Teknologi
PURBA rendah
Sederhana
• Diutamakan
perubahan
fisik.
• Dominasi
alam.
Acropolis 465 SM
ZAMAN TEKNOLOGI PENJELASAN PRIENE 479
ABAD Teknologi • Meningkatnya persaingan Pola Grid
Hypodamus (479 SM) :
PERTENGAHAN lebih maju antar kelompok.
❖Jalan lurus, sudut
(MEDIEVAL AGE) • Peningkatan budaya tertentu.
abad 5 s/d 15 tukar menukar. ❖Cut and fill besar2an
❖Jalan Boulevard Utara
• Perebutan Hegemoni.
- Selatan
• Dominasi agama dan
penguasa.
• Terbentuknya kelompok
penguasa dan yang
dikuasai.
• Kota sebagi KOLDIP
• Defensible space
• Pendekatan fisik estetis
Babylonia (685-645SM) di Persia
• Geometric design
• Plan Kota memperhatikan 8
arah angin
• Kota menghadap ke selatan
• Perhatikan potensi air
• Good climatic
• Kota harus dibenteng (defensive)
• Pusat utk kegiatan berdagang,
agama, pusat upacara
• Ada towr di pusat kota
ZAMAN TEKNOLOGI PENJELASAN
MASA Peradaban
PERALIHAN Tinggi
(RENNAISSS dalam
desain kota
ANCE) Paris
dan taman
serta
IPTEKS
Barcelona
Vapailo - Chili
ZAMAN TEKNOLOGI PENJELASAN
• Smart City
SUSTAINABLE 1. Human degradation.
• e-government,
DEVELOPMENT 2. Global Warminng
eprocurement, e-
(2015) 3. Poor infdstructure budgeting, e-delivery,
4. Urbanization e-controlling, dan e-
5. Explotasi SDA monitoring
Latar belakang
Agenda pembangunan berkelanjutan yang baru dibuat untuk menjawab tuntutan
kepemimpinan dunia dalam mengatasi kemiskinan, kesenjangan, dan perubahan
iklim dalam bentuk aksi nyata. [3] Konsep Tujuan Pembangunan Berkelanjutan lahir
pada Konferensi Pembangunan Berkelanjutan PBB, Rio+20, pada 2012 dengan
menetapkan rangkaian target yang bisa diaplikasikan secara universal serta dapat
diukur dalam menyeimbangkan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan; (1)
lingkungan, (2) sosial, dan (3) ekonomi.[3]
Agenda 2030 terdiri dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SGDs) atau Tujuan
Global, yang akan menjadi tuntunan kebijakan dan pendanaan untuk 15 tahun ke
depan (2030). [3]
Untuk mengubah tuntutan ini menjadi aksi nyata, para pemimpin dunia bertemu
pada 25 September 2015, di Markas PBB di New York untuk memulai Agenda
Pembangunan Berkelanjutan 2030.
Tujuan ini diformulasikan sejak 19 Juli 2014 dan diajukan pada Majelis Umum
Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh Kelompok Kerja Terbuka Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan. Dalam proposal ini terdapat 17 tujuan dengan 169 capaian yang
meliputi masalah masalah pembangunan yang berkelanjutan.
SDGS 2015
1. tanpa kemiskinan;
2. tanpa kelaparan;
3. kesehatan yang baik dan kesejahteraan;
4. pendidikan berkualitas;
5. kesetaraan gender;
6. air bersih dan sanitasi;
7. energi bersih dan terjangkau;
8. pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan yang layak;
9. industri, inovasi, dan infrastruktur;
10.pengurangan kesenjangan;
11.keberlanjutan kota dan komunitas;
12.konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab;
13.aksi terhadap iklim;
14.kehidupan bawah laut;
15.kehidupan di darat;
16.institusi peradilan yang kuat dan kedamaian; dan
17.kemitraan untuk mencapai tujuan.
New Urban agenda 2016
Cities for all kota untuk semua Kota untuk semua dapat diartikan kota yang inklusif dan tidak
memarginalkan kelompok-kelompok tertentu, termasuk kebutuhan generasi sekarang dan
masa depan. Visi kota untuk semua pun termasuk jaminan bahwa setiap penduduk, tanpa
terkecuali dan tanpa diskriminasi, mempunyai hak yang sama untuk tinggal di kota guna
meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidupnya.
Di beberapa negara, konsep kota untuk semua seringkali disebut dengan right to the city.
Equal rights and opportunities hak dan peluang yang sama bagi semua Setiap penduduk kota
dijamin hak dan peluang yang setara untuk menikmati kebebasan yang mendasar, sesuai
dengan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia dan perjanjian internasional lainnya. S
Sustainable cities and human settlements kota dan permukiman yang berkelanjutan Visi
bersama kota dan permukiman yang berkelanjutan mencakup kota yang mampu memenuhi
fungsi-fungsi sosial, partisipatif, serta berpedoman pada prinsip-prinsip kesetaraan dan
responsif terhadap gender dan usia.
Kota yang berkelanjutan pun harus dapat mengantisipasi tantangan dan peluang-peluang
pembangunan di masa mendatang serta mampu berperan sebagai hub untuk meningkatkan
keterkaitan antara kota dan wilayah.
Selain itu, kota dan permukiman yang berkelanjutan harus dapat menjaga keberlanjutan
ekologis dengan mengimplementasikan manajemen risiko bencana dan melindungi ekosistem
alami.
Kota Sehat
Pendekatan perencanaan kota di Indonesia
Pra Kolononial (Pra VOC) Kelompok pemerintahan kecil. Pendekatan tradisional dan spiritual
Sistem penguasa dan diikuasai
VOC Konflik kolonial versus penguasa pribumi Terbentuknua lingkungan kolonial di pantai,
tepi sungai dengan pola kota abad
pertengahan (sistem benteng)
Awal abad 20 • Pertahanan dan perluasan kekkuasaan kolonial. • Pengenalan kota modern (kota taman).
• Eksploitasi sumberdaya alm dengan dalih membangun • Penataan bangunan gaya kolonial.
perkebunan. • Perkembangan pusat perekonomian.
• Transmigrasi penduduk Jawa ke sumatra (1905) • Desentralisasi pemerintah jajahan (1905)
Perang Dunia II dan Perang Perang antar kolonial dengan jepang. • Stagnasi pembangunan.
Kemerdekaan Dampak perekonmian dari pendudukan jepang. • Terbitnya SVV dan SVO
Perang kemerdekaan.
Awal Kedaulatan (1950 - • Pembangunan Perekonomian • Pembangunan Semesta Berencana.
1960) • Peningkatn Urbanisasi. • Peningkatan kesadaran esensi
• Bantuan ekonomi Internasional. perencanaan pembangunan.
• Konflik politik regional. • Perlunya peningkatan SDM di bidang
• Pembangunan Nasional perencanaan.
• Perencanaan wilayah dan kota baru.
Sejarah Kota di Indonesia
MASA KOMPLEKSITAS MASALAH PENDEKATAN PERENCANAAN
• Reklamasi
• Kota Baru
2011 RDTR