Makalah Tugas Akhir (Ps 1380)
Makalah Tugas Akhir (Ps 1380)
Oleh :
MSB RAMADHAN
3105 100 146
Dosen Pembimbing :
MUSTA’IN ARIF, ST. MT
1
EVALUASI KEMAMPUAN EKSTERNAL DERMAGA CAISSON PANGKALAN
BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA TERHADAP KOMBINASI
BEBAN RENCANA
ABSTRAK
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang menjadi salah satu gerbang transportasi barang di
Indonesia Timur, memiliki beberapa Pangkalan dengan fungsi yang berbeda-beda, Salah satunya
adalah Dermaga Caisson Pangkalan Berlian Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Pangkalan ini
merupakan wilayah pelabuhan untuk pengangkutan barang-barang curah kering dan Petik Kemas.
Seiring dengan perkembangan transportasi perdagangan, arus barang yang melalui Tanjung
Perak mengalami peningkatan, bahkan sudah melampui 90% dari kapasitas yang ada. Oleh
karenanya, perlu dilakukan pengembangan dermaga baru/peningkatan kapasitas dermaga yang ada.
Dalam peningkatan kapasitas dermaga, hal yang perlu diperhatikan adalah kontruksi dari struktur
bangunan yang sudah ada. Pengecekan yang akan dilakukan dalam Tugas Akhir adalah pengecekan
eksternal stabiliti, yang meliputi pengecekan kestabilan caisson terhadap pengaruh Over Turning,
Sliding, Horizontal Displacement, Bearing Capacity, Uplift dan Settlement dengan nilai safety factor
yang telah ditentukan.
Dengan peningkatan kapasitas dari Kolam Berlian Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ini
diharapakan mampu memberikan solusi terhadap overflow arus petikemas yang tidak tertangani di
Terminal Petikemas Surabaya (TPS) dimana pada 2010-2015 diperkirakan jumlahnya akan melebihi
kapasitas rencana.
2
BAB I kapal di kawasan Pangkalan, permasalahan
PENDAHULUAN yang muncul adalah:
Berapa kapasitas beban maksimum dari
Dermaga caisson Berlian Pelabuhan
1.1 LATAR BELAKANG Tanjung Perak Surabaya dalam
menangani bongkar muat peti kemas?
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya
yang menjadi salah satu gerbang transportasi 1.3 TUJUAN
barang di Indonesia Timur, memiliki beberapa
Guna menyelesaikan permasalahan yang ada,
Pangkalan dengan fungsi yang berbeda-beda.
maka tugas akhir ini memiliki tujuan yaitu :
Salah satunya adalah Pangkalan Berlian
Mendapatkan kombinasi pembebanan
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Pangkalan
maksimum yang boleh bekerja pada
ini merupakan wilayah pelabuhan untuk
dermaga caisson Berlian Pelabuhan
pengangkutan barang-barang curah kering dan
Tanjung Perak Surabaya, ditinjau dari
Petik Kemas.
aspek external stability.
Seiring dengan perkembangan
transportasi perdagangan, arus barang yang
melalui Tanjung Perak mengalami peningkatan, 1.4 LINGKUP PEMBAHASAN
bahkan sudah melampui 90% dari kapasitas
yang ada (www.tps.co.id). Oleh karenanya, Penelitian difokuskan pada kontrol kestabilan
perlu dilakukan pengembangan dermaga eksternal struktur pondasi caisson, meliputi:
baru/peningkatan kapasitas dermaga yang ada. Overturning, Horizontal Displacement, Uplift,
Dalam peningkatan kapasitas dermaga, hal yang Bearing Capacity, Settlement dan Sliding,
perlu diperhatikan adalah kontruksi dari sampai sejauh mana mampu menahan
struktur bangunan yang sudah ada. Pangkalan kombinasi pembebanan yang direncanakan.
Berlian ini dibangun oleh pemerintah kolonial
Belanda. Oleh karena itu perlu diadakan
pengecekan ulang terhadap kemampuan
dermaga dalam menahan kombinasi 1.5 BATASAN MASALAH
pembebanan sehingga dapat diketahui kapasitas
maksimum dari dermaga tersebut.
Dengan memperhatikan syarat Batasan permasalahan dalam tugas akhir ini
kekhususan suatu tugas akhir, maka penulis adalah sebagai berikut :
mengambil penelitian terhadap kemampuan 1. Data-data yang digunakan dalam
daya dukung pondasi Caisson di Pangkalan analisa adalah data sekunder yang
Berlian Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya didapat dari LPPM ITS dan Lab.
terhadap peningkatan arus lalulintas barang Tanah.
yang melalui dermaga tersebut. Jenis 2. Dalam penelitian ini tidak membahas
pembebanan seperti kondisi yang ada sekarang, ilmu forensik beton dan komposisi
hanya saja kapasitas pembebanan ditingkatkan kimiawi dari struktur yang ada.
supaya kapasitas tampung barang bertambah. 3. Mengasumsikan struktur internal
Dengan peningkatan kapasitas dari caisson (concrete material) sudah
Kolam Berlian Pelabuhan Tanjung Perak dalam keadaaan baik.
Surabaya ini diharapakan mampu memberikan 4. Dredge line -11,00 dari LWS
solusi terhadap overflow arus petikemas yang maksimum.
tidak tertangani di Terminal Petikemas 5. Jenis Trailer yang melalui Pangkalan
Surabaya (TPS) dimana pada 2010-2015 Berlian adalah T 1 2-2.2.2
diperkirakan jumlahnya akan melebihi kapasitas 6. HMC yang bekerja adalah HMK 280,
rencana. LHM 400 dan RTG-Crane.
3
1.7 LOKASI PENELITIAN
2.1.1 TEKANAN TANAH KESAMPING
Lokasi penelitian terletak dalam kawasan
Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang
Konstruksi penahan tanah seperti dinding
berada di propinsi Jawa Timur.
penahan, dinding bangunan bawah tanah,
biasanya digunakan untuk menahan masa tanah
dengan talud vertikal, Das,Braja [1985]. Agar
dapat merencanakan konstruksi penahan tanah
dengan benar, perlu diketahui gaya horisontal
LOK
yang bekerja antar konstruksi penahan dan
ASI masa tanah yang ditahan. Gaya horizontal
STU disebabkan oleh tekanan tanah horizontal.
DI
A Tekanan tanah dalam keadaan diam
h K o . .z
h/3
1.8 PENYELIDIKAN TANAH
Ko. . H
Penyelidikan tanah dilakukan guna mengetahui
parameter dan data-data dari tanah dasar yang
Gambar 2.1. Tekanan tanah tanpa beban luar
ada pada areal dermaga. Parameter dan data
(sucharge)
tanah itu dijadikan pedoman dalam penentuan
(sumber Mekanika Tanah, Braja M. Das, 1990)
stratigrafi tanah yang akan dipergunakan dalam
perhitungan daya dukung tanah.
Menentukan besarnya kofisien tekanan tanah,
Penyelidikan tanah dilakukan dalam dua tahap
Ko menurut Brooker dan Jreland (1965):
yaitu penyelidikan lapangan dan analisa
untuk tanah berbutir :
laboratorium. Penyelidikan lapangan yang
dilakukan biasanya berupa pemboran (boring) K 0 1 sin
untuk mendapatkan undisturbed sample dari (2-1)
tanah, pengujian SPT untuk mendapatkan nilai untuk tanah lempung yang terkonsolidasi
N-SPT yang menunjukkan kekerasan tanah normal (normally consolidated):
(lihat lampiran), serta Vane Shear Test untuk K 0 0,95 sin
mendapatkan nilai kohesi dari tanah. Sedangkan ........................................................... (2-2)
analisa laboratorium dilakukan untuk untuk tanah lempung terkonsolidasi normal :
menyelidiki lebih lanjut sampel tanah yang
telah didapatkan. Dari analisa laboratorium ini
K 0 0,19 0,233 log(PI )
akan didapatkan berat jenis, spesific gravity, (2.3)
.....................................................................................
kandungan air (water content), angka pori (e), dengan PI = indeks plastisitas
dan batas cair atau plastis dari tanah. Lokasi
penyelidikan tanah diusahakan merata atau B. Tekanan tanah dalam keadaan diam
setidaknya dapat memberikan gambaran (at rest) untuk tanah yang
mengenai kondisi statigrafi tanah di daerah terendam air sebagian.
yang akan diselidiki. Lihat lampiran bor dan
SPT serta gambar 1.6. Untuk z < H1 : h K 0 . .z
4
Untuk z > H1 : Adalah beban hidup akibat muatan yang
tekanan efektif arah vertikal dianggap merata di atas dermaga, beban
v .H 1 ' ( Z H 1 ) hidup disini adalah beban peti kemas.
......................................................................................(2.4)c. Beban Hidup Terpusat
tekanan efektif arah horisontal
h ' k 0 . v ' k 0 .H 1 ' ( Z H 1 )........................(2.5)Beban hidup terpusat yang terjadi pada
struktur dermaga merupakan beban akibat
dimana ' w = berat volume efektif dari roda-roda truk container yang digunakan
tanah untuk pengangkutan barang serta akibat
tekanan arah horisontal akibat air susunan roda dari mobile crane yang
u w ( Z H1 ) .........................................................(2.6)digunakan sebagai sarana muat dan bongkar
tekanan total arah horisontalpad z > H1 muatan.
h h ' u ..............................................................(2.7)
1.9.2 Beban Horisontal
h ko .[ .H1 '( Z H1 )] w ( z H1 ) ................(2.8) Beban-beban horisontal yang terjadi pada
1 1 dermaga adalah sebagai berikut :
Po ko . .H12 ko . H1 H 2 (ko . ' w ) H 22
2 2 a. Gaya Fender
......................................................................................(2.9)Fender adalah sistem konstruksi yang
dipasang di depan konstruksi tambahan.
Ketika kapal merapat, maka kapal akan
H1 H1
menumbuk fender terlebih dahulu sehingga
Berat Volume Tanah = ?
5
= 1.8; untuk Gambar 2.3. Kecepatan merapat
kedalaman kolam perairan
kapal menurut PIANC
1.1 draft
CE = Koefisien eccentricity, b. Gaya Boulder (Bollard)
merupakan koefisien
perbandingan antara energi Boulder merupakan konstruksi untuk
yang tersisa akibat mengikat kapal pada tambatan.Akibat
merapatnya kapal terhadap adanya pengaruh arus, maka kapal akan
energi kinetik waktu bergerak menjauhi tambatan, hal ini
merapat. menimbulkan terjadinya gaya horisontal
I 2 r 2 cos 2 tarik yang disebut dengan Gaya Boulder
= , yang ditentukan oleh ukuran kapal yang
I2 r 2 tertambat (lihat Tabel 2.1)
I = radius inersia (m), antara
0,2L-0,25L (L = panjang kapal).
r = jarak titik kontak kapal
dan pusat massa (m), 0.25L-0.35L
= sudut datang kapal
terhadap dermaga, antara 10-15 Tabel 2.1. Gaya Tarik Kapal pada
CC = Koefisien Konfigurasi, Bollard
merupakan koefisien akibat
perhitungan adanya efek Sumber : Technical Standard for Port and
bantalan air dari struktur
tambatan. = 0.8; untuk kade
dan wharf Tractive Force on Bollard
CS = Koefisien Softness, Gross Tonnage
merupakan koefisien untuk (ton)
mengantisipasi pengaruh
deformasi elastis terhadap 200 – 500 15
badan kapal maupun 501 – 1000 25
konstruksi tambatan.
1001 – 2000 35
= 1,0 (tidak ada deformasi)
W = Displacement tonnage, 2001 – 3000 35
merupakan berat total kapal 3001 – 5000 50
dan muatannya pada saat
kapal dimuati sampai garis 5001 – 10000 70
draft atau plinsoll mark. 10001 – 15000 100
V = Kecepatan kapal waktu
15001 – 20000 100
merapat, ditentukan
berdasarkan grafik atau 20001 – 50000 150
rekomendasi PIANC, lihat 50001 - 100000 200
Gambar 2.3. Harbour in Japan
6
SF = M . penahan
2.3 KESTABILAN STRUKTUR CAISSON M . penggerak
Kestabilan struktur caisson (gambar 2.4&2.5) ( 2-12 )
dapat dilakukan dengan pengecekan secara
eksternal dan internal. Secara eksternal harus
diadakan pengecekan terhadap: Uplift, Over Dimana :
Turning, Sliding, Lateral Displacement dan SF = Safety factor
Bearing Capacity. Dalam perhitungan Dalam perhitungan dapat juga menggunakan
kestabilan eksternal, kondisi tanah sangat software STABLE yang hasilnya dituangkan
berpengaruh terhadap kestabilan pondasi dalam bentuk korelasi grafis antara surcharge
caisson. (qo) dengan safety factor terhadap slaiding
(gambar 2.8 (d)).
a. Uplift
d. Bearing Capacity
7
consolidated (NC) atau over consolidated
(OC). Apabila kondisi tanah normally
consolidated yaitu di mana tanah belum pernah
OVER TURNING BEARING CAPACITY mengalami tekanan tanah yang lebih besar dari
(a) (b)
kondisi sekarang, maka besarnya consolidation
primair settlement dapat diperhitungkan
sebagai berikut :
HORIZONTAL DISPLACEMENT SLIDING H '
(c) (d) SCP C C log 0
1 e0 0 '
Gambar 2.8 Contoh Kejadian
Eksternal pada caisson. ( 2-17 )
Di mana :
SCP = consolidation primair
settlement (m)
f. Settlement CC = compression index
H = tebal lapisan lempung yang
Penambahan beban di atas permukaan tanah ditinjau (m)
akan menyebabkan penurunan (settlement) dari e0 = angka pori awal (initial void
tanah dasar yang bersangkutan. Tujuan dari ratio)
perhitungan besarnya settlement yang terjadi 0’ = overburden pressure
adalah untuk menentukan besarnya penurunan effective
(amplitudo) akhir dari konstruksi yang = surcharge (besarnya
bersangkutan serta mencari selang waktu tegangan di muka tanah)
terjadinya penurunan tersebut. Hal ini nantinya
Apabila tanahnya heterogen, maka
akan berpengaruh terhadap proses penurunan
perhitungannya dapat dilakukan di setiap
Pelabuhan akibat pembebanan.
lapisannya, sehingga total :
Besarnya amplitudo penurunan tanah total
yang dihitung sebagai berikut :
St = Si + Scp + Scs + Slat
Hi ' i
( 2-16 )
SCP CC log 0
Di mana :
1 e0 0i '
St =total settlement
Si =immediate settlement
( 2-18 )
Scp=consolidation primair settlement
Scs=consolidation secundair settlement
Slat=settlement akibat pergerakan tanah arah
Dengan :
lateral
Hi = tebal sub lapisan i
Pada perhitungan tanah akibat reklamasi, Scs 0i’ = overburden pressure
umumnya diabaikan (relatif sangat kecil) dan pada lapisan i
Slat juga jarang diperhitungkan karena sudah i = variasi tegangan
masuk dalam kontrol sliding, Sedangkan Si vertikal yang diterima
terjadi pada saat awal pembangunan Dermaga. oleh lapisan ke-i
8
BAB III MSL (Mean Sea Level) = + 1,50
cm
METODOLOGI LWS (Low Water Surface) = + 0,00
cm (MSL – Zo)
untuk lebih jelasnya lihat
Data Laboratorium
9
BAB VI karena memiliki SF terendah 1.86. sedangkan
ANALISA KESTABILAN untuk kapal 10000DWT dapat bersandar tapi
harus dengan perlakuan khusus karena SF
Kontrol Over Turning termasuk kritis yaitu 1.43
Kombinasi Beban B
Berdasarkan gambar 2.8(a) dan kriteria
pembebanan pada bab V tentang Over Turning,
maka kemungkinan besar beban bekerja pada
zona keruntuhan seperti pada gambar 5.8. Ada
empat kemungkinan beban akan bekerja
maksimal untuk memungkinkan terjadinya
Over Turning:
Over Turning:
Kombinasi beban A
10
Kombinasi Beban D Pembebanan B
11
Pembebanan D Δ = tegangan vertikal akibat pondasi caisson
(t/m2)
Kontrol Uplift
12
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Triatmodjo, Bambang.Prof.Dr.Ir.CES.DEA.
1996.Pelabuhan.Yogyakarta:Beta
Offset
www.googleearth.com
www.google.com
13