Anda di halaman 1dari 4

Contoh Resensi Buku 1

1.Identitas buku
Judul buku                  : Hujan Kepagian
Pengarang                   : Nugroho Notosusanto
Penerbit                       : Balai Pustaka
Tahun Terbit                : 2011
Jumlah Halaman          : vi+62 halaman
2. Pembuka Resensi
Kumpulan cerpen Hujan Kepagian terdiri atas 6 buah cerita. Cerpen tersebut mengisahkan
tentang kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Perlu diketahui bahwa tidak banyak karya
sastra menampilkan kisah-kisah di revolusi, yang kisahnya dialami sendiri oleh pengarangnya.
Perang yang diceritakan dalam cerpen tidak hanya dilihat dari sudut peristiwa yang berkaitan
dengan tindakan-tindakan serba heroik para pelakunya. Dalam buku Hujan Kepagian ini juga
bisa dilihat banyak sisi yang lebih manusiawi. Pengarangnya sendiri juga terlibat langsung dalam
perjuangan kemerdekaan saat menjadi anggota tentara pelajar.
3.Jenis Buku
           Pada buku Hujan Kepagian merupakan cerita nonfiksi karena pengarang mengisahkan
kesaksian tentang revolusi kemerdekaan yang telah dialami oleh pengarang itu sendiri.
4.Keunggulan Isi Buku
·     Organisasi Buku :
Pengalaman-pengalaman selama revolusi ini sangat menarik. Dalam buku ini antara satu
peristiwa dengan peristiwa lainnya terdapat keterkaitan sehingga mampu menarik pembaca.
·     Isi Buku :
Dilihat dari isinya ceritanya sangat unik, menarik sehingga layak untuk dibaca.

·     Bahasa :
Dilihat dari segi bahasa yang digunakan pengarang sederhana, akan tetapi memikat. Kalimat-
kalimat dalam paragraf disusun secara runtut sehingga mudah dipahami.
5. Kelemahan Isi Buku
     Kelemahan buku ini adalah kebiasaan pengarang menggunakan beberapa kosakata
Belanda,sehingga pembaca kurang memahami arti kata tersebut.
6. Nilai Buku
Hal yang perlu kita petik dari buku kumpulan cerpen ini adalah hendaklah kita berjuang dengan
hati yang suci dan tulus. Kita berjuang dengan hati yang tulus untuk mempertahankan kehidupan
bernegara dan berbangsa Indonesia.

Kesimpulan : Buku kumpulan cerpen “Hujan Kepagian” ini cukup menarik, karena buku ini
menceritakan kesaksian tentang revolusi kemerdekaan. Dan hanya sedikit karya sastra yang
menampilkan kisah-kisah di sekitar revolusi yang dialami oleh si pengarang. Selain itu,  buku ini
juga memilliki amanat yang mengajak kita generasi muda untuk tetap berjuang mempertahankan
kemerdekaan bangsa ini dan selalu berbuat baik.

Identitas peresensi: Ni Luh Junia Purnami

Contoh Resensi Buku 2

1. Identitas Buku

Judul : Sang Pemimpi


Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Halaman : x + 292 Halaman
Cetakan : ke-14, januari 2008
ISBN: 979-3062-92-4
2. Pratinjau

Buku ini dapat dikatakan buku yang luar biasa hasil karya Andrea Hirata seorang penulis buku
ternama. Hal yang luar biasa bisa kita lihat dari penyampaian alur cerita dan juga gaya bahasa
yang ditulis dengan sangat baik. Gaya bahasa ini mampu dikemas sangat baik dari awal hingga
akhir cerita. Jika ditinjau dari unsur intrinsiknya bisa dibilang novel ini tanpa celah. Di setiap
peristiwa dalam buku ini Andrea dapat menggambarkan karakteristik dan juga deskripsi yang
sangat kuat pada setiap karrakter yang ada. Bahasa yang digunakan dalam buku ini pun sangat
menarik, dengan dibumbui ragam kekayaan bahasa dan imajinasi yang sangat luas. Novel ini
menunjukkan kekayaan bahasa sekaligus juga keteraturan berbahasa Indonesia. Dimulai dari
istilah- istilah yang saintifik, humor metaforis, hingga dialek dan sastra melayu bertebaran di
sepanjang halaman buku novel ini. Mulanya, cerita ini lebih bernuansa komikal dengan latar
kenakalan remaja . Canda tawa khas siswa SMA sangat kental dalam novel ini. Namun jika lebih
dalam menjelajahi setiap makna kata akan terasa betapa kuat karakter yang muncul di tiap-tiap
tokohnya. Terlebih ketika Andrea membawa kita ke dalam kenyataan hidup yang harus dihadapi
tokoh Ikal yang mimpinya seakan sudah mencapai titik kemustahilan, dan dengan sensasi
filosofis Andrea berhasil kembali membangkitkan obor semangat meraih mimpi dan
menekankan begitu besarnya kekuatan mimpi Ikal yang akhirnya dapat berhasil
mengantarkannya ke Sorbonne, kota impiannya.

Tidak hanya bicara masalah mimpi novel ini Andrea juga mencitrakan kebijaksanaan seorang
ayah yang luar biasa. Walaupun dalam keterbatasan sang ayah terus menerus mendukung mimpi
anaknya. Keadaan ini membuat cerita dalam buku novel ini semakin seru dan juga mengharukan.
Seorang ayah yang sangat sabar dan juga anaknya yang sangat menghormati ayahnya menjad
penyempurna dalam buku novel ini membuat novel ini sangat layak untuk dibaca dan kaya akan
pesan pesan moral

3. Kelebihan dan Kelemahan

1) Kelebihan

Kelabihan dari novel ini bisa dilihat dari dari segi kekayaan bahasa dan kekuatan alur yang
mengajak pembaca masuk dalam cerita hingga merasakan tiap latar yang terdeskripsikan secara
sempurna. Hal ini tak lepas dari kecerdasan Andrea memainkan imajinasi berfikir yang
dituangkan dengan bahasa-bahasa intelektual yang sangat berkelas. Andrea juga menjelaskan
tiap detail latar yang mem-background-i adegan demi adegan yang ada, sehingga pembaca akan
selalu menantikan dan menerka-nerka setiap hal yang akan terjadi. Selain itu, kelebihan daripada
novel ini yaitu kepandaian Andrea dalam mengeksplorasi karakter-karakter sehingga kesuksesan
pembawaan yang melekat dalam karakter tersebut begitu kuat.
2) Kelemahan

Pada dasarnya novel ini hampir tidak punya kelemahan. Hal ini disebabkan karena penulis
dengan cerdas dan apik menggambarkan keruntutan alur, deskripsi setting, dan eksplorasi
kekuatan karakter. Baik jika ditinjau dari segi kebahasaan hingga sensasi yang dirasakan
pembaca sepanjang cerita, novel ini dinilai cukup untuk mengobati keinginan pembaca yang
haus akan novel yang bermutu.

4. Nilai Buku

Nilai Moral
Nilai moral yang terdapat pada novel ini terasa sangat kental. Sifat-sifat yang ditunjukkan tiap
karakter menunjukkan rasa humanis yang tinggi dalam diri seorang remaja dalam menyikapi
kerasnya kehidupan ini. 

Nilai Sosial
Nilai sosial dalam novel ini sangat menonjol. Hal itu dibuktikan rasa setia kawan yang begitu
tinggi antara tokoh Ikal, Arai, dan Jimbron. Masing-masing saling mendukung dan membantu
antara satu dengan yang lain dalam mewujudkan impian-impian mereka sekalipun hampir
mencapai batas kemustahilan. Dengan didasari rasa gotong royong yang tinggi sebagai orang
Belitong, dalam keadaan kekurangan pun masih dapat saling membantu satu sama lain.

Nilai Adat istiadat


Nilai adat di sini juga terasa sangat kental terasa. Adat kebiasaan sekolah tradisional yang masih
mengharuskan siswanya mencium tangan kepada gurunya, ataupun mata pencaharian warga
yang sangat keras dan kasar yaitu sebagai kuli tambang timah tergambar jelas di novel ini.
Sehingga menambah khazanah budaya yang lebih Indonesia.

Nilai Agama
Nilai agama pada novel ini juga secara jelas tergambarkan. Terutama pada bagian-bagian dimana
ketiga tokoh ini belajar dalam sebuah pondok pesantren. Banyak aturan-aturan islam dan petuah-
petuah Taikong (kyai) yang begitu hormat mereka patuhi. Hal itu juga yang membuat novel ini
begitu kaya.

Anda mungkin juga menyukai