Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENTINGNYA KANDUNGAN PROTEIN

BAGI TUBUH MANUSIA

MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

DOSEN : Dr. Drs. SUBARDI AGAN M.Pd.

Oleh :

Aldo Stefanus ( 01.2.18.00638)

STIKES RS BAPTIS KEDIRI

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan dengan segala rahmat, sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas ini dengan lancar, yang saya beri judul “PENTINGNYA
KADUNGAN PROTEIN BAGI TUBUH MANUSIA”. Mengingat dalam membuat tugas ini tidak
lepas dari berbagai pihak yang membantu dalam memberi dorongan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Makalah ini dibuat berbagai tinjauan pustaka dan bantuan dari banyak
pihak. Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, saya mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita.

Kediri,10 Desember 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………….......................................... 1


KATA PENGANTAR……………………………………................................................ 2
DAFTAR ISI………………………………………………............................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang…………………………............................................................4


1.2. Pembatasan Masalah...........................................................................................5
1.3. Tujuan Penulisan.................................................................................................5
1.4. Manfaat Penulisan...............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Protein..................................................................................................6
2.2.Macam-macam Protein..........................................................................................7
2.3.Masalah kebutuhan Protein....................................................................................8
2.4 Faktor yang mempengaruhi kandungan Protein....................................................10

BAB III PENUTUP

3.1.Kesimpulan.........................................................................................................12
3.2 Saran...................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah gizi masih cukup rawan dibeberapa wilayah Indonesia, terutama di wilayah
pemukiman kumuh daerah perkotaan, Dimana kondisi masyarakat banyak yang kurang
memahami akan pentingnnya kandungan gizi dalam hal ini protein, banyak balita yang
terkena gizi buruk. Gizi buru /gizi kurang sering terjadi karena makanan yang tidak seimbang,
terutama dalam hal protein.
Untuk itulah penting bagi Anda dan keluarga untuk tetap memperhatikan asupan gizi setiap
harinya. Protein dapat Anda peroleh pada makanan yang mungkin sehari-harinya Anda
temukan atau bahkan Anda konsumsi.
Protein sangat penting untuk membantu pertumbuhan anak-anak, dan meningkatkan daya
tahan tubuh mereka. Dan juga kelebihan protein juga akan menimbulkan penyakit, seperti
obesitas. Sehingga dapat menimbulkan penyakit seperti kwasiorkor, marasmus, dan obesitas.
Banyak yang menganggap bahwa makanan adalah sebagai kepentingan yang sangat vital.
Pada sepanjang kehidupan kita, gizi adalah sebagai unsur dasar yang dapat mempertahankan
kehidupan dan menyediakan tenaga yang dibutuhkan oleh sel-sel sehingga berbagai jaringan
dan organ-organ tubuh dapat melakukan berbagai tindakan yang terkoordinasi. Kehidupan
manusia dapat diibaratkan sebagai sebuah pohon kayu yang kecil yang memerlukan siraman
air secara terus menerus, pemupukan dan pemeliharaan agar menjadi mampu untuk
melakukan pertumbuhan secara kuat. Demikianlah pentingnya gizi untuk kehidupan manusia
Selama masa penambahan gizi, hanya gizi yang seimbang yang dapat mencegah tubuh dari
keadaan yang tidak seimbang antara Yin dan Yang yang selanjutnya dapat mengarah kepada
timbulnya penyakit. Pemberian tambahan gizi hendaklah secara wajar dan menurut ilmu
pengetahuan ilmiah. Bila seseorang jatuh sakit, maka diperlukan untuk memperoleh
pengobatan; bila seseorang berada dalam keadaan sehat, maka perlu untuk melakukan
penjagaan terhadap penyakit. Oleh sebab itu, melakukan pencegahan terhadap penyakit
adalah sebagai masalah yang sangat mendasar dalam hubungannya dengan pemeliharaan
kesehatan.
1.2 Pembahasan masalah
1. Bagaimana akibatnya bila tubuh kekurangan Protein ?
2. Bagaimana akibatnya kelebihan protein ?
3. Bagaimana penanggulangan kekurangan protein ?
1.3 Tujuan penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :


Untuk mengetahui bagaimana akibatnya bila tubuh kekurangan Protein
Untuk mengetahui Bagaimana Akibat Kelebihan Protein
Untuk mengetahui cara Penanggulangan Kekurangan Protein
1.4 Manfaat penulisan

Makalah ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak dalam rangka meningkatkan kualitas
hidup khususnya mengenai kesadaran akan pentingnnya  Pentingnya Kandungan Gizi
(Protein) Bagi  Tubuh Manusia
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Protein
Kebutuhan protein bagi manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah
protein yang diganti dalam tubuh. Ini bisa dilakukan dengan menghitung jumlah unsur
nitrogn (zat lemas) yang ada dalam proteinm makanan dan menghitung pula jumlah unsur
nitrogen yang dikeluarkan tubuh melalui air seni dan tinja
Menurut Suhardjo-Clara M. Kusharto (1999) mengemukakan bahawa:
“Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat hubungannya
dengan proses-proses kehidupan. Nama protein berasal dari bahasa Yunani (Greek)
proteus yang berarti yang pertama atau yang terpenting. Seorang ahli kimia belanda
bernama Mulder, mengisolasi susunan tubuh yang mengandung nitrogen dan
menamakannya terdiri dari satuan dasarnya yaitu asam amino (biasa disebut unit
pembangun protein).”
2.2 Macam-macam Protein
Protein Nabati : Protein nabati adalah protein yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Contohnya, kedelai, kacang-kacangan, tahu, dan tempe.
Protein Hewani : Protein nabati adalah protein yang berasal dari hewan. Contohnya,
daging, susu, keju, telur dan ikan.
2.3 Masalah Protein
1. Akibat Kekurangan Protein
Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah.
Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak-anak
dibawah lima tahun (balita). Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan
dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus.
Kwashiorkor lebh banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun yang sering terjadi
pada anak yang terlambatmenyapih, sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang
terutama dalam hal protein.  Kwashiorkor dapat terjadipada konsumsi energi yang cukup
atau lebih.Gejalanya :
a.       Pertumbuhan terhambat.
b.      Otot-otot berkurang dan lemah.
c.       Edema.
d.      Muka bulat seperti bulan (moonface Gangguan psikimotor.)
Ciri khas dari kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki dan tangan. Kehadiran
kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum. Pada kwashiorkor gambaran klinik
anak sangat berbeda. Berat badan tidak terlalu rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya
udema, sehingga penurunan berat badan relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila pengobatan
odema menghilang, maka berat badan yang rendah akan mulai menampakkan diri.
Biasanya berat badan tersebut tidak sampai dibawah 60 % dari berat badan standar bagi
umur yang sesuai. Ciri-ciri :

a.       Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan kusam.


b.      Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan kasar dengan garis garis
permukaan yang jelas
c.       Didaerah tungkai dan sikut serta bokong terdapat kulit yang menunjukkan
hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas dalam lembar yang besar, meninggalkan
dasar yang licin berwarna putih mengkilap
d.      Perut anak membuncit karena pembesaran hati.
e.       Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan sel-sel hati.
Marasmus berasal dari kata Yunani yang berarti wasting merusak. Marasmus umumnya
merupakan penyakit pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat diberi makanan
tambahan. Hal ini dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI
terlalu encer dan tidak higienis atau sering terkena infeksi. Marasmus berpengaruh dalam
waku yang panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki.
Marasmus adalah penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara kelompok sosial
ekonomi rendah di sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih banyak dari
kwashiorkor. Gejalanya :
a.       Pertumbuhan terhambat.
b.      Lemak dibawah kulit berkurang.
c.       Otot-otot berkurang dan melemah.
d.      Berat badan lebih banyak terpengaruh dari pada ukuran kerangka, seperti : panjang,
lingkar kepala dan lingkar dada.
e.       Muka seperti orang tua (oldman's face).
Pada penderita marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati (hepatomegalia) dan kadar
lemak serta kholesterol didalam darah menurun. Suhu badan juga lebih rendah dari suhu
anak sehat, dan anak tergeletak in-aktif, tidak ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.
2. Akibat kelebihan protein
Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh. Makanan yang tinggi proteinnya
biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Diet protein tinggi yang
sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan dapat
menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino memberatkan
ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan nitrogen.
Kelebihan protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,
kenaikan ureum darah, dan demam. Ini dilihat pada bayi yang diberi susu skim atau
formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6 g/kg BB.
Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali angaka kecukupan gizi
AKG) untuk protein.
3. penanggulangan kekurangan protein
Pengobatan terhadap Kekurangan Energi Protein adalah ditujukan untuk menambah zat
gizi yang kurang, namun dalam prosesnya memerlukan waktu dan harus secara bertahap,
oleh karenanya harus di rawat inap di rumah sakit. Secara garis besar penanganan KEP
adalah 1) pada tahap awal harus diberikan cairan intra vena, selanjutnya dengan
parenteral dengan bertahap, dan pada tahap akhir dengan diet tinggi kalori dan tinggi
protein. 2) komplikasi penyakit penyerta seperti infeksi, anemia, dehidrasi dan defiseiensi
vitamin diberikan secara bersamaan. 3)  penanganan terhadap perkembangan mental anak
melalui terapi tumbuh kembang anak.4) penanganan kepada keluarga, melalui petunjuk
terapi gizi kepada ibu karena sangat penting pada saat akan keluar rumah sakit  akan
mempengaruhi keberhasilan penanganan KEP di rumah.
Pencegahan dari KEP pada dasarnya adalah bagaimana makanan yang seimbang dapat
dipertahankan ketersediannya di masyarakat. Langkah- langkah nyata yang dapat
dilakukan untuk pencegahan adalah mempertahankan status gizi anak yang sudah baik
tetap baik dengan menggiatkan kegiatan surveilance gizi di institusi kesehatan terdepan
(Puskesmas, Puskesmas Pembantu), mengurangi resiko untuk mendapat penyakit,
mengkoreksi konsumsi pangan bila ada yang kurang, penyuluhan pemberian makanan
pendamping ASI, memperbaiki/mengurangi efek penyakit infeksi yang sudah terjadi
supaya tidak menurunkan status gizi., merehabilitasi anak yang menderita KEP pada fase
awal/BGM, meningkatkan peran serta masyarakat dalam program keluarga berencana,
meningkatkan status ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan segala sektor ekonomi
masyarakat (pertanian, perdagangan, dan lain-lain). 
2.4 Faktor yang memperngaruhi Protein
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan protein adalah sebagai berikut:

1. Perkembang jaringan
Periode dimana perkembangn terjadi dengan cepat seperti pada masa janin dan kehamilan
membutuhkan lebih banyak protein.
2. Kualitas protein
Kebutuhan protein dipengaruhi oleh kualitas protein makanan pola asam aminonya.
Tidak ada rekomendasi khusus untuk orang-orang yang mengonsumsi protein hewani
bersama protein nabati. Bagi mereka yang tidak mengonsumsi protein hewani dianjurkan
untuk memperbanyak konsumsi pangan nabatinya untuk kebutuhan asam amino.
3. Digestibilitas protein
Ketersediaan as.amino dipengaruhi oleh persiapan makanan. Panas menyebabkan ikatan
kimia antara gula dan as.amino yang membentuk ikatan yang tidak dapat dicerna.
Digestibitas dan absorpsi dipengaruhi oleh jarak antara waktu makan, dengan interval
yang lebih panjang akan menurunkan persaingan dari enzim yang tersedia dan tempat
absorpsi.
4. Kandungan energi dari makanan
Jumlah yang mencukupi dari karbohidrat harus tersedia untuk mencukupi kebutuhan
energi sehingga protein dapat digunakan hanya untuk pembagunan jaringn. Karbohidrat
juga mendukung sintesis protein dengan merangsang pelepasan insulin.
5. Status kesehatan
Dapat meningkatkan kebutuhan energi karena meningkatnya katabolisme. Setelah trauma
atau operasi asam amino dibutuhkan untuk pembentukan jaringan, penyembuhan luka
dan produksi faktor imunitas untuk melawan infeksi 
BAB III

PENUTUP
3.1 kesimpulan
Dari makalah diatas, maka peulis dapat menyimpulkan bahwa protein sangatlah penting,
terutama bagi pertumbuhan. Disamping itu protein merupakan zat utama dalam
membantu tumbuh kembang anak. Sehingga apabila anak cukup asupan proteinnya, maka
anak akan tumbuh sehta, jauh dari gizi kurang dan tidak terjadinya gangguan tumbuh
kembang.
Selain itu, protein merupakan penghasil energi terbesar. Dengan adanya protein dalam
tubuh, maka tubuh akan merasa tetap segar. Tetapi yang harus diperhatikan asupan
protein untuk tubuh haruslah seimbang, tidak boleh kekurangan dan tidak bileh pula
kelebihan. Karena kelebihan atau kekurangan asupan protein dapat menimbulkan
penyakit, seperti : kwashiorkor, marasmus, dan obesitas.
Oleh karena itu, diharapkan kepada pembaca, untuk dapat memanfaat kan apa yang telah
disampaikan dalam makalah ini, guna untuk meningkatkan status gizi di masyarakat,
sehingga tercipta masyarakat yang sehat.
3.2 Saran
Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat memenuhi asupan protein, agar dapat
tumbuh dengn sehat. Agar seluruh ibu-ibu memperhatikan gizi anak, terutama asupan
proteinnya, agar tidak ada lagi penderita gizi buruk. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat
mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tentang gizi, terutama tentang protein.
Diharapkan masyarakat atau pun pembaca mau ikut serta menggalakkan program tentang
pemberantasan gizi buruk, untuk mencapai Indonesia sehat 2019.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, (2006.) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Ariez (2012) Pengertian  Gizi


sumber :  http://ariezetri.wordpress.com/2012/03/30/pengertian-gizi/ diakses tanggal 01/11/2012
jam 09.00 wib.

carapedia (2012) : Pengertian dan Definisi Gizi


sumber :http://carapedia.com/pengertian_definisi_gizi_info2106.html diakses tanggal
01/11/2012 jam 08.51 wib.

Anda mungkin juga menyukai