Anda di halaman 1dari 3

Nama : Amira rahmatillah bay

Nim : 180102105

1. Bentuk bentuk akad dalam perikatan islam:

- Berdasarkan pemenuhuan syarat dan rukun, seperti sah atau tidak sahnya suatu akad.

- Berdasarkan apakah syara’ telah memberi nama atau belum, seperti contoh akad yang telah
dinamai syara’, seperti jual-beli, hibah, gadai dan lain-lain. Sedangkan akad yang belum dinamai
syara’, tetapi disesuaikan dengan perkembangan jaman.

- Berdasarkan barang diserahkan atau tidak , ( dibaca: zatnya), baik berupa benda yang berwujud
(al-‘ain) maupun tidak berwujud ( ghair al-‘ain).[5]

2. Bentuk bentuk perjanjian :


- Perjanjian dengan Cuma-Cuma dan perjanjian dengan beban
Perjanjian dengan Cuma-Cuma ialah suatu perjanjian dimana pihak yang satu
memberikan suatu keuntungan kepada yang lain tanpa menerima suatu manfaat bagi
dirinya sendiri. (Pasal 1314 ayat (2) KUHPerdata). Perjanjian dengan beban ialah suatu
perjanjian dimana salah satu pihak memberikan suatu keuntungan kepada pihak lain
dengan menerima suatu manfaat bagi dirinya sendiri.
- Perjanjian sepihak dan perjanjian timbal balik
Perjanjian sepihak adalah suatu perjanjian dimana hanya terdapat kewajiban pada salah
satu pihak saja. Perjanjian timbal balik ialah suatu perjanjian yang memberi kewajiban
dan hak kepada kedua belah pihak.
- Perjanjian konsensuil, formal dan, riil
Perjanjian konsensuil ialah perjanjian dianggap sah apabila ada kata sepakat antara
kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian tersebut. Perjanjian formil ialah
perjanjian yang harus dilakukan dengan suatu bentuk teryentu, yaitu dengan cara
tertulis. Perjanjian riil ialah suatu perjanjian dimana selain diperlukan adanya kata
sepakat, harus diserahkan.
- Perjanjian bernama, tidak bernama dan, campuran
Perjanjian bernama adalah suatu perjanjian dimana Undang Undang telah mengaturnya
dengan kententuan-ketentuan khusus yaitu dalam Bab V sampai bab XIII KUHPerdata
ditambah titel VIIA. Perjanjian tidak bernama ialah perjanjian yang tidak diatur secara
khusus. Perjanjian campuran ialah perjanjian yang mengandung berbagai perjanjian
yang sulit dikualifikasikan.
- Perjanjian timbal balik dan perjanjian sepihak

Perjanjian timbal balik adalah perjanjian yang memberikan hak dan

kewajiban kepada kedua belah pihak, misalnya jual beli, sewa-menyewa,

pemborongan.

Perjanjian sepihak adalah perjanjian yang memberikan kewajiban kepada

satu pihak dan hak kepada kepada pihak lainnya, misalnya perjanjian hibah,

hadiah.

- Perjanjian Penanggungan (Borscht).

Perjanjian Penanggungan adalah suatu persetujuan dimana pihak ketiga

demi kepentingan kreditur mengikatkan diri untuk memenuhi perikatan

debitur, bila debitur tidak memenuhi perikatannya (Pasal 1820 KUH

Perdata).

- Perjanjian Garansi dan Derden Beding – Jenis jenis


Perjanjian

Perjanjian garansi adalah suatu perjanjian dimana seseorang berjanji pada

pihak lainnya, bahwa pihak ketiga akan berbuat sesuatu (Pasal 1316 KUH

Perdata).
Derden Beding yaitu janji untuk orang ketiga merupakan pengecualian dari

asas yang menentukan bahwa suatu perjanjian hanya mengikat pihak-pihak

yang mengadakan perjanjian itu (Pasal 1317 KUH Perdata).

Anda mungkin juga menyukai