Anda di halaman 1dari 3

Biografi Zainab binti Khuzaimah

Oleh : Fitra Muhammad Fauzi / 13

X MIPA 7
Zainab binti Khuzaimah

Zainab binti Khuzaimah adalah istri Rasulullah Saw. yang dikenal dengan kebaikan,
kedermawanan, dan sifat santunnya terhadap orang miskin. Dia adalah istri Rasulullah Saw kedua yang
wafat setelah Khadijah r.a. Untuk memuliakan dan mengagungkannya, Rasulullah mengurus mayat
Zainab dengan tangan dia sendiri.

Kehidupan :
Nama lengkap Zainab adalah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru
bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah. Ibunya bernama Hindun binti
Auf bin Harits bin Hamathah. Berdasarkan asal usul keturunannya, dia termasuk keluarga yang
dihormati dan disegani. Tanggal lahirnya tidak diketahui dengan pasti, namun ada riwayat yang
rnenyebutkan bahwa dia lahir sebelum tahun ketiga belas kenabian. Sebelum memeluk Islam dia
sudah dikenal dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) sebagaimana telah
dijelaskan dalam kitab Thabaqat ibnu Saad bahwa Zainab binti Khuzaymah adalah Ummul
Masakin. Gelar tersebut disandangnya sejak masa jahiliah.

Ath-Thabary, dalam kitab As-Samthus-Samin fi Manaqibi Ummahatil Mu’minin pun


menerangkan bahwa Rasulullah saw. menikahinya sebelum dia menikah dengan Maimunah binti
al-Harits (r.a), dan ketika itu dia sudah dikenal dengan sebutan Ummul-Masakin sejak zaman
jahiliah. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa Zainab binti Khuzaimah terkenal dengan
sifat murah hatinya, kedermawanannya, dan sifat santunnya terhadap orang-orang miskin yang
dia utamakan daripada kepada dirinya sendiri. Sifat tersebut sudah tertanam dalam dirinya sejak
memeluk Islam walaupun pada saat itu dia belum mengetahui bahwa orang-orang yang baik,
penyantun, dan penderma akan memperoleh pahala di sisi Allah.

Keislaman dan Pernikahannya :


Zainab binti Khuzaimah r.a. termasuk kelompok orang yang pertama-tama masuk Islam
dari kalangan wanita. Yang mendorongnya masuk Islam adalah akal dan pikirannya yang baik,
menolak syirik dan penyembahan berhala, dan selalu menjauhkan diri dari perbuatan jahiliah.
Para perawi berbeda pendapat tentang nama-nama suami pertama dan kedua sebelum dia
menikah dengan Rasulullah. Sebagian perawi mengatakan bahwa suami pertama Zainab adalah
Thufail bin Harits bin Abdil-Muththalib, yang kemudian menceraikannya. Dia menikah lagi
dengan Ubaidah bin Harits, namun dia terbunuh pada Perang Badar atau Perang Uhud. Sebagian
perawi mengatakan bahwa suami keduanya adalah Abdullah bin Jahsy. Sebenarnya masih
banyak perawi yang mengemukakan pendapat yang berbeda-beda. Akan tetapi, dari berbagai
pendapat itu, pendapat yang paling kuat adalah riwayat yang mengatakan bahwa suami
pertamanya adalah Thufail bin Harits bin Abdil-Muththalib. Karena Zainab tidak dapat
melahirkan (mandul), Thufail menceraikannya ketika mereka hijrah ke Madinah.

Untuk memuliakan Zainab, Ubaidah bin Harits (saudara laki-laki Thufail) menikahi
Zainab. Sebagaimana kita ketahui, Ubaidah bin Harits adalah salah seorang prajurit penunggang
kuda yang paling perkasa setelah Hamzah bin Abdul Muthalib dan Ali bin Abi Thalib. Mereka
bertiga ikut melawan orang-orang Quraisy dalam Perang Badar, dan akhirnya Ubaidah mati
syahid dalam perang tersebut. Setelah Ubaidah wafat, tidak ada riwayat yang menjelaskan
tentang kehidupannya hingga Rasulullah saw. menikahinya. Rasulullah menikahi Zainab karena
dia ingin melindungi dan meringankan beban kehidupan yang dialaminya. Hati dia menjadi
luluh melihat Zainab hidup menjanda, sementara sejak kecil dia sudah dikenal lemah lembut
terhadap orang- orang miskin. Sebagai Rasul yang membawa rahmat bagi alam semesta, dia rela
mendahulukan kepentingan kaum muslimin, termasuk kepentingan Zainab. Dia senantiasa
memohon kepada Allah agar hidup miskin dan mati dalam keadaan miskin dan dikumpulkan di
Padang Mahsyar bersama orang-orang miskin.

Meskipun Nabi saw. mengingkari beberapa nama atau julukan yang dikenal pada zaman
jahiliah, tetapi beiau tidak mengingkari julukan “ummul masakin” yang disandang oleh Zainab
binti Khuzaimah. Selain dikenal sebagai wanita yang belas kasih, Zainab juga dikenal sebagai
istri Rasulullah saw. yang senang meringankan beban saudara-saudaranya. Sebagaimana
diriwayatkan oleh Atha bin Yasir yang mengisahkan, bahwa Zainab mempunyai seorang budak
hitam dari Habasyah. Ia sangat menyayangi budak itu, hingga budak dari Habasyah itu tidak
diperlakukan layaknya seorang budak, Zainab malah memperlakukan layaknya seorang kerabat
dekat.

Dalam salah satu haditsnya, Rasulullah saw. pernah menyatakan pujian kepada Ummul
Masakin Zainab binti Khuzaimah r.a. dengan sabdanya, Ia benar-benar menjadi ibunda bagi
orang-orang miskin, karena selalu memberikan makan dan bersedekah kepada mereka.

Wafatnya Zainab binti Khuzaimah :


Zainab binti Khuzaimah r.a meninggal dunia di usia yang masih sangat muda. Sebagian
referensi mengatakan bahwa umur beliau saat itu sekitar 30 tahun. Al-Baladzary mengatakan,
“Rasullullah saw. Menguburkannya di Baqi, beliau juga yang mengimami shalat jenazahnya”.
Semoga Allah swt. Melimpahkan keridhaan-Nya dan menempatkannya di surga yang sangat
lapang.

Anda mungkin juga menyukai