Anda di halaman 1dari 74

Pendekatan Perencanaan Kota

• Aspek Teknis
 Konsep Pengembangan Linear
 Konsep pengembangan dua dimensi

• Aspek Sosial
* AGAMA
* BUDAYA
* SATUAN (UNIT) SOSIAL
* KONSEP-KONSEP SATUAN (UNIT) SOSIAL
• Aspek Fungsional
 Perencanaan Zonning
 Charta of Athen
 Pengaruh pada Perencanaan Kota
 Teori-teori Perkembangan Kota
PENDEKATAN SOSIAL - AGAMA

Masyarakat pra – industri memegang kepercayaan sebagai


dasar kehidupan yang mengakibatkan timbulnya “dimensi
sakral” . Bentuk fisik kota terbentuk oleh :

• Kehidupan ritual keagamaan


Mekah
Jerusalem
• Sumbu – sumbu tempat suci
Angkor Thom, Burma
Srirangan, India Selatan

• Kekuasaan dan ritual politis penguasa


Angkor Thom, Burma
Madurai, India Selatan
PENDEKATAN SOSIAL - AGAMA

Jerusalem Mekah
2019
PENDEKATAN SOSIAL - AGAMA

SRIRANGAM
PENDEKATAN SOSIAL - AGAMA ANGKOR
A Angkor Wat THOM
B Angkor Thom
F G C Pemakaman Baron
C G D Candi Ta Prohm
G B D E E Candi Phe Rup
F Candi Preah Khan
A
G Reservoir
PENDEKATAN SOSIAL - BUDAYA

Pendekatan ini dapat ditemui pada KOTA – KOTA


TRADISIONAL/ PRA INDUSTRAL ; memiliki suatu
kebersamaan yang dilintasi budaya tradisional setempatnya, terlihat
terutama pada :
• pola demografis
• pola ekologis
Pendekatan Sosial BUDAYA

Susunannya dipengaruhi oleh beberapa faktor yang


membatasi pola susunannya, yaitu :
• keamanan dan persatuan
• keterbatasan bahan dan teknologi
• keterbatasan mobilitas
• struktur sosial yang kaku
• perkembangan yang agak lambat

Bazaar di Isfahan

Montpazier Brive
Montpazier

Bazaar, Isfahan, Iran


Pendekatan Sosial BUDAYA

Faktor-faktor yang membatasi pola susunannya ini sangat


menentukan penataan kota lama.

Dinamika kota-kota
tradisional mengalami
masih banyak keterbatasan
dibanding-kan dinamika
yang berlangsung dalam
kota modern.
Pendekatan Sosial BUDAYA

Walaupun kota-kota tradisional mengalami perubahan dalam


perkembangannya, perubahan itu biasanya dapat
menyesuaikan diri dengan susunan yang lama.
PENDEKATAN SOSIAL Peran aspek non fisik

Kota-kota tradisional melibatkan faktor-


faktor yang bersifat :
• fisik
• nonfisik

 khususnya bersifat simbolik


 sering kurang diperhatikan walaupun
penting
Simbol-simbol digunakan untuk
mengkomunikasikan makna susunan
tertentu
Peran aspek non fisik, contoh Cina

• Istana Kaisar dinasti


Ming dan Qing
• dibangun pada tahun
1407 oleh dinasti
Kaisar Ming ke III
(1368-1644)
• merupakan tempat
kediaman Kaisar
dinasti Qing lainnya
(1644-1911)

Kota Terlarang di Bejing

• bangunan yang mencerminkan seni bangunan klasik Cina dan arsitektur


feodal.
• kompleks Kota Terlarang sejak 1987 menjadi karya arsitektur yang
dilindungi oleh UNESCO
Peran aspek non fisik, Kota Terlarang

Kota Terlarang di Bejing

contoh psikologi tata ruang dan tata bangunan


yang klasik agung:
bagaimana orang menghayati suatu
'poros dan gunung hierarki' tiga
dimensional pada struktur dua dimensi

penyusunan urut- urutan :


• gerbang-gerbang
• alun-alun
• gedung
• dinding-dinding yang
mengelilinginya.
Peran aspek non fisik, Kota Terlarang

Simbolisme di dalam
penataannya sangat kuat
dengan melibatkan dimensi
vertikal yang sifatnya
kosmologis.

Kota Terlarang di Bejing (secara imajiner)


Peran aspek non fisik, macam2 simbol

Dikenal juga bermacam-macam simbol di luar daerah istana


dan tempat ibadah (yaitu dalam lingkungan masyarakat
'biasa’) : • suci - duniawi
• agung - biasa
• pusat - pinggiran
Di dalam tradisi Asia ada • di dalam - di luar
pengetahuan luas terhadap • di depan - di belakang
hubungan antara 'dunia • padat - longgar
manusia’ dan 'dunia • tenang - ramai
alam’ yang hubungannya • kota - desa
diteliti dalam ilmu • publik - privat
geomansi • dan lain-lain
Peran aspek non fisik, Keraton Jogya

Keraton sebagai pusat yang secara


simbolis menyatu dengan lingkungannya
dan menghubungkan secara vertikal :
• mikrokokosmos (yang tampak)
• makrokosmos (yang tidak tampak)
Peran aspek non fisik, Keraton Jogya
kuasa gunung api Merapi

Simbolisme di dalam
penataan kota Yogyakarta

Sumbu imajiner
menghubungkan dua kerajaan
'alam'

Keraton

Keraton didampingi oleh sebagai gabungan


: kehidupan
• dua alun-alun mikrokosmos dengan
• sebuah menara kehidupan
(tugu) di utara makrokosmos
• sebuah panggung
Krapyak diselatan
ratu lautan Nyai Roro Kidul
Peran aspek non fisik, Surakarta

Detes Kota Gede

dalam tradisi budayanya, kota-kota


di Jawa diganggap sebagai suatu
yang hidup dan disusun sesuai tubuh
manusia. Surakarta

A. Bagoes R. Wiryamartono. Seni Bangunan dan Seni Bina Kota di Indonesia. Jakarta. 1995.
Susunan kota-kota tradisional

Peran aspek non fisik, macam2 simbol

adanya perbedaan pandangan yang sangat


mendasar antara budaya dan alam :
• Rumah- rumah dan kota-kota adalah milik
kebudayaan, milik masyarakat
• hutan kepunyaan alam.
• persawahan yang tergarap melambangkan suatu
daerah transisi, sebagai perluasan daerah
kebudayaan ke dalam daerah alam
Pendekatan Sosial SATUAN UNIT SOSIAL

Pengantar
Dampak REVOLUSI INDUSTRI terhadap kehidupan
perkotaan

Kondisi kota-kota memburuk,


terutama menyangkut aspek-aspek :
• kesehatan
• keseimbangan sistem sosial
• moralitas masyarakat kota
Kondisi Kota-kota

Kota industri di Inggris


Lukisan abad ke-19

ASPEK TEKNOLOGI dalam 23


PERENCANAAN KOTA -
Kota industri di Inggris
Lukisan abad ke-19

Denah kamar bawah


tanah untuk 9 orang

ASPEK TEKNOLOGI dalam 24


PERENCANAAN KOTA -
the mass of factory chimneys
Manchester, England ("Cottonopolis"), 1840

Slum in Glasgow, 1871.


Photo: Thomas Annan (1829-1887)
Studi Perkotaan I
Permukiman liar

26
ASPEK SOSIAL DALAM PERENCANAAN
Pendekatan SOSIAL merupakan :
• gerakan pembaharuan anti revolusi industri
• gerakan utopia anti-kota
• bersifat romantis, dengan penekanan
perhatian pada masyarakat

SATUAN (UNIT) SOSIAL


KONSEP-KONSEP SATUAN (UNIT) SOSIAL
• GARDEN CITY
• KOTA KECIL
• NEIGHBOURHOODS-UNIT
• NEWTOWN
SATUAN (UNIT) SOSIAL

Pengertian ( Ir. Djoko Sujarto M.Sc )

Pengelompokan masyarakat pada suatu wilayah


yang merupakan kesatuan sosial dikarenakan
oleh :
• norma-norma
• ikatan kegiatan sosial tertentu yang berlaku

Terbentuk karena adanya :


• satuan normatif
• ikatan atau kegiatan sosial tertentu
SATUAN (UNIT) SOSIAL

Ukuran besar kecilnya satuan sosial :


• tidak selalu sama
• standard perencanaan merupakan norma
yang menentukan batasan-batasan
berdasarkan :
- jumlah penduduk
- wilayah administratif, seperti :
* RT
* RW
Aspek sosial dalam perencanaan

Konsep-konsep

dengan pendekatan sosial-budaya

Antara lain konsep-konsep dari :


• Robert Owen, 1813, New Lanark
• Charles Fourier, 1822
• Ebenezer Howard, 1898
• W.H. Riehl
• G. Feder dan F. Rechenberg
• R.E. Park dan C.A. Perry
Aspek sosial dalam perencanaan

Garden City
1898, Ebenezer Howard menulis :
Garden City of Tomorrow, A Peaceful Path
to Reach Reform
The Three Magnets

Garden City
Aspek sosial dalam perencanaan
Garden City

Garden City menurut Howard ialah :


• sebuah kota yang dapat berfungsi penuh
• memenuhi pelayanan semua kebutuhan
penduduknya dari segi-segi :
* lapangan kerja
* kebutuhan pangan
* pelayanan sosial-budaya
Aspek sosial dalam perencanaan

Garden City
• berpenduduk 250.000 jiwa untuk kelompok
Garden City
• luas areal sekitar 14.400 ha
terdiri atas :
* 1 Central City dengan penduduk
58.000 jiwa
* dikelilingi 6 Garden Cities dengan
jumlah penduduk masing-masing
32.000 jiwa
* dipisahkan oleh jalur-jalur hijau
berfungsi sebagai :
- daerah pertanian
- daerah industri GARDEN CITY
- fungsi-fungsi lain
- wadah bagi lapangan pekerjaan
CENTRAL CITY
penduduk
SLUMLESS SMOKELESS CITY

INTER MUNICIPAL CANAL

INTER MUNICIPAL RAILWAY

CENTRAL CITY

JALUR HIJAU
GARDEN CITY
Garden City

32.000 jiwa

Pusat kota Perkembangan kota tumbuh


58.000 jiwa sebagai kota-kota satelit ( azas
k.a. desentralisasi )

Sistem pencapaian dibedakan :


• angkutan kereta api ( ke pusat
kota )
kanal
32.000 jiwa • kendaraan bermotor ( antar
kota satelit )
Jalan raya

Skema perkembangan kota


Garden City SLUMLESS SMOKELESS CITY

BOULEV
ARD

AVENUE

BOULEV
ARD
Aspek sosial dalam perencanaan
Garden City

Usaha perbaikan kehidupan perkotaan


berlandaskan :
• aspek kesehatan / higienis
• menyelaraskan aspek “Biotop” pada tiap
lingkungan perencanaan
• penekanan pengadaan ruang-ruang terbuka / hijau
kota
• unit satuan lingkungan sebagai dasar elemen
perencanaan
• pembentukan unit-unit satuan lingkungan yang
relatif kecil
Aspek sosial dalam perencanaan
Pelopor

Welwyn Letchworth

dekat London - Inggris


Barry Parker dan Raymond Unwin
Raymond Unwin dikenal sebagai
Bapak Perencana Kota di Inggris

Welwyn (1920)

Secara arsitektur indah dan


picturesque; secara teknis sehat
dengan aliran udara yang baik,
ruang terbuka hijau, dan vegetasi
yang banyak

Penerapan segregasi social yang


kuat. Secara fisik, Welwyn ‘dibelah’
oleh rel kereta, sisi Barat
dialokasikan untuk pusat kota dan
perumahan kelas menengah,
sementara industri dan perumahan
Sumber: Urban Villages industri ditempatkan di sisi Timur.
Aspek sosial dalam perencanaan
Welwyn

• Welwyn (Ebenezer Howard), 1920


• Letchworth (Inggris), 1904
Barry Parker dan Raymond Unwin

Raymond Unwin dikenal sebagai


Bapak Perencana Kota di Inggris

Konsep perencanaan :
• kepadatan tinggi di pusat
• kepadatan sangat rendah
didaerah lainnya
• perumahan dengan perkebunan
sendiri
• Welwyn
Letchworth (1905)
Pusat kota :
• dirancangan padat
dengan sistem superblok
• didominasi oleh pola
axial yang kuat
Aspek sosial dalam perencanaan

Letchworth

Pusat kota :
• dirancangan padat dengan
sistem superblok
• didominasi oleh pola axial
yang kuat

Beberapa lingkungan dirancang


dengan pola cul de sac
Plan for center of Letchworth,
Parker and Unwin, 1904.
Letchworth-Pixmore layout Parker and Unwin, 1907-09.
Letchworth- Bird's Hill
Estate layout Parker and
Unwin, 1906.
Kota-kota baru

yang diciptakan oleh kaum industrialis :


• Saltaire, 1852 di Inggris - Sir Titus Salt (tekstil)
• Margarethenhöhe, 1861 di Essen, Jerman -
Krupp (industri berat, senjata dan mesiu)

• Bournville, 1894 di Inggris - Quaker,George Cadbury


(produsen coklat)
• lain-lain
Margarethenhöhe
- Essen, Jerman
Perumahan karyawan Fa.
Krupp
mulai dibangun 1861
Gartenstadt Wandsbek,
Hamburg

Gartenstadt Gartenstadt
Ludwigshafen Staaken
Pendekatan Sosial 57
Bandung

Pendekatan Sosial 58
Menteng, Jakarta

Pendekatan Sosial 59
Taman Surapati

Pendekatan Sosial 60
Taman Lembang
Pendekatan Sosial 61
Slum in Pachuca, Mexiko Suburban slums in Cairo

Garden City sayangnya sering digunakan untuk merujuk


bagian-bagian kota, kawasan ataupun proyek-proyek real
eatate yang memiliki banyak ruang hijau.

Pendekatan Sosial 62
Aspek sosial dalam perencanaan

Kota Kecil
W.H. Riehl
• memecah kota-kota besar dalam
besaran kota-kota kecil
• untuk menghindarkan gangguan-
gangguan psikis maupun fisik bagi
masyarakat kota besar
Aspek sosial dalam perencanaan
Kota Kecil

G. Feder dan F. Rechenberg


• standard besaran kota berpenduduk
20.000 jiwa
• membentuk suatu kehidupan sosial
budaya - ekonomi yang mandiri
• memperkecil jarak pencapaian
terhadap pusat-pusat pelayanan
masyarakat
• tidak membutuhkan sarana angkutan
umum yang besar
Aspek sosial dalam perencanaan

Neighbourhoods-unit
- R.E. Park
Pengelompokan “neighbourhood” terjadi karena :
• kumulasi individu-individu yang serupa /
sejenis
• “tekanan” untuk berkumpul bersama
• “proses sosialisasi” terhadap lingkungan
kehidupan yang baru
Aspek sosial dalam perencanaan

Neighbourhoods-unit

Pengelompokan “neighbourhood” terjadi karena :


• keterikatan sosial lebih dirasakan apabila
kemungkinan komunikasi secara fisik lebih
mudah
• pola pengelompokan membutuhkan ruang
fisik dengan batas-batas yang jelas
• pembentukan pengelompokan neighbourhood
dapat ditimulasi atas dasar tindakan
pembangunan fisik yang diarahkan untuk
maksud tersebut
• pengelompokan sosial dalam masyarakat
“dapat dibentuk”
KONSEP-KONSEP SATUAN (UNIT) SOSIAL

Neighbourhoods-unit, Clearence A. Perry

Konsep-konsep perencanaan kota yang


dikembangkan bertitik tolak dari kumpulan satuan-
satuan yang :
• berbeda-beda besarannya
• memiliki hirarki
• secara bersama akan membentuk suatu kesatuan
kota

Dua satuan dasar yang sering dijadikan titik tolak :


• satuan sekolah
• satuan pelayanan
Kasus Jakarta
Neighbourhood Areas
Pada masa ini pemerintah kota berperan sebagai
penyedia perumahan secara langsung. Sebagian
perumahan tersebut diperuntukkan bagi masyarakat
umum, tetapi sebagian difokuskan untuk pegawai
negeri atau instansi pemerintah

Kawasan ini dibangun di sisi dalam jalan lingkar (masih


merupakan bagian pusat kota) dengan menggunakan
konsep neighbourhood:
• Grogol (1950) dibangun untuk pegawai negeri
• Pejompongan (1960) sebagai fasilitas Gelora
Senayan
• Tebet (1960) sebagai area permukiman kembali
masyarakat korban penggusuran Senayan
Kota-kota baru

Pendekatan Sosial 69
Palem Semi
Citra Raya Alam Sutra
Gading Serpong Jababeka
Lippo
Karawaci
Griya Cinere
Bumi Serpong
Damai Griya Depok
Lippo
Cikarang Delta Mas

Kota Wisata

Bukit Sentul

Perumahan di Tangerang (Kota dan Kabupaten), Bekasi (Kota


dan Kabupaten), Bogor (Kota dan Kabupaten)
Commuter town
A commuter town is an urban community that is primarily
residential, from which most of the workforce commute out
of the community to earn their livelihood.
Most commuter towns are suburbs of a nearby metropolis
that workers travel to daily, and many suburbs are commuter
towns

Pendekatan Sosial 71
Muenchen, Neuperlach

Camarillo, California,
a typical U.S. bedroom community

Pendekatan Sosial 72
Kepustakaan

• Anthony J Catanese dan James C. Snyder, Perencanaan


Kota (Urban Planning), Penerbit Erlangga,, 1989
• Lina Purnama, Perkembangan Kota Abad XX
(Terjemahan), Jur. Arsitektur, FT Untar, 1993
• Amy S. Weisser, The Pedestrian Pocket Book, Princeton
Architectural Press, New York, 1989

• Ebenezer Howard: Gartenstädte von Morgen. Bauwelt-


Fundamente. Bd 21. Ullstein, Berlin 1968 (dt.v. Garden Cities of
Tomorrow. Zuerst 1898 als Tomorrow, a peaceful path to real
reform)
• Robert Fishman: Urban Utopias in the Twentieth Century,
Ebenezer Howard, Frank Lloyd Wright, Le Corbusier. Basic, New
York 1977, MIT Press, Cambridge 1982.
Pendekatan Sosial 73
• The Community (Lingkungan Masyarakat)
Editor Pustaka Time-Life, Tira Pustaka, Jakarta, 1990
• Howard, Ebenezer, Garden City Of To-Morrow
Faber and Faber LTD, London
• Ward, Stephen V., The Garden City
E & FN Spon, London, 1992

Pendekatan Sosial 74

Anda mungkin juga menyukai