Anda di halaman 1dari 10

Sifat-sifat Fisik Mortar Geopolimer dengan Bahan Dasar Campuran

Abu Terbang (Fly Ash) dan Abu Sawit (Palm Oil Fuel Ash)
Aldi Nauri Islami1,a, Monita Wibisono2,b, Edy Saputra3,c
1
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau
3
Dosen Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR. Soebrantas KM 12,5, Pekanbaru 28293
E-mail: aldy_nauri@yahoo.coma, monita.olivia@lecturer.unri.ac.idb,
edysaputra_eng@yahoo.comc

ABSTRACT

This research study about characteristic of physical of mortar geopolimer from blend
of fly ash and palm oil fuel ash. Alkaline activator solution used to processed the activation of
Silica (Si) and Alumina (Al) which implied in both types of the ash mixture from NaOH 14 M
and liquid of natrium silicate (Na2SiO3). Proportion the blended fly ash and palm oil fuel ash
ratios of 100:0, 25:75, 50:50, 75:25, and 0:100. Sand to blended ash by mass ratios of 2,75:1.
Sampel out 5x5x5 cm on cube geopolymer. This research is used mix with the activator modulus
1,00 and 1,25, activator dosage (%Na2O) 22,5, cured at room temperature at 3 days and heat
curedt 110ºC for 24 hours then cured at room temperature for 7 day. Result from this research
represents compressive strength the mortar as according to variation blended ash.
Compressive strength will mount as according to modulus of activator and activator dose with
the correct combination blended ash.
Keywords : geopolymer, fly ash, palm oil fuel ash, activator modulus, mix proportions

1. PENDAHULUAN
Dewasa ini pembangunan sangat pada atmosfer dan menimbulkan efek
meningkat khususnya dibidang konstruksi. pemanasan global. Perubahan iklim sangat
Pembangunan konstruksi sangat erat berkaitan dengan pemanasan global (global
kaitannya dengan penggunaan material warming) yang menjadi permasalahan bagi
semen untuk dijadikan beton segar. Bertolak semua orang. Pemanasan global disebabkan
dari meningkatnya penggunaan material oleh efek rumah kaca yaitu gas karbon
semen membuat para perusahaan dioksida (CO2) yang menjadi penyumbang
memproduksi semen secara besar-besaran. terbesar yaitu sebesar 65%. Produksi semen
Akibat dari produksi semen secara besar- juga salah satu aspek meningkatnya gas efek
besaran membuat perubahan iklim terjadi

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


rumah kaca sebesar 6 % dari tahun 1988 penghasil CPO terbesar di Indonesia
hingga tahun 2015 (Ariffin et al. 2011). tentunya menghasilkan hasil sampingan
Ketergantungan penggunaan semen berupa limbah abu sawit (POFA) yaitu
pada bidang konstruksi menyebabkan limbah yang berasal dari pembakaran
peningkatan produksi semen Portland yang cangkang dan serabut buah kelapa sawit.
berdampak pada kondisi lingkungan. Abu sawit banyak mengandung unsur
Penggunaan semen ternyata memberikan silikon dan alumunium. Unsur yang dimiliki
dampak negatif terhadap atmosfir yang oleh POFA bisa dijadikan alternatif
menghasilkan gas buangan CO2 pada saat pengganti semen. Selain POFA, bahan
memproduksi semen, gas buangan limbah sisa hasil proses pembakaran batu
dihasilkan setara dengan berat semen yang bara yang keluar dari tungku pembakaran
dihasilkan (Triwulan et al. 2007). atau yang lebih dikenal dengan abu
Pada tahun 1980-an, Professor terbang/fly ash mempunyai unsur yang
Joseph Davidovits menemukan sebuah cocok menjadi pengisi material pengganti
perekat alternatif pengganti semen yang semen pada pembuatan beton. Kedua
dikenal dengan geopolimer. Pembuatan material hasil sisa industri ini dapat
material geopolimer menggunakan bahan dimanfaatkan sebagai bahan dasar
yang banyak mengandung unsur-unsur geopolimer, kandungan silika dan
silikon dan alumunium. Unsur-unsur alumunium yang tinggi dari kedua material
tersebut banyak ditemukan pada material- ini sangat cocok digabungkan untuk
material buangan hasil sampingan industri, membuat mortar geopolimer. Pemanfaatan
seperti abu terbang dan slag. Beton bahan sisa keduanya terlepas dari
geopolimer memberikan keuntungan dalam pengurangan jumlah penumpukan limbah,
hal pemanfaatan limbah hasil buangan tetapi juga mempunyai kelebihan kuat
pabrik sebagai bahan yang dapat digunakan, tekannya relatif lebih tinggi (Ariffin et al.
meskipun perbedaan tempat asal sumber 2011), volume yang stabil (Ariffin et al.
material berpengaruh terhadap tingkatan 2011, Bhutta et al. 2013), tahan terhadap
hasil kekuatan (Olivia, 2011) . serangan asam sulfat (Bhutta et al. 2014),
Provinsi Riau merupakan salah satu tahan terhadap temperatur yang tinggi
produsen CPO (crude palm oil) terbesar di (Hussin et al. 2014), dan lebih tahan dari
Indonesia. Menurut data dari Dinas mortar biasa.
Perkebunan Riau, luas area perkebunan Beton geopolimer campuran abu
kelapa sawit mencapai 2.372.402 hektar terbang dan abu sawit sudah diteliti
(data BPS 2012). Sebagai salah satu sebelumnya oleh Ariffin et al. (2011) yang
Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2
menghasilkan kuat tekan paling tinggi umur dan 0,75-1,25 (Adam, 2009), sedangkan
28 hari sebesar 25 MPa dengan dosis optimum Na2O yang digunakan untuk
perbandingan campuran 70:30 terhadap beton geopolimer bervariasi dengan rentang
FA:POFA. Menurut Hussin et al. (2014) berkisar 5,3-5,7% (Hardjito, 2005) dan 7,5-
beton geopolimer campuran FA dan POFA 15% (Adam, 2009).
lebih tahan terhadap temperatur yang panas Mortar geopolimer dengan bahan
dibandingkan beton biasa, beton geopolimer dasar abu terbang (FA) dan abu sawit
menunjukan kerusakan pada suhu 600 dan (POFA) sudah banyak diteliti. Dari
800°C dibandingkan dengan beton biasa penelitian itu sebelumnya diketahui banyak
yang mulai rusak pada suhu 200°C. mengandung unsur-unsur geopolimer
Sifat-sifat fisik beton geopolimer seperti silika dan alumina. Menurut (Olivia,
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti 2011) abu terbang kaya akan kandungan
jenis dan dosis aktivator, modulus aktivator, unsur silika dan alumunium yang keduanya
suhu perawatan, lama waktu perawatan, dan berguna untuk proses geopolimerisasi.
kadar air dalam larutan. Hasil penelitian Dalam Olivia et al. (2005) abu terbang kaya
terdahulu menunjukkan bahwa dosis dan akan kandungan yang meningkatkan sifat
modulus aktivator optimum yang digunakan kekedapan air. Geopolimer POFA
pada campuran beton geopolimer abu membentuk suatu gel yang akan mengurangi
terbang akan menghasilkan beton kandungan zat kapur hidroksida yang bisa
geopolimer dengan kuat tekan dan kelecekan memperbaiki kualitas dari beton biasa
tinggi. Komposisi aktivator dalam jumlah (Sooraj, 2013).
yang tepat menjadi salah satu parameter Sementara itu mortar geopolimer
untuk menghasilkan beton geopolimer yang dengan bahan dasar campuran abu terbang
bermutu (Hardjito, 2005). Kombinasi (FA) dengan abu sawit (POFA) masih
aktivator NaOH dan natrium silikat telah sedikit informasi tentang geopolimer
banyak digunakan dan memberikan hasil campuran ini. Selain sebagai solusi alternatif
yang terbaik. Modulus aktivator (Ms) mengurangi pemakaian semen, tetapi juga
merupakan perbandingan massa SiO2 dan sebagai suatu cara yang bernilai ekonomis
Na2O pada larutan alkali aktivator, mengurangi penumpukan limbah abu
sedangkan % Na2O dalam larutan alkali terbang dan abu sawit. Keduanya kaya akan
merupakan perbandingan kandungan Na2O kandungan silika dan alumina yang
dengan massa binder. Modulus aktivator diperlukan untuk proses geopolimerisasi,
yang digunakan penelitian terdahulu sehingga jika digabungkan akan membentuk
berkisar antara 1,31-1,36 (Hardjito, 2005) sifat yang kuat tekannya relatif lebih tinggi
Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3
(Ariffin et al. 2011), volume yang stabil agregat halus meliputi analisa saringan,
(Ariffin et al. 2011, Bhutta et al. 2013), tahan berat volume, berat jenis, kadar organik,
terhadap serangan asam sulfat (Bhutta et al. kadar lumpur dan kadar air. Pengujian abu
2014), tahan terhadap temperatur yang terbang dan abu sawit meliputi pengujian
tinggi (Hussin et al. 2014), dan lebih tahan karakteristik fisik dan kimia. Abu terbang
dari mortar biasa. Penelitian sebelumnya dan abu sawit yang digunakan berasal
terdapat keunggulan geopolimer campuran Kabupaten Pelalawan. Pengujian
FA:POFA yang masih bisa digali lagi karakteristik fisik abu terbang dan abu sawit
informasinya. meliputi pengujian kehalusan dan berat
Sifat-sifat fisik yang lebih baik dari beton jenis, sedangkan karakteristik kimia
geopolimer campuran abu terbang dan abu dilakukan dengan mengirim sampel abu
sawit akan dilihat melalui pengujian kuat terbang abu sawit lolos saringan #200 ke
tekan, sorptivity dan porositas. Pengujian Laboratorium Pusat Sumber Daya Geologi
yang dilakukan dengan menganalisa kuat Bandung. Dari hasil pengujian, diketahui
tekan optimum dari komposisi perbandingan komposisi kimia dari abu terbang dan abu
abu terbang dengan abu sawit. Kemudian sawit yang akan digunakan dapat dilihat
setelah didapat perbandingan kuat tekan pada Tabel 1.
optimum dilakukan pengujian kuat tekan Tabel 1 Komposisi Kimia Abu Terbang dan
dengan menvariasikan dosis aktivator, Abu Sawit dari Pelalawan
Abu Terbang Abu Sawit
modulus aktivator, metode perawatan, dan Parameter
% Berat % Berat
kadar air dalam larutan. Penggunaan bahan SiO2 37,98 64,36
Al2O3 20.52 4,36
dasar yang berbeda akan memerlukan Fe2O3 2,17 3,41
komposisi aktivator yang berbeda pula untuk CaO 2,10 7,92
MgO 23,76 4,58
menghasilkan kuat tekan yang tinggi. Na2O 0,41 0,00
K 2O 0,58 5,57
Ti2O2 0,24 0,87
2. METODE PENELITIAN MnO) 0,03 0,10
2.1. Pemeriksaan Karakteristik P2O5 3,54 3,64
SO3) 0,18 0,04
Material Cu (ppm) 85 46
Zn (ppm) 161 60
Pada penelitian ini dilakukan H2O- 1,73 0,59
pengujian karakteristik bahan dasar material Keterangan : 1% = 10.000 ppm
Sumber : Badan Geologi Sumber Daya Geologi,
campuran yang digunakan dalam 2014

pembuatan mortar geopolimer. Pengujian


dilakukan meliputi pengujian karakteristik
agregat halus dan abu sawit. Pengujian

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


2.2. Pelaksanaan Pengujian dan Pada penelitian ini dilakukan proses mix
Pembuatan Mortar untuk mendapatkan komposisi persentase
Pada penelitian ini komposisi perbandingan campuran abu terbang dan abu
campuran mix design mengacu pada sawit pada mortar geopolimer. Proses
penelitian dari Putri (2013). Parameter- pembuatan benda uji ini dilakukan dengan
parameter yang digunakan untuk membuat mortar geopolimer dengan
perhitungan mortar terlebih dahulu perbandingan campuran abu terbang dan abu
ditentukan. Perbandingan pasir dengan sawit 100:0, 25:75, 50:50, 75:25, dan 0:100.
binder ditetapkan 2,75 sesuai ASTM C 109. Dari proses pembuatan benda uji yang
Pada larutan alkali terdapat nilai solid yang menghasilkan kuat tekan optimum akan
harus diperhitungkan agar pada saat proses dijadikan persentase campuran abu terbang
pengadukan lebih mudah, maka digunakan dan abu sawit pada benda uji. Benda uji
nilai w/s (air/solid) sebesar 0,45. Material kemudian dibuat menjadi mortar ukuran
penyusun mortar yang dibutuhkan adalah 5x5x5 cm dengan beberapa variasi mix. Kuat
abu terbang dan abu sawit dengan rasio tekan rencana mortar geopolimer ini sebesar
perbandingan yang akan diuji, agregat halus, 20 MPa
larutan alkali aktivator yang dibuat dari Tabel 2 Variasi Mix
campuran larutan natrium silikat (Na2SiO3) Persentase
Rest
G Campuran
dengan larutan natrium hidroksida (NaOH) Mix Ms period
%Na2O FA : POFA
(hari)
14M, air, serta bahan tambah kimia (%)
superpalsticizer jenis sikament-NN untuk 100:0
25:75
workability. Perencanaan komposisi
1 22.5 1.00 3 50:50
campuran (mix design) menggunakan 75:25
metode absolute volume. Metode ini 0:100
100:0
mengasumsikan bahwa volume padat mortar
25:75
sama dengan total volume keseluruhan 2 22.5 1,25 3 50:50
bahan-bahan penyusunnya. Pengujian 75:25
dilanjutkan dengan mix design benda uji. 0:100

Tabel 3 Komposisi Bahan Penyusun Mortar Geopolimer


Campuran Add Natrium
Mix Pasir NaOH SP
Abu water Silikat
G22.5-1.00 438.85 1206.84 40.46 310.51 132.87 6.58
G22.5-1.25 432.05 1188.14 26.06 382.12 103.40 6.48

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5


Pada penelitian ini larutan alkali aktivator Pengujian dilakukan pada benda uji
dibuat 1-3 jam sebelum dilakukan umur tujuh hari. Pengujian kuat tekan
pencampuran material. Proses pencampuran menggunakan mesin uji tekan
mortar dilakukan secara manual (Gambar 1). (Compressing Test Machine) dilakukan
Pertama pengadukan abu terbang, abu untuk semua variasi mix. Pembebanan
sawit, dan pasir sampai campuran homogen. dilakukan hingga benda uji menjadi hancur.
Selanjutnya penuangan larutan alkali Beban maksimum yang terjadi selama
aktivator. Adukan mortar yang telah pemeriksaan dicatat. Pengukuran kuat tekan
tercampur rata kemudian dimasukkan ke dapat dihitung dengan persamaan sebagai
dalam cetakan mortar 5x5x5 cm sebanyak 2 berikut:
lapisan dengan pemadatan 32 kali tusukan
𝑃
tiap lapisnya dan diikuti penggertaran 𝑓𝑐′ =
𝐴
dengan pemukul karet.
𝑓𝑐, = kuat tekan mortar, dalam MPa
P = beban maksimum total, dalam N
A = luas dari permukaan yang
dibebani, dalam mm2

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil Pemeriksaan Agregat
Hasil pengujian karakteristik agregat

Gambar 1 Bahan Dasar dan Proses halus yang berasal dari Sungai Kampar
Pembuatan Mortar dapat dilihat pada Tabel 4. Dari pengujian
Mortar geopolimer campuran abu karakteristik agregat halus diketahui bahwa
terbang dengan abu sawit perlu rest period 3 nilai absorbsi dan kadar air tidak memenuhi
hari lalu dioven ± 24 jam. Umur benda uji nilai standar. Absorbsi terlalu kecil
dihitung setelah dibuka dari cetakan dan dikarenakan kondisi agregat yang basah saat
dianggap 0 hari, kemudian setelah berumur pengujian. Agregat yang berada di luar
7 hari sejak keluar dari oven maka mortar- ruangan, terkena hujan sebelum pengujian
mortar geopolimer ini baru bisa dilakukan dilakukan. Kadar air terlalu kecil
pengujian. Umur pengujian mortar dikarenakan disaat pengujian agregat halus
geopolimer adalah 7 hari. Adapun pengujian teralu kering tidak dalm kondisi SSD
yang terakhir dilakukan, yaitu pengujian sehingga menghasilkan kadar air yang tidak
kuat tekan (SNI 03-1974-1990). memenuhi standar, pada saat pembuatan

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6


mortar agregat halus yang digunakan dalam Mortar geopolimer diberikan rest period 3
kondisi SSD agar masuk nilai standar. Untuk hari, dan setelah lewat rest period diberikan
jenis pemeriksaan lainnya telah memenuhi perawatan suhu curing 110OC selama 24 jam
standar spesifikasi untuk mempercepat proses polimerisasai

Tabel 4 Hasil Pengujian Karakteristik antara larutan alkali aktivator dengan

Agregat Halus kandungan silika (Si) dan Alumina (Al) pada


abu terbang dan abu sawit. Pengaruh nilai
Standar
Jenis Pemeriksaan Hasil modulus aktivator terhadap persentase
Spesifikasi
campuran abu terbang dan abu sawit
Kadar Lumpur (%) 4,49 <5
menghasilkan kuat tekan yang berbeda-
Berat Jenis (gr/cm3)
beda. Hasil kuat tekan dari mortar campuran
a. Apparent specific 2,5 - 2,7
abu terbang dan abu sawit dapat dilihat pada
gravity 2,68
Gambar 2.
b. Bulk specific 2,5 - 2,7
Kuat Tekan (MPa)

gravity on dry 2,60 20.00


16.00
c. Bulk specific 2,5 - 2,7 12.00
gravity on SSD 2,63 8.00
4.00
d. Absorption (%) 1,24 2–7 0.00
100:0 25:75 50:50 75:25 0:100
Kadar air (%) 1,85 3–5 Ms 1,00 12.27 7.33 9.73 13.00 11.20
Modulus kehalusan 2,95 1,5 – 3,8 Ms 1,25 16.13 13.33 11.87 20.53 12.93
Komposisi FA : POFA
Berat Volume
a. Kondisi padat 1,70 > 1,2 Gambar 2 Hasil Kuat Tekan dengan Persentase
Campuran Abu Terbang dan Abu Sawit
b. Kondisi gembur 1,60 > 1,2
Dari Gambar 2 dapat dilihat hasil
Kadar Organik No. 3 < No. 3
kuat tekan tertinggi dengan persentase
3.2. Hasil Kuat Tekan FA:POFA 75:25. Kuat tekan dari mortar
Pada penelitian ini dilakukan proses geopolimer dengan rasio perbandingan abu
trial mix untuk mendapatkan komposisi terbang dan abu sawit dengan persentase
persentase perbandingan campuran abu 0:100 sangat rendah dikarenakan rendahnya
terbang dan abu sawit pada mortar kandungan alumina pada abu sawit (Ariffin
geopolimer. Persentase campuran yang diuji et al. 2011). Kuat tekan tertinggi diperoleh
yaitu 100:0, 25:75, 50:50, 75:25, dan 0:100. dari rasio perbandingan abu terbang dengan
Dosis aktivator (%Na2O) yang dipakai yaitu abu sawit dengan persentase 75:25 ini
22,5% (Putri 2013). Modulus Aktivator dikarenakan Reaksi kimia yang cepat dari
(Ms) yang diuji kali ini yaitu 1,00 dan 1,25. larutan alkali terhadap kandungan mineral

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7


Si-Al yang terdapat pada abu terbang 1. Kuat tekan mortar geopolimer campuran
membuat geopolimer melekat dan abu terbang dan abu sawit dipengaruhi
menghasilkan kuat tekan lebih tinggi. oleh rasio persentase campuran abu
Berdasarkan hasil pengujian terjadi terbang dan abu sawit serta modulus
peningkatan kuat tekan tertinggi pada aktivator (Ms) yang digunakan. Kuat
G22.5-1.25. Hal ini disebabkan kadar NaOH tekan akan meningkat seiring dengan
dan Natrium silikat dalam campuran peningkatan persentase abu terbang
mencapai kadar optimum terhadap mortar dalam mortar campuran abu terbang dan
geopolimer campuran abu terbang dan abu abu sawit. Kuat tekan paling tinggi
sawit. NaOH berfungsi untuk mereaksikan dihasilkan dari rasio campuran abu
unsur-unsur Si dan Al dalam campuran abu terbang dengan abu sawit dengan
dan membentuk ikatan yang kuat. Ion OH- persentase campuran 75:25 yang
dalam NaOH merupakan elemen penting menghasilkan kuat tekan sebesar 20,53
pada tahap awal polimerisasi. Ketika MPa.
konsentrasi ion OH- tinggi, maka pemutusan 2. Peningkatan jumlah modulus aktivator
rantai Si-Al terjadi sangat lambat. Namun, dari 1,00 ke 1,25 terbukti meningkatkan
penurunan kadar NaOH pada mix G22.5- kuat tekan mortar geopolimer yang
1.25 menyebabkan konsentrasi ion OH- dihasilkan.
rendah, sehingga pemutusan rantai Si-Al 3. Kandungan alumina yang rendah dari
berlangsung cepat. Oleh karena itu, kuat abu sawit membuatnya sulitnya bereaksi
tekan yang dihasilkan meningkat. Dari ketika dicampur dengan larutan aktivator
penelitian terdahulu oleh Adam (2009) sehingga menghasilkan kuat tekan yang
menunjukkan hal yang serupa. Kuat tekan relatif lebih rendah dibanding dengan
mortar geopolimer abu terbang meningkat mortar yang terbuat dari abu terbang.
dari modulus aktivator 1,00 hingga 1,25. 4. Pemberian perawatan suhu tinggi
membuat geopolimer yang dihasilkan
4. KESIMPULAN DAN SARAN
kuat tekan yang lebih tinggi karena
4.1. Kesimpulan
reaksi polimerisasi berlangsung lebih
Berdasarkan hasil pengujian dan
cepat dan komplit.
pembahasan yang dilakukan terhadap mortar
geopolimer campuran abu terbang dan abu 4.2. Saran

sawit, maka dapat diambil kesimpulan Berdasarkan hasil pengalaman

sebagai berikut: melakukan penelitian di laboratorium, maka


dapat dikemukakan saran yang mungkin

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8


dapat dipergunakan untuk penelitian motivasi serta masukan hingga
lanjutan: penelitian ini dapat terselesaikan.
1. Perlu adanya penelitian tentang 3. Teman satu perjuangan Tugas Akhir,
penggunaan abu terbang dan abu sawit Salman, Reny, Nanda, Rizky, Bang
yang mempunyai tipe pozzolan yang Harry dan Kak Fela yang senantiasa
sama. memberikan saran dan bantuan.
2. Perlu adanya pengujian tambahan 4. Teman-teman seperjuangan yang selalu
tentang perawatan mortar geopolimer sabar dan semangat membantu baik
campuran abu terbang dan abu sawit dalam diskusi, motivasi, do’a, dan
untuk menghasilkan kuat tekan yang tenaga.
lebih tinggi serta umur pengujian lebih 5. Para asisten Laboratorium Bahan
lama agar hasil penelitian lebih lengkap. Bangunan Fakultas Teknik Universitas
3. Agregat yang akan digunakan sebagai Riau.
material benda uji, perlu dijaga 6. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa/i
kualitasnya agar pada saat pengujian Teknik Sipil S-1 2010 se-angkatan
karakteristik agregat, nilai -nilai terkhusus buat teman-teman sekelas di
karakteristiknya sesuai standar Kelas A.
spesifikasi yang telah ditetapkan.
6. DAFTAR PUSTAKA
4. Perlu adanya perencanaan waktu yang
Adam, A.A., 2009. Strength and Durability
baik dalam pembuatan benda uji, agar
Properties of Alkali Activated Slag and
pengujian dapat dilakukan sesuai jadwal
Fly Ash-Based Geopolymer Concrete
yang telah diperhitungkan.
the degree of Doctor of Philosophy. ,
(August).
5. UCAPAN TERIMAKASIH
Terima kasih diucapkan kepada semua Ariffin, M.A.M., Hussin, M.W. & Bhutta,

pihak yang telah membantu selama M.A.R., 2011. Mix Design and

penelitian terutama kepada: Compressive Strength of Geopolymer

1. Orang tua, kakak, adik, serta abang yang Concrete Containing Blended Ash from

selalu tanpa henti memberikan motivasi Agro-Industrial Wastes. Advanced

serta kepercayaan selama penelitian ini. Materials Research, 339, pp.452–457.

2. Dosen Pembimbing, Ibu Monita Olivia Bhutta, M.A.R. et al., 2013. Sulfate and

dan Bapak Edy Saputra yang telah Sulfuric Acid Resistance of

membimbing dan selalu memberikan Geopolymer Mortars Using Waste


Blended Ash. Jurnal Teknologi

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9


(Sciences & Engineering) 61:3, pp.1–5. Based Geopolymer Concrete. Curtin
Available at: University of Technology.
http://www.jurnalteknologi.utm.my/in Olivia, M. et al., 2005. Pemanfaatan Abu
dex.php/jurnalteknologi/article/view/1 Sawit Sebagai Bahan Tambah Pada
762 [Accessed May 18, 2014]. Beton. Jurnal Sains dan Teknologi 4,
Bhutta, M.A.R. et al., 2014. Sulphate 4(I), pp.10–15.
Resistance of Geopolymer Concrete Putri, W.A.H., 2013. Karakteristik Mortar
Prepared from Blended Waste Fuel Geopolimer Abu Sawit. Jurusan Teknik
Ash. , pp.1–6. Sipil S1,Fakultas Teknik Universitas
Hardjito, D., 2005. Studies on Fly Ash-Based Riau.
Geopolymer Concrete. Curtin Sooraj, V.M., 2013. Effect of Palm Oil Fuel
University of Technology. Ash ( POFA ) on Strength Properties of
Hussin, M.W. et al., 2014. Performance of Concrete. , 3(6), pp.1–7.
blended ash geopolymer concrete at Triwulan, Jaya Ekaputri, J. & Adiningtyas,
elevated temperatures. T., 2007. Analisa sifat mekanik beton
Olivia, M., 2011. Durability Related geopolimer berbahan dasar fly ash dan
Properties of Low Calcium Fly Ash lumpur porong kering sebagai pengisi.
, 33, pp.33–45.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 10

Anda mungkin juga menyukai