Anda di halaman 1dari 4

Puisi Satire adalah puisi yang berisi sindiran halus atau kritik kepaa

penguasa atau orang yang memiliki kedudukan (jabatan). Satire


berasal dari bahasa latin yaitu satura yang berarti kritikan atau
kecaman tajam terhadap suatu fenomena; dan tidak puasnya hati
suatu golongan (pada pemimpin yang zalim).

Lebih singkatnya, pengertian Satire adalah salah satu jenis puisi baru
yang berisikan sindiran atau kritikan.

Contoh Puisi Satire


1. Aku bertanya
Oleh: WS Rendra

Aku bertanya…
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidat penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,

sementara ketidakadilan terjadi


di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dalam kaki dewi kesenian.

2. Diponegoro
Karya: Chairil Anwar

Di Masa Pembangunan Ini


Tuan Hidup Kembali
Dan Bara Kagum Menjadi Api
Di Depan Sekali Tuan Menanti
Tak Gentar. Lawan Banyaknya Seratus Kali.
Pedang Di Kanan, Keris Di Kiri
Berselempang Semangat Yang Tak Bisa Mati.
Maju
Ini Barisan Tak Bergenderang-Berpalu
Kepercayaan Tanda Menyerbu.
Sekali Berarti
Sudah Itu Mati.
Maju
Bagimu Negeri
Menyediakan Api.
Punah Di Atas Menghamba
Binasa Di Atas Ditindas
Sesungguhnya Jalan Ajal Baru Tercapai
Jika Hidup Harus Merasai
Maju, Serbu, Serang, Terjang

3. Jangan Ganggu Kesetiaanku


Oleh: Iringan Bayu Senja

Jangan hunuskan senyum manismu untukku..


Sebab kutahu itu hanya bernilai semu..
Jangan hujamkan lirikan mata elangmu padaku..
Sebab ku tau itu juga bernilai palsu..

Jangan pula kau lebarkan tawamu untukku..


Sebab kutahu itu juga hanya basa basimu..
Jangan kau tawarkan apapun padaku..
Sebab itu hanya kan sakiti orang terkasihmu..
Sedang aku, jikapun yang kau tawarkan berasal dari hatimu.
Maka tetap saja aku tak akan mau..
Aku menjadikan kehidupan kasihku atas dirimu..

Berlalulah dan biarkan peradaban waktu..


Menjawab semua maumu..
Aku sudah setia tapi kau masih selingkuh juga

4. KAU
Oleh : Nuke Hanasasmit

Lihat kami!
Kami mencoba kuat diatas kekurangan
Tak lelah banting tulang
Tapi kau?
Lihat dirimu!
Kau tak bersyukur dengan dirimu
Kau curi hak kami
Kau biarkan kami menderita
Tapi kau?
Seakan menari-nari diatas penderitaan kami
Lihat kami!
Apa tak kau lihat keringat kami?
Keletihan kami
Hanya demi sesuap nasi
Lihat negeri ini!
Sudah tiadakah hati?
Sudah tiadakah mata?
Hingga tak pernah kau lihat kami
Lalu, harus kemanakah kami?
Kami memang tak mampu balas dirimu
Karena Tuhan yang akan balas dirimu

Anda mungkin juga menyukai