0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan2 halaman
Buku ini membahas tentang sistem presidensial di Indonesia pasca reformasi dan masalah-masalah yang dihadapi, seperti lemahnya kekuasaan eksekutif akibat pengaturan konstitusi yang memperkuat DPR, ketidakcocokan sistem multipartai ekstrim dengan sistem presidensial, dan gagalnya pembentukan koalisi. Buku ini menganalisis faktor-faktor tersebut secara komprehensif dan menawarkan solusi seperti memperkuat
Deskripsi Asli:
Buku Lemabaga Kepresidenan
Judul Asli
RESENSI BUKU - GALUH AMBARTYAS A. (02011381823410)
Buku ini membahas tentang sistem presidensial di Indonesia pasca reformasi dan masalah-masalah yang dihadapi, seperti lemahnya kekuasaan eksekutif akibat pengaturan konstitusi yang memperkuat DPR, ketidakcocokan sistem multipartai ekstrim dengan sistem presidensial, dan gagalnya pembentukan koalisi. Buku ini menganalisis faktor-faktor tersebut secara komprehensif dan menawarkan solusi seperti memperkuat
Buku ini membahas tentang sistem presidensial di Indonesia pasca reformasi dan masalah-masalah yang dihadapi, seperti lemahnya kekuasaan eksekutif akibat pengaturan konstitusi yang memperkuat DPR, ketidakcocokan sistem multipartai ekstrim dengan sistem presidensial, dan gagalnya pembentukan koalisi. Buku ini menganalisis faktor-faktor tersebut secara komprehensif dan menawarkan solusi seperti memperkuat
Judul Buku : Sistem Presidensial Indonesia: Dinamika, Problematik, dan
Penguatan Pelembagaan Penulis : Prof. Dr. Lili Romli, M.Si Penerbit : Setara Press Tempat Diterbitkan : Malang Edisi : Cetakan Pertama, September 2019 Jumlah Halaman : xviii + 154 hlm
Berakhirnya otoritarianisme Orde Baru dan dilanjutkan dengan pelaksanaan
amandemen UUD 1945, yang antara lain ditujukan dalam rangka purifikasi demokrasi presidensial, menghasilkan ketentuan bahwa presiden dipilih langsung oleh rakyat, pembatasan masa jabatan yang hanya dua periode, presiden tidak bisa membubarkan DPR dan sebaliknya DPR tidak bisa menjatuhkan presiden. Namun amandemen juga kian memperkuat otoritas DPR. Desain konstitusi yang semula hendak menyeimbangkan kekuasaan eksekutif-legislatif malah akhirnya terperangkap pada situasi "sarat DPR" (legislative heavy). Problem lain dari sistem presidensialisme setelah reformasi adalah sistem presidensial ini tidaklah kompatibel dengan sistem kepartaian yang terwujud yaitu sistem multipartai ekstrem. Sehingga yang terjadi adalah cenderung menghasilkan imobilitas eksekutif-legislatif dan deadlock (jalan buntu) daripada sistem parlementer atau sistem dwi partai. Masalah ini semakin kusut karena solusi yang dipercaya berupa koalisi, malah cende- rung gagal. Buku ini menjelaskan beberapa faktor dalam sistem politik Indonesia yang tidak tegas, seperti pengaturan kewenangan eksekutif-legislatif, pengaturan sistem Pemilu, sistem kepartaian, dan realitas membangun koalisi, hal mana pengaturan- pengaturan tersebut menyebabkan presidensialisme menjadi lemah. Pembahasan diulas secara komprehensif, disertai pula dengan analisis atas permasalahan- permasalahan tersebut, dan solusi yang ditawarkan, sehingga pembaca dapat memperoleh pemahaman menyeluruh mengenai problematika dari Sistem Presidensial di Indonesia. Pada Bab I dengan judul “Problematik Pelembagaan Presidensialisme di Indonesia”, yakni membahas mengenai permasalahan pemerintahan dengan kabinet yang tidak didukung solid oleh koalisi. Juga mengenai problematik pemakzulan dan tidak terjadinya presidential heavy, lalu partai-partai yang tidak mendukung sistem ini meski sistem pemerintahan yang dianut oleh Indoensia sendiri adalah sistem pemerintahan presidensial. Hal ini berdampak dengan kestabilan demokrasi. Pada Bab II dengan judul “Penguatan Sistem Presidensial di Indonesia” berbicara mengenai problematik sistem presidensial di Indonesia yang meganut sistem multi-partai. Bagaimana penguatan kedudukan presiden, pelembagaan koalisi serta oposisi dan penyerderhanaan sistem kepartaian. Pada Bab III dengan judul “Menimbang Sistem Pemerintahan”, pembahasannya adalah mengenai sistem parlementer yang dibandingkan dengan sistem presidensial. Bagaimana keefektivitasannya terhadap demokrasi yang ada dan jalan keluar dari sistem pemerintahan presidensial yang tidak murni menjadi sistem pemerintahan semi-presidensial. Pada Bab IV dengan judul “Sejarah Pemilihan Presiden di Indonesia” berbicara mengenai dinamika pemilihan presiden pada era Soekarno, Soeharto serta dinamika pemilihan wakil presiden pada Era Orde Baru.