Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“Urgensi Identitas Nasional dan Unsur Pembentuk identitas Nasional”

DOSEN : Frans Aditia Wiguna, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Ragil Putro Prasongko (01.2.19.00701)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS BAPTIS KEDIRI

PRODI KEPERAWATAN STRATA I

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami naikan dihadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan anugerahNya sehingga makalah dengan judul “Urgensi Identitas
Nasional & Unsur Pembentuk Identitas Nasional” ini dapat terselesaikan dengan
baik adanya. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Frans Aditia
Wiguna, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing kami sehingga makalah ini dapat
dibuat.

Kami memohon maaf kepada setiap pembaca makalah ini, karena kami
merasa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, pembaca
sekalian diharapkan dapat memberikan kritik dan saran kepada kami supaya
makalah ini dapat diperbaiki dan menjadi makalah yang dapat dipercaya sehingga
setiap pembaca mendapat banyak pembelajaran dari makalah ini.

Kediri, 18 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................i

Daftar Isi...........................................................................................................ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Batasan Masalah........................................................................................2
1.4 Tujuan Penulisan.......................................................................................3

BAB II

PEMBAHASAN

BAB III

2.1 Fungsi Dan Urgensi Identitas Nasional.....................................................4


2.2 Identitas Nasional Secara Etimologis Dan Terminologis..........................5
2.3 Unsur-Unsur Identitas Nasional................................................................7
2.4 Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional...........................8

PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................10
3.2 Saran..........................................................................................................11

Daftar Pustaka...................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap Negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan


berupaya memiliki identitas nasional agar negara tersebut dapat dikenal oleh
negara-bangsa lain, dan dapat dibedakan dengan bangsa lain. Identitas
Nasional mampu menjaga eksistensi dan kelangsungan hidup negara-bangsa.
Negara-bangsa memiliki kewibawaan dan kehormatan sebagai bangsa yang
sejajar dengan bangsa lain serta akan menyatukan bangsa yang bersangkutan.

Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi ini mendapat tantangan


yang sangat kuat, terutama karena pengaruh kekuasaan internasional.
Menurut Berger dalam The Capitalis Revolution, era globalisasi dewasa ini
ideologi kapitalislah yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah
mengubah masyarakat satu per satu dan menjadi sistem internasional yang
menentukan nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan
secara tidak langsung juga nasib sosial, politik, dan kebudayaan (Berger,
1988).

Situasi dan kondisi ini menghadapkan kita pada suatu keprihatinan


dan sekaligus juga mengundang kita untuk ikut bertanggung jawab atas
mosaik Indonesia yang retak bukan sebagai ukiran melainkan membelah dan
meretas jahitan busana tanah air, tercabik-cabik dalam kerusakan yang
menghilangkan keindahannya. Untaian kata-kata dalam pengantar
sebagaimana tersebut merupakan tamsilan bahwasannya Bangsa Indonesia
yang dahulu dikenal sebagai “het zachste volk ter aarde” dalam pergaulan
antar bangsa, kini sedang mengalami tidak saja krisis identitas melainkan juga
krisis dalam berbagai dimensi kehidupan yang melahirkan instabilitas yang
berkepanjangan semenjak reformasi digulirkan pada tahun 1998. (Koento W,
2005).

1
Kehalusan budi, sopan santun dalam sikap dan perbuatan, kerukunan,
toleransi dan solidaritas sosial, idealisme dan sebagainya telah hilang hanyut
dilanda oleh derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang penuh paradoks.
Berbagai lembaga kocar-kacir semuanya dalam malfungsi dan disfungsi.
Trust atau kepercayaan antar sesama baik vertikal maupun horisontal telah
lenyap dalam kehidupan bermasyarakat. Identitas nasional kita dilecehkan
dan dipertanyakan eksistensinya.

Krisis multidimensi yang sedang melanda masyarakat kita


menyadarkan kita semua bahwa pelestarian budaya sebagai upaya untuk
mengembangkan Identitas Nasional kita telah ditegaskan sebagai komitmen
konstitusional sebagaimana dirumuskan oleh para pendiri negara kita dalam
Pembukaan UUD 1945 yang intinya adalah memajukan kebudayaan
Indonesia.Dengan demikian secara konstitusional pengembangan kebudayaan
untuk membina dan mengembangkan Identitas Nasional kita telah diberi
dasar dan arahnya.

1.2 Rumusan Masalah


2.5 Bagaimana fungsi dan urgensi identitas nasional ?
2.6 Apa pengertian identitas nasional secara etimologis dan terminologis ?
2.7 Apa unsur-unsur identitas nasional ?
2.8 Apa faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui fungsi dan urgensi identitas nasional
2. Untuk mengetahui pengertian identitas nasional secara etimologis dan
terminologis
3. Untuk mengetahui unsur-unsur identitas nasional
4. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional

2
1.4 Manfaat
Untuk memperdalam wawasan serta pengetahuan kita tentang Urgensi
identitas nasional dan unsur pembentuk identitas nasional. Sehingga
mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan setelah proses pembelajaran
dan kelengkapan materi mampu menjawab dengan tepat, dan bisa
mengaplikasikannya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Dan Urgensi Identitas Nasional


Identitas nasional itu penting, sebagaimana telah dijelaskan bahwa
sebuah negara dapat diibaratkan seorang individu manusia. Salah satu tujuan
Tuhan menciptakan manusia adalah agar manusia saling mengenal. Agar
individu manusia dapat mengenal atau dikenali oleh individu lain, manusia
perlu memiliki ciri atau identitas.
Selanjutnya, kita akan mengaitkan identitas diri individu dengan
konteks negara atau bangsa. Identitas nasional itu penting bagi sebuah negara
agar bangsa kita dikenal oleh bangsa lain. Apabila kita sudah dikenal oleh
bangsa lain maka kita dapat melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis
sebagai bangsa sesuai dengan fitrahnya. Identitas nasional bagi sebuah
negara-bangsa sangat penting bagi kelangsungan hidup negara-bangsa
tersebut. Tidak mungkin negara dapat hidup sendiri sehingga dapat eksis.
Setiap negara seperti halnya individu manusia tidak dapat hidup menyendiri.
Setiap negara memiliki keterbatasan sehingga perlu bantuan/pertolongan
negara atau bangsa lain. Demikian pula bagi indonesia, kita perlu memiliki
identitas agar dikenal oleh bangsa lain untuk saling memenuhi kebutuhan.
Oleh karena itu, identitas nasional sangat penting untuk memenuhi kebutuhan
atau kepentingan nasional negara-bangsa Indonesia.
Identitas nasional penting bagi kewibawaan negara dan bangsa
Indonesia. Dengan adanya identitas maka akan tumbuh rasa hormat dan
saling menghargai antar negara-bangsa. Dalam berhubungan antarnegara
tecipta hubungan yang sederajat/sejajar, karena masing-masing mengakui
bahwa setiap negara berdaulat tidak boleh melampaui kedaulatan negara lain.
Istilah ini dalam hukum internasional dikenal dengan asas “Par imparem non
habet imperium” yang artinya bahwa negara berdaulat tidak dapat
melaksanakan yurisdiksiterhadap negara berdaulat lainnya.

4
2.2 Pengertian Identitas Nasional
Secara etimologis identitas nasional berasal dari dua kata yaitu
“identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris Identity
yang memiliki pengertian harafiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Dalam term antropologi identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan
sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok
sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Mengacu pada pengertian ini
identitas tidak terbatas pada individu semata tetapi berlaku pula pada suatu
kelompok. Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada
kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan,
baik fisik seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti
keinginan, cita-cita dan tujuan. Himpunan kelompok-kelompok inilah yang
kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau identitas nasional yang
pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (colective action) yang
diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi
atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak bisa dipisahkan dari
kemunculan konsep nasionalisme.
Secara terminologis istilah identitas nasional memiliki pengertian
yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli. Menurut Kaelan (2010:
43) menyatakan bahwa identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan
bangsa lain. Berdasarkan pengertian yang demikian ini maka setiap bangsa di
dunia ini akan memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan,
sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut.demikian pula hal ini sangat
ditentukan oleh bagaimana proses bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Berdasarkan hakikat pengertian “identitas nasional” sebagaimana dijelaskan
diatas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati
diri suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai kepribadian bangsa.
Menurut Koento Wibisono (2005) menyatakan bahwa Identitas
Nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang

5
tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu nation (bangsa)
dengan ciri-ciri khas, dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain dalam hidup dan kehidupannya. Bila dilihat
dalam konteks Indonesia maka Identitas Nasional itu merupakan manifestasi
nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan dari ratusan suku yang “dihimpun” dalam satu kesatuan Indonesia
menjadi kebudayaan nasional dengan acuan Pancasila dan roh “Bhinneka
Tunggal Ika” sebagai dasar dan arah pengembangannya. Dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa hakikat Identitas Nasional kita sebagai bangsa di
dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah Pancasila yang
aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti luas,
misalnya dalam aturan perundang-undangan atau hukum, sistem
pemerintahan yang diharapkan, nilai-nilai etik dan moral yang secara
normatif diterapkan di dalam pergaulan baik dalam tataran nasional maupun
internasional dan lain sebagainya. Nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam
Identitas Nasional tersebut bukanlah barang jadi yang sudah selesai dalam
kebekuan normatif dan dogmatis, melainkan sesuatu yang “terbuka” yang
cenderung terus-menerus bersemi karena hasrat menuju kemajuan yang
dimilki oleh masyarakat pendukungnya. Konsekuensi dan implikasinya
adalah bahwa Identitas Nasional adalah sesuatu yang terbuka untuk ditafsir
dengan diberi makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi
aktual yang berkembang dalam masyarakat.
Sedangkan menurut Tilaar (2007) menyatakan identitas nasional
berkaitan dengan pengertian bangsa. Menurutnya,bangsa adalah suatu
keseluruhan alamiah dari seseorang karena daripadanyalah seorang individu
memperoleh realitasnya. Artinya, seseorang tidak akan mempunyai arti bila
terlepas dari masyarakatnya. Dengan kata lain, seseorang akan mempunyai
arti bila ada dalam masyarakat. Dalam konteks hubungan antarbangsa,
seseorang dapat dibedakan karena nasionalitasnya sebab bangsa menjadi
penciri yang membedakan bangsa yang satu dengan bangsa lainnya.

6
2.3 Unsur-Unsur Identitas Nasional
Identitas Nasional Indonesia merujuk pada suatu bangsa yang
majemuk. Kemajemukan itu merupakan gabungan dari unsur-unsur
pembentuk identitas yaitu suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa.
1. Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok
etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis.
Agama-agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama
Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong
Hu Cu pada masa Orde Baru tidak diakui sebagai agama resmi negara
namun sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama
resmi negara dihapuskan.
3. Kebudayaan, adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang
isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagai rujukan atau pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan
dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa
dipahami sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut diatas dapat dirumuskan
pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :
1. Identitas Fundamental; yaitu Pancasila yang merupakan Falsafah Bangsa,
Dasar Negara, dan Ideologi Negara.
2. Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan Tata Perundangannya,
Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan
“Indonesia Raya”.

7
3. Identitas Alamiah yang meliputi Negara Kepulauan (archipelago) dan
pluralisme dalam suku, bahasa, budaya dan agama serta kepercayaan
(agama).

2.4 Faktor-Faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional


Faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia
meliputi faktor objektif, yaitu faktor geografis, ekologis, dan demografis,
faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang
dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002). Kondisi geografis-ekologis yang
membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan
terletak di persimpangan jalan komunikasi antar wilayah dunia di Asia
Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis,
ekonomis, sosial, dan kultural bangsa Indonesia. Selain itu faktor historis
yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi proses pembentukan masyarakat
dan bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor
yang ada di dalamnya.
Sedangkan Robert De Ventos mengemukakan bahwa teori munculnya
identitas nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat
faktor penting, yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik, dan
faktor reaktif. Faktor pertama, mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama,
dan yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun dari berbagai etnis,
bahasa, agama, wilayah, serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan
meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Hal inilah yang
dikenal dengan Bhineka Tunggal Ika. Faktor kedua, meliputi pembangunan
komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan
pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi
suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi serta pembangunan
negara dan bangsanya merupakan suatu identitas nasional yang bersifat
dinamis. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional.
Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan
kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi

8
negara dan bangsa Indonesia. Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi,
dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Penderitaan
dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan
kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk
memori kolektif rakyat.
Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses
pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang
dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari bangsa lain.
Pencarian identitas nasional bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat
dengan perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun bangsa dan negara
dengan konsep nama Indonesia. Bangsa dan negara Indonesia ini dibangun
dari unsur-unsur masyarakat lama dan dibangun menjadi satu kesatuan
bangsa dan negara dengan prinsip nasionalisme modern. Oleh karena itu,
pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur
lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama, serta geografis, yang
saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang sangat panjang.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Secara etimologis identitas nasional berasal dari dua kata yaitu
“identitas” dan “nasional”. Kata identitas berasal dari bahasa Inggris Identity
yang memiliki pengertian harafiah ciri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik
seperti budaya, agama, dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-
cita dan tujuan. Secara terminologis istilah identitas nasional memiliki
pengertian yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli. Menurut
Kaelan (2010: 43) menyatakan bahwa identitas nasional adalah suatu ciri
yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa lain. unsur-unsur pembentuk identitas yaitu suku
bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa.
Identitas nasional itu penting bagi sebuah negara agar bangsa kita
dikenal oleh bangsa lain. Apabila kita sudah dikenal oleh bangsa lain maka
kita dapat melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis sebagai bangsa sesuai
dengan fitrahnya. Identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa sangat
penting bagi kelangsungan hidup negara-bangsa tersebut. Identitas nasional
penting bagi kewibawaan negara dan bangsa Indonesia. Dengan adanya
identitas maka akan tumbuh rasa hormat dan saling menghargai antar negara-
bangsa. Dalam berhubungan antarnegara tecipta
Disadari bahwa rendahnya pemahaman dan menurunnya kesadaran
warga negara dalam bersikap dan berperilaku menggunakan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara khususnya pada era
reformasi bagaikan berada dalam tahap disintegrasi karena tidak ada nilai-
nilai yang menjadi pegangan bersama. Oleh karena itu perlu adanya
pendukung dalam meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur yang
dapat dijadikan pegangan dalam bermasyarakat. Memahami dan mengerti

10
nilai-nilai pancasila sejak dini dalam kehidupan sekolah sangat membantu
dalam meningkatkan kesadaran dalam mewujudkan nilai-nilai pancasila. Kita
perlu memahami secara penuh bahwa pancasila sebagai pedoman hidup
bangsa sehingga kita dapat merasa berkewajiban dalam melaksanakannya.

3.2 SARAN
Sebagai masyarakat Indonesia kita harus bisa ikut serta dalam
menjaga dan melestarikan apa yang menjadi identitas negara Indonesia. Hal
itu dikarenakan identitas negara merupakan aset yang berharga yang menjadi
pembeda sekaligus tanda pengenal dengan bangsa lain. Jangan biarkan
bangsa lain mengklaim apa yang menjadi identitas negara kita. Dan apabila
hal itu terjadi maka sudah seharusnya pemerintah menindak lanjutinya secara
tegas demi kembalinya identitas negara.

11
DAFTAR PUSTAKA

Herdiawanto, H., & Hamdayama, J. (2010). Cerdas, Kritis, Dan Aktif


Berwarganegara. Jakarta: Erlangga.

Kaelan, & Zubaidi, A. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan.


Yogyakarta: Paradigma.

Sumantri, A. (2014). Bab II Bagaimana Esensi dan Urgensi Identitas


Nasional Sebagai Salah Satu Determinan Pembangunan Bangsa dan
Karakter. Dipetik Desember 3, 2016, dari kuliahdaring.dikti.go.id

12

Anda mungkin juga menyukai