2. Anatomi Fisiologi
a. Rambut
Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada
seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku dan bibir.
Jenis rambut pada manusi adapat digolongkan menjadi 2 jenis :
1) Rambut terminal : rambut kasar yang mengandung banyak
pigmen, terdapat di kepala, alis, mata ketiak, dan genitalia
eksterna.
2) Rambut velus : rambut halus sedikit mengandung pigmen,
terdapat hampir diseluruh tubuh. Rambut velus diproduksi oleh
folikel-folikel rambut kecil yang ada di lapisan dermis, dengan
diameter <3mm .
Rambut dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut :
a) Folikel rambut, yaitu suatu tonjolan epidermis ke dalam
berupa tabung yang meliputi akar rambut, umbi rambut,
batang rambut.
Fisiologi rambut :
1. Pengaturan suhu badan
2. Sebagai alat perasa
b. Kulit
Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan, baik itu cuaca, polusi, temperatur udara dan
sinar matahari. Kulit terbagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu epidermis
yang tersusun dari stratum korneurn, stratum lusidurn, stratum
granulosus, stratum germinativum, dan stratumbasle. Dermis yang
terdiri dari kelenjar keringat, Kelenjar minyak, rambut, Jaringan
lemak, ujung saraf dan kapiler darah. Pada kulit terdapat ujung-ujung
syaraf yang berfungsi sebagai reseptor yaitu:
a. RasaDingin : Organ dari Krause
b. Rasa Panas : Organ dari ruffini
c. Rasa Raba : Benda-benda dari meissners
d. Rasa Tekan : Benda-benda dari pacini
e. Rasa Nyeri : Ujung saraf bebas
Fungsi Kulit yaitu:
a. Melindungi tubuh
b. Pengaturan suhu tubuh
c. Indera peraba
d. Sebagai alat ekresi
e. Pengatur keseimbangan
Masalah-masalah pada kulit
a. Kulit Kering
b. Acne
c. Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal)
d. Luka lecet
e. Skin rushes
c. Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang
dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui
apakah lingkungan sekitarnya terang atau gelap. Mata yang lebih
komplek dipergunakan untuk memberikan pengertian visual. Mata
memiliki berbagai organ seperti :
1) Superior rectusmuscle adalah otot mata bagian atas yang
berfungsi menggerakan mata kita keatas.
2) Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di
bagian luar bola mata.
3) Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau
hitam atau warna biru jika orang Eropa.
4) Lens adalah media refraksi untuk bisa kita melihat.
5) Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita.
Kornea tidak ada pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang
besar untuk membiaskan sinar yang masuk ke mata.
6) Arterior Chambers adalah bilik mata depan.
7) Posterior Chambers adalah bilik mata belakang.
8) Conjunctiva adalah lapisan tipis bening yang menghubungkan
sklea dan kornea.
9) Inferior rectusmuscle adalah otot mata bagian bawah.
10) Vitreous Chambers adalah aquos humor yang beruap seperti gel
yang mengisi bola mata kita.
11) Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima
oleh mata kita.
12) Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi
resolusinya untuk mendapatkan sinar yang masuk ke mata.
13) Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak
untuk di terjemahkan sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.
d. Hidung
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi
sebagai indra pembau. Indra pembau berupa komoreseptor yang
terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian
atas.
Fungsi Hidung:
a. Menghangatkan udara
b. Sebagai penyaring udara yang masuk
c. Sebagai saluran udara pernapasan
d. Membunuh kuman-kuman oleh leukosit yang terdapat pada
selaput lendir
f. Genetalia
Genetalia merupakan proses menghasilkan individu barudari
organisme sebelumnya. Organisme bereproduksi melalui 2 cara, yaitu
dengan reproduksi aseksual atau vegetatif yang individunya terbentuk
tanpa melakukan peleburan sel kelamin dan dengan reproduksi
seksual atau generatif yang individunya terbentuk karena melibatkan
persatuan sel kelamin atau gamet dari 2 individu yang berbeda jenis
kelaminnya.
5. Manifestasi Klinis
a. Fisik
1) Kulit kepala kotor dan rambut kusam, acak-acakan
2) Hidung kotor telinga juga kotor
3) Gigi kotor diserati mulut bau
4) Kuku panjang dan tidak terawat
5) Badan kotor dan pakaian kotor
6) Penampilan tidak rapi
b. Psikologis
1) Malas, tidak ada inisiatif
2) Menarik diri, isolasi
3) Meras tidak berdaya, rendah diri dan hina
c. Sosial
1) Interaksi kurang
2) Kegiatan kurang
3) Tidak mampu berperilaku sesuai norma, misal : cara makan
berantakan, buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat
mandi/sikat gigi, tidak dapat berpakaian sendiri
6. Patofisiologi
Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang
untuk memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu
apabila individu sedang sakit. Selain itu fasilitas yang kurang, kurangnya
pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi yang kurang
dan faktor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan mengalami
defisit personal hygiene.
Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan
menimbulkan dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
Dampak fisik yang mungkin muncul adalah :
a. Ganggguan integritas kulit
b. Gangguan mukosa mulut
c. Infeksi pada mata dan telinga
d. Gangguan fisik pada kuku
Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah :
a. Kebutuhan harga diri
b. Gangguan interaksi sosial
c. Aktualisasi diri
d. Gangguan rasa nyaman
e. Kebutuhan mencintai dicintai
7. Pathway
Lemah atau lelah
Cemas berat
Tidak mampu merasakan bagian tubuh
Kerusakan kognisi atau perceptual
Kerusakan neurovaskuler
Kerusakan musculoskeletal
9. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Meliputi : pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan urin rutin,
pemeriksaan kimia darah, pemeriksaan serologi.
b. Pemeriksaan radiagnostik (x-foto tulang belakang, x-foto kpeal dsb)
c. Pemeriksaan penunjang yang lain (CT Joan, LP)
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas pasien
Nama, umur, alamat, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan
terakhir dan sebagainya.
b. Riwayat keperawatan
1) Pola kebersihan tubuh.
2) Perlengkapan personal higiene yang dipakai.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi higiene.
c. Keluhan utama.
1) Pasien merasa tidak nyaman dengan kebersihan dirinya.
2) Pasien mengatakan tidak dapat melakukan makan, mandi dan
eliminasi secara mandiri.
3) Pasien merasa rendah diri terhadap kondisi kebersihannya.
d. Pemeriksaan fisik
1) Rambut
a) Keadaan kesuburan rambut.
b) Keadaan rambut yang mudah rontok.
c) Keadaan rambut yang kusam.
d) Keadaan tekstur.
2) Kepala
a) Botak/alopesia
b) Ketombe
c) Berkutu
d) Adakah Eritema
e) Kebersihan
3) Mata
a) Apakah sklera ikterik
b) Apakah kunjungtiva pucat
c) Kebersihan mata
d) Apakah gatal/mata merah
4) Hidung
a) Adakah pilek
b) Adakah elergi
c) Adakah pendarahan
d) Adakah perubahan penciuman
e) Kebersihan hidung
f) Bagaimana membran mukosa
g) Adakah septum deviasi
5) Mulut
a) Keadaan mukosa mulut
b) Kelembapannya
c) Adakah lesi
d) Kebersihan
6) Gigi
a) Adakah karang gigi
b) Adakah karies
c) Kelengkapan gigi
d) Pertumbuhan
e) Kebersihan
7) Telinga
a) Adakah kotoran
b) Adakah lesi
c) Bagaimana bentuk telinga
d) Adakah infeksi
8) Kulit
a) Kebersihan
b) Adakah lesi
c) Keadaan turgor
d) Warna kulit
e) Suhu
f) Teksturnya
g) Pertumbuhan bulu
9) Kuku tangan dan kaki
a) Bentuknya bagaimana
b) Warnanya
c) Adakah lesi
d) Pertumbuhannya
10) Genetalia
a) Kebersihan
b) Pertumbuhan rambut pubis
c) Keadaan kulit
d) Keadaan lubang uretra
e) Keadaan skrotum, testis pada pria
f) Cairan yang dikeluarkan
11) Tubuh secara umum
a) Kebarsihan
b) Normal
c) Keadaan postur
intervensi Rasional
1. Kaji faktor risiko yang dapat 1. Mengidentifikasi faktor yang
menimbulkan gangguan mungkin dapat menyebabkan
integritas kulit, seperti gangguan integritas kulit
kelemahan fisik, kelumpuhan, sehinga dapat mencegah secara
dan keadaan koma. dini terjadinya luka.
2. Kaji keadaan kulit yang 2. Adanyakemerahan, lecet dan
tertekan, seperti adanya peningkatan suhu pada kulit
kemerahan, suhu lebih panas, yang tertekan indikasi
dan lecet. gangguan integritas kulit.
3. Jaga kebersihan kulit dan 3. Tubuh yang kotor dapat
tubuh pasien. menimbulkan lecet atau luka.
4. Lakukan alih posisi setiap dua 4. Penekanan bagian tubuh yang
jam pada pasien yang terus-menerus menibulkan
imobilisasi. hipoksia jaringan kemudian
berlanjut ke kondisi iskemia
dan nekrosis.
5. Lakukan masase dan fibrasi 5. Meningkatkan aliran darah,
pada bagian tubuh yang menjaga vaskiularisasi lebih
tertekan. optimal.
6. Jaga kebersihan tempat tidur, 6. Laken yang kotor, berlipat-
pastikan laken dalam keadaan lipat, dan basah mempercepat
kencang dan kering. terjadinya luka dekubitus.
7. Temptkan pasien pada kasur 7. Mengurangi risiko dekubitus.
antidekubitus jika
memungkinkan.
Intervensi Rasional
1. Kaji penyebab gangguan 1. Penyebab gangguan
integritas kulit. integritas kulit sanngat
penting untuk menentukan
tindakan keperawatan yang
tepat, misalnya tindakan
keperawatan pada luka bakar
akan berbeda pada luka
karena penekanan.
2. Observasi keadaan kulit sekitar 2. Keadaan kulit disekitar luka
luka pasien: warna, sensai, dan dapat mengidentifikasi
suhu. perkembangan luka, adakah
perluasan atau infeksi, serta
keadaan vaskularisasi.
3. Observasi dan catat keadaan luka 3. Mengetahui perkembangan
pasien: luka bersih, adakah pus, atau perbaikan kondisi luka,
dan granulasi. serta menentukan jenis
perawatan luka yang sesuai.
4. Lakukan pemeriksaan tanda vital 4. Peningkatan suhu nadi
setiap empat jam. pasien salah satu indikasi
adanya infeksi yang
mungkin bersumber dari
luka pasien.
5. Lakukan perawatan luka sesuai
keadaan luka dengan teknik steril. 5. Menjaga kebersihan luka
untuk perkembangan dan
pertumbuhan granulasi dan
menjadmin perbaikan
6. Jaga kebersihan kulit pasien. kondisi luka.
6. Keadaan tubuh atau
kulityang kotor menjadi
sumber mikroorganisme
yang berpotensi
7. Jaga kebersihan tempat tidur menimbulkan infeksi.
pasien seperti klien. 7. Mencegah terjadinya infeksi
8. Pastikan keadaan laken lurus dan nosokomial.
kering. 8. Laken basah dan berlipat
mempercepat terjadinya luka
9. Monitor hasil laboratorium, baru.
seperti eritrosit, trombosit, 9. Leukosit yang meningkat
leukosit dan hemoglobin. merupakan indikasi
infeksi,sedangkan
hemoglobin yang kurang
dapat menghambat
menyembuh luka.
10. Kaji status nutrisi pasien,
Intervensi Rasional
1. Kaji kembali pola kebersihan 1. Kebersihan mulut pasien
mulut pasien. disesuaikan dengan pola
yang sama dilakukan oleh
pasien sehingga pasien dapat
beradaptasi dengan keadaan
dirinya.
2. Kaji keadaan mulut pasien, 2. Keadaan mulut yang kotor
adakah stomatis, bau mulut dan menggangggu kenyamanan
mulut kotor. dan mengurangi nafsu
makan pasien.
3. Bantu pasien dlam melakukan 3. Pasien mungkin tidak dapat
perawatan mulut. melakukan sendiri dalam
perawatan mulut.
Intervensi Rasional
1. Kaji kemampuan pasien dalam 1. Menentukan bantuan yang
melakukan perawatan diri. akan dilaukan oleh
perawat.
2. Kaji pola kebersihan diri pasien: 2. Jadwal kebiasaan pasien
waktu, berapa kali dalam sehari, yang sama memungkinkan
penggunaan sabun dan sampo. pasien dapat lebih cepat
beradaptasi.
3. Observasi keadaan kulit, rambut,
3. Menentukan prioritas yang
mulut, mata, hidung, dan kuku
harus dilakukan dalam
pasien.
perawatan diri pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Kasiati dan Rosmalawati, Ni wayan Dwi. 2016. Modul bahan ajar cetak:
Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta.
Tarwoto, wartona. 2002. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba medika.
Wahid Iqbal Mubarak, dkk. 2015. BUKU AJAR ILMU KEPERAWATAN DASAR
Edisi 1. Jakarta: Salemba medika.