalam
makanan dan minuman atau produk
kebersihan pribadi tampaknya telah
inovasi produk yang
kategori ini. dibatasi karena tidak adanya bahan
alternatif.
memprioritaskan
Mayoritas responden menemukan tas
pendekatan langsung
belanja plastik dan peralatan makan
tersedia di mana-mana, selain ringan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kebanyakan ke konsumen.
orang masih menggunakan plastik karena
hanya bahan itulah yang tersedia untuk
Selain itu, karena banyak orang di merek tertentu atau keseluruhan kategori
lingkungan mereka yang masih itu sendiri.
menggunakannya, hal itu mungkin
memberi mereka pembenaran untuk
mempertahankannya.
Minimnya tekanan sosial, serta belum
adanya regulasi yang tegas dari
Toko yang masih menyuplai masyarakat pemerintah yang melarang penggunaan
dengan kantong plastik dan peralatan plastik dalam bentuk botol atau sachet
makan dapat mendorong peningkatan membenarkan konsumsi produk dengan
konsumsi plastik. kemasan plastik sekali pakai.
24 25
EKSPEKTASI PUBLIK
TERHADAP KONTRIBUSI
KORPORASI DAN
PEMERINTAH
26 27
Masyarakat sebagai konsumen-berada di urutan
Pihak yang Paling kedua (23%) sebagai pihak yang turut memiliki
tanggung jawab atas pengurangan plastik. Mereka
mengaku sebagai kontributor sampah plastik.
55%
melarang perusahaan memanfaatkan kemasan apapun tidak akan
menjadi efektif
plastik sekali pakai. Sebagian besar percaya,
Menurut survei terhadap 623 responden, lebih dari
bahwa peraturan yang diberlakukan pemerintah
separuh responden memandang produsen atau
seputar masalah ini akan mendorong perusahaan
distributor sebagai pihak yang paling bertanggung
untuk mulai melakukan transisi pengemasan
jawab untuk mengurangi kemasan plastik sekali pakai.
Banyak yang percaya perusahaan bertanggung jawab
produknya pada model pengiriman alternatif. Middle, 25-35 tahun
dalam hal ini karena masyarakat hanya dapat memilih Industri Manufaktur Pemerintah
berdasarkan ketersediaan di pasar. Mereka berharap
produsen lebih proaktif dalam menangani isu lingkungan Konsumen
terkait kemasan plastik sekali pakai.
28 29
Tindakan Publik Pengetahuan
Apabila Korporasi Akan Inisiatif
Tidak Menunjukkan Perbaikan yang
Adanya Perbaikan Telah Dilakukan
Korporasi
Harapan Perbaikan Survei menemukan bahwa publik memiliki penilaian lebih
baik terhadap merek-merek yang memiliki kepedulian
Sementara beberapa perusahaan telah
terhadap Korporasi
terhadap kelestarian lingkungan.
berkontribusi terhadap masalah ini, sebagian
besar publik tidak mengetahui tindakan dari
perusahaan untuk mengurangi penggunaan
plastik sekali pakai.
Terkait kemasan plastik sekali pakai, publik
berharap korporasi mengurangi plastik dan
memberikan alternatif kemasan tanpa plastik. Dari survei tersebut, salah
Sekitar 80% responden lebih menghargai sebuah satu inisiatif yang paling
merek ketika mereka lebih peduli dengan masalah dikenal adalah pengurangan
sampah plastik dibandingkan merek lainnya yang kantong plastik dengan
tidak. Masyarakat sangat memandang pentingnya beralih ke jenis tas yang lebih
penggunaan bahan ramah lingkungan pada produk ramah lingkungan dalam
sebuah merek. perdagangan retail modern.
Menurut survei, hampir 90% dari total
responden setuju bahwa perusahaan harus
bertanggung jawab dalam mengurangi
kemasan plastik dan beralih ke alternatif Hanya sebagian kecil responden yang
kemasan non-plastik. mengetahui kegiatan perusahaan yang telah
diterapkan untuk mengurangi penggunaan
Selain itu, mereka menilai pengelolaan sampah plastik pada kemasan lain, seperti sistem isi
produknya pasca digunakan konsumen sangat ulang. Hal ini membuat perusahaan memiliki
Sejalan dengan apresiasi tersebut, publik menyatakan
penting dilakukan oleh perusahaan sebagai peluang besar untuk memasukkan lebih banyak
jika perusahaan penyedia kebutuhan sehari-harinya
upaya perbaikan atas dampak lingkungan sistem pengiriman alternatif non-plastik.
tidak menunjukkan program untuk menangani sampah
yang telah ditimbulkan.
plastik, responden bisa saja beralih ke produk lain.
Menurut survei, 70% responden menunjukkan intensi
apabila ditemukan produk dari perusahaan yang
memiliki reputasi baik atas penanganan sampah plastik
(baik dari segi pengurangan ataupun pengelolaan
sampah pasca konsumen), mereka tidak ragu-ragu
untuk meninggalkan produk yang biasa dipakai saat ini
Publik menuntut adanya tindakan lebih lanjut
dan beralih memakai produk dari perusahaan yang lebih
dari tanggung jawab lingkungan perusahaan
bertanggung jawab terhadap lingkungan.
terkait penggunaan plastik. Hanya 57%
responden yang setuju bahwa perusahaan
telah berbuat cukup banyak untuk mengurangi
kemasan plastik sekali pakai, dan persentase
ini bahkan lebih kecil pada perusahaan barang
konsumsi. Hanya kurang dari 15% responden
yang mengetahui aktivitas yang dilakukan
oleh perusahaan FMCG. Masih ada ruang untuk
perbaikan bagi perusahaan untuk mengambil
inisiatif dalam masalah ini.
30 31
Dukungan untuk Beralih ke
Model Pengiriman Alternatif Ringkasan
Masalah pengurangan plastik telah dibahas secara luas selama bertahun-tahun. Topik tersebut telah diangkat sebagai
Sebagian besar publik tidak mengetahui
salah satu isu lingkungan utama. Namun solusi alternatif untuk masalah ini masih langka. Publik tidak secara aktif
inisiatif yang diterapkan oleh perusahaan untuk
mencari pilihan yang berbeda, melainkan mereka secara pasif mengikuti apa disediakan oleh pasar. Di antara pilihan
pengurangan plastik. Mereka menemukan bahwa
yang tersedia di pasar, tas dan gelas belanja yang dapat digunakan kembali, kantong plastik yang dapat terurai dan
berbagai pemangku kepentingan memiliki
didaur ulang adalah beberapa inisiatif yang sedang berlangsung untuk mengurangi kemasan plastik.
tanggung jawab untuk menyelesaikan sampah
Model pengiriman alternatif tanpa kemasan masih Masyarakat akan lebih cenderung beralih ke produk plastik, mulai dari perusahaan, pemerintah, hingga
jarang ditemukan di pasar Indonesia, namun dengan sistem refill dan reuse jika harganya sama atau masyarakat umum. Minimnya informasi dan
masyarakat menunjukkan antusiasme dan kesediaan lebih murah dari kemasan plastik saat ini.
Namun, publik masih menganggap perusahaan
ketidakjelasan program
untuk beralih menggunakan model tersebut.
sebagai entitas yang paling bertanggung jawab dari perusahaan membuat
untuk menangani masalah ini.
Hanya 6% responden yang bersedia masyarakat menuntut
Hampir 70% responden dalam survei membayar alternatif dengan harga
ini bersedia beralih ke menggunakan yang jauh lebih tinggi.
Sementara beberapa perusahaan telah melakukan perusahaan untuk
70% produk dengan sistem isi ulang (refill)
berbagai kegiatan untuk mengatasi masalah ini,
melakukan inisiatif yang
namun masyarakat masih menuntut tindakan
dan guna kembali (reuse).
lebih lanjut, karena perusahaan tidak terbuka lebih baik guna mengurangi
dan jelas tentang program pengelolaan sampah
plastiknya, serta menginformasikan tindakan untuk
penggunaan plastik sekali
Dalam hal ini, latar belakang mendukung program ramah lingkungan. pakai.
pendidikan memberikan pengaruh
pada respon penerimaan publik.
Semakin tinggi latar belakang
pendidikan mereka, semakin Adapun, lebih dari separuh responden masih terkendala
mendukung mereka terhadap harga ketika mempertimbangkan sistem pengiriman
gagasan tersebut. alternatif.
32 33
KESEDIAAN PUBLIK UNTUK
BERALIH PADA SISTEM
PENGIRIMAN ALTERNATIF
34 35
Persepsi Sistem
K ONSEP - 2
Guna Ulang
Terhadap Kemasan
Sistem
Pada model ini, produsen akan bekerja
sama dengan retailer dan distributor untuk
menyediakan produk. Dalam mekanismenya,
Pengiriman
model ini menggunakan sistem pengembalian
jaminan di mana pengguna akan dikenakan
biaya jaminan ketika membeli produk tersebut
KON SEP - 3
KON SE P - 1
KONSEP - 4
mengambil kembali kemasan produk tersebut Menurut responden, konsep ini akan cocok alternatif untuk menyewa wadah guna ulang
Mesin Isi
untuk diisi ulang dan digunakan pada distribusi untuk sementasi masyarakat menengah yang disediakan toko dengan menerapkan Ulang
selanjutnya. Salah satu contoh implementasi ke bawah, meskipun memperkenalkan sistem pengembalian jaminan sebagaimana
konsep ini adalah pengantaran susu botol kesadaran lingkungan akan menjadi dicontohkan pada konsep sebelumnya. Konsep Pada konsep ini produsen akan menjual
yang marak di Inggris. langkah penting pertama untuk mendorong ini sudah marak ditemukan di beberapa kota produknya melalui mesin otomatis yang
pertimbangan konsep tersebut. Banyak juga besar, seperti toko grosir tanpa kemasan disediakan di beberapa lokasi. Dalam
Menanggapi ide model bisnis di atas, 65%
yang menganggap ibu rumah tangga sebagai Saruga di Tangerang Selatan dan Toko Organis mekanisme penjualannya, konsumen perlu
responden menunjukkan antusiasme untuk
target yang mungkin untuk mengadopsi di Bandung. membawa wadah mereka sendiri untuk diisi
menggunakan produk ini. Sebagian besar
konsep ini karena mereka melakukan belanja ulang pada titik penjualan tertentu. Salah satu
responden merasa bahwa konsep tersebut Menanggapi model penjualan bulkstore, 60%
bahan makanan di toko retail, yang dekat contoh konsep yang sudah berjalan adalah
dapat membuat hidup mereka lebih nyaman responden menilai konsep tersebut sangat
dengan rumah. penyediaan mesin isi ulang produk kebutuhan
karena lepas dari kekhawatiran penggunaan menarik. Publik mengapresiasi manfaat
plastik sekali pakai. Selain itu, mereka juga efisiensi dari konsep tersebut. Dengan sehari-hari di beberapa apartemen di Jakarta.
merasa dimudahkan karena konsep ini dapat adanya konsep ini, masyarakat merasa lebih Mirip dengan konsep yang lain, ketertarikan
mengurangi upaya untuk membeli kebutuhan terbantu karena diberikan alternatif selain publik pada konsep ini cukup tinggi.
sehari-hari ke distributor/minimarket. memakai kemasan produk sekali pakai. Selain Kemudahan serta kemajuan teknologi yang
itu, publik juga merasa lebih efisien untuk disediakan pada konsep ini menjadi faktor
membeli dalam jumlah besar, karena dapat penarik minat publik, terutama kalangan muda.
meminimalkan frekuensi belanja. Namun, ada kekhawatiran dari publik mengenai
Publik sepakat bahwa konsep tersebut fungsionalitas dan keandalan mesin karena
akan cocok untuk semua orang, terutama akan membutuhkan perawatan terus-menerus
jika tersedia secara luas di tempat-tempat dan mungkin rentan terhadap kerusakan.
yang terjangkau dari minimarket hingga Publik menganggap masyarakat menengah
supermarket. Konsep tersebut juga banyak ke atas sebagai sasaran yang paling cocok
disodorkan oleh masyarakat kepada pemilik untuk konsep tersebut karena ketersediaannya
bisnis, terutama restoran yang sering membeli saat ini masih terbatas di beberapa kawasan
produknya dalam jumlah besar. Hanya saja apartemen di Jakarta. Banyak masyarakat
menurut responden, kebersihan wadah yang juga menganggap milenial sebagai
penyimpanan produk yang tersedia di toko target pasar karena kemampuan beradaptasi
perlu menjadi perhatian untuk memastikan mereka dengan teknologi dan penggunaan
produk yang dijual masih tetap higienis. pembayaran digital.
36 37
Kesediaan dan Pertimbangan
untuk Menggunakan Sistem
Pengiriman Alternatif
KONSEP - 1
Layanan Pengiriman
ke Rumah
responden menunjukkan niat
473 623
yang tinggi untuk mengadopsi
KONSEP- 2
dari
konsep pengiriman ini di masa
mendatang
Tingginya keinginan publik untuk menggunakan ini Sistem Guna Ulang
didorong oleh faktor kenyamanan dan kepraktisan yang Kemasan
disediakan oleh konsep ini.
KONSEP - 4
oleh faktor efisiensi karena mengurangi frekuensi
Jika konsep ini akan diterapkan di masa mendatang, perjalanan belanja. Selain itu, mereka menganggap
ada beberapa pertimbangan yang harus dibuat. Karena pembelian produk dalam jumlah besar lebih murah.
publik diharuskan membawa wadah kosong ke lokasi Mesin Isi Ulang
retail, alasan kepraktisan mungkin menjadi masalah Namun, tidak seperti konsep sebelumnya, konsep ini
yang menunda adopsi mereka. Sehingga, insentif mendapatkan tingkat adopsi yang lebih sedikit. Kurang Lebih dari separuh publik yang disurvei bersedia
atau keuntungan ekstra yang melebihi faktor ini dapat dari setengah responden berniat menerapkannya dalam mengadopsi konsep ini. Hal ini menunjukkan tingginya
mengakomodasi niat mereka untuk mengadopsi. waktu dekat. Untuk memastikan kelancaran adopsi, niat untuk memasukkan program ini ke depannya.
penjual juga perlu meningkatkan motivasi masyarakat
untuk membeli dalam jumlah besar, karena saat ini Banyak masyarakat yang menganggap
mereka belum terbiasa dengan konsep ini. konsep tersebut cocok untuk mereka
karena memungkinkan mereka untuk
Kebersihan mungkin menjadi masalah menyesuaikan kebutuhannya sekaligus
utama untuk ditangani di masa depan, memberikan kemudahan dan keprakti-
terutama setelah pandemi Covid-19. san dalam membeli kebutuhan se-
hari-hari.
38 39
mendukung kebijakan pengurangan plastik sekali
AKHIR KATA
tertentu yang akan membantu memperbaiki kondisi
jawab dengan mengakomodasi dan merintis sistem lingkungan.
bisnis yang berkelanjutan untuk mengurangi jejak
plastik sekali pakai dalam semua aktivitas bisnisnya. Greenpeace meminta pemerintah untuk mendukung
Rekomendasi utama diberikan di bawah ini: transisi menuju masa depan bebas plastik dengan
mereformasi peraturan yang berfokus pada
40 41