Anda di halaman 1dari 3

Jerome Polin Sijabat, peraih beasiswa ke luar negeri

Jerome polin adalah salah satu tokoh inspiratif sekaligus influencer panutan anak muda
Indonesia. Nama lengkapnya Jerome Polin Sijabat. Ia lahir di Jakarta pada 2 mei 1998. Pemuda
yang menyukai matematika ini merupakan orang yang sangat cerdas. Dia berhasil mendapatkan
beasiswa kuliah ke luar negeri, yaitu d Jepang. Dia juga memiliki akun youtube dengan channel
Nihongo Mantappu yang berisi konten-konten tentang edukasi dan kehidupannya di Jepang.
Jerome Polin atau biasa dipanggil Jerom lahir dari keluarga sederhana. Ayahnya, Marojahan
Sijabat merupakan seorang pendeta dan Ibunya, Christie Rahmeinsa merupakan seorang ibu
rumah tangga. Jerome merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakaknya, Jehian Panangian
Sijabat merupakan lulusan S1 Teknik dari Institut Teknologi Bandung. Sedangkan adiknya,
Jessferrel Porman Sijabat masih duduk di bangku SMP.
Jerome Polin dilahirkan saat Indonesia sedang mengalami krisis moneter dan kerusuhan terjadi
di Jakarta. Saat bayi, Jerome tidak bisa mendapatkan gizi yang baik. Orang tuanya tidak mampu
membeli susu. Jangankan untuk membeli susu, untuk mecukupi kebutuhan sehari-harinya saja
sangat sulit. Hingga pada tahun 2014, Jerome dan keluarganya pindah ke Surabaya. Kala itu, usia
Jerome masih berusia 6 tahun dan baru akan masuk SD. Kedua orang tua Jerome sempat kesulitan
mencari sekolah dengan biaya terjangkau. Namun karena Jerome anak yang cerdas, ia
mendapatkan beasiswa dari sekolah swasta nasional yaitu Intan Permata Hati Surabaya. Sekolah
ini dikategorikan sebagai sekolah dengan biaya yang sangat mahal. Di sekolah ini, mayoritas
teman-teman Jerome merupakan anak orang kaya. Dari sinilah cita-cita Jerome dimulai.
Saat habis liburan sekolah, biasanya teman-teman sekolah Jerome akan saling bertukar cerita
mengenai liburan mereka. Mayoritas teman-temannya menghabiskan waktu liburan mereka di
luar negeri, sedangkan Jerome hanya liburan di dalam negeri saja. Jerome mulai terinspirasi
ketika salah seorang temannya bercerita mengenai liburannya ke Disneyland yang sangat
menyenangkan, Jerome kala itu bercita-cita pergi ke luar negeri untuk mengunjungi Disneyland
bersama keluarganya. Namun Jerome berfikir, jika hanya pergi ke Disneyland saja pasti cuma
sebentar dan menurutnya satu-satunya cara agar dia bisa berlama-lama disana adalah dengan
Pendidikan, yaitu kuliah di luar negeri dengan beasiswa. Sehingga tekad serta keinginannya untuk
kuliah di luar negeri sudah tertanam sejak ia masih duduk dibangku SD. Keinginannya tersebut
sempat tidak disetujui oleh kedua orang tuanya karena kendala biaya. Namun, Jerome tetap
optimis bisa kuliah di luar negeri dengan beasiswa penuh. Jerome terinspirasi ketika guru Pkn-nya
berbicara tentang kemajuan sebuah negara. “Tidak ada kemajuan negara tanpa pembangunan.
Tidak ada pembangunan tanpa SDM berkualitas dan tidak ada SDM yang berkualitas tanpa
Pendidikan yang bagus.” Ujar gurunya. Perkataan tersebut sangat membekas di hati Jerome. Oleh
karena itu ia bercita-cita menjadi Menteri Pendidikan Indonesia dimasa yang akan datang.
Dia melanjutkan Sekolah Menengah Pertamanya di SMP Intan Permata Hati. Saat masuk SMP,
dia sudah mencari tahu universitas di luar negeri yang memberikan beasiswa penuh dan ternyata
sangat langka. “Kalau tidak full ya, aku tidak bisa karena aku tahu keadaan ekonomi keluargaku
kayak gimana. Setelah mencari informasi ternyata untuk S1 itu sangat langka”, ujarnya. Ia
mendapatkan informasi bahwa ada universitas di Singapura yang memberikan beasiswa, yaitu
Nanyang Technological University dan NUS. Ketika SMP, Jerome sering menghabiskan
waktunya untuk belajar. Selain itu ia sering berolahraga seperti futsal, basket dan pingpong. Ia
juga mengasah skill musiknya seperti piano, drum dan gitar. Banyak orang yang bilang bahwa
Jerome merupakan anak yang multitalenta, padahal untuk menguasai itu semua Jerome
membutuhkan latihan yang rutin di dukung dengan aturan dari keluarganya yang hanya
memperbolehkan bermain game mulai hari Jumat-Minggu. Sedangkan hari Senin-Kamis
waktunya belajar dan mengembangkan skill. Dari peraturan kecil tersebut, Jerome lebih bisa
memanage waktunya.
Setelah lulus SMP, dia diterima di Sekolah Menengah Atas di Surabaya yaitu di SMA Negeri 5
Surabaya. Di SMA, dia mulai focus belajar untuk mendapatkan beasiswa. Dia mendapat masukan
dari gurunya untuk terjun ke dunia olimpiade. Pada saat mengikuti olimpiade, dia mengalami
kesulitan karena persiapannya sangat kurang, sedangkan teman-temannya sudah
mempersiapkannya sejak SD. Pada saat itu, ia bertekad untuk menyelesaikan semua materi SMP
dan materi dasar perkuliahan. Setiap istirahat, ia pergi ke perpustakaan untuk membaca buku
matematika. Jerome memanfaatkan waktunya untuk belajar. Banyak hal yang harus dikorbankan
Jerome saat ia focus di dunia olimpiade. Ia jarang menghabiskan waktu untuk bermain dan
nongkrong Bersama teman-temannya. Ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk latihan soal
Matematika.
Pada awalnya ia sering gagal dan kalah ketika mengikuti olimpiade. Namun, ia terus belajar
dan berusaha untuk memenangkan olompiade-olimpiade selanjutnya. Hingga akhirnya, saat
jerone duduk di kelas XI, ia mendapatkan juara 1 Olimpiade Matematika Nasional UNM, diikuti
dengan penghargaan-penghargaan lainnya yaitu diantaranya juara 1 Industrial Engineering Games
Its, mendapatkan Medali Emas Internasional Kangaroo Mathematics Competition, juara 3
Olimpiade Teknik Kimia Nasional Universitas Widya Mandala, juara 3 Olimpiade Matematika
Universitas Wijaya Kusuma, dan masih banyak lagi.
Pada Januari 2016, Jerome mengikuti ujian tes di Universitas impiannya yaitu NTU dan NUS.
Namun, ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya tidak diterima di Universitas NUS. Disusul
pada bulan Maret 2016, ia mendapatkan email bahwa dirinya diterima di NUT, namun tanpa
beasiswa penuh. Dia mencoba mengajukan untuk mendapatkan beasiswa penuh, namun hasil
ujiannya kurang berkompeten sehingga ia tidak mendapatkan beasiswa yang diinginkannya.
Jerome masih ingin mengejar cita-citanya untuk kuliah di luar negeri dengan beasiswa penuh
karena baginya kuliah di luar negeri tanpa beasiswa penuh akan sangat mahal. Dia sangat down
dan hancur karena sudah berjuang keras tapi ternyata hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.
Jerome yang mulai putus asa, dibangkitkan lagi semangatnya oleh sang kakak, Jehian. Dia
diberitahu bahwa ada perusahaan Jepang, Mitsui Bussan yang membuat program beasiswa full
kuliah di Jepang. “Wah aku langsung semangat banget. Aku lihat persyaratannya, programnya
kayak gimana, dan itu benar-benar wow gitu, uang hidup dikasih, uang sekolah gratis. Dan per
tahun itu yang keterima hanya dua orang dari seluruh Indonesia. Total peserta yang mendaftar
sekitar 27.000 orang,” tutur pemuda yang pantang menyerah ini. Jerome pun mempersiapkan
dirinya untuk mendaftar beasiswa kuliah di Jepang. Selama 18 bulan dia belajar Bahasa Jepang
karena programnya mewajibkan peserta untuk menguasai materi Bahasa Jepang. Berbagai
persiapan untuk tes ujian juga dilakukan oleh pemuda yang berambisi mendapatkan beasiswa ini,
mulai dari menyusun berkas, tes tulis, tes kesehatan dan wawancara. Hingga akhirnya ia
mendapatkan satu dari dua beasiswa tersebut.
Jerome juga harus mengikuti salah satu tes yang berisi tes Bahasa, kimia, fisika dan
matematika dalam Bahasa Jepang yang nantinya digunakan untuk mendaftar ke universitas di
Jepang. Sampai pada waktunya, dia diterima di Universitas Waseda dengan jurusan Matematika
Terapan. Awal dia mulai studi di Jepang, ia mengikuti lomba pidato Bahasa Jepang, meskipun
sempat kesulitan belajar Bahasa jepang, namun ia tetap nekat mengikuti lomba tersebut. Dan
karena kerja kerasnya, ia menjadi peserta terbaik dalam lomba tersebut.
Setelah beberapa bulan dia hidup di Jepang untuk kuliah, ia membuat channel youtube
Nihongo Mantappu pada 23 Desember 2017 bersama temannya, Kevin. Namun, disaat dia sedang
semangatnya merintis channel youtubenya, Kevin memutuskan untuk focus ke perkuliahannya,
“Maaf jer, kayaknya aku mau focus ke kuliahku dulu”, ujar Kevin. Jerome sedikit kecewa dengan
keputusan yang diambil oleh temannya itu, ditambah lagi videonya hanya sedikit penonton,
konten edukasi yang disuguhkan Jerome kurang diminati. Dia sangat kecewa. Namun, ia tetap
gigih dan bertekad memposting videonya dua kali dalam seminggu. Hingga akhirnya konten
youtubenya berkembang dan sekarang mencapai enam juta pelanggan.
Kini, memasuki tahun ke-4 kuliahnya di Jepang yang sebentar lagi dia akan menghadapi
sidang skripsi dan kuliahnya akan berakhir. Dia berencana untuk melanjutkan Pendidikan S2 di
Harvard, Amerika untuk mewujudkan cita-citanya menjadi Menteri Pendidikan Indonesia. Saat
ini juga sering muncul di Televisi seperti Hitam Putih, Initalkshow, Net, dan sering diundang
sebagai pembicara di acara seminar sembari membagikan pengalaman kehidupannya. Jerome
membuat tulisan tentang perjalanan hidupnya yang dibukukan dengan judul “Mantappu Jiwa”.
Buku ini menjadi salah satu buku Best Seller.

if you

Anda mungkin juga menyukai