Tidak semua anak lebih pendek Apa saja faktor stunting ???

stunting !!!
 Utamanya, faktor gizi buruk yang
Tidak semua anak yang berperawakan dialami oleh ibu hamil dan anak balita.
lebih pendek mengalami stunting. Stunting  Kurangnya pengetahuan ibu mengenai
merupakan keadaan tubuh yang sangat gizi sebelum hamil, saat hamil, dan
pendek dilihat dari standar baku setelah melahirkan.
pengukuran tinggi badan menurut usia  Terbatasnya akses pelayanan
berdasarkan standar WHO. kesehatan, termasuk layanan
kehamilan dan postnatal (setelah
Menurut Kemenkes RI, balita pendek atau melahirkan).
stunting bisa diketahui bila seorang balita  Kurangnya akses air bersih dan
sudah diukur panjang atau tinggi badannya, sanitasi.
lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil
 Masih kurangnya akses makanan
pengukurannya ini berada pada kisaran di
bergizi karena tergolong mahal.
bawah normal.
`

By promkes
UPTD PUSKESMAS KUALA
PEMBUANG I

Apa saja dampak

stunting ?
`
Apa itu stunting ?
Stunting adalah sebuah kondisi di mana tinggi
badan seseorang jauh lebih pendek
dibandingkan tinggi badan orang seusianya.
Penyebab utama stunting adalah kekurangan
gizi kronis sejak bayi dalam kandungan hingga
masa awal anak lahir yang biasanya tampak
setelah anak berusia 2 tahun.
Selain tubuh berperawakan pendek
dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri
lainnya yakni:
 Pertumbuhan melambat
 Wajah tampak lebih muda dari anak
seusianya
 Pertumbuhan gigi terlambat
 Performa buruk pada kemampuan
fokus dan memori belajarnya
 Pubertas terlambat Usia 8-10 tahun
anak menjadi lebih pendiam.
Stunting adalah kegagalan pertumbuhan akibat
akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang
berlangsung lama dari kehamilan sampai usia
24 bulan. Maka itu, kondisi ni bisa
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak secara keseluruhan.
Dampak jangka pendek stunting adalah
terganggunya perkembangan otak, kecerdasan,
gangguan pada pertumbuhan fisiknya, serta
gangguan metabolisme.
Dampak jangka panjangnya, stunting yang tidak
ditangani dengan baik sedini mungkin akan
menurunkan kemampuan kognitif otak,
kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit,
dan risiko tinggi munculnya penyakit metabolik
seperti kegemukan, penyakit jantung, dan
penyakit pembuluh darah