1 SM
1 SM
ABSTRACT
The aims of this research are to evaluate the external lightning rod system (SPP) which was set and to
find the effectiveness of the conventional lightning rod system by using electrostatic. Methods used in this
research are data collection and data analysis. The data collecting methods consist of: 1) Observation, 2)
Measurement, 3) Literary review, 4) Interview. The data analyses consist of: 1) Needs, Lightning protected
building, 2) Determining the protection radius, 3) Down conductor, 4) Grounding system. This evaluation result
shows that: 1) Based on the UNY Rectorate’s tallest building, it is necessary to have a lightning rod system with
the protection level of III, 2) The usage of the conventional lightning rod with the corner protection method still
need to increase the protection by adding 27 lightning rods. On the other hand, the usage of electrostatic
lightning rod based on the calculation analysis NFC 17-102 standard, has a radius of 100 m, yet it could protect
the whole UNY rectorate buildings and the surrounding areas, 3) The down conductor and grounding system
earth termination, either conventional lightning rod or electrostatic overall has qualified the standard.
Keywords: External Lightning Rod, Electrostatic Lightning Rod, Conventional Lightning Rod
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sistem penangkal petir (SPP) eksternal yang telah
terpasang dan untuk mengetahui efektifitas sistem penangkal petir konvensional dengan elektrostatis. Dalam
penelitian ini metode evaluasi dilakukan dengan metode pengumpulan data dan analisa data. Metode
pengumpulan data terdiri dari: 1) Observasi, 2) Pengukuran, 3) Studi pustaka, dan 4) Wawancara. Analisa data
terdiri dari: 1) Kebutuhan, bangunan akan proteksi petir, 2) Menentukan radius proteksi, 3) Konduktor penyalur,
dan 4) Terminasi bumi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa: 1) Berdasarkan gedung tertinggi gedung Rektorat
UNY sangat memerlukan adanya sistem penangkal petir dengan tingkat proteksi petir level III, 2) Penggunaan
penangkal petir konvensional dengan metode sudut proteksi masih membutuhkan peningkatan proteksi berupa
penambahan batang penangkal petir sebanyak 27 batang, sedangkan penggunaan penangkal petir elektrostatis
berdasarkan analisa perhitungan standar NFC 17-102 memiliki radius 100 m, namun sudah mampu melindungi
keseluruhan gedung Rektorat UNY dan daerah sekitarnya, dan 3) Konduktor penyalur dan terminasi bumi baik
penangkal petir konvensional maupun elektrostatis keseluruhan sudah memenuhi standar.
Kata kunci: Penangkal Petir Eksternal, Penangkal Petir Elektrostatis, Penangkal Petir Konvensional
187
Rohani: Evaluasi Sistem Penangkal Petir Eksternal di Gedung …
188
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 1, No. 2, November 2017 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/
hari guruh juga digunakan untuk menghitung bumi berdasarkan Peraturan Umum Instalasi
besarnya kerapatan sambaran petir ke tanah. Listrik (PUIL) 2000 Pasal 3. 13.2. 10 dilihat
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh dari tahanan pentanahan yang didapatkan dari
referensi mengenai rumusan-rumusan serta hasil pengukuran. Apabila hasil dari analisa
standar yang akan digunakan untuk menentukan data tidak sesuai dengan standar maka
radius proteksi, minimum bahan konduktor dilakukan evaluasi berdasarkan standar yang
penyalur dan tahan pentanahan. teleh ditetapkan sehingga bangunan
Langkah selanjutnya adalah analisa data. keseluruhan terlindungi.
Pada tahap ini dilakukan analisa perhitungan
terhadap data-data yang diperoleh untuk analisa HASIL DAN PEMBAHASAN
penentuan tingkat proteksi berdasarkan standar
(SNI 037014.1-2004). Setelah mengetahui Besarnya bangunan akan sistem
tingkatan proteksi langkah selanjutnya yaitu penangkal petir berdasarkan gedung tertinggi
melakukan analisa perhitungan radius proteksi gedung Rektorat tampak depan (selatan)
baik penangkal petir konvensional maupun Besarnya kebutuhan suatu bangunan
nonkonvensional (elektrostatis) berdasarkan akan adanya sistem penangkal petir dapat
standar (SNI 037014.1-2004) dan standar ditentukan berdasarkan indeks-indeks yang
French NFC 17-102 September 2011, untuk menyatakan faktor-faktor tertentu seperti pada
konduktor penyalur berdasarkan standar (SNI Tabel 1 sampai 5. (Departemen Pekerjaan
037014.1-2004) dilihat dari ukuran minimum Umum RI, 18-20)
bahan yang digunakan dan untuk terminasi
Tabel 1. Indeks A: Bahaya Berdasarkan Jenis Bangunan
Penggunaan dan Isi Indeks A
Bangunan biasa yang tidak perlu diamankan baik bangunan maupun isinya.
-10
Bangunan dan isinya jarang dipergunakan, misalnya di tengah sawah atau ladang,
menara atau tiang dari metal. 0
Bangunan yang berisi peralatan sehari-hari atau tempat tinggal, misalnya rumah
tinggal, industri kecil atau stasiun kereta api.
1
Bangunan atau isinya cukup penting, misalnya menara air, took barang-barang
berharga, dan kantor pemerintah. 2
Bangunan yang berisi banyak sekali orang, misalnya bioskop, sarana ibadah,
sekolah, dan monument sejarah yang penting.
3
Instalasi gas, minyak atau bensin, dan rumah sakit.
5
Bangunan yang mudah meledak dan dapat menimbulkan bahaya yang tidak
15
terkendali bagi sekitarrya, misalnya instalasi nuklir.
189
Rohani: Evaluasi Sistem Penangkal Petir Eksternal di Gedung …
Tabel 3. Indeks C: Bahaya Berdasarkan Tinggi Tabel 6. Indeks R: Perkiraan Bahaya Sambaran
Bangunan Petir
(m) Indeks C R= Perkiraan
Tinggi Bangunan Pengamanan
A+B+C+D+E Bahaya
Sampai dengan 6 0
Di bawah 11 Diabaikan Tidak perlu
12 2
17 3 Sama 11 Kecil Tidak perlu
27 4 dengan 12 Sedang Agak dianjurkan
35 5 13 Agak besar Dianjurkan
14 Besar Sangat dianjurkan
50 6
70 7
Lebih 14 Sangat Sangat perlu
100 8 dari besar
140 9 Nilai indeks pada gedung Rektorat
200 10 Universitas Negeri Yogyakarta tampak depan
Tabel 4. Indeks D: Bahaya Berdasarkan Situasi (selatan) tahap II berdasarkan Pedoman
Bangunan Perencanaan Penangkal petir adalah sebagai
Situasi bangunan Indeks D berikut:
Di tanah datar pada semua
a. Berdasarkan Tabel 1 gedung Rektorat
ketinggian 0 Universitas Negeri Yogyakarta tampak
Di kaki bukit sampai % tinggi bukit depan (utara) memiliki indeks A sebesar 3
atau di pegunungan sampai l000 1 yakni bangunan yang berisi banyak sekali
meter. orang, misalnya bioskop, sarana ibadah,
Di puncak gunung atau pegunungan sekolah, dan monumen sejarahyang
yang lebih dari 1000 meter. 2 penting
Tabel 5. Indeks E: Bahaya Berdasarkan b. Berdasarkan Tabel 2 gedung Rektorat
Pengaruh Kilat/ Hari Guruh Universitas Negeri Yogyakarta tampak
Hari guruh per tahun Indeks E depan (utara) memiliki indeks B sebesar 2
yakni bangunan dengan konstruksi beton
2 0 bertulang atau rangka besi dan atap bukan
4 1 logam.
8 2
16 3 c. Berdasarkan Tabel 3 gedung Rektorat
32 4 Universitas Negeri Yogyakarta tampak
64 5 depan (utara) memiliki indeks C sebesar 4
125 6 yakni tinggi bangunan sampai 35 meter.
256 7
d. Berdasarkan Tabel 4 gedung Rektorat
Dengan memperhatikan keadaan di Universitas Negeri Yogyakarta tampak
tempat yang hendak dicari tingkat resikonya depan (utara) memiliki indeks D sebesar 0
dan kemudian menjumlahkan indeks-indeks yakni di tanah datar pada semua
tersebut diperoleh suatu perkiraan bahaya yang ketinggian.
ditanggung bangunan dan tingkat pengamanan e. Hari guruh di Daerah Istimewa Yogyakarta
yang harus diterapkan berdasarkan pada Tabel 6 (DIY) sebanyak 256 hari/tahun, maka
di bawah ini. berdasarkan Tabel 5 gedung Rektorat
Universitas Negeri Yogyakarta memiliki
indeks E sebesar 8.
190
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 1, No. 2, November 2017 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/
Penangkal petir yaitu dengan menjumlahkan ditingkat proteksi III dengan nilai efisiensi
seluruh nilai dari indeks di atas dengan: diantara 80%-90%. Oleh karena itu tingkat
R=A+B+C+D+E proteksi pada gedung Rektorat UNY tampak
R=3+2+4+0+8 depan (selatan) tahap II yang sesuai adalah
R = 17 tingkat III.
Perkiraan sambaran petir R = 17, Jika dilakukan analisa perhitungan serupa
berdasarkan pedoman Perencanan Penangkal dengan langkah-langkah di atas menggunakan
Petir nilai tersebut menunjukan gedung data Hari Guruh sebesar 264, Nc sebesar 10-1
Rektorat memiliki bahaya sambaran petir dengan panjang dan lebar bangunan yang
sangat besar, sehingga sangat perlu adanya berbeda serta ketinggian berbeda – beda,
sistem penangkal petir. diperoleh data yang dirincikan dalam Tabel 8.
Perhitungan tingkat proteksi perhitungan Tabel 7. Efisiensi Sistem Proteksi Petir
tingkat proteksi ditentukan dengan Standar Tingkat Proteksi Efisiensi Sistem Proteksi Petir
Nasional Indonesia (SNI) 03-7014.1-2004 (E)
I 0,98
dengan menggunakan data hari guruh, data II 0.95
ukuran bangunan/daerah, area proteksi, III 0,90
frekuensi sambaran langsung setempat (Nd), dan IV 0,80
Sumber: BSN, (2004:13)
frekuensi sambaran tahunan (Nc) yang
Keterangan:
diperbolehkan pada struktur, dengan terlebih E < 0% tidak diperlukan sistem proteksi petir
dahulu menghitung kerapatan sambaran ke 0% < E ≤ 80% berada pada tingkat proteksi IV
tanah (Ng). 80% < E ≤ 90% berada pada tingkat proteksi III
Besarnya sambaran petir ketanah Ng dapat 90% < E ≤ 95% berada pada tingkat proteksi II
95% < E ≤ 98% berada pada tingkat proteksi I
dihitung:
E > 98% berada pada tingkat proteksi I dengan
Ng = 4 . 10-2 . Td 1.25/km2 per tahun penambahan alat proteksi
Ng = 4 . 10-2 . 2641.25 /km2 / tahun Tabel 8. Hasil Perhitungan Beberapa Variasi
Ng = 42,56 per km2 per tahun
Area cakupan ikivalen Ae dapat dihitung
sebagai berikut:
Ae = (ab+6h+(p+l))+(3,14.9h2))
=(1487,5+6(26,6)+76,5)
+((3,14).(9).(26,6)2))
Ae = 21.718,74 m2
Jumlah rata-rata frekuensi sambaran petir dapat
dihitung:
Nd = Ng x Ae x 10-6
Nd = 42,56 x 21.718,74 x 10-6 Pada gedung Rektorat UNY tampak depan
Nd = 0,92 sambaran petir per tahun (selatan) tahap I, II dan III, tampak samping
Dari data Stasiun Meteorologi,
timur dan tampak samping barat, untuk sistem
Kamatologi dan Geofisika Provinsi DIY
penangkal petir eksternalnya menggunakan
diperoleh nilai frekuensi sambaran petir
penangkal petir konvensional dengan panjang
tahunan setempat (Nc) yang diperbolehkan
terminasi udara 1,4 m yang terletak dipuncak
sebesar 10-1 / tahun. Karena nilai Nd lebih besar
atap bangunan tertinggi yang berbentuk plana
dari nilai Nc, maka nilai efisiensi adalah:
kuda.
E Berdasarkan gedung tertinggi yaitu
E gedung Rektorat tampak depan (selatan)
E 0,89 = 89 memiliki tinggi 26,6 m dan panjang terminasi
Dengan demikian nilai E sebesar 0,89 udara adalah 1,4 m maka berdasarkan Tabel 2
berdasarkan pada Tabel 7 nilai E 0,89 berada bangunan tergolong dalam ketinggian 20 m
191
Rohani: Evaluasi Sistem Penangkal Petir Eksternal di Gedung …
sehingga sudut proteksinya 450 sehingga radius menggunaka metode sudut proteksi dengan
proteksinya dapat dihitung dengan: panjang terminasi udara 1,4 meter, gedung
α= Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta tampak
r = α x h = tan 450 x 28 m = 28 m depan (selatan) tahap I, II dan III, tampak
Jika dilakukan analisa yang serupa samping (timur) dan tampak samping (barat)
dengan langkah-langkah di atas dengan belum mampu sepenunya melindungi bangunan
ketinggian gedung dan sudut yang berbeda- dari sambaran petir. Perlindungan efektif adalah
beda sesuai dengan tingkat proteksi maka dapat jika semua bagian bangunan/atap sudah
dirincikan pada Tabel 9. terlindungi oleh penangkal petir atau berada
Tabel 9. Perhitungan Radius Penangkal Petir dalam bidang segitiga proteksi.
Konvensional dengan Metode Sudut Proteksi Untuk mendapatkan perlindungan
Untuk Beberapa Variasi Ketinggian maksimal maka dilakukan evaluasi ulang
dengan menggunakam metode yang sama
dengan penambahan konduktor sebagai
terminal tambahan yang dipasang pada garis
bubungan atap dengan saling terubung sehingga
berbentuk sangkar Faraday seperti pada
Gambar 1, 2 dan 3.
Berdasarkan hasil analisa perhitungan
penangkal petir konvensional dengan
Gambar 1. Evaluasi radius penangkal petir Gambar 2. Evaluasi radius penangkal petir
dengan metode sudut proteksi gedung Rektorat dengan metode sudut proteksi gedung Rektorat
UNY tampak depan tahap I, II dan III UNY tampak samping (barat)
192
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 1, No. 2, November 2017 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/
Tabel 10. Hasil Evaluasi Sistem Penangkal hanya sekitar 100 m sehingga luas radius
Petir Konvensional di Gedung Rektorat UNY proteksinya menjadi:
Ax = x Rp2
Ax = 3,14 x 1002
Ax = 31.400 m2
193
Rohani: Evaluasi Sistem Penangkal Petir Eksternal di Gedung …
194
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 1, No. 2, November 2017 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/
Pada Bangunan Gedung Perkantoran, Diambil pada tanggal 17 Juli 2015 dari
Perumahan Dan Pendopo. Skripsi. https://library.e.abb.com/public/0d06b5
Univesitas Gajah Mada Yogyakarta. f7a4abcf1983257d1200425d24/1TXH0
00196C0202-
Aan Tabrani. 2009. Sistem Proteksi Penangkal
Helita%20external%20lightning%20pr
Petir di Gedung PT Bhakti Wasantara
otection.pdf
Net Jakarta. Skripsi. Universitas Marcu
Buana Nedi Gunawan. 2011. Evaluasi Sistem
Penangkal Petir Eksternal Gedung
Abdul Syakur, ddk. 2006. Sistem Proteksi
Bandara Fatmawati Soekarno
Penangkal Petir Pada Gedung Widya
Bengkulu dengan Metode Konvensional
Puraya. Jurnal. Universitas Diponogoro
dan Elektrogeometri. Skripsi.
Badan Standarisasi Nasional. (2004). Sistem Universitas Bengkulu.
Proteksi Petir Pada Bangunan Gedung
Panitia Revisi PUIL. 2000. Persyaratan Umum
(SNI 03-7015-2004). Jakarta: Badan
Instalasi Listrik 2000. Jakarta: Yayasan
Standarisasi Nasional
PUIL.
Bayu Purnomo. 2015. Penentuan Perlindungan
Protech. 2007. Perbedaan Penangkal Petir
Oleh Batang Penagkal Petir dengan
Konvensional dan Elektrostatis
Metode Sudut Perlindungan. Tesis.
(Radius) System. Diambil pada tanggal
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
10 September 2015 dari
Departemen Pekerjaan Umum Republik http://www.pasangpenangkalpetir.com/
Indonesia. 1987. Pedoman 2014/01/perbedaan-penangkal petir-
Perencanaan Penangkal Petir. Jakarta: konvensional.html#.VkrAUvkrI_4
Departemen Pekerjaan Umum.
Soli Akbar. 2009. Studi Tentang Sistem
French Standar. 2011. French National Standar Penangkal Petir Pada BTS (Base
NFC 17-102. Diambil pada tanggal 12 Transceiver Station) (Aplikasi pada PT.
Oktober 2015 dari Telkomsel-Banda Aceh). Tugas Akhir.
http://id.scribd.com/doc/20738563/NFC Universitas Sumatra Utara. Medan.
-17-
Tri Bambang Lestarianto. 2002. Perancangan
102#scribdhttps://www.google.co.id/url
Sistem Proteksi Petir Eksternal
Hery Setijasa. 2012. Penangkal Petir Terhadap Sambaran Petir Langsung
Ektrostatis dan Konvensional. Jurnal. Pada Stasiun Meteorologi Batan
Politeknik Negeri Semarang. Serpong. Skripsi. Universitas Gajah
Main Catalog. Helita Lightning Protection Mada Yogyakarta.
System External Lightning Protection.
195