Anda di halaman 1dari 9

Optimasi Pre-Neutralizer Reactor di Pabrik Pupuk NPK dari NH3, H3PO4, dan KCl,

dengan Metode Mixed Acid Route

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
I.1.1 Sejarah
Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya adalah petani,
sehingga sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting di Indonesia karena mampu
menyediakan banyak lapangan kerja, mampu mendukung sektor industri baik industri hulu
maupun industri hilir. Terkait dengan masalah tersebut pupuk merupakan salah satu faktor
produksi yang penting bagi pertanian, karena penggunaan pupuk secara tepat akan
menentukan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkan. Pupuk merupakan material yang
ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang
diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Untuk mencapai
pertumbuhan dan produktivitas optimal, tanaman membutuhkan beberapa unsur, antara lain
C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan lain-lain. Di antara unsur yang diperlukan tanaman tersebut,
unsur N, P, dan K adalah unsur tambahan yang paling dibutuhkan oleh tanaman melalui
pupuk. Unsur ini dapat diberikan secara terpisah maupun sekaligus. Secara terpisah, unsur N
dapat diberikan sebagai liquid amoniak (NH3) atau pupuk urea (CO2(NH2)2), unsur P dapat
diberikan sebagai pupuk TSP (Triple Superphospat) atau pupuk NSP (normal superphospat),
dan unsur K dapat diberikan sebagai pupuk MOP (Muriate Of Potash). Selain diberikan
secara terpisah, pemberian ketiga unsur tersebut juga dapat dilakukan bersamaan dalam satu
pupuk, yang sering disebut dengan pupuk NPK.
Berdasarkan data Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI) sepanjang 2018
konsumsi urea tumbuh 5% (dari 5,97 juta ton menjadi 6,27 juta ton), sedangkan untuk pupuk
NPK naik 7,88% (dari 2,60 juta ton menjadi 2,80 juta ton). Menurut Wijaya Laksana, Head
of Corporate Communication PT Pupuk Indonesia (Persero) menyatakan bahwa Kementrian
Pertanian juga ada program penambahan lahan dengan konsumsi NPK lebih tinggi
dibandingkan dengan urea. Selama ini, petani di daerah banyak menggunakan urea yang
merupakan pupuk tunggal (hanya mengandung urea) sedangkan NPK merupakan pupuk
majemuk dengan kandungan beberapa unsur hara, yaitu Nitrogen, Phospor dan Kalium.
Pupuk NPK sangat banyak digunakan dalam sektor perkebunan, mencapai 73,8% dari total
produksi NPK. Setiap tahun, kebutuhan pupuk NPK cenderung meningkat, namun produksi
pupuk NPK cenderung stagnan. Hal ini perlu dihindari, karena apabila kondisi ini berlanjut,
maka akan terjadi defisit pasokan pupuk. Defisit pasokan pupuk NPK sangat dihindari, karena
jika hal tersebut terjadi, maka jumlah pupuk yang diaplikasikan ke areal pertanian akan
menurun, sehingga dapat dipastikan produktivitas pertanian pun akan menurun. Oleh karena
itu, perlu dibangunnya suatu pabrik pupuk NPK baru yang mempunyai kapasitas cukup besar
untuk menutup defisit yang terjadi. Selain itu, pembangunan pabrik pupuk NPK juga
mendukung program pemerintah untuk berswasembada pangam, karena dengan meningkatnya
pasokan pupuk, maka diharapkan produktivitas pertanian juga akan meningkat. Adapun
kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pabrik agar pabrik yang
dirancang bisa mendatangkan keuntungan yang besar antara lain, penyediaan bahan baku,
pemasaran produk, fasilitas transportasi dan tenaga kerja. Dalam pembangunan pabrik pupuk
NPK, diupayakan lokasi pabrik berdekatan dengan lokasi pabrik pemasok bahan baku untuk
meminimalisir biaya transportasi penyediaan bahan baku. Pabrik pemasok bahan baku yang
dituju antara lain, PT. Petrokimia Gresik sebagai pemasok Urea, Ammonia, Asam Sulfat,
Asam Fosfat dan ZA, sedangkan untuk KCl akan diimpor dari Kanada.
I.1.2 Penentuan Lokasi Pendirian Pabrik
Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan lokasi pabrik agar pabrik yang
dirancang bisa mendatangkan keuntungan yang besar antara lain, penyediaan bahan baku,
pemasaran produk, fasilitas transportasi dan tenaga kerja. Alasan pemilihan lokasi untuk
pendirian pupuk NPK yang sesuai dengan studi kelayakan antara lain :
a. Tersedia lahan yang kurang produktif untuk pertanian, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk pendirian kawasan industri pupuk NPK.
b. Tersedia sumber air.
c. Dekat dengan konsumen pupuk, yaitu perkebunan dan lahan pertanian.
d. Dekat dengan pelabuhan.
e. Dekat dengan pabrik pupuk lainnya juga untuk memudahkan memperoleh
bahan baku

Pembobotan
No Lokasi
Faktor
. Maksimal Lamonga Surabay
Gresik
n a
Bahan Baku
1 (utama,pembantu,jarak 100 90 100 80
)
2 Pasar 100 90 100 80
3 Power dan Fuel supply 90 90 90 90
4 Water supply 100 100 75 70
5 Iklim 80 80 80 80
6 Transportasi 100 100 70 50
7 Water Disposal 100 100 85 95
8 Buruh 100 85 90 100
9 Perundang-undangan 80 80 80 80
10 Pajak 80 80 80 80
11 Karakteristik Lokasi 100 100 70 75
12 Pemadam Kebakaran 80 30 50 80
Total 1110 1025 970 960
Lokasi pabrik pupuk NPK direncanakan berdiri di daerah Paciran, Kabupaten
Lamongan, Jawa Timur dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Penyediaan Bahan Baku
Pabrik pupuk didirikan berdekatan dengan lokasi pabrik pemasok bahan
baku untuk meminimalisir biaya penyediaan bahan baku. Pabrik pemasok
bahan baku yang dituju antara lain PT. Petrokimia Gresik sebagai pemasok
urea, ammonia, asam sulfat, asam fosfat dan ZA, sedangkan untuk KCl akan
diimpor dari Kanada.
2. Pemasaran produk
Pulau Jawa merupakan daerah industri kimia yang besar dan sedang
berkembang pesat. Disini juga banyak terdapat lahan pertanian dan perkebunan,
dimana lahan pertanian (sawah) pada tahun 2013 seluas 1.102.863 hektar
sedangkan lahan perkebunan 804,1 hektar. Hal ini menjadikan daerah tersebut
sebagai pasar yang baik untuk pendirian pupuk NPK. Saat ini pabrik yang
membutuhkan pupuk NPK sebagian besar juga terdapat di pulau Jawa, namun
pemasaran dari Jawa ke pulau- pulau lainnya juga tidaklah sulit karena sudah
tersedianya sarana transportasi laut yang cukup memadai.
3. Transportasi
Sarana transportasi darat dan laut sudah tidak menjadi masalah, karena
fasilitas jalan raya dan pelabuhan di Paciran sudah memadai. Selain itu, Paciran
juga berada pada jalur Pantura yang merupakan jalur transportasi utama di
Pulau Jawa.
4. Tenaga kerja
Menurut data Statistik tahun 2015, jumlah penduduk di Lamongan sebanyak
1.187.795 jiwa. Untuk prarancangan pabrik Pupuk NPK ini akan merekrut
orang-orang sekitar maupun orang luar daerah sebagai tenaga kerja, seperti
Gresik dan Surabaya yang memiliki tingkat pengangguran 5,6 dan 7% dari
jumlah penduduk pada tahun 2015. Untuk tenaga kerja ahli dapat diperoleh,
karena Lamongan dekat dengan Institusi pendidikan seperti ITS, UNAIR, dan
UNESA .
5. Faktor penunjang lain
Paciran, Kabupaten Lamongan yang terdiri dari sebagian berupa
pegunungan, lebih tepatnya perbukitan–kapur dan sebagian berupa daratan agak
rendah dengan tingkat kesuburan tanah rendah, sehingga dapat digunakan
sebagai lahan industri. Selain itu Lamongan di lalui oleh sungai Bengawan Solo
yang airnya dapat digunakan sebagai sarana utilitas.

I.1.3 Spesifikasi Bahan Baku


Bahan baku utama yang digunakan untuk memproduksi pupuk Phonska
adalah Urea, ZA, KCl, Asam Fosfat, Amonia, Asam Sulfat, filler, dan
micronutrient.
A. Amoniak
Syarat mutu bahan baku amoniak seperti tertera pada Tabel 1.9
Spesifikasi Amoniak di bawah ini:
Tabel 1.1 Spesifikasi Amoniak
No Uraian Satuan Persyaratan
.
1. Kadar amoniak % min. 99,5
2. Kadar nitrogen % mi. 81,9
3. Kadar air % maks. 0,5
4. Minyak ppm maks. 0,1
5. Fase - cair
Sedangkan sifat fisik bahan baku Amonia ditinjau dari Petrokimia
Gresik adalah sebagai berikut :
Tabel 1.2 Sifat Fisik Amoniak
No Uraian Satuan Persyaratan
.
1. Massa jenis pada 0°C gr/L 0,641
2. Equilibrium Pressure pada 0°C kg/cm2 12
3. Suhu °C -33
4. s.g - 0,673
5. Specific heat Ammonia Gas kcal/kg°C 0,40

B. Ammonium Sulfat
Syarat mutu bahan baku Ammonium Sulfat (NH4)2SO4 atau yang
biasa disebut ZA seperti tertera pada Tabel 1.11 Spesifikasi Ammonium
Sulfat di bawah ini :
Tabel 1.3 Spesifikasi Ammonium Sulfat
No Uraian Satuan Persyaratan
.
1. Kadar nitrogen % 21
2
2. Kadar H2SO4 kg/cm min 5
3. s.g % 1,84
4. Kelarutan dalam air 80°C - 95,3 gr/ 100 gr H2O
5. Kelarutan dalam air 90°C - 99,1 gr/ 100 gr H2O
6. Higroskopis - tidak
7. Spesific heat kcal/kg°C 0,40
C. Asam Fosfat
Syarat mutu bahan baku Asam Fosfat seperti tertera pada Tabel 1.6
Spesifikasi Asam Fosfat di bawah ini :
Tabel 1.4 Spesifikasi Asam Fosfat
No Uraian Satuan Persyaratan
.
1. Kadar P2O5 % min 50
2. Kadar SO4 2- % maks. 3,5
3. Kadar F- % maks. 1,5
4. Kadar Al2O3 % maks. 0,8
5. Kadar Fe2O3 % maks. 0,8
6. Kadar MgO % maks. 0,8
7. Kadar SiO2 % maks. 0,5
2
8. Tekanan kg/cm min. 4
9. Temperatur °C 33
10. Spesific heat kcal/kg°C 0,53
D. Asam Sulfat
Syarat mutu bahan baku Asam Sulfat seperti tertera pada tabel
di bawah ini :
Tabel 1.5 Spesifikasi Asam Sulfat
No Uraian Satuan Persyaratan
.
1. Kadar H2SO4 % 98
2
2. Tekanan kg/cm 5
3. Temperatur °C 33
4. s.g - 1,84
5. Berat molekul gr/mol 98,08
6. Standard entalphy at boiling point kJ/kg -8,305
E. Kalium Klorida
Syarat mutu bahan baku kalium klorida atau yang biasa disebut KCl
seperti tertera pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.6 Spesifikasi Kalim Klorida
No Uraian Satuan Persyaratan
.
1. Kadar K2O % min. 60
2. Kadar H2O % maks. 0,5
3. Kadar bahan organik ppm maks. 200
4. Bulk density kg/m3 1300
5. Specific heat J/kg°K 93,7
6. Heat of fusion kJ/kg 337,7
7. Enthalpy kJ/mol -436,7
7. Entrolpy J/mol°K 82,55
F. Urea
Syarat mutu bahan baku urea sesuai dengan SNI-2801-2010
seperti tertera pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.7 Spesifikasi Urea
No Uraian Satuan Persyaratan
. Butiran Gelintiran
1. Kadar nitrogen % min. 46 min. 46
2. Kadar air % maks. 0,5 maks. 0,5
3. Kadar biuret % maks. 1,2 maks. 1,2
4. Ukuran: -
a) 1,00 mm – 3,35 % min. 90,0 -
mm
b) 2,00 mm – 4,75 % - min. 90,0
mm
5. Bulk density kg/m3 800 800

1.4.2 Bahan baku pendukung


Bahan pendukung yang digunakan untuk memproduksi Pupuk Phonska
diperoleh dari dalam negeri dan luar negeri. Bahan pembantu tersebut
dijelaskan sebagai berikut.
A. Coating Oil
Jenis coating oil yaitu coating oil padat dan coating oil cair yang disebut
tamol. Dengan kegunaan yang sama, yaitu untuk melapisi granul produk on
size dengan minyak agar tidak mudah menggumpal karena sifatnya yang
higroskopis, kedua jenis coating oil ini mendapat perlakuan berbeda.
Coating oil padat pernah digunakan sebelumnya, dinilai kurang efisien
karena harus dipanaskan dengan suhu tinggi agar berubah bentuk menjadi cair
saat di input ke dalam coater dan membutuhkan energi lebih banyak, maka jenis
ini tidak lagi digunakan.
Sedangkan jenis kedua yaitu coating oil cair (tamol) memberikan
kemudahan dan keuntungan karena sudah berbentuk cair sehingga tidak
memerlukan proses pemanasan. Identifikasi sifat coating oil seperti tertera pada
tabel berikut :
Tabel 1.8 Spesifikasi Coating Oil
No Uraian Satuan Persyaratan
.
1. Fasa - cair
2. pH - 9,45
3. Titik didih °C 97
4. s.g - 1,5

B. Coating Powder
Konsumsi coating powder yang digunakan sebagai pelapis pada produk
dikarenakan pupuk Phonska bersifat higroskopis. Identifikasi sifat coating
powder seperti tertera pada tabel berikut :
Tabel 1.9 Spesifikasi Coating Powder
No Uraian Satuan Persyaratan
.
1. Fasa - bubuk
2. pH - 9,55
3. Percent volatile % 0
3
4. Bulk density kg/m 965

C. Pigmen
Pigmen terkonsumsi untuk pewarna produk Bahan baku dan bahan
pendukung padat disimpan di dalam gudang, sedangkan bahan pendukung cair
ditampung dalam tangki penyimpanan.

1.4.3 Identifikasi produk utama


Produk utama yang dihasilkan dari unit Phonska adalah pupuk NPK
grade 15-15-15 dengan spesifikasi sebagai berikut :
Tabel 1.10 Spesifikasi Produk NPK
Spesifikasi Besaran
%wt N 15
% wt P2O5 15
% wt K2O 15
% wt H2O 1.5 (maksimum)
% wt S 10
Ukuran butiran mesh -4+10 min.70%
Warna Pantone 7417 U

I.1.3 Penentuan Kapasitas Pabrik


Berikut adalah tabel data ekspor-impor pupuk NPK di Indonesia dari
tahun 2010-2015 beserta data produksi dan kebutuhannya pada Tabel I.3 Tabel
I.9 Data Ekspor-Impor Pupuk NPK di Indonesia (ton/tahun) :
Impor Ekspor Produksi Konsumsi
Tahun
(Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
2015 6.895 2.880.486 10.901.928 8.881.084
2016 6.511 2.913.916 10.458.617 9.181.396
2017 7.928 3.207.199 11.417.970 9.297.956
2018 8.083 3.460.377 11.661.057 9.340.238
2019 6.135 3.897.151 11.838.451 8.708.912
(Sumber : APPI dan Badan Pusat Statistik, 2020)
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 Rata-rata
Impor 6.895 6.511 7.928 8.083 6.135 7.110
Pertumbuha
- -0,0558 0,2176 0,0196 -0,2411 -0,0149
n
Ekspor 2.880.486 2.913.916 3.207.199 3.460.377 3.897.151 3.271.826
Pertumbuha
- 0,0116 0,1006 0,0789 0,1262 0,0794
n
10.901.92 10.458.61 11.661.05 11.838.45
Produksi 11.417.970 11.255.605
8 7 7 1
Pertumbuha
- -0,0407 0,0917 0,0213 0,0152 0,0219
n
Konsumsi 8.881.084 9.181.396 9.297.956 9.340.238 8.708.912 9.081.917
Pertumbuha
- 0,0338 0,0127 0,0045 -0,0676 -0,0041
n
Proyeksi pada tahun 2025 menggunakan metode discounted adalah
sebagai berikut :
n
F=P ( 1+i )
Dimana, F = Jumlah produk pada tahun terakhir (ton)
P = Jumlah produk pada tahun pertama (ton)
i = Pertumbuhan rata-rata pertahun (%)
n = Selisih tahun yang diperhitungkan
M1 M2 M4 M5
Impor (ton) Produksi (ton) Ekspor (ton) Konsumsi (ton)
5.606 13.481.072 6.162.134 8.495.134
Sehingga dari data tersebut dapat diketahui kapasitas produksi pabrik pupuk
NPK dengan persamaan berikut :
Kebutuhan = (Konsumsi + Ekspor) 2025 – (Produksi + Impor)2025
= [(8495134 + 6162134) – (13481072 + 5606,178)] ton
= 1170590 ton
Karena M1<M4, maka range kapasitas produksi industri pupuk NPK adalah 20-
50% dari kebutuhan dalam negeri.
Range (%) Cap
20 234.118
30 351.177
40 468.236
50 585.295
Berdasarkan data yang didapat pabrik pupuk NPK ini akan beroperasi pada tahun
2025 dengan kapasitas 360.000 ton/tahun dimana telah memenuhi 30%
kebutuhan dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai